PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KARI (Murraya koenigii) TERHADAP MIKROBIOLOGI DAGING KAMBING KACANG

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. perendam daging ayam broiler terhadap awal kebusukan disajikan pada Tabel 6.

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

PENURUNAN TOTAL KOLONI BAKTERI DAGING AYAM PEDAGING

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda

PENDAHULUAN. Kondisi ini akan lebih diperparah lagi akibat penjualan. pengawetan untuk menekan pertumbuhan bakteri.

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

POPULASI BAKTERI PADA TELUR AYAM LEGHORN SETELAH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengawet yang berbahaya (Ismail & Harahap, 2014). Melihat dari

Daya Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK LAOS PUTIH (ALPINIA GALANGAS) TERHADAP BAKTERI Escericia coli DAN Salmonella sp. Lely Adel Violin Kapitan 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB I PENDAHULUAN. nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu hasil perikanan budidaya

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

(The Effect of Using Various Concentration of Extract Red Galangal (Alpinia Purpurata k. schum) Againts the Sustainable of Broilers)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. sumber protein hewani selain daging. Telur tidak hanya dijual dalam keadaan. sekarang banyak olahan telur yang menggunakan telur puyuh.

BAB I PENDAHULUAN. biasa (suhu kamar) daya tahannya rata-rata 1 2 hari saja. Setelah lebih dari

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

I. PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan,

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam Air Perasan Jeruk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan air panas. Susu kedelai berwarna putih seperti susu sapi dan

I. PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang gizi yang meningkat. Penduduk Indonesia

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. secara optimal (Direktorat Pengelolaan Hasil Perikanan, 2007 dalam Marada, 2012).

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH. Evaluasi Mutu dan Waktu Kadaluarsa Sirup Teh Dari Jumlah Seduh Berbeda RINGKASAN

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

AKTIVITAS ANTIMIKROBIA DAUN MANGGA (Mangifera indica L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) Daun Belimbing Wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4. Borok Pada Ikan Mas yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari lautan yang menghasilkan berbagai macam hasil perikanan yang terus

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KARI (Murraya koenigii) TERHADAP MIKROBIOLOGI DAGING KAMBING KACANG Di sajikan oleh: Siti Nurmayanti Purwaningsih (E10013222) di bawah bimbingan : Dr. Ir. Yurleni., M.Si. 1) dan Dr. Revis Asra., S.Si, M.Si. 2) Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Jambi Email : mayanurmayantiii@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman daging kambing kedalam ekstrak daun kari terhadap daya simpan daging yang dilihat dari uji mikrobiologinya. Penelitian ini menggunakan empat ekor ternak kambing betina dewasa yang tidak bunting berumur 2,5 3,5 tahun. Materi yang digunakan adalah otot Biceps femoris (otot paha bagian kaki belakang). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan (kelompok). Peubah yang diamati adalah Nilai ph Daging, Uji Total Plate Count (TPC), Uji Eber, Warna Daging dan Bau Daging. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA), Hasil analisis yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap TPC daging dan Uji Eber, pada warna dan bau terjadi perbedaan antar perlakuan. Namun perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai ph daging. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengujian ekstrak daun kari sebagai bahan pengawet daging dapat menghambat pembusukan pada suhu ruang selama 24 jam. Kata kunci : Ekstrak daun kari, Daging, Kambing kacang, Mikrobiologi.. PENDAHULUAN Daging merupakan jaringan dari hewan dan dapat diolah sehingga dapat dikonsumsi, tanpa menganggu kesehatan tubuh. Kebanyakan daging ternak yang dijumpai untuk digunakan sebagai bahan makanan yaitu daging kambing. Daging memiliki kandungan gizi yang sangat lengkap. Selain protein yang tinggi, daging memiliki banyak nutrisi yang baik bagi kesehatan karena adanya asam amino esensial yang lengkap dan seimbang. Tingginya permintaan akan sumber protein hewani yang sehat dan bergizi serta mempunyai kualitas dan kuantitas yang mencukupi, memaksa industri peternakan Indonesia untuk meningkatkan produksinya. Penanganan daging kambing yang dijual di pasar tradisional yang hanya digantung pada suhu kamar, menyebabkan daging mudah terkontaminasi oleh mikroorganisme pembusuk dan menurunkan kualitas daging kambing karena proses mikrobiologis, kimia, dan fisik. Pembusukan daging meliputi perubahan substrat pada daging yang disimpan (Lawrie, 1995). Peningkatan jumlah organisme pada proses pembusukan diikuti dengan kerusakan fisik daging, oksidasi, perubahan warna, perubahan ph, dan perubahan bau yang menjadikan makanan tidak layak untuk dikonsumsi. Penggunaan bahan pengawet dan antioksidan sintetis pada bahan panan saat ini tidak direkomendasikan oleh kementerian 1

