PENGARUH LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (PLEUROTUS OSTREATUS) PADA MEDIA TAMBAHAN SERABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TUMBUH CAMPURAN JERAMI PADI DAN TONGKOL JAGUNG

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guru Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN SERABUT KELAPA (Cocos nucifera)

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN MOLASE DENGAN DOSIS YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus ) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM SERBUK GERGAJI, AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG YANG BERBEDA

Pengembangan Media Dasar Jerami untuk Pertumbuhan dan. Produktifitas Jamur Merang (Volvariella Volvaceae) dengan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG. (Zea mays L)

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR SB091358

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleorotus ostreatus) AKIBAT KONSENTRASI PEMBERIAN MOLASE (GULA MERAH)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

98 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) E-144

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEH DAN KARDUS SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) ABSTRAK

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan salah satu spesies jamur

EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEH DAN KARDUS SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Keywords: Batang pisang, batang jagung, bibit F2, Pertumbuhan Miselium

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Jamur Tiram. digunakan. Jenis dan komposisi media akan menentukan kecepatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TONGKOL JAGUNG PADA MEDIA TANAM TERHADAP BERAT BASAH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG (Zea mays L) SKRIPSI

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Jamur Tiram. serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog.

Makalah Seminar Hasil. PENGARUH KOMPOS DAUN GAMAL DAN MOLASE SEBAGAI NUTRISI TAMBAHAN DALAM BAGLOG TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya

I. METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas KM 15

PENGARUH PENAMBAHAN DAUN PISANG KERING (KLARAS) DAN AIR LERI TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) YANG DITANAM PADA BAGLOG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Permukaan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN SERBUK GERGAJI SENGON PADAMEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN. DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH(Pleorotus ostreatus )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

182 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Progam Studi Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Jumlah Badan Buah Jamur Merang Setelah 14 Hari Masa Tanam. Perlakuaan

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

BAB I PENDAHULUAN. terpakai dan mengandung bahan yang dapat menimbulkan gangguan

merang terutama selulosa (Subaryanto, 2011). Bersumber dari pernyataan tersebut, sangat mungkin sekali mengganti media tumbuh jamur merang yang

ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tiram (Pleurotus ostreatus) berupa jumlah tubuh buah dalam satu rumpun dan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTI (Pleorotus ostreatus)

Kata Kunci: Proporsi, Dedak, Media Tanam, Jamur Tiram Putih

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

Tutik Setyawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih

Transkripsi:

PENGARUH LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) NASKAH PUBLIKASI Program Studi Pendidikan Biologi Disusun Oleh : LISMIYATI MARFUAH A 420 100 083 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PENGARUH LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Lismiyati Marfuah, A420100083, Program Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, 70 halaman. ABSTRAK Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur kayu karena jamur ini banyak ditemukan dan tumbuh pada media kayu yang telah lapuk. Jamur ini membutuhkan selulosa, hemiselulosa, lignin dan nutrisi tambahan. Sekam padi dan daun pisang kering dapat meningkatkan produktivitas jamur tiram putih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh limbah sekam padi dan daun pisang kering sebagai media tambahan terhadap produktivitas jamur tiram putih. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) dua faktorial dengan empat perlakuan dan dua kali ulangan yaitu faktor 1 penambahan sekam padi dan faktor 2 daun pisang kering ( 0%, 5%, 10%, 15%). Hasil analisis data menunjukkan bahwa penambahan sekam padi dan daun pisang kering 15% memberikan pengaruh nayata terhadap lama penyebaran miselium, jumlah badan buah dan berat segar jamur tiram putih. Perlakuan yang paling baik untuk pertumbuhan jamur pada perlakuan S 3 T 3, karena hasil data menunjukkan bahwa lama penyebaran miselium dengan rata-rata 25,5 hari, jumlah badan buah dengan rata-rata 64,5 buah dan berat segar yang dihasilkan dengan rata-rata 402,5, hasil data tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Kata kunci: sekam padi, daun pisang kering, produktivitas, jamur tiram putih 1

