Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok

BAB III METODE PENELITIAN

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

Aminatu Zuhriyah. Arahan Penanganan Permukiman Kumuh Nelayan Di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Lamongan

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Analisis Jaringan Sosial Pariwisata di Kampung Pesisir Bulak Surabaya

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Identifikasi Tipologi berdasarkan Karakteristik Sempadan Sungai di Kecamatan Semampir

Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Kawasan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Arahan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Singosari Malang sebagai Heritage Tourism

Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan Kecamatan Sampang

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

Pemahaman atas pentingnya Manual Penyusunan RP4D Kabupaten menjadi pengantar dari Buku II - Manual Penyusunan RP4D, untuk memberikan pemahaman awal

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

Analisis Jaringan Sosial Pariwisata di Kampung Pesisir Bulak Surabaya

Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tentang genangan atau banjir sudah sangat umum terjadi di kawasan

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 /PRT/M/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsep Perancangan Kampung Baru Nelayan Kenjeran Surabaya Berbasis Potensi Wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

Revitalisasi Desa Bungaya sebagai Desa Wisata Budaya di Kabupaten Karangasem

EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI SURABAYA (STUDI KASUS : RUSUNAWA URIP SUMOHARJO)

Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat KAMPUNG GLINTUNG GO GREEN KOTA MALANG

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

Arahan Pengendalian Alih Fungsi Daerah Resapan Air Menjadi Lahan Terbangun di Kecamatan Lembang, Bandung

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perumahan di Kecamatan Rungkut

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

Pelestarian Kawasan Cagar Budaya Berbasis Partisipasi Masyarakat (Studi Kasus: Kawasan Cagar Budaya Bubutan, Surabaya)

Variabel Sub Variabel Definisi Operasional

Tingkat Pendapatan Kelurahan Pendapatan Petambak

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PEMBANGUNAN KAMPUNG PERKOTAAN TERHADAP KONDISI FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

ARAHAN PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KELURAHAN TLOGOPOJOK (KABUPATEN GRESIK)

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

BAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62

DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Abstrak Halaman Persembahan Motto

PENENTUAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DI WILAYAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA

III. METODE PENELITIAN. kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan,

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tipologi Permukiman Kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas Akhir PW Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM

PENATAAN PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN

PENJELASAN MEKANISME PENYUSUNAN. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman SEMARANG, 5 JUNI 2014

