SCAFFOLD DARI BOVINE HYDROXYAPATITE DENGAN POLY VYNIALCHOHOL COATING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan bahan rehabilitasi. cukup besar, sehingga berbagai upaya dikembangkan untuk mencari

I. PENDAHULUAN. bidang kesehatan bahan ini biasa diimplankan di dalam tubuh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. fosfat dan kalsium hidroksida (Narasaruju and Phebe, 1996) dan biasa dikenal

STUDI KUALITAS DIAMONIUM HIDROGEN FOSFAT DALAM FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. karies gigi (Wahyukundari, et al., 2009). Berdasarkan hasil riset dasar yang

PENGARUH KONSENTRASI Ca 2+ DAN (PO4) 3- PADA PEMBENTUKAN HIDROKSIAPATIT DI DALAM MATRIKS SELULOSA BAKTERIAL

Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat

Keywords: Blood cockle shell, characterization, hydroxyapatite, hydrothermal.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

STUDI PENGUJIAN SEM DAN EDX HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN 0

BAB I PENDAHULUAN. biomaterial logam, keramik, polimer dan komposit. kekurangan. Polimer mempunyai kekuatan mekanik yang sangat rendah

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. prosedur yang kompleks dengan kemungkinan resiko terhadap pasien

PENGOLAHAN DAN KARAKTERISASI SERBUK HIDROSIAPATIT DARI LIMBAH TULANG SAPI UNTUK BAHAN GIGI PENGGANTI

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

Biokeramik pada Dental Implant

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi laka lantas MABES Polri tercatat ada 61,616 kasus kecelakaan lalu lintas di

Potensi Kerang Ranga sebagai Sumber Kalsium dalam Sintesis Biomaterial Substitusi Tulang

Sintesa dan Studi XRD serta Densitas Serbuk Hidroksiapatit dari Gipsum Alam Cikalong dengan 0,5 Molar Diamonium Hidrogen Fosfat

STUDI XRD PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DENGAN CARA HIDROTERMAL STOIKIOMETRI DAN SINTERING 1400 C

PROSES SINTESA DAN PENGUJIAN XRD HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN BEJANA TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terjadi akibat kerusakan serat kolagen ligamentum periodontal dan diikuti

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

PENGARUH PERSENTASE ZEOLIT ALAM TERHADAP TEGANGAN GESER PADA UJI PULLOUT SERAT KONTINYU BAJA TAHAN KARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan. masyarakat dunia, khususnya negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. tulang dan gigi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel yang akan

SINTESIS SENYAWA KALSIUM FOSFAT DENGAN TEKNIK PRESIPITASI SINGLE DROP

WULAN NOVIANA ( )

Proses Sintesa dan Pengujian XRD. dengan Proses Terbuka

CANGKANG TELUR AYAM RAS DENGAN VARIASI KOMPOSISI DAN PENGARUHNYA TERHADAP POROSITAS, KEKERASAN, MIKROSTRUKTUR, DAN KONDUKTIVITAS LISTRIKNYA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Ikan alu-alu (Sphyraena barracuda) (

Proses Sintesa dan Pengujian X-Ray Diffraction (XRD) Hidroksiapatit dari Bulk Gipsum Alam Cikalong dengan Bejana Tekan

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab III Metodologi Penelitian

PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DARI CUTTLEFISH LAUT JAWA (KENDAL) DENGAN BEJANA TEKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Studi Kualitas Diamonium Hidrogen Fosfat Brataco Dengan Pengujian XRD dan AAS

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pori

Pengaruh Waktu Sintering terhadap Sifat Mekanik Tricalcium Phosphate (TCP) Berpori yang Dibuat dengan Metode Protein Foaming-Starch Consolidation

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sedang dikembangkan saat ini adalah komposit kolagen hidroksiapatit.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Material Biokomposit Bovine Hidroksapatit (BHA)/Shellac dan Kitosan Sebagai Material Bone Filler

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

Fabrikasi Tri Kalsium Fosfat Menggunakan Wheat Particles sebagai Agen Pembentuk Pori

Pengaruh Penambahan Hidroksiapatit dan Waktu Pencelupan Terhadap Pelapisan Logam Stainless Steel 316L Dengan Metode Dip Coating