2 PENDAHULUAN Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur kayu karena jamur ini banyak ditemukan dan tumbuh pada media kayu yang telah lapuk. Jamur tiram membutuhkan selulosa dan lignin untuk tumbuh serta nutrisi tambahan dari media (Cahyana, 2005). Sekam padi adalah bahan buangan dari limbah hasil penggilingan yang umumnya dimusnahkan dengan cara dibakar. Limbah ini merupakan sumber bahan baku berserat dengan komposisi utama 33%-44% selulosa, 19%-47% lignin, 17%-26% hemiselulosa dan silika 13% (Sipahutar, 2010). Penelitian Sulistyarini (2003) tentang Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus florida) Pada Media Campuran Serbuk Gergaji dan Sekam Padi, menunjukkan dengan penambahan media sekam padi 25% dan 75% memberikan hasil yang optimal produksi berat basah paling optimal yaitu 78,67gram. Daun pisang kering merupakan salah satu dari bagian pohon pisang yang tidak diperhatikan keberadaannya, padahal daun pisang kering mempunyai kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Menurut Mayun (2007), daun pisang memiliki kandungan selulosa 10,85%, lignin 18,21% dan hemiselulosa 19,95%. Menurut penelitian Sumpeni (2012) tentang Pemanfaatan Daun Pisang Kering atau Kelaras Sebagai Media Pertumbuhan Jamur Merang (Volvariella volvaceae) menunjukkan dengan penambahan daun pisang kering 17% dan jerami 68% memperoleh hasil paling optimal terhadap berat basah, berat kering dan jumlah tubuh buah jamur merang yaitu 90,68 gram, 7, 01 gram dan 14 buah. Subyek penelitian ini adalah limbah sekam padi dan daun pisang keringsebagai media tambahan jamur tiram putih. Obyek penelitian ini adalah produktivitas jamur tiram putih. Parameter penelitian ini adalah lama penyebaran miselium (hari), jumlah badan buah (buah), berat segar (g). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh limbah sekam padi dan daun pisang kering sebagai media tambahan terhadap produktivitas jamur tiram putih. Penelitian ini diharapkan hasilnya bermanfaat: a). Manfaat Teoritis: Memberi pengetahuan tentang manfaat limbah sekam padi dan daun pisang kering sebagai media tambahan jamur tiram putih; Menambah ilmu bagi peneliti; b). Manfaat Praktis:

3 Masyarakat atau pengusaha mampu memanfaatkan media tambahan sekam padi dan daun pisang kering sebagai media tambahan jamur tiram putih; Bagi para peneliti berikutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Jamur Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Media tambahan limbah sekam padi dan daun pisang kering sedangkan variabel terikat yaitu Produktivitas Jamur tiram putih. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: timbangan, skop pengaduk, plastik polipropilen, cincin log jamur dan penutup, drum, selang karbulator, kompor gas, ember, spatula, bunsen, kertas koran, karet gelang, penyemprot air, karung padi, ember, ayakan, dan gunting. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bibit F3 jamur tiram putih, serbuk gergaji 25600g, bekatul 2560 g, kapur CaCO 3 768 g, sekam padi 2169,6g, daun pisang kering 2169,6g, air, gas, alkohol 70%. Tahap penelitian meliputi tahap persiapan yaitu mencari limbah daun pisang kering di perkebunan lingkungan rumah tangga di Desa Ngrombo, Kaliboto, Mojogedang, Karanganyar. Mencari sekam padi di penggilingan padi yaitu di Desa Bungkus, Kaliboto, Mojogedang, Karanganyar. Tahap pengomposan yaitu dengan mengomposkan sekam padi dan daun pisang kering selama 2hari dalam ember. Tahap pencampuran bahan yaitu mencampur semua media jamur hingga rata dan tidak menggumpal. Tahap sterilisasi yaitu memasukkan log pada drum sterilisasi pada suhu 100 o C dengan tekanan 1,5 atm selama 4-5jam kemudian setelah 4jam tutup drum dibuka dan membiarkan dingin selama 1jam kemudian ditaruh ditempat yang steril. Tahap inokulasi yaitu mensterilkan scapula (tongkat inokulasi) diatas api, membuka tutup cincin pada log pada jamur, mengambil ± 2 sendok makan bibit jamur tiram putih dalam log dengan tongkat inokulasi dan menutup kembali cincin log dengan koran yang diikat karet gelang. Tahap pemeliharaan yaitu mengatur suhu dan kelembaban ruangan. Suhu yang baik berkisar 22 0 C-28 0 C dengan kelembaban 80-90%, melakukan penyiraman lantai kumbung dengan menggunakan air bersih,