kesehatan karena diduga dapat menyebabkan penyakit kanker. Indonesia kaya akan aneka ragam jenis tanaman, baik sebagai sumber obat, tanaman pelindung atau bahan pangan. Dari berbagai jenis tanaman tersebut, terdapat beberapa tanaman yang memiliki sifat antioksidan dan antibakteri. Di antara jenis tanaman yang diketahui memiliki kandungan tersebut ialah daun kari (Murraya koenigii). Daun kari banyak ditemukan di provinsi Nanggero Aceh Darusallam (NAD), dan dimanfaatkan secara luas Kontaminasi permukaan daging atau karkas dapat terjadi saat penyemblihan ternak hingga daging siap dikonsumsi. Kerusakan pada daging juga dapat disebabkan karena adanya benturan fisik, perubahan kimia dan aktivitas mikroba. Untuk mempertahankan kualitas daging dilakukan proses pengawetan dengan METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 13 Februari 2017 sampai dengan tanggal 13 Maret 2017. Pengambilan sampel daging penelitian Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan daging yang berasal dari ternak kambing betina yang tidak bunting. Otot yang digunakan adalah otot bagian kaki belakang (Biceps femoris) yang dipotong di Rumah Potong Hewan (TPH) Mat Beken Kota Jambi dan daun kari yang diperoleh dari tanaman masyarakat. Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini Metode Penelitian Pembuatan ekstrak daun kari dilakuakan dengan cara memilih daun kari segar yang berwarna hijau tua, sebanyak 600 gram, daun kari dicuci terlebih dahulu kemudian ditambahkan 600 ml Aquadest dengan perbandingan oleh masyarakat sebagai rempah penyedap masakan. Das dkk., (2011) menyatakan dari beberapa studi bahwa karbazol alkaloid yang dimiliki oleh daun kari memiliki aktivitas biologis sebagai anti kanker, dan memiliki aktivitas antimikroba, serta jamur. Dalam daun kari terkandung senyawa fitokimia yakni minyak atsiri, alkoloid, saponin, tanin dan flavonoid.(robinson, 1995). pemanfaatan tanaman herbal. Salah satu tanaman yang berkhasiat dan dikenal masyarakat adalah daun kari (Murraya koenigii) yang mengandung senyawa antimikroba atau antibakteri. Namun informasi tentang penggunaan tanaman kari sebagai bahan antimikroba untuk daging belum dijumpai. dilakukan di Tempat Potong Hewan (TPH) Mat Beken Kota Jambi, dan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Universitas Jambi. adalah pengukuran ph : ph meter dan gelas ukur 50 ml. Uji Total plate count (TPC): pipet 1 ml, cawan petri, inkubator, tabung reaksi, rak tabung reaksi, vortex, timbangan analitik, labu elemeyer, autoclave. Uji Eber: kawat steril, timbangan analitik, stopwatch, tabung reaksi dan rak tabung reaksi. Warna: Meat Colour Scale. Bahan yang digunakan yaitu : aquades, larutan eber, pepton, dan media NA. 1:1. Bahan tersebut kemudian dihancurkan dengan menggunakan blender sampai halus, setelah itu disaring menggunakan saringan dan hasil saringan dianggab berkonsenterasi 100%. Filtrat yang diperoleh diencerkan menjadi 25%, 50%, dan 75%. 2