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi implan tulang merupakan pendekatan yang baik (Yildirim, 2004).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

PROSES SINTESIS DAN KARAKTERISASI FTIR HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM KULON PROGO

PROSES SINTESIS DAN KARAKTERISASI FTIR HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM KULON PROGO

PEMBUATAN SCAFFOLD TRIKALSIUM FOSFAT BERPORI MENGGUNAKAN METODE PROTEIN FOAMING-CONSOLIDATION DENGAN VARIASI WAKTU DAN TEMPERATUR PENGERINGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis

PENGARUH LAMA MATURASI TERHADAP DERAJAT KRISTALINITAS DAN KEKERASAN (HARDNESS) NANO-HIDROKSIAPATIT DARI CALCITE DRUJU MALANG

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron

Sintesis Hidroksiapatit Berbahan Dasar Tulang Sapi dengan Metode. Pretipitasi sebagai Kandidat Pengganti Graft Berdasarkan Compressive Strength

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

PENGARUH PENAMBAHAN WHEAT PARTICLES DAN WAKTU SINTERING PADA FABRIKASI TRICALCIUM PHOSPATE DENGAN METODE STARCH CONSOLIDATION

Pembuatan Material Sintesis Nano Hydroxyapatite Untuk Aplikasi Scaffolds Tulang Mandibula Dari Tulang Cumi Sontong Menggunakan Metode Kalsinasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang adalah jaringan ikat yang keras dan dinamis (Kalfas, 2001; Filho

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan semen gigi yang baik ini bertujuan untuk memperbaiki susunan gigi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB II TEORI DASAR. 1. Hydroxyapatite

SINTESIS DAN KARAKTERISASI β-tricalcium PHOSPHATE DARI CANGKANG TELUR AYAM DENGAN VARIASI SUHU SINTERING

SINTESIS HIDROKSIAPATIT DARI TULANG SAPI DENGAN METODE BASAH- PENGENDAPAN ABSTRAK ABSTRACT

: PEMBUATAN KERAMlK BERPORI CORDIERITE (2MgO. 2Ah03' 5SiOz) SEBAGAI BAHAN FILTER GAS. Menyetujui Komisi Pembimbing :

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux

PEMBUATAN TRIKALSIUM FOSFAT BERPORI MENGGUNAKAN METODE PROTEIN FOAMING-STARCH CONSOLIDATION

SIFAT MEKANIK DAN KARAKTERISTIK MATERIAL BIOKOMPOSIT BOVINE HIDROKSIAPATIT (BHA)/AMPAS KOPI/SHELLAC SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat

BAB I PENDAHULUAN. sekitar delapan juta orang mengalami kejadian patah tulang dengan jenis patah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. telah tanggal. Selama lebih dari 35 tahun dental implantology telah terbukti

Uji Mikrostruktur dengan SEM HASIL DAN PEMBAHASAN Cangkang Telur Hidroksiapatit

METODOLOGI PENELITIAN

Presentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381

THE INFLUENCE OF CITHOSAN CONCENTRATION VARIATION OF HYDOXYAPATITE SCAFFOLD SPONGE ON CRYSTALINITY AND PORE SIZE

Gambar 4.7. SEM Gelas BG-2 setelah perendaman di dalam SBF Ringer

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pencangkokan tulang. Tulang merupakan jaringan kedua terbanyak. tahun dilakukan diseluruh dunia (Greenwald, 2002).

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS. ERFAN PRIYAMBODO NIM : Program Studi Kimia

PENGARUH SUHU PEMANASAN BAHAN TULANG TIRUAN TERHADAP KUAT TEKAN. Hasanuddin. Abstrak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

Gardan. Vol. 5 No. 1, Oktober

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

Transkripsi:

