BAB 1 : PENDAHULUAN. depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. dan berkeadilan. Sedangkan misinya yaitu meningkatkan derajat kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan industri di Indonesia, mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

PROPOSAL KERJA PRAKTEK DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. PLANT CILACAP JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, kondisi serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada (1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Suma mur (2009) bahwa aktivitas

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin maju ini, perusahaan juga semakin pesat dan

FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam seluruh aktifitas kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidup. membentuk energi listrik (

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Kebutuhan itu dapat bermacam-macam, berubah dan. berkembang dan sering kali tidak disadari oleh pelakunya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut


BAB 1 : PENDAHULUAN. menyelesaikan atau mengatasi stres dengan efektif maka stres tersebut berpotensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. terjadinya gangguan kesehatan seperti kelelahan kerja.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB 1 : PENDAHULUAN. maupun pemberi kerja, jajaran pelaksana, penyedia (supervisor) maupun manajemen,

BAB 1 PENDAHULUAN. kemauan hidup sehat bagi seluruh penduduk. Masyarakat diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Vesta (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber-sumber daya

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan.

DASAR DASAR KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan tenaga kerja mengalami hilangnya konsentrasi pada saat bekerja. sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik maupun psikis terhadap tenaga kerja. Secara umum, faktor bahaya

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan.

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. dari kerja, menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan merehabilitasi pekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penggunaan tembakau, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

Penyakit Akibat Kerja Kuliah 7

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

UPAYA KESEHATAN KERJA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... INTISARI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PT SEMEN PADANG DISKRIPSI PERUSAHAAN DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan

Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (MKLH)

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

BAB I PENDAHULUAN. pekerja, serta pekerja dengan pekerjaannya (International Labour Organization, 1985).

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

BAB I PENDAHULUAN. terpapar bising melebihi 90 db di tempat kerjanya. Diperkirakan lebih dari 20 juta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penurunan vitalitas dan produktivitas kerja akibat gangguan

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) dalam model kesehatan yang dibuat sampai tahun 2020 meramalkan gangguan psikis berupa perasaan lelah yang berat dan berujung pada depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat Indonesia, maka telah ditetapkan visi Indonesia sehat yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki kesehatan yang setinggitingginya. [1] Perundang-undangan No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dinyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.selanjutnya dalam perundang-undangan No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata baik materi maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam melakukan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. [2] Keterlibatan manusia khususnya tenaga kerja dalam proses pembangunan semakin meningkat. Agar tenaga kerja menjadi sehat dan produktif, maka peranan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi semakin penting. K3 sangat penting karena terkait dengan kinerja karyawan untuk mencegah terjadinya kelelahan bahkan kecelakaan kerja dan pada akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan. [3]

Perindustrian di Indonesia telah berkembang semakin maju, karena telah mampu menghasilkan berbagai macam usaha di bidang industri, baik industri besar maupun industri kecil. Kemajuan industri tersebut telah membuka lapangan pekerjaan yang mampu menampung tenaga kerja sehingga secara tidak langsung mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan penghasilan masyarakat. [4] Tujuan utama dari perindustrian adalah untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dengan lebih memperhatikan subyek-subyek yang ada didalamnya, terutama dalam hal perlindungan terhadap manusia dari lingkungan kerjanya. Peranan manusia dalam industri tidak dapat diabaikan karena sampai saat ini dalam proses produksi masih adanya ketergantungan antara alat-alat kerja atau mesin dengan manusia, dengan kata lain adanya interaksi antara manusia, alat dan bahan serta lingkungan kerja yang dapat menimbulkan beberapa pengaruh terhadap tenaga kerja yang merupakan beban tambahan bagi tenaga kerja, dan bisa menimbulkan kelelahan. [5] Kelelahan kerja adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisien dan ketahanan dalam bekerja.kelelahan disebabkan beberapa faktor yaitu beban kerja, kapasitas kerja, dan beban tambahan akibat lingkungan kerja. Faktor beban kerja (durasi kerja fisik dan mental), kapasitas kerja (jenis kelamin, umur, masa kerja, status gizi dan status kesehatan), dan beban tambahan akibat lingkungan kerja seperti lingkungan fisik (meliputi kebisingan, suhu, pencahayaan), kimia (meliputi gas, uap, debu, asap), biologi (meliputi golongan hewan, bakteri parasit), ergonomi meliputi ketidaktepatan sikap kerja dan alat kerja, meja, kursi, alat kerja tangan, alat pelindung diri, dan lain-lain) dan faktor psikologis (meliputi suasana kerja yaitu hubungan antara pekerja dengan pimpinan perusahaan). [6] Menurut International Labour Organization (ILO) tahun 2010 manyatakan bahwa hampir setiap tahun terjadi sekitar 227 juta kecelakaan kerja dan sekitar 1,01% pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kelelahan. Penelitian tersebut