Setelah ekstrak daun kari didapat sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan, maka daging disiapkan, untuk masing-masing perlakuan sebanyak 50 gram, kemudian daging direndam dalam larutan ekstrak selama 30 menit, kemudian sampel ditiriskan dan disimpan pada suhu kamar selama 24 jam. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 kelompok (ulangan). Masing-masing perlakuan perendaman adalah sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pengaruh pemberian ekstrak daun kari (Murraya koenigii) yang dilihat dari uji mikrobiologi terhadap nilai ph, Total Plate Count Tabel 1. Rataan hasil penelitian penggunaan Ekstrak Daun Kari yang dilihat dari Uji Mikrobiologi terhadap nilai ph, Total Plate Count (TPC), dan Uji Eber daging kambing Kacang. Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama Nilai ph Daging Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai ph daging segar dan nilai ph sesudah perlakuan. Nilai ph tertinggi berada dalam perlakuan P0 (5,53) sedangkan nilai ph terendah ditunjukkan pada perlakuan P3 (5,43). Nilai ph daging pada penelitian ini berkisar antara 5,43-5,53 dan masih dalam kisaran nilai ph ultimat daging. Hal ini sejalan dengan pernyataan Soeparno (2005), nilai ph ultimat daging normal adalah antara 5,4-5,8. Kandungan antioksidan dan antibakteri pada daun kari belum berpengaruh terhadap nilai ph daging. Nilai ph daging lebih dipengaruhi oleh kandungan asam laktat yang tertimbun P0 = Otot biceps femoris tanpa ekstrak daun kari 0 % P 1 = Otot biceps femoris dengan ekstrak daun kari 25 % P 2 = Otot biceps femoris dengan ekstrak daun kari 50 % P 3 = Otot biceps femoris dengan ekstrak daun kari 75 % Peubah yang diamati adalah ph, TPC, Uji Eber, warna dan bau. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA), apabila hasil analisis yang diperoleh berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji duncan. (TPC), dan Uji Eber daging kambing Kacang terdapat pada Tabel 1. Perlakuan P0 P1 P2 P3 ph 5,53 tn ±0,33 5,47 tn ±0,24 5,44 tn ±0,27 5,43 tn ±0,14 menunjukkan (p<0,05). TPC (cfu/gr) 154 10 6a ±34,10 89 10 6b ±5,29 81 10 6bc ±9,31 66 10 6c ±8,64 berbeda nyata di dalam otot, yang selanjutnya ditentukan oleh kandungan glikogen dan penanganan sebelum penyemblihan. Penanganan ternak sebelum penyemblihan di RPH sama, sehingga menyebabkan nilai ph akhir juga tidak jauh berbeda. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kusumaningrum et al., (2013) yaitu Penurunan ph juga dapat diakibatkan proses biokimiawi dalam jaringan otot yang telah dipotong. Penurunan nilai ph daging juga disebabkan akibat adanya perlakuan perendaman menggunakan ekstrak daun kari yang memiliki rataan nilai ph asam yaitu 5,14 sehingga dengan perendaman ekstrak daun kari selama 24 jam ph menjadi turun. Uji Eber (detik) 2,80 a ±0,24 2,95 a ±0,34 4,53 b ±0,51 4,97 b ±1,19 3