VOLUME 1 No. 2, 22 Juni 2012 Halaman 71-143 SCAFFOLD DARI BOVINE HYDROXYAPATITE DENGAN POLY VYNIALCHOHOL COATING Alva Edy Tontowi Program Studi Rekayasa Biomedik Sekolah Pascasarjana UGM Yogyakarta, Indonesia Email: alvaedytontowi@ugm.ac.id Punto Dewo RS.Dr. Sardjito Yogyakarta, Indonesia Endang Tri Wahyuni Program Studi Fisika FMIPA UGM Yogyakarta, Indonesia Joko Triyono Program Studi Rekayasa Biomedik Sekolah Pascasarjana UGM Yogyakarta, Indonesia ABSTRACT In Indonesia, it is about 40% patients with hard tissue defect due to ostheoporosis, cancer or accidents and the rest are defect since they have born.for many years, efforts for recovering have been done by transplantation or implantation methods.transplantation is more appropriate butit is not sustain because of limited donor, while implantation using synthetic materials such as bioceramics scaffoldis expensive due to import and the scaffold is easier to break which does not match to the medical requirements.the research therefore has been addressed to this issue. Local bovine hydroxyapatite (bha)scaffold has been used as thebase material and poly vynilalchohol (PVA) as a coating material.the bha scaffold was prepared by cutting a fresh bovine bone in the size of 5mmx5mmx5mm and boil it in a distilled water to remove its organic material. It was then heated up at 900 o C for 2 hours in furnace to obtain bovine hydroxyapatite scaffold (bha). Coating process has been carried out by dip coating of the bhascaffold in PVA solution. Keywords:tulangsapi (bovine), hydroxyapatite, kalsinasi, PVA, scaffold, implantulang. ABSTRAK Sekitar 40 % kerusakan jaringan keras tubuh karena tulang rapuh, kanker tulang atau kecelakaan banyak terjadi di Indonesia, sisanya karena cacat bawaan sejak lahir. Upaya yang telah dilakukan untuk mengembalikan fungsinya adalah restorasi tulang menggunakan metode transplantasi atau implantasi. Penggunaan transplanstasi terbatas donornya, sedangkan implant menggunakan material sintetik seperti paduan metal atau biokeramik mahal untuk pasien Indonesia karena produk impor, meskipun bahan baku scaffold biokeramik, seperti tulang sapi lokal/bovine (sekitar Gunung Merapi) berlimpah. Sediaan yang ada di pasaran adalah masih berupa bone graft yang dibuat dari tulang sapi, tetapi belum berupa biokeramik. Sehingga penggunaan bone graft jenis ini masih diragukan biokompatibiltasnya. 126

