Fajar Jefri Irawan 1) Ningrum 2) Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

dokumen-dokumen yang mirip
Desi Fatmawati 1) Maryatun 2) Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

Reisa Farida Amri 1) Triani Ratnawuri 2) Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro 1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Wakijo Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR PERAWATAN KOPLING

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI KELAS X SEMESTER GENAP SMK NEGERI 1 METRO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION, COMMUNICATION AND TECHNOLOGY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

Surakarta. Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

STUDI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODUL DAN WALL CHART PADA KOMPETENSI SISTEM KOPLING

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

Wakijo Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

Model Kooperatif GI Berbasis Outdoor Study Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA SD

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN DOLOK MASIHUL SERDANG BEDAGAI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X ANTARA MENGGUNAKAN POST-TEST DAN TIDAK DI SMA N 1 RUMBIA. Martini*, Yarmaidi**, Rosana***

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari fakta dan informasi saja, namun juga harus mempelajari

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

Abstrak. SafitriKurnia Lestari 1) Ningrum 2) Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Evi Puji Rahayu, Nuraedah, dan Jamaludin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

Kata Kunci: Metode Group Investigation (GI), hasil belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X PEMASARAN SMKN 3 PADANG

Keperluan korespondensi, telp: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-undang dasar tahun

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN (PKWU) SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMK NEGERI 1 METRO TP 2015-2016 Fajar Jefri Irawan 1) Ningrum 2) Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro fajar.jefri@gmail.com&ningrum@gmail.com Abstrak Metode cooperative learning tipe group investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran mulai dari merencanakan topik-topik yang akan dipelajari, bagaimana melaksanakan investigasinya, hingga melakukan presentasi kelompok dan evaluasi. Dalam Group Investigation tersebut siswa dibagi kedalam 6 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4 siswa, setiap kelompok memilih topik yang sisajikan kemudian membagi topik-topik tersebut untuk dikerjakan oleh masing-masing kelompok. Kemudian menggabungkan hasil temuan tiap individu menjadi laporan kelompok, untuk selanjutnya setiap kelompok menyajikan hasil kerja dalam suatu diskusi kelas. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu Masih banyak siswa yang belum tuntas hasil belajar Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2015/2016.. Dari masalah tersebut maka rumusan masalahnya adalah Apakah ada pengaruh penggunaan model Coperative Learning Tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar prakarya dan kewirausahaan (PKWU) siswa kelas X semester genap SMK Negeri 1 Metro tahun pelajaran 2015/2016?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Cooperative Learning Tipe Group Investigation terhadap hasil belajar Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) siswa kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Metro tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka hipotesis ditermia, sebab t hitung (t o ) dalam analisis data dapat diketahui bahwa analisis perhitungan nilai tersebut t hitung > t tabel. Pada taraf signifikan 5% yaitu 10,27 > 1,72 yaitu t hitung lebih besar 8,48 dari t tabel Demikian menunjukan bahwa model Cooperative Learning tipe Group Investigation mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil belajar Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) siswa kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Metro tahun pelajaran 2015/2016. Kata kunci: Cooperative Learning Tipe Group Investigation (Gi), Hasil Belajar PENDAHULUAN Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) diera globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkuailitas. Dengan begitu perkembangan IPTEK yang ada dapat dikuasai, dimanfaatkan semaksimal mungkin dan dapat di kembangkan menjadi lebih baik. Pendidikan adalah usaha sadar dan JURNAL PROMOSI 61

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tetap pada tuntunan perubahan zaman. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berbagai usaha telah dilakukan Dapartemen Pendidikan Nasional untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional, agar tercapai tujuan secara optimal. Salah satunya yaitu penyempurnaan kurikulum. Penyempurnaan kurikulum adalah usaha menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya di samping juga untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa. KAJIAN PUSTAKA 1. Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation Slavin (dalam Rusman, 2012:221) menyatakan bahwa: Tipe Group Investigation mengarah pada kegiatan perolehan, analisis, dan sintesis informal dalam upaya untuk memecahkan masalah. Menurut Mafune (dalam Rusman, 2012:222) berpendapat model cooperative learning tipe group investigation dapat dipakai guru untuk mengembangkan kreativitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. model Cooperative Learning Tipe Group Investigation dapat membantu siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia sosial. 62 JURNAL PROMOSI