Total Koloni Bakteri (TPC) Pada analisis ragam menunjukkan bahwa perendaman daging kambing Kacang ke dalam larutan ekstrak daun kari menunjukkan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap total plate count (TPC). Hal ini membuktikan bahwa zat aktif dalam daun kari seperti tannin, saponin, flavonoid, dan minyak atsiri mampu menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging kambing. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah bakteri yang terdapat pada daging masih bervariasi namun pada perlakuan yang direndam dalam ekstrak daun kari dengan kadar 50% (P2) dan 75% (P3) UJI EBER Dari hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perendaman daging kambing Kacang dengan larutan ekstrak daun kari berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap uji eber. Hasil ini sejalan dengan nilai uji Total Plate Count (TPC) yang juga berpengaruh nyata. Hal ini karena pegaruh kandungan saponin, flavonoida, dan tannin pada ekstrak daun kari telah bereaksi dengan daging dan menghambat mikroba (Simanjuntak, 2008). Zat aktif tersebut membutuhkan waktu untuk penetrasi ke serat daging, ini ditunjukkan dengan waktu yang semakin meningkat. Pada hasil penelitian terlihat adanya penurunan bakteri pada daging yang direndam Tabel 2. Skor dan deskrpsi warna penggunaan ekstrak daun kari terhadap warna dan bau kambing kacang. WARNA Pada hasil yang didapat dilihat adanya peningkatan skor warna daging kambing yang diberi ekstrak daun kari. Ini diduga kandungan zat aktif daun kari seperti flavanoid dapat mempengaruhi warna pada daging kambing. Zat aktif flavanoid bereaksi menunjukkan mempunyai kadar bakteri yang lebih sedikit dibandingkan dengan tanpa perendaman (P0). Hal ini dikarenakan daun kari memiliki sifat antijamur dapat menghambat bakteri patogen. De-Fatima et al., (2006) mengungkapkan hasil pengamatannya secara in vitro terhadap ekstrak daun kari, baik digunakan dalam perawatan kesehatan karena bersifat antibiotik serta zat aktif yang dimiliki oleh daun kari memiliki aktivitas biologis sebagai antikanker, atimikroba, antijamur dan memiliki aktivitas hipoglikemik tanpa efek samping. dalam larutan ekstrak daun kari dibandingkan dengan tanpa perendaman. Hal ini menunjukkan bahwa P0 mempunyai waktu yang paling cepat mengeluarkan uap dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Prawesthrini dkk. (2009) yang menyatakan bahwa, gas NH 3 yang dihasilkan dari daging akibat perombakan bakteri akan bereaksi dengan larutan Eber sehingga menghasilkan uap NH 4 Cl. Semakin cepat uap NH 4 Cl muncul menandakan jumlah cemaran mikroba pada daging semakin banyak sehingga mengakibatkan proses pembusukan pada daging semakin cepat. Warna Bau Perlakuan Skor Deskripsi Warna Skor Deskripsi Warna P0 3 Merah Terang 1 Bau Khas Daging P1 9 Merah Gelap 2 Agak Berbau Kari P2 9 Merah Gelap 3 Berbau Kari P3 7 Merah Kegelapan4 Berbau Ari Kuat dengan zat warna yang ada dalam daging seperti mioglobin dan hemoglobin, akibatnya terjadi perubahan warna pada daging kambing, dari warna gelap menjadi 4