Alva Edy Tontowi, Punto Dewo, Endang Tri Wahyuni dan Joko Triyono e SCAFFOLD DARI BOVINE HYDROXYAPATITE DENGAN POLY VYNIALCHOHOL COATING Untuk itu proses lanjutan masih diperlukan untuk menjadikan biokeramik dan perlu diberi penguat agar tidak rapuh saat dipasang sehingga sesuai dengan kebutuhan dalam praktek. Dalam riset ini, bone graft dari tulang sapi lokal tersebut diproses lebih lanjut menjadi scaffold hydroxyapatite dan diperkuatdengan PVA yang biokompatibel dengan tubuh manusia. Proses pembuatan bovine hydroxyapatite dilakukan dengan cara memotong tulang cancelleous sapi lokal dalam ukuran 5mm x 5mm x 5mm kemudian dibersihkan dari bahan organic dan dikalsinasi pada temperatur 900 o C selama 2 jam. Selanjutnya scaffold ini dilapisi dengan PVA agar kuat mekaniknya sesuai kebutuhan dalam praktek dengan cara direndam dalam PVA cair selama beberapa menit. Scaffold yang sudah terlapisi PVA selanjutnya diuji XRD dan struktur mikronya menggunakan SEM. Kata Kunci: tulangsapi (bovine), hydroxyapatite, kalsinasi, PVA, scaffold, implantulang. PENGANTAR Perkembangan ilmu dan teknologi biokeramik dewasa ini telah memberikan kontribusi terhadap upaya-upaya penambahan dan penggantian jaringan keras. Keramik saat ini memegang peranan penting dalam bidang rekayasa jaringan dan kedokteran regeneratif. Keramik dapat merepresentasikan dan menjadi scaffold jaringan keras seperti gigi dan tulang. Beberapa material telah dikaji untuk dikembangkan menjadi bahan bioaktif yang akan memacu terjadinya biomineralisasi pada tulang adalah material berbasis bioceramic seperti Calcium Phosphate, yaitu Tricalcium phosphate (TCP). Material ini pertama kali digunakan pada tahun 1920, yang kemudian hasil sintesisnya yang berupa Hydroxyapatite (HA) mulai dipergunakan dalam beberapa aplikasi implant pada tahun 1970-an. Pada tahun 1969, konsep material bioaktif ditemukan pertama kali oleh Hench [2,3]. Yang disebut sebagai material bioaktif adalah material yang mampu memacu terbentuknya lingkungan yang sesuai untuk proses osteogenesis ataupun proses pertumbuhan tulang, yang ditandai dengan adanya lapisan mineralisasi yang terbentuk sebagai penghubung antara bahan dan jaringan. Sejak saat itu, bidang kajian keramik meluas dan berkembang pada kajian kaca, kaca keramik, dan keramik [2]. Riset-riset lain yang berkaitan dengan material HA dan kompositnya juga telah banyak dilaporkan. Untuk HA antara lain dilaporkan oleh Suchaneck dan Yoshimura [18], Furuta dkk [19], Katsuki dkk [20], Kweh dkk [21], Sopyan dkk [22], Tontowi dkk [23], Pujianto dkk [24], Nasution [25], LeGeros dan LeGeros [26], Albuquerque [27], dan Lee dan Oh [28], Ivankovic dkk [29] dan Herliansyah dkk [30]. Varian riset HA antara lain riset tentang efek organism pada pembentukan tulang dalam HA porous dilaporkan oleh Deng [31], sedangkan tentang properti mekanik HA porous oleh Jones dan Hench [32], dan tentang pelapisan tipis HA oleh Turkington [33], serta tentang pelapisan menggunakan plasma HA oleh Oktar dkk [34]. Sementara itu, riset-riset yang berkaitan dengan masalah proses pembentukan menggunakan material dasar serbuk HA antara lain proses sintering HA dilaporkan Sedianto dkk [35], dan efeknya pada opoptosis fibroblast manusia oleh Siswomihardjo dkk [36]. Dalam upaya memperbaiki properti mekanik, riset juga dilakukan untuk membuat komposit dengan material dasar HA. Misalnya: Choi dkk [37] melaporkan komposit HA+Ni 3 Al/Al 2 O 3, Kim dkk [38,39] melaporkan tentang komposit HA+ZrO 2 +CaF 2, Kong dkk [40] tentang komposit HA untuk implan dental, Novianto dkk [41] tentang komposit HA+Gelatin dan Rahman dkk [42] tentang komposit HA+Glass ionomer. Sementara itu, sejumlah produk berbasis calcium phosphate telah dipatenkan oleh Etex Corporation dan telah tersedia dipasaran. Produk biomaterial tersebut antara lain PerioGlass, BioGran, 45S5, AbminDent1, S53P4 dan a-bsm. Penggunaan komposit tersebut menjadikan produk menjadi lebih mahal karena jumlah komponen komposit bertambah dan biaya produksi tinggi. 127