4 melakukan penyobekan platik log sekitar 3 sampai 4 tempat dan membuka penutup log bila miselium sudah penuh, Setelah dibuka dalam waktu kurang lebih 7 hari tubuh buah akan tumbuh. Tahap pemanenan yaitu Melakukan dua kali pemanenan. Tahap pengamatan yaitu dengan mengamati lama penyebaran miselium, jumlah badan buah dan berat segar jamur. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif menggunakan Two Way Anova dengan taraf nyata 0,05 dengan langkah-langkah mengetahui uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis dan selanjutnya F hitung dari masing masing harga F hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga F pada tabel dengan sebaran bebas F adalah (F 1),(n k) dan pada taraf nyata α = 0,05= 0,01. Bila F hitung ternyata lebih besar F tab, maka tiap perlakuan memberikan pengaruh yang nyata maka selanjutnya dilakuakan uji LSD (Least Significant Difference). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor dengan 4 taraf konsentrasi penambahan sekam padi dan daun pisang kering dengan dosis 0%, 5%, 10% dan 15% dengan 2 kali ulangan. Media standar/asli: serbuk kayu sengon, bekatul dan kapur = 904 g. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Lama penyebaran miselium Pemenuhan miselium mulai diamati setelah inokulasi sejak munculnya miselium sampai miselium memenuhi baglog. Inokulasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan miselium. Jika baglog tidak ditumbuhi miselium atau miseliumnya berwarna hijau kehitaman maka pelaksanaan inokulasi dinyatakan gagal. Hasil pengamatan terhadap lama penyebaran miselium menunjukkan adanya pengaruh paling baik yaitu pada perlakuan S 3 T 3 pada media standar 904g dengan penambahan media sekam padi 15% dan daun pisang kering 15% menghasilkan rata-rata lama penyebaran miselium 25,5 hari setelah inokulasi. Hal ini karena sekam padi dan daun pisang kering mengandung selulosa dan lignin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur tiram putih yang terdapat pada kayu sengon. Selulosa dan lignin merupakan syarat yang digunakan sebagai media pertumbuhan jamur tiram putih. Kandungan selulosa sekam padi yaitu selulosa (33%-44%) dan lignin (19%-

5 47%) (Sipahutar, 2010). Kandungan selulosa dan lignin pada daun pisang kering yaitu selulosa 10,85% dan lignin 18,21%. Kayu sengon memiliki kandungan selulosa tinggi (Holo-selulosa 74,9% dan Alfa-selulosa 46,0%) dan kandungan lignin yaitu 25,7% (Atmosuseno, 1996). Perlakuan yang kurang baik dalam merangsang pemenuhan miselium yaitu S 0 T 0, tanpa penambahan sekam padi dan daun pisang kering dengan rata-rata 44 hari. Hal ini dikarenakan tidak adanya penambahan nutrisi dari media tambahan sekam padi dan daun pisang kering, sehingga jamur kurang mendapatkan nutrisi dan mengakibatkan lambatnya pemenuhan miselium jamur (Campbell, 2003). Hari 50 44 40 30 20 10 0 Rata-rata lama penyebaran miselium (hari) 35 34 32 30.5 32.5 32.5 29 29 28.5 28 28 30.5 30.5 27.5 25.5 Gambar 4.1 Histogram rata-rata lama penyebaran miselium (hari) Fungi dapat hidup pada media tumbuh yang sesuai yaitu media tumbuh yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin. Pada awal perkembangan miselium melakukan penetrasi pada sel kayu. Penetrasi dibantu oleh enzim pemecah selulosa, hemiselulosa dan lignin sebagai sumber nutrisi bagi jamur, sehingga membantu mempercepat tumbuhnya miselium (Djarijah dan Djarijah, 2001). Sesuai penelitian Susiana (2009) pada perlakuan K 3 dengan penambahan gula 450 g memiliki pengaruh paling tinggi terhadap pertumbuhan miselium jamur tiram merah dan pada perlakuan K 0 tanpa penambahan gula menunjukkan pengaruh paling rendah terhadap pertumbuhan miselium jamur tiram merah. Selain nutrisi pada sekam padi, daun pisang kering dan kayu sengon, media standar bekatul dan kapur CaCO 3 juga mengandung nutrisi yang