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Hadi Prasetyo, 2013

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya Penulis : Mia Ermawati, dan Dosen Pembimbing : Ema Umilia, ST. MT Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: ema_umilia@urplan.its.ac.id Abstrak Pembangunan di Kelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran mengakibatkan pertumbuhan secara incremental. Pertumbuhan incremental adalah pertumbuhan tanpa adanya pengendalian secara spasial. Pertumbuhan secara incremental mengakibatkan belum tertata dengan baik. Sehingga diperlukan arahan penataan kawasan di Kelurahan Tambak Wedi. Analisa penelitian dilakukan mengidentifikasi karakteristik dengan analisa data kualitatif, kemudian untuk menganalisa faktor pendukung dengan analisa deskriptif dan Delphi, selanjutnya untuk merumuskan arahan penataan kawasan dengan analisa triangulasi. Hasil dari penelitian didapatkan arahan penataan kawasan di Kelurahan Tambak Wedi yang dibagi sesuai dengan kepentingannya ke dalam arahan mikro spasial maupun mikro non-spasial dan arahan makro spasial maupun makro non-spasial. Arahan mikro spasial seperti rehabilitasi bangunan semi permanen, pembangunan rumah susun. Arahan mikro non-spasial seperti peningkatan ketrampilan melalui pelatihan kerja, pengembangan industri pengasapan melalui penerapan konsep smoked fish-togo, dan revitalisasi sarana TPI. Arahan makro spasial seperti pembangunan sarana pendidikan-peribadatan-pengolahan dan pengeringan hasil tangkapan laut, pembangunan tandon umum (waduk), perbaikan dan pembangunan drainase, perbaikan jalan dengan melakukan penambalan, penambahan prasarana tong sampah.arahan makro non-spasial seperti pendampingan kader untuk menanamkan kesadaran terhadap, peningkatan kepedulian terhadap melalui penerapan insentif-disinsentif, pembinaan dan sosialisasi pembangunan, pemberian akses koordinasi antara (-pemerintah-swasta), pemberian kemudahan penyerahan sarana-prasarana kepada pemerintah, pengembangan yang dilengkapi saranaprasarana pendukung nelayan, pendekatan stakeholder dalam mendukung penataan kawasan melalui bantuan institusi pendidikan. Kata Kunci kebutuhan, penataan, S I. PENDAHULUAN eiring dengan terjadinya pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi di Kota Surabaya yang terus meningkat. Kondisi ini mengakibatkan, permintaan semakin meningkat. Arus urbanisasi di Kota Surabaya pada tahun 2011 sebanyak 24.207 orang, dan pada tahun 2012 meningkat menjai sebanyak 28.198 [1]. Sedangkan, kemampuan pemerintah yang terbatas dalam penyediaan bagi, kondisi ini mendorong berpenghasilan rendah melakukan pembangunan secara [2]. Perumahan adalah yang dibangun secara bertahap oleh berpenghasilan rendah melalui biaya secara mandiri [3]. Salah satu kelurahan di Kota Surabaya yang merupakan kawasan adalah Kelurahan Tambak Wedi yang lokasinya berada di Kaki Jembatan Suramadu. Keterbatasan kemampuan bagi berpenghasilan rendah di Kelurahan Tambak Wedi yang sebagian besar merupakan nelayan dalam membangun rumah, mengakibatkan kondisi kawasan yang belum tertata dengan baik, bangunan tidak layak dan sarana-prasarana kurang memadai. Selain itu, kelurahan Tambak Wedi ini juga termasuk dalam daftar kawasan nelayan yang diprioritaskan untuk dilakukan penataan dan perbaikan kampung [4]. Pembangunan di Kelurahan Tambak Wedi mengakibatkan pertumbuhan secara incremental, yaitu pertumbuhan tanpa adanya pengendalian secara spasial [5]. Pertumbuhan secara incremental mengakibatkan yang belum tertata dengan baik. Kondisi ini dapat ditinjau dari tingkat kepadatan bangunan yang tinggi [6], sarana pendidikan dan peribadatan yang kurang memadai dan tidak berfungsinya sarana TPI, prasarana air bersih yang lingkup pelayanannya belum merata, prasarana drainase dan persampahan yang kurang memadai, serta kebiasaan membuang sampah sembarangan memperparah buruknya [7]. Maka dari itu, diperlukan suatu arahan dalam penataan kawasan untuk mewujudkan yang tertata dengan baik. II. METODE ANALISA Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan rasionalistik, yaitu pendekatan penelitian yang bersumber pada fakta empiri dan didukung teori.