VOL 1, NO. 2, JUNI 2012 ; 126-134 HA adalah keramik berbasis kalsium fosfat merupakan paduan antara senyawa garam trikalsium fosfat dan kalsium hidroksida [43] yang idealnya memiliki persen berat 39,9% Ca, 18,5% P dan 3,38% OH, rasio ideal Ca/P sebesar 1,67 [44]. Sebagai komponen utama tulang manusia merupakan kalsium fosfat yang paling stabil di bawah kondisi fisiologi normal dan dapat diterima oleh tubuh manusia atau biokompatibel dan osteoindusive. Dari hasil percobaan in-vivo, HA juga menunjukkan afinitas terhadap jaringan keras tulang, dan kemampuannya membentuk ikatan kimia dengan jaringan keras tersebut merupakan kelebihan HA untuk aplikasi medik dibanding dengan material lain seperti logam implan [45]. Di bidang teknologi pembentukan menggunakan material keras berbentuk powder, sampai saat ini teknologi sintering merupakan teknologi yang telah banyak digunakan karena tidak memungkinkan pembentukan dikerjakan dengan cara pemesinan karena keras [46]. Untuk membentuk serbuk HA menjadi bentuk tertentu menggunakan sintering memerlukan temperatur cukup tinggi yaitu sekitar 1400 o C, sehingga biaya operasi penggunaan teknologi ini mahal. Di Indonesia, fasilitas furnace yang dapat menghasilkan temperatur setinggi ini jarang ditemui. Ada 2 teknologi sintering yaitu (1) sintering langsung dan (2) sintering tak langsung. Sintering langsung adalah menyatukan partikelpartikel material dengan memanaskannya hingga beberapa derajat di bawah temperatur lelehnya. Sedangkan sintering tak langsung dilkakukan dengan cara memanaskan partikel binder hingga meleleh, sementara partikel induknya tetap [47]. Teknologi pembentukan lain selain sintering adalah light curing dengan sumber cahaya Ultraviolet (UV). UV ini merupakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi berkisar antara 10 15-10 16 Hz dan panjang gelombang antara 30-300 nm. Berdasarkan hasil kajian pustaka yang berkaitan dengan potensi Hydroxyapatite baik hasil sintesa gypsum Kulon Progo, calcite Gunung Kidul atau Omya, dan tulang ikan, serta paten, biaya prosesnya menjadi scaffold masih relatif mahal karena harus menggunakan bahan pencampur bertaraf pro analisis (PA) yang mahal harganya. Tulang sapi murah harganya dan sediaannya masih cukup banyak sehingga potensinya cukup besar. Berdasarkan hasil kajian Herliansyah [30] bahwa scaffold dimungkinkan dibuat dari tulang sapi. Namun, meskipun hydroxyapatite yang dihasilkan dari riset sebelumnya yaitu dengan kalsinasi 900 o C sudah bisa dilakukan, scaffold berpori tersebut kuat kompresinya masih relatif rendah sehingga belum sesuai dengan kebutuhan dalam praktek. Dalam riset ini, scaffold dari tulang sapi tersebut diberi penguat polyvynil alcohol (PVA) yang bersifat biokompatibel sehingga sesuai dengan kebutuhan kuat kompresi dan kompatibilitas dalam praktek. Material yang digunakan dalam riset ini adalah tulang cancelleous sapi lokal (Indonesia), polyvynil alcohol (PVA) komersial buatan Sigma Aldrich, dan bone graft komersial sebagai pembanding. Dalam riset ini, spesimen dibuat 2 macam yaitu spesimen yang berupa Bovine Scaffold tanpa pelapis PVA dengan kode BS-x/PVA-0 dan berpelapis PVA atau BS-x/PVA-y. Langkah-langkah penyiapan spesimen dilakukan dengan cara sebagai berikut: tulang cancelleous sapi segar dipotong-potong ukuran 5mmx5mmx5mm yang selanjutnya disebut Bovine Bone/BB, kemudian BB tersebut direndam dalam air akuades dan direbus hingga mendidih dalam panci presto selama beberapa jam hingga lemak keluar. Selanjutnya, BB tersebut dikalsinasi dengan variasi temperatur 300, 600, 900 dan 1200 o C masing-masing variasi dilakukan selama 2 jam yang selanjutnya diberi kode BS-300/PVA-0, BS-600/PVA-0, BS-900/PVA-0 dan BS-1200/PVA-0. Sedangkan untuk spesimen macam ke-2 yaitu yang berpelapis PVA dilakukan dengan cara sebgai berikut: pilih spesimen tak berpelapis PVA yang sudah berupa hydroxyapatite, yang dalam riset ini diambil BS-900/PVA-0, untuk dilapisi PVA dengan 128