6 membantu pertumbuhan miselium. Kandungan bekatul antara lain energi metabolisis 1890 kilo kalori per kilogram, phospor 1,7%, serat kasar 13%, protein kasar 13,5%, bahan kering 91%, lemak kasar 0,6%, kalsium 0,1%, energi 1320 kalori per kilogram. Selain nutrisi terdapat vitamin pendukung pertumbuhan jamur tiram putih antara lain niacin 303 miligram per kilogram, biotin 4200 mcg/kg, riboflanvin 3 miligram per kilogram, vitamin e 60,8 miligram per kilogram, thiamine 22,8 miligram per kilogram (Rasyaf, 1990). Serbuk gergaji mengandung selulosa, lignin, pentosan dan zat eksatraktif. Selulosa dan lignin berfungsi untuk memperkuat dinding sel pada tanaman serta pengganti karbon. Kapur CaCO3 merupakan sumber kalsium sebagai penguat batang atau akar jamur agar tidak mudah rontok (Agromedia, 2009). Dari hasil analisis data yang sudah dilakukan dapat dilihat bahwa sekam padi dan daun pisang kering tidak berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan miselium jamur tiram putih. Dalam uji hipotesis Ho diterima, sehingga penambahan sekam padi maupun daun pisang kering tidak berpengaruh terhadap laju pertumbuhan miselium jamur tiram putih. Laju pertumbuhan miselium dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan berupa Ph, suhu, intensitas cahaya dan kelembapan yang dibutuhkan jamur sekitar 90% (Chazali dan Pertiwi, 2010). Tingkat kepadatan baglog juga berpengaruh terhadap kecepatan tumbuhnya miselium. Semakin padat baglog maka miselium akan semakin lama merambat dalam baglog, Faktor lainnya berupa kualitas bibit jamur tiram putih dan kandungan air dalam baglog. Semakin basah media maka semakin lama miselium akan merambat (Cahyana, 2004). 2. Jumlah Badan Buah Jumlah badan buah diketahui menunjukkan adanya pengaruh paling baik yaitu pada perlakuan yaitu media standar 904g dengan penambahan media sekam padi dan daun pisang kering 15% pada perlakuan S 3 T 3 dengan rata-rata jumlah badan buah yaitu 64,5 buah, hal ini menunjukkan bahwa limbah sekam padi dan daun pisang kering mengandung nitrogen dan kalium sebagai nutrisi pembentukan badan buah (Royhana, 2002). Pada perlakuan S 0 T 0 tanpa