menyatakan dari 58.155 sampel, sekitar 32,8% sampel mengalami kelelahan kerja dari keseluruhan sampel. Hasil penelitian yang dilakukan kementerian tenaga kerja Jepangterhadap 12.000 perusahaan yang melibatkan sekitar 16.000 pekerja yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa ditemukan 65% pekerja mengeluhkan kelelahan fisik akibat kerja rutin, 28% pekerja mengeluhkan kelelahan mental, dan sekitar 7% pekerja mengeluh stress berat dan merasa tersisihkan. [2] Faktor intrinsik pekerja berupa tuntutan tugas yaitu beban kerja merupakan salah satu sumber kelelahan kerja. Beban kerja yang terlalu sedikit akan menyebabkan rasa jenuh dan menimbulkan kebosanan pada pekerja sedangkan beban kerja yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemakaian energi yang berlebihan, sehingga memicu terjadinya kelelahan kerja, baik kelelahan fisik maupun kelelahan mental. Hasil penelitian Irma MR (2014) menyatakan bahwa hasil analisis penelitian mengenai kelelahan kerja menunjukkan bahwa kategori beban kerja beratyang mengalami kelelahan, berdasarkan uji statistik dapat diperoleh nilai p = 0,000. Karena nilai p < 0,05 maka hal ini menunjukkan ada hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja, serta beberapa kategori yang berhubungan dengan kelelahan kerja seperti umur, status gizi, masa kerja dan kebisingan. [7] Menurut Januar Atiqoh, dkk (2014) menyatakan bahwa hasil analisis mengenai kelelahan menunjukkan sebagian besar respondenmengalami beban kerja yang berat sehingga memerlukan perbaikan, berdasarkan uji statistik dapat diperoleh nilai p = 0,0001. Karena nilai p < 0,05 maka hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja. Pada kategori sikap kerja yang mengalami kelelahan, berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p = 0,0001. Karena nilai p < 0,05 makahal ini menunjukkan adanya hubungan antara sikap kerja dengan kelelahan kerja,serta beberapa kategori yang berhubungan dengan kelelahan kerja seperti usia, masa kerjadan status gizi. [8]

PT Semen Padang merupakan pabrik penghasil semen pertama di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1910 berlokasi di Kelurahan Indarung Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang, Sumatera Barat.PT Semen Padang adalah perusahaan yang memproduksi semen dengan jumlah produksi kurang lebih 6.000.000 ton/tahun.pt Semen Padang diketahui memiliki kegiatan produksi meliputi beberapa proses yaitu raw mill (proses pencampuran bahan dengan proporsi yang tepat dan dimulai tahap penggilingan awal bahan mentah dengan mesin penghancur sehingga berbentuk serbuk), klin mill (proses pembakaran menggunakan preheater dengan suhu 1.300ºC, sehingga membentuk kristal klinker yang kemudian didinginkan di cooler dengan bantuan angin dan panas dari proses pendinginan tadi dialirkan lagi ke preheater untuk menghemat energi), dan cement mill (proses penggilingan dalam tabung yang berputar yang berisi bola-bola baja sehingga berbentuk serbuk semen yang halus, kemudian disimpan dalam silo atau tempat penampungan semen). Proses produksi tersebut dibagi beberapa unit, salah satunya produksi IV. Kegiatan operasional pabrik dalam memproduksi semen tersebut memerlukan pengawasan yang teliti karena risiko yang paling besar dengan tingkat kelelahan yang tinggi dibagian tersebut akan menyebabkan pekerjaan yang fatal seperti cedera, penyakit akibat kerja, dan lain sebagainya. Jika terjadinya kelelahan kerja yang berisiko pada pekerja di bagian produksi, maka akan menyebabkan tingkat kecelakaan kerja yang tinggi pula bagi pekerja. Agar proses produksi berjalan lancar, sebaiknya meminimalisir terjadinya kesalahan kerja dan mengurangi dampak penyebab kelelahan kerja sehingga kualitas produksi semen dan produktivitas pekerja optimal. Oleh karena itu diperhatikan kemampuan karyawan yang sesuai dengan beban kerja dan kapasitas kerjanya agar terhindar dari kesalahan kerja yang menyebabkan kelelahan serta kecelakaan kerja. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kepada 10 orang pekerja bagian produksi PT Semen Padang, didapatkan bahwa 60% pekerja bagian produksi

mengalami kelelahan dengan gejala seperti tidak berkonsentrasi, mengantuk, nyeri bagian punggung, kurang sehat, kaku saat bergerak, sakit dibagian kepala, dan lain sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti berminat dan tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja di bagian produksi IV PT Semen Padang. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: faktor apa saja yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja di bagian produksi IV PT Semen Padang tahun 2016. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja di bagian produksi IV PT Semen Padang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahuidistribusi frekuensi kelelahan kerjapada pekerja di bagian produksi IV PT Semen Padang. 2. Mengetahuidistribusi frekuensi faktor beban kerja pada pekerja di bagian produksi IV PT Semen Padang. 3. Mengetahuidistribusi frekuensi faktor status gizipada pekerja di bagian produksi IV PT Semen Padang. 4. Mengetahuidistribusi frekuensi faktor sikap kerjapada pekerja di bagian produksi IV PT Semen Padang. 5. Mengetahui hubungan faktor bebankerja dengan kelelahan kerja pada pekerja di bagian produksi IV PT Semen Padang.

6. Mengetahui hubungan faktor status gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja di bagian produksi IV PT Semen Padang. 7. Mengetahui hubungan faktor sikap kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja di bagian produksi IV PT Semen Padang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kesehatan masyarakat khususnya bidang keselamatan dan kesehatan kerja tentang faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan kelelahan kerja. 1.4.2 Manfaat praktis 1. Sebagai bahan masukan bagi PT Semen Padang dan instansi dalam mengetahui faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja. 2. Sebagai bahan pertimbangan PT Semen Padang dalam menyusun perencanaan kebijakan untuk mengurangi dampak kesehatan yang ditimbulkan pada pekerja. 3. Meningkatkan pengetahuan penulis dalam menganalisis permasalahan suatu penelitian. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah hubungan antara variabel independen yaitu beban kerja, status gizi dan sikap kerja dengan variabel dependen yaitu kelelahan kerja pada pekerja dibidang produksi IV PT Semen Padang tahun 2016.