Alva Edy Tontowi, Punto Dewo, Endang Tri Wahyuni dan Joko Triyono e SCAFFOLD DARI BOVINE HYDROXYAPATITE DENGAN POLY VYNIALCHOHOL COATING variasi konsentrasi PVA dalam air destilasi 1, 3 dan 5% w/v. Larutan PVA dengan variasi konsentrasi w/v akuades 1%; 3% dan 5% disiapkan dengan cara memanaskan akuades pada temperatur 80 o C dan masukkan serbuk PVA sedikit demi sedikit hingga serbuk tersebut larut semua dan larutan nampak bening. Selanjutnya, pelapisan PVA dilakukan dengan car mencelupkan BS-900/PVA-0 kedalam larutan PVA selama beberapa menit hingga larutan PVA merasuk kedalam pori karena efek kapiler dan keringkan pada temperatur kamar. Hasil pelapisan BS- 900/PVA-0 dengan PVA ini masing-masing kemudian diberi kode BS-900/PVA-1, BS- 900/PVA-3 dan BS-900/PVA-5. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian dapat dilihat pada Gambar 1a dan 1b. Tulang sapi Pelapisan PVA dengan Dip Coating Kalsinasi 900C, 2J Tulang setelah dilapisi PVA Tulang sapi lokal Bonegraft (komersial) Dipotong ukuran 5x5x5x mm 3 Pembersihan dari bahanorganik & penggodogan Pembuatan scffold HA Tanpa Pelapisan PVA Uji: -SEM, XDR, dan Kompresi Pelapisan PVA XRD Gambar 1b. Proses penyiapan spesimen dan uji kompresi, SEM dan XRD Sedangkan detail proses penyiapan spesimen untuk diuji kompresi dan SEM baik yang tanpa pelapis PVA dan berpelapis PVA disajikan pada Gambar 1b. PEMBAHASAN Hasil Kalsinasi Bovine Bone pada berbagai Temperatur Hasil proses kalsinasi bovine bone pada berbagai temperature ditunjukkan pada Table 1. Hasil (1): Scaffold bovine HA tanpa lapis dan berpelapis PVA serta uji SEM dan XRD Gambar 1a. Diagram alir penelitian 129

VOL 1, NO. 2, JUNI 2012 ; 126-134 Tabel 1. Bovine Bone pada berbagai temperatur pemanasan Temperatur ( o C) Tanpa pemanasan (Temperatur ruang) Bovine Bone pada berbagai temperatur 300 Hitam 600 Abu-abu Warna Putih agak kekuningkuningan (warna kuning menunjukkan adanya kandungan material organik) jam hingga berwarna putih (Kode: BS). 3. BS dikalsinasi pda temperatur 300, 600, 900 dan 1200 o C masing-masing selama 2 jam dengan atmosfir udara (Namanya: Scaffold bha) (2) SOP scaffold bha berpelapis PVA: 1. Ikuti langkah-langkah 1-4 pada SOP scaffold bha tanpa pelapis PVA 2. Celupkan Scaffold bha kedalam larutan PVA 1, 3 atau 5% w/v selama beberapa detik hingga larutan tersebut membasahi scaffold dan merasuk masuk kedalam pori-pori 3. Keringkan menggunakan microwave selama 5 menit pada daya 100 watt Hasil Uji XRD Pengaruh temperatur pada kalsinasi bahan/tulang terhadap produk yang dihasilkan, disajikan dalam Gambar 2. 900 Putih 1200 Putih SOP Proses Pembuatan Scaffold Proses pembuatan scaffold tanpa pelapis dan berpelapis PVA disajikan dalam bentuk SOP (Standard Operating Procedures). (1) SOP scaffold bha tanpa pelapis PVA: 1. Tulang sapi cancelleus dipotong dengan ukuran 10 mmx10 mmx 10 mm (Kode: BB) 2. BB tersebut digodog dengan air destilasi hingga mendidih selama 2 Gambar 2. Pola difraksi sinar-x dari produk kalsinasi pada berbagai temperatur Gambar 2 menunjukkan secara umum bahwa kenaikkan temperatur memberikan difraktogram dengan pola yang serupa namun puncak-puncaknya semakin tajam. Lebih detil dapat dilihat bahwa kalsinasi pada temperatur yang relatif rendah 300 dan 600 o C memberikan difraktogram dengan puncak-puncak yang lebar dan intensitas yang rendah. Pola seperti ini menggambarkan 130