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif-kualitatif. Dimana penelitian kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dalam bentuk skoring terhadap kondisi kawasan di Kelurahan Tambak Wedi. Sedangkan, penelitian kualitatif digunakan untuk menjelaskan bagaimana proses penelitian dapat dilakukan hingga perumusan arahan penataan kawasan di Kelurahan Tambak Wedi. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Untuk data primer didapatkan melalui penyebaran kuisioner, wawancara, dan observasi. Sedangkan, data sekunder dilakukan dengan cara pengumpulan ata dari instansi terkait dan studi literatur sesuai tema penelitian. Untuk metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 1. Sasaran 1 Mengidentifikasi karakteristik kawasan di Kelurahan Tambak Wedi Input : Variabel sasaran 1 Output : Karakteristik T.Analisa : Analisa Data Kualitatif Sasaran 3 Merumuskan arahan penataan kawasan di Kelurahan Tambak Wedi Input : Karakteristik dan Faktor pendukung Output : Arahan T.Analisa : Analisa Triangulasi Gambar 1 : Metode Analisa Sasaran 2 Menganalisa faktor yang mendukung penataan kawasan di Kelurahan Tambak Wedi Input : Karakteristik Output : Faktor pendukung T.Analisa : Analisa Deskriptif dan Delphi III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Kawasan Kelurahan Tambak Wedi berada di Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya. Kelurahan Tambak Wedi memiliki luas wilayah sebesar 97,38 Ha, yang terdiri dari 4 RW dan 40 RT. Secara administrasi, batas dari Kelurahan Tambak Wedi adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Selat Madura Sebelah Selatan : Kelurahan Tanah Kali Kedinding Sebelah Timur : Kelurahan Kedung Cowek Sebelah Barat : Kelurahan Bulak Banteng 3.2 Karakteristik Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi A. Karakteristik Bangunan Karakteristik bangunan pada kawasan di Kelurahan Tambak Wedi. Berdasarkan kondisi eksisting hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar bangunan merupakan bangunan permanen dengan kepadatan yang tinggi dan kualitas yang rendah. Kondisi ini disebabkan karena, pembangunan fisik rumah dilakukan secara bertahap dan. Sehingga, kondisi dan kualitas bangunan menyesuaikan kemampuan pada kawasan di Kelurahan Tambak Wedi. B. Karakteristik Mata Pencaharian Karakteristik mata pencaharian pada kawasan di Kelurahan Tambak Wedi. bahwa sebagian besar bekerja sebagai nelayan dengan tingkat pendapatan rendah antara Rp. 1.250.000 Rp. 1.500.000. Kondisi sebagian besar dengan tingkat pendapatan yang rendah, mengakibatkan kemampuan yang terbatas untuk menjangkau harga lahan yang tinggi karena lokasinya yang strategis. Selain itu, rendahnya tingkat pendapatan juga berpengaruh terhadap kemampuan dalam pembiayaan pengadaan bahan bangunan dan proses pembangunan rumah. C. Karakteristik Sarana Karakteristik sarana pada kawasan di Kelurahan Tambak Wedi, seperti sarana pendidikan. Berdasarkan kondisi eksisting hasil survey bahwa pengadaannya mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota Surabaya. Akan tetapi, kondisinya masih kurang memadai dan belum memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk. Kondisi ini disebabkan karena, keterbatasan pendanaan dari Pemerintah dalam pengadaan sarana serta akses yang sulit untuk menjalin kerjasama dengan pihak swasta. D. Karakteristik Prasarana Karakteristik prasarana pada kawasan di Kelurahan Tambak Wedi, seperti prasarana air bersih, drainase, jalan, dan persampahan. Berdasarkan kondisi eksisting hasil survey, bahwa untuk kondisi prasarana air bersih dan drainase lingkup pelayanan dan ketersediaannya masih belum menjangkau seluruh kawasan. Untuk prasarana jalan, bahwa kondisinya masih banyak kerusakan serta berlubang. Sedangkan, prasarana persampahan kondisinya masih belum memenuhi kebutuhan. E. Karakteristik Kualitas Pendidikan Masyarakat Karakteristik pendidikan pada kawasan di Kelurahan Tambak Wedi. bahwa sebagian besar memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP/SLTP. Rendahnya tingkat