Berdasarkan pada pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa model Cooperative Learning Tipe Group Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran mulai dari merencanakan topik-topik yang akan dipelajari, bagaimana melaksanakan investigasinya, hingga melakukan presentasi kelompok dan evaluasi. Model ini menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Tahap-Tahap Pelaksanaan Group Investigation Implementasi Cooperative Learning Tipe Group Investigation dalam pembelajaran menurut Slavin (2010:218) secara umum dibagi menjadi enam tahap yaitu: a. Mengidentifiksi topik dan mengorganisasikan siswa kedalam kelompok b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari c. Melaksanakan investigasi d. Menyiapkan laporan akhir e. Mempresentasikan laporan akhir f. Evaluasi Menurut Rusman (2012:223) asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model Cooperative Learning Tipe Group Investigation diantaranya: a. Tahap pemecahan masalah Tahap pemecahan masalah berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. Masing-masing kelompok fokus pada subtopik yang menjadi bagian dari kelompoknya. Selanjutnya bagaimana masing-masing kelompok melakukan upaya untuk mencari pemecahan dari masalah yang ada dalam kelompoknya. b. Tahap pengelolaan kelas Tahap pengelolaan kelas berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, informasi apa saja yang diperlukan, bagaimana mengorganisasikan kelompok untuk memperoleh informasi itu. Pada tahap ini masing-masing kelompok melakukan perencanaan kelompok yang berkaitan dengan bagaimana cara menyelesaikan masalah yang ada dalam kelompoknya, kemudian informasi apasaja yang akan digunakan dimana informasi tersebut dapat diperoleh dilingkungan sekitar siswa. c. Tahap pemaknaan secara perorangan Tahap pemaknaan secara perorangan berkenaan dengan proses pengkajian bagaimana kelompok menghayati kesimpulan yang dibuatnya, dan apayang membedakan seseorang sebagai hasil dari mengikuti proses tersebut. Setelah memperoleh informasi dari berbagai sumber langkah selanjutnya adalah melakukan JURNAL PROMOSI 63

diskusi, menganalisis dan menyimpulkan. Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan-tahapan dalam pelaksanaan Cooperative Learning Tipe Group Investigation merupakan model pembelajaran yang membuat siswa dapat yaitu: 1. Membangun pengetahuannya sendiri melalui belajar dalam kelompok. 2. Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing siswanya dalam pengetahuan yang diperoleh siswa untuk menjadi pembelajaran yang lebih bermakna. 3. Siswa dapat memperoleh pengalaman yang lebih melalui proses belajarnya dari pada siswa yang belajar secara individual. Kelebihan dan Kekurangan Group Investigation Kelebihan dan kekurangan selalu terdapat dalam setiap model, strategi, dan metode pembelajaran. Namuun, kelebihan dan kekurangan tersebut hendaknya menjadi referensi untuk penekanan-penekanan terhadap hal yang positif dan meminimalisir kelemahan-kelemahannya dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun menurut Setiawan (2006:9) kelebihan model Cooperative Learning Tipe Group Investigation adalah sebagai berikut. a) Secara Pribadi dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas; memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif; rasa percaya diri dapat lebih meningkat; dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah. b) Secara sosial meningkatkan belajar bekerja sama; belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru; belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis; belajar menghargai pendapat orang lain; meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan. c) Secara akademis siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang diberikan; bekerja secara sistematis; mengembangkan dan melatih keterampilan; merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya; mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat; selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum. Kekurangan model Cooperative Learning Tipe Group Investigation menurut Setiawan (2006: 9), yaitu: a) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan. b) Sulitnya memberikan penilaian secara personal. c) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran group investigation. d) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif. e) Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini. 64 JURNAL PROMOSI