warna merah kegelapan. Hal ini sejalan dengan pendapat Soeparno (2005), menjelaskan bahwa warna daging dipengaruhi oleh pigmen. Pigmen daging ini terdiri dari dua protein yaitu myoglobin pigmen otot dan haegmoglobin pigmen darah. Konsenterasi myoglobin dalam otot BAU Berdasarkan uji organoleptik yang dilakukan panelis menggunakan skoring bau, bahwa bau daging kambing semua perlakuan itu berbeda. Daging kambing yang diberi ekstrak daun kari dengan daging tanpa ekstrak daun kari tidak tercium busuk dan beraroma khas daging. Hal ini berarti bahwa senyawa ekstrak daun kari seperti saponin, flavonoid, dan tannin dapat memberi pengaruh terhadap bau daging kambing dengan menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk yang menyebabkan berubahnya aroma daging. Menurut Robinson (1995) bahwa, flavonoid berfungsi sebagai antibakteri, antioksidan, dan jika diberikan pada kulit dapat menghambat pendarahan, sedangkan saponin memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik yang berfungsi membunuh atau mencegah KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan ekstrak daun kari (Murraya koenigii), dapat mempertahankan kualitas daging kambing yang disimpan pada suhu ruang selama 24, hal ini ditunjukan terbaik pada perlakuan perendaman daging menggunakan konsentrasi 50% dan 75% dengan menunjukkan nilai TPC yang paling kecil dan Uji Eber paling besar. Pada warna dan bau akan menyebabkan macam otot merah atau putih. Hal ini disebabkan karna adanya faktor-faktor yang menjadi penentu utama warna daging adalah konsenterasi pigmen daging mioglobin oleh pakan, spesies, bangsa, umur, jenis kelamin, stress, ph, dan oksigen. pertumbuhan mikroorganisme, tannin juga berfungsi sebagai antimikroba. Sifat biologis dari senyawa saponin mempunyai kemampuan menghemolisis sel darah merah dan aktivitas menghambat bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus, Salmonella typhimurium dan Escherichia coli (Hasan et al, 2010). Sehingga daging yang diberi ekstrak daun kari kebusukan nya dapat diperlambat. Pada penelitian Saidah dkk (2011) bahwa, daging mudah sekali mengalami kerusakan oleh mikroba. Kerusakan daging ditandai oleh adanya perubahan bau dan timbulnya lendir, kerusakan oleh mikroba pada daging terutama disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pembusuk. terjadi perbedaan antar perlakuan. Namun perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai ph daging. Saran Penelitian ini dapat di kembangkan dengan menggunakan metode ekstraksi dan konsentrasi yang berbeda untuk mengetahui kandungan zat aktif pada daun kari sebagai bahan pengawet daging kambing. 5

DAFTAR PUSTAKA Das, A. K., V. Rajkumar, and D. K. Dwivedi. 2011. Antioxidant effect of curry leaf (Murraya koenigii) powder on quality of ground and cooked goat meat. J. International Food Research. (18):563-569. de-fatima, A., L. V. Modolo, L. S. Conegero, R. A. Pilli, C. V. Ferreira, L. K. Kohn, and J. E. de-carvalho. 2006. Lactones and their derivatives: biological activities, mechanisms of action and potential leads for drug design. J. Med. Chem. 13:3371-3384. Hassan, SM., A. U. Haq, J. A. Byrd, M. A. Berhow, A. Cartwright, and C. A. Bailey. 2010. Haemolytic and antimicrobial activities of saponin-rich ekstracts from guar meal. Food Chem. 119:600-605. Kusumaningrum, A., P. Widyaningrum, dan I. Mubarok. 2013 Penurunan total bakteri daging ayam dengan perendaman infusa daun salam (Syzygium polyantum). J MIPA 36:14-19. Lawrie, R. A. 1995. Ilmu Daging. Edisi Kelima. Terjemahan Aminudin Parakksi. UI Press. Jakarta Prawesthirini, S., H. P. Siswanto, A. T. S. Estoepangestie, M. H. Effendi, N. Harijani, G. C. de Vries, Budiarto, dan E. K. Sabdoningrum. 2009. Analisa Kualitas Susu, Daging dan Telur. Cetakan kelima. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. (Terjemahan K. Padmawinata). Institut Teknologi Bandung. Bandung. Saidah, F., S. Yusnita, dan I. herlinawati. 2011. Hasil Penelitian Cemaran Mikroba Daging Kambing Di Pasar Swalayan dan Pasar Tradisional. Dilavet. Volume 21, Nomor 2. Simanjuntak, R. M. 2008. Ekstraksi dan Fraksinasi Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathrichum. L) serta Pengujian Efek Seidaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar. Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 6