Alva Edy Tontowi, Punto Dewo, Endang Tri Wahyuni dan Joko Triyono e SCAFFOLD DARI BOVINE HYDROXYAPATITE DENGAN POLY VYNIALCHOHOL COATING bahwa sampel tersebut berfase semi kristal atau mempunya kristalinitas yang masih rendah kalsinasi pada temperatur 600 o C memberikan kristalinitas yang sedikit lebih tinggi daripada temperatur 300 o C. Hasil Uji SEM Hasil uji SEM cancelleus bovine bone sebelum dikalsinasi pada berbagai temperatur dengan pelapis dan tanpa pelapis PVA disajikan dalam Gambar 3 hingga 7 dengan pembesaran 60x dan 2500x. Gambar 4a menunjukkan porous interkoneksi cancelleus bovine bone setelah dikalsinasi pada temperatur 900 o C selama 2 jam tanpa pelapis PVA. Ukuran porous ini relative sama dengan kondisi sebelum dikalsinasi. Proses kalsinasi ini menghilangkan kandungan material organik dan menyisakan anorganik yang disebut hydroxyapatite seperti tampak pada Gambar 4b. Scaffold ini yang selanjutnya disebut BS-900/PVA-0. Setelah dilapisi dengan PVA 1, 3 dan 5%w/v, yang selanjutnya disebut BS-900/PVA-1, BS- 900/PVA-3 dan BS-900/PVA-5, hasil uji SEM disajikan dalam Gambar 5, 6 dan 7. Gambar 3. Struktur mikro Bovine bone (tulang sapi) setelah digodog dan direndam dalam H 2 O 2 selama 20 jam: a) pembesaran 60x dan b) pembesaran 2500x Gambar 3a menunjukkan porous interkoneksi cancelleus bovine bone (tulang sapi cancelleus). Diameter porous ± 200 300 µm. Sedangkan Gambar 3b menunjukkan detail permukaan dinding struktur tulang porous dengan kandungan material organiknya. Gambar 4. Struktur mikro cancelleus bovine setelah dikalsinasi pada temperatur 900 o C selama 2 jam tanpa pelapis PVA: a) pembesaran 60x dan b) pembesaran 2500x 131

VOL 1, NO. 2, JUNI 2012 ; 126-134 Gambar 6. Struktur mikro cancelleus bovine setelah dikalsinasi pada temperatur 900 o C dengan pelapis PVA 3%w/v: a) pembesaran 60x dan b) pembesaran 2500x Gambar 5. Struktur mikro cancelleus bovine setelah dikalsinasi pada temperatur 900 o C dengan pelapis PVA 1%w/v: a) pembesaran 60x dan b) pembesaran 2500x Gambar 6a distribusi lapisan coating (3 %) lebih tebal dibandingkan Gambar 5 (1 %) yang ditandai dengan warna dinding yang lebih putih. Struktur specimen getas dan muncul gelembung PVA yang nampak pada Gambar 8b. Gambar 7. Struktur mikro cancelleus bovine setelah dikalsinasi pada temperatur 900 o C dengan pelapis PVA 5%w/v: a) pembesaran 60x dan b) pembesaran 2500x 132

Alva Edy Tontowi, Punto Dewo, Endang Tri Wahyuni dan Joko Triyono e SCAFFOLD DARI BOVINE HYDROXYAPATITE DENGAN POLY VYNIALCHOHOL COATING Uji Kuat Tekan sebelum Pelapisan Pada Gambar 8 diperlihatkan kuat tekan dari 5 jenis specimen yang diuji. Kuat tekan Bovine Bone (BB) paling tinggi yakni 4,97 MPa. Kuat tekan dari specimen BB 300, BB 600 dan BB 900 tidak terpaut jauh berada dalam range 0,2246 MPa 0,3853 MPa. Hasil uji kuat tekan bha 1200 cukup tinggi (1,7 MPa), hal ini disebabkan karena ukuran porousnya lebih rapat daripada BB-300/PVA-0, BB- 600/PVA-0 dan BB-900/PVA-0. Gambar 8 : Hasil uji kuat tekan sebelum pelapisan Uji Kuat Tekan setelah Pelapisan Pada Gambar 9 diperlihatkan grafik kuat tekan dari 3 spesimen bha 900 0 C yang sudah dilapisi dengan PVA dengan 3 variasi yakni 1 %, 3 % dan 5 % PVA. Hasil uji kuat tekan dari bha yang dilapisi dengan PVA 1 %, 3 % dan 5 % PVA berturut-turut adalah 1 MPa, 3,2 MPa, dan 4 MPa. Nilai kuat tekan dari bha dengan pelapisan 1 % lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pelapisan. Prosentase pelapisan PVA terhadap bha akan semakin meningkatkan kuat tekan dari specimen. Kenaikan nilai kuat tekan ini disebabkan karena PVA yang menempel pada bidang kristal apatit akan menyebabkan lapisan kristal makin tebal sehingga menyebabkan kekuatan tekannya meningkat. Gambar 9. Kuat kompresi setelah pelapisan dengan PVA SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Standard Operating Procedure (SOP) untuk pembuatan scaffold bovine hydroxyapatite (Scaffold bha) baik tanpa pelapis maupun berpelapis PVA selesai dibuat dan dapat dioperasikan. b. Scaffold bha yang dihasilkan memiliki ukuran porositas antara 200-300 µm dengan porus satu dan lainnya terkoneksi seperti yang tampak dari hasil SEM. c. Berdasarkan hasil uji XRD, bahwa pelapisan optimum diperoleh pada Scaffold bha sebesar 3%w/v. d. Berdasarkan hasil uji tekan pada kelima sample bovine scaffold tanpa pelapis PVA menunjukkan bahwa bovine bone sebelum dikalsinasi menunjukkan kuat kompresi tertinggi dan lebih tinggi dibandingkan bovine bone yang telah dikalsinasi. Temperatur kalsinasi semakin tinggi memberikan kuat tekan semakin rendah. Turunnya kuat kompresi ini karena berkurangnya pengikat organik. Sehingga bovine bone yang sudah menjadi bha menjadi lebih getas. Nilai kuat tekan bovine scaffold dengan pelapis PVA lebih tinggi daripada tanpa pelapis. Peningkatan prosentase pelapis PVA akan meningkatkan kuat tekan bha. Peningkatan prosentase pelapis 1 % PVA 133