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 pendidikan, berpengaruh terhadap tingkat kepedulian terhadap. F. Karakteristik Partisipasi Masyarakat Karakteristik partisipasi terhadap di kelurahan Tambak Wedi. bahwa partisipasi terhadap masih kurang. Masyarakat bersedia ikut serta dalam kegiatan membersihkan hanya saat terjadi banjir dan mendapat himbauan dari pihak kelurahan. Partisipasi ini tergolong ke dalam jenis partisipasi terinduksi, yaitu partisipasi yang tumbuh karena terinduksi adanya motivasi ekstrinsik berupa (bujukan, pengaruh, dorongan) dari luar. G. Karakteristik Kerjasama dengan Pemerintah Karakteristik kerjasama dengan Pemerintah pada kawasan di Kelurahan Tambak Wedi. bahwa selama ini tidak pernah mengadakan kerjasama dengan Pemerintah, maupun pihak Pemerintah yang secara langsung memberikan bantuan dalam rangka memperbaiki kondisi kawasan. H. Karakteristik Pertukaran Wawasan Karakteristik pertukaran wawasan pada kawasan di Kelurahan Tambak Wedi. bahwa pertukaran wawasan antar berbagai pihak (-pemerintah-swasta) dalam mendukung penataan kawasan tidak pernah dilakukan. Hal ini mengakibatkan, ketidakpahaman dalam menentukan program apa yang bisa dilakukan untuk penataan kawasan. 3.3 Analisa Faktor Pendukung Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Untuk menentukan faktor pendukung penataan kawasan di Kelurahan Tambak Wedi. Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor pendukung penataan kawasan dengan menggunakan teknik analisa deskriptif. Analisa deskriptif dilakukan dengan mengkaji karakteristik kawasan kemudian didukung dengan landasan teori. Hasil analisa dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Faktor Pendukung Penataan Perumahan Swadaya Karakteristik Teori Analisa Faktor pendukung Bangunan Dalam Untuk mendukung berupa menanggulangi penataan peningkatan bangunan kawasan kualitas permanen kumuh diperlukan bangunan dengan yaitu melalui dukungan peningkatan melalui kepadatan perbaikan kualitas bangunan bantuan tinggi dan rehabilitasi kualitas yang (Yunus, 2005 : bangunan rendah 105) rumah dari pemerintah Mata Untuk Untuk mendukung pencaharian mendukung penataan sebagai pembangunan kawasan nelayan rumah bagi, maka perlu dengan MBR, diperlukan peningkatan mata pendapatan peningkatan pencaharian yang antara Rp. kesejahteraan bertujuan mengangkat 1.250.000 pendapatan Rp 1.500.000 (Dharoko, 2008) Sarana kurang Kerjasama Kerjasama dengan memadai dengan pihak pihak swasta dalam swasta pengadaan saranaprasarana pada dilatarbelakangi karena kawasan keterbatasan di Kelurahan pendanaan Tambak Wedi belum pemerintah pernah ada sebagai penyedia pelayanan publik (Riyanto, 2010) Prasarana Dalam Prasarana masih belum kurang pembangunan mencukupi kebutuhan memadai dan prasarana perlu. Perlunya lingkup memperhatikan peran dari pelayanan pelaku dan pemerintah, belum merata pembangunan, berdasarkan pendanaan dari kapasitasnya pemerintah masing-masing maupun swasta (Djunaedi, 2010) Tingkat Tingkat Masyarakat pada pendidikan pendidikan memiliki permasalahan mempu pada rendahnya tingkat rendah, yaitu mempengaruhi pendidikan yang secara lulusan seseorang langsung SMP/SLTP terhadap mempengaruhi pengetahunan, kepedulian terhadap ketrampilan, dan kepedulian terhadap (Gurdjita, 2008) Partisipasi Partisipasi Partisipasi terhadap terhadap sangat erat masih kurang. Padahal kaitannya dengan segala bentuk masih kurang kekuatan atau partisipasi hak sangat diperlukan terutama dalam untuk memperbaiki pengambilan dan menjaga keputusan kawasan (Habitat dalam Panudju, 1999:77) Pembinaan Pemerintah Pentingnya dilakukan dari bertanggung pembinaan oleh Pemerintah jawab untuk pemerintah ini, untuk melakukan dikarenakan melalui memperbaiki pembinaan dalam pengaturan pembinaan kondisi penyelenggaraan yang jelas, akan dan mempermudah permukiman (UU pemerintah tidak No 1 Tahun 2011) kabupaten/kota untuk pernah ada mengimplementasikan penataan Tidak pernah Pertukaran Kegiatan pertukaran ada kegiatan wawasan wawasan sangat pertukaran bertujuan diperlukan, karena wawasan memberikan melalui pertukaran dalam rangka pemahaman pengetahuan ini mendukung kepada kelompok diharapkan mampu penataan dan memberikan tambahan menghubungkan informasi terkait kawasan dengan para program penataan stakeholder kawasan untuk memfasilitasi penataan (Pattison et al,. 2011) Sumber : Hasil Analisa, 2014 peningkatan mata pencaharian melalui serangkaian kegiatan pelatihan kerja pendanaan dari pihak swasta untuk pengadaan sarana dan pemerintah dalam pembangunan prasarana Peningkatan kesadaran terhadap kawasan melalui penyuluhan yang diberikan oleh kader Peningkatan partisipasi terhadap kawasan melalui pengadaan kerjabakti secara rutin untuk membersihkan pemerintah dalam pembinaan kawasan di Kelurahan Tambak Wedi Peningkatan wawasan antar pihak (pemerintahswasta) di bidang penataan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 Dari hasil analisa deskriptif diatas, didapatkan 8 faktor pendukung penataan kawasan. Langkah selanjutnya, yaitu melakukan analisa Delphi yang melibatkan responden untuk mendapatkan konsensus faktor pendukung penataan kawasan di Kelurahan Tambak Wedi. Berdasarkan analisa Delphi tersebut diperoleh 11 faktor pendukung penataan kawasan, yaitu : 1) dukungan peningkatan kualitas bangunan melalui