7 penambahan sekam padi dan daun pisang kering menunjukkan hasil paling rendah dengan hasil rata-rata yaitu 23,5buah karena pada perlakuan tanpa penambahan sekam padi dan daun pisang kering kurangnya unsur hara yang diperlukan jamur. 70 60 50 40 30 20 10 0 0 43 41.550.5 43.5 41 44.5 58.5 44.5 42.5 50 48 47.552.5 52 64.5 Gambar 4.2 Histogram rata-rata jumlah badan buah (buah) Hasil analisis data yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa media tambahan sekam padi dan daun pisang kering berpengaruh nyata terhadap produktivitas (jumlah badan buah) jamur tiram putih. Dalam uji hipotesis Ho ditolak, sehingga penambahan sekam padi dan daun pisang kering berpengaruh nyata terhadap pruduktivitas (jumlah badan buah) jamur tiram putih. Nitrogen berfungsi selain mempercepat miselium juga membantu pembentukan badan buah. Tanaman yang kekurangan nitrogen akan menghasilkan buah yang kecil, buah terlalu cepat tua dan pengeringan tanaman (Redaksi trubus, 1992). Nitrogen adalah salah satu unsur hara yang dibutuhkan jamur (Widyastuti, 2009). Kalium berfungsi membantu asimilasi tanaman dengan membantu memperkuat tubuh tanaman agar tidak mudah gugur pada bagian bunga, buah dan daun (Aak, 1993). Selain unsur-unsur tersebut pembentukan badan buah juga memerlukan unsur tambahan seperti vitamin dan kalsium. Vitamin dapat diperoleh dari bekatul. Kalsium dapat diperoleh dari bekatul dan kapur CaCO 3. Sesuai dengan penelitian Sulistyarini (2003) menunjukkan pada perlakuan P 3 dengan penambahan sekam padi 75% memberikan hasil yang optimal terhadap jumlah badan buah jamur tiram putih dan pada perlakuan P 0 (kontrol) tanpa

8 penambahan sekam padi memberikan hasil yang paling rendah terhadap jumlah badan buah jamur tiram putih. Faktor penyiraman juga merupakan syarat tumbuh utama jamur tiram putih agar media tumbuh tidak basah dan kering sehingga pertumbuhan jamur bisa optimal (Adiyuwono (2001). 3. Berat Segar Jamur Pada pengamatan berat segar jamur data yang diperoleh mempunyai pengaruh terhadap berat segar buah panen pertama dan panen kedua yaitu menunjukkan adanya pengaruh paling baik adalah pada perlakuan S 3 T 3 pada media standar 904g dengan penambahan media sekam padi 15% dan daun pisang kering 15%. Berat segar yang memiliki rata-rata paling tinggi yaitu 402,5 g. Perlakuan ini paling tinggi karena mempunyai cadangan energi dari media tambahan yang dapat membantu merangsang hasil produktivitas jamur tiram putih, sehingga jamur yang tumbuh mempunyai berat yang berbobot. Artinya bahan media mampu diserap secara sempurna oleh jamur tiram. Sedangkan pada perlakuan S 0 T 0 tanpa penambahan sekam padi dan daun pisang kering menunjukkan hasil paling rendah yaitu 217,5g. Hal ini dikarenakan media standar tanpa penambahan sekam padi dan daun pisang kering tidak memiliki nutrisi atau nutrisinya kurang diserap. Nutrisi pada media tanam jamur yang dapat diabsorbsi oleh jamur dapat meningkatkan berat segar jamur (Suriawiria, 2004). 500 400 300 200 100 0 217.5 305 372.5305 310 320357.5347.5 357.5 385 357.5 365 312.5 300 297.5 402.5 Gambar 4.3 Histogram rata-rata berat segar jamur (g) Sesuai penelitian Supiah (2000) menunjukkan bahwa dengan penambahan daun pisang kering 15% pada media serbuk gergaji kayu sengon