VOL 1, NO. 2, JUNI 2012 ; 126-134 terhadap bha non pelapisan meningkat 5x. Peningkatan prosentase pelapis 3 % PVA terhadap bha non pelapisan meningkat 16x. Peningkatan prosentase pelapis 5 % PVA terhadap bha non pelapisan meningkat 20x. Hal ini disebabkan karena PVA yang menempel pada bidang kristal apatit akan menyebabkan lapisan kristal makin tebal sehingga menyebabkan kekuatan tekannya meningkat. DAFTAR PUSTAKA Hutchens, S.A. Woodward, J., Evans, B.R., and O Neil, H.M., 2004, Composite Material, United States Patent-20040096509, May 20. Hench, L.L., Splinter, R.J., Allen, W.C., Greenlee, T., 1972, Bonding Mechanism at the Interface of Ceramic Prosthetic Material, Journal of Biomed Mater Res, 2, pp.117-41. Hench, L.L., 1991, Bioceramics from Concept to Clinic, Journal of American Ceramics Soc, 74(7), pp.1487-510. Etex Corp., 2004, Patent No. 5,258,044, Electrophoretic Deposition of Calcium Phosphate Material on Implants. Etex Corp., 2004, Patent No. 5,543,019, Method of Coating Medical Devices and Device Coated Thereby. Etex Corp., 2004, Patent No. 5,650,176, Synthesis of Reactive Calcium Phosphates -Divisional 1. Etex Corp., 2004, Patent No. 5,676,976, Synthesis of Reactive Calcium Phosphate. Etex Corp., 2004, Patent No. 5,683,461, Synthesis of Reactive Calcium Phosphates -Divisional 2. Etex Corp., 2004, Patent No. 5,763,092, Hydroxyapatite Coatings and a Method of Their Manufacture. Etex Corp., 2004, Patent No. 5,783,217, Low Temperature Calcium Phosphate Apatite and Method of Manufacture. Etex Corp., 2004, Patent No. 5,958,504, Hydroxyapatite Coatings and a Method of Their Manufacture divisional. Etex Corp., 2004, Patent No. 6,117,456, Methods and Products Related to the Physical Conversion of Reactive Amorphous Calcium Phosphate Etex Corp., 2004, Patent No. 6,132,463, Cell Seeding of Ceramic Compositions Etex Corp., 2004, Patent No. 6,139,578, Preparation of Cell Seeded Ceramic Compositions Etex Corp., 2004, Patent No. 6,277,151 B1, Cartilage Growth from Cell Seeded Ceramic Compositions Etex Corp., 2004, Patent No. 6,331,312 B1, Resorbable Ceramic Compositions Etex Corp., 2004, Patent No. 6,599,516, Implant with Access Channels 134