Model Group Investigation memiliki kelebihan mampu meningkatkan keaktifan dan kreatifitas dalam belajar, kerjasama tim dan untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang diberikan. Sedangkan kekuranganya adalah diskusi kelompok kurang efektif karena materi kurang cocok dengan model Group Investigation. 2. Pengertian hasil belajar Hasil belajar merupakan suatu hal yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran berdasarkan kriterria tertentu dalam pengukuran pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukankan Kunandar (2008:39) mengatakan bahwa; Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subyek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang. Pendapat tersebut didukung oleh Sudjana (2002:3) yang berpendapat bahwa; Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Menurut Karwono dan Mularsih (2010:2) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah perubahan seseorang dikatakan sudah belajar apabila perilakunya menunjukkan perubahan, dari awalnya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak terampil menjadi terampil. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulakan bahwa hasil belajar yang dimaksudkan adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut dapat berupa pengetahuan dalam penguasaan sejumlah materi pelajaran, dan dapat pula disimbolkan dengan grade atau skor. Pada akhir proses pembelajaran, dilakukan evaluasi tes untuk melihat hasil belajar siswa. METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah bentuk dari salah satu penelitian yang bersifat kuantitatif yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar prakarya dan kewirausahaan pada siswa. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah eksperimen menggunakan dengan model Cooperative Learning Tipe Group Investigation. Metode eksperimen yang akan digunakan yaitu Quasi Exsperimental Design jenis Control Group Pre-test Post-test. Dalam desain ini terdapat kelas eksperimen dan kelas kontrol yang akan terlihat perbedaan pencapaian antara kedua kelas tersebut. Penentuan kelas dipilih menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Adapun proses pelaksanaannya nanti akan diberikan pendalaman teori terlebih JURNAL PROMOSI 65

dahulu, kemudian diskusi dengan Learning Tipe Group Investigation agar siswa dapat lebih memahami materi yang akan disampaikan. Pelaksanaan pre-test baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dilakukan sebelum pelaksanaan proses pembelajaran. Setelah itu akan dilaksanakan proses pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan Cooperative Learning tipe Group Investigationsi. sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan yang beda yakni dengan menggunakan metode latihan yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran dikelas. Selanjutnya akan dilakukan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui hasil belajar dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tatap muka sebanyak 4 kali baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, perincian waktu satu kali pertemuan untuk pre-test, satu kali pertemuan untuk menyampaikan materi pelajaran, satu kali pertemuan untuk penerapan model Cooperative Learning Tipe Group Investigation, dan satu kali untuk post-test. Penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1 Metro yang sebanyak 12 kelas dengan jumlah 378 siswa. Untuk sampel penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan menggunakan cluster random sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel dimana dilakukan pengundian terhadap sejumlah kelompok atau menuliskan satu nomer untuk setiap kelas, yaitu kelas Xa1, Xa2, Xa3, Xp1, Xp2, Xp3, Xak1, Xak2, Xap1, Xap2, Xjb1 dan Xjb2. Dari hasil pengundian ini yang menjadi sampel penelitian terpilih kelas Xak1 yang berjumlah 32 siswa dan yang menjadi kelas kontrol adalah kelas Xak2 yang berjumlah 32 siswa. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian di SMK Negeri 1 Metro yaitu hasil pre-test-post-test terlihat bahwa pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata hasil pre-test yang tuntas yaitu 12,5% (4 siswa) dan ratarata hasil post-test yang tuntas yaitu 87,5% (28 siswa)sedangkan kelas kontrol rata-rata hasil pre-test yaitu 31,25 dan rata-rata hasil pos-test 62,5 Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa yang pembelajarannnya Learning tipe Group Investigationpada siswa kelas Xak 1SMK Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2015/2016 dan kemampuan kognitif siswa yang Learning tipe Group Investigationlebih tinggi dari kemampuan kognitif siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hal tersebut dapat dilihat dari tes akhir dengan 20 soal pilihan ganda 66 JURNAL PROMOSI