9 75% meningkatkan berat segar jamur tiram putih. Kondisi lingkungan juga berpengaruh baik suhu maupun kelembabannya.suhu yang baik yaitu 22 0 C- 28 0 C serta kelembapan yang baik yaitu 80-90. Pengisian media kedalam baglog juga mempengaruhi produktivitas hasil jamur jika baglog padat maka hasilnya akan lebih bagus dan banyak, namun jika baglog kendor maka hasilnya juga kurang bagus. Hasil analisis data yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa media tambahan sekam padi dan daun pisang kering berpengaruh nyata terhadap produktivitas (berat segar buah) jamur tiram putih. dalam uji hipotesis Ho ditolak, sehingga penambahan sekam padi dan daun pisang kering berpengaruh nyata terhadap pruduktivitas (berat segar buah) jamur tiram putih. Pada perlakuan S 3 T 3 memberikan pengaruh paling baik terhadap berat segar jamur tiram putih. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi pada sekam padi dan daun pisang kering dapat meningkatkan produksi jamur tiram putih. Hal ini sesuai dengan pernyataan Budianto (2004) bahwa berat segar jamur yang dihasilkan ditentukan oleh kesuburan media dan adanya zatzat makanan seperti karbohidrat dan protein. Oleh karena itu jamur memerlukan zat-zat makanan dari media lain khususnya sekam padi dan daun pisang kering. PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penambahan media sekam padi dan daun pisang kering tidak berpengaruh terhadap laju pertumbuhan miselium jamur tiram putih. 2. Penambahan sekam padi dan daun pisang kering sebanyak 15% (135,6 g) ke dalam media standar jamur tiram putih menghasilkan rata-rata jumlah badan buah 64,5 buah dan berat segar badan buah 402,5 g. Penambahan media sekam padi dan daun pisang kering berpengaruh terhadap jumlah badan buah dan berat segar badan jamur tiram putih.

10 B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Ada penelitian lebih lanjut mengenai media tambahan sekam padi dan daun pisang kering dengan dosis yang lebih tinggi atau lebih rendah tetapi menghasilkan produktivitas jamur tiram yang lebih baik. 2. Para petani jamur diharapkan dapat membuat media jamur tidak hanya dengan menggunakan media standar tetapi dengan memanfaatkan berbagai macam limbah pertanian sebagai media tambahan seperti sekam padi atau daun pisang kering. DAFTAR PUSTAKA Aak. 1993. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Yogyakarta: Kanisius. Budianto, Aprih. 2004. Pengaruh Macam Media Dan Dosis Bekatul Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). [skripsi]. Surakarta: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (halaman: vii- 43). Cahyana, dkk. 2005. Jamur Tiram Pembibitan, Pembudidayaan dan Analisis Usaha. Jakarta: Penebar Swadaya. Campbell. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid Kedua. Jakarta: Erlangga. Darnetty. 2006. Pengantar Mikologi. Pengaruh Penambahan Bekatul dan Ampas Tahu Pada Media Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). http://ib.uin-malang.ac.id/2009/0350064- lailatul-mufarrih/ diakses tanggal 26 Maret 2014. Djariah, M. N & A.S. Djariah. 2001. Budidaya Jamur Tiram: Pembibitan, Pemeliharaan,dan Pengendalian Hama Penyakit. Yogyakarta: Kanisius. Purnamasari, Anisa. 2013. Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Serabut Kelapa (Cocos nucifera) [skripsi] Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Purnamasari, Eliska. 2013. Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Tongkol Jagung (Zea mays) [skripsi]. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

11 Puspaningrum. 2013. Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Molase Dengan Dosis Yang Berbeda [skripsi] Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi. Surakarta. Sipahutar, D. 2010. Teknologi Briket Sekam Padi. Riau: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Sulistyarini. 2003. Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus florida) Pada Media Campuran Serbuk Gergaji Dan Sekam Padi. [skripsi] Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Semarang: Universitas Diponegoro. Sumpeni. 2012. Pemanfaatan Daun Pisang Kering Atau Kelaras Sebagai Media Pertumbuhan Jamur Merang (volvariella Volvacea) (Undergraduate thesis, Duta Wacana Christian University) (Diakses pada hari Minggu 29 Desember 2013). Suriawiria, Unus. 2000. Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu, Shitake, Kuping, Tiram. Jakarta: Penebar Swadaya. Susiana. 2010. Pengaruh Penambahan Gula (Sukrosa) Terhadap Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Merah (Pleurotus flabellatus) [Skripsi]. Malang: Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, http://www.lib.uin-malang.ac.id, diakses tanggal 18 Maret jam 14.00 WIB). (Halaman: 25-37, 22-25). Widyastuti, Netty. 2009. Jamur Shitake Budidaya & Pengolahan Si Jamur Penakluk Kanker. Yogyakarta: Lily Publisher. (halaman: 48).

12