sehingga didapat untuk kelas eksperimen yang mencapai KKM berjumlah 22 siswa sedangkan kelas kontrol yang mencapai KKM berjumlah 10 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda, dari hasil uji tes formatif diperoleh bahwa peningkatan pada kelas eksperimen lebih tinggi dari peningkatan pada kelas kontrol. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data dalam penelitian dari 32 siswa yang diberikan perlakuan (treatment) Pembejaran aktifitas belajar yang Learning tipe Group Investigation, Siswa yang hasil belajar Prakarya dan Kewirausahaan termasuk dalam kategori tuntas sebanyak 22 siswa atau sebesar 62,5, sedangkan siswa yang hasil belajar Prakarya dan Kewirausahaan termasuk dalam kategori belum tuntas sebanyak 10 siswa atau sebesar 37,5. Sedangkan yang tidak diberikan (treatment) yang berjumlah 32 siswa hasil belajar Prakarya dan Kewirausahaan termasuk dalam kategori tuntas sebanyak 4 siswa atau sebesar 12,5, sedangkan siswa yang hasil belajar Prakarya dan Kewirausahaan termasuk dalam kategori belum tuntas sebanyak 28 siswa atau sebesar 87,5. Maka dengan adanya temuan-temuan hasil belajar yang meningkat setelah diberikan perlakuan atau treatment Learning tipe Group Investigation dalam proses pembelajaran yang telah dianalisis dan diuji hipotesisnya. Pada pengujian dengan menggunakan rumus Regresi Linier Sederhana diperoleh a = 47,8434 b = 0,4337 sehingga dengan demikian Ŷ = a + bx, adalah Y = 47,8434 + 0,4337 X. Kemudian, dari hasil analisis yang dilakukan maka terbukti bahwa ada pengaruh yang positif penggunaan media microsoft powerpoint terhdadap hasil belajar siswa SMK Negeri 1 Metro. Hal ini dibuktikan dengan penghitungan analisis data dapat diketahui bahwa nilai tersebut t hitung > t tabel, dan terlihat bahwa pada taraf signifikan 5% yaitu 3,61 > 1,70. Dan pada taraf signifikan 1% yaitu 3,61 > 2,46, yang dapat dilihat pada daftar G tabel statistik. Dengan demikian maka hipotesis diterima. Dari kesimpulan yang penulis uraikan di atas, dan untuk perbaikan proses pembelajaran Prakarya dan kewirausaan itu sendiri, maka sesuai dengan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan maka penulis akan menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan hasil belajar diharapkan guru menjadi fasilitator dan motivator, sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan JURNAL PROMOSI 67

penerapan model Cooperative tipe Group Investigation diharapkan bisa diterapkan sehingga siswa dapat lebih semangat dalam belajar dan tentunya dapat melatih agar siswa sama dengan baik. 2. Diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam penerapan model Cooperative khususnya tipe Garoup Investigation. Tentunya dengan cara seperti ini, akan melatih siswa untuk bekerja sama antar kelompok dan dapat memecahkan masalah yang diberikan. Dengan begitu proses pembelajaran lebih inovatif dan selalu mengalami pembaharuan. 3. Untuk meningkatkan hasil belajar diharapkan Sekolah dapat meberikan fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai agar pendidik maupun siswa dapat lebih bersemangat dan nyaman ketika proses pembelajaran berlangsung. Dengan tiga hal tersebut di atas mudah-mudahan dapat bermanfaat dengan baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Rusman. (2012). Model-model pembelajaran. Depok. PT Rajagrafindo persada. Robert. E Slavin. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Pratk. Bandung: Nusa Media Setiawan. (2006). Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Investigasi.Yogyakarta: Depdinas PPPG Matematika Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Karwono & Heni Mularsih 2010. Belajar dan Pembelajaran serta Pemenfaatan Sumber Belajar. Cerdas Jaya. Ciputat. DAFTAR PUSTAKA UU No. 20. (2003). Pengertian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Menengah Kejuruan. 68 JURNAL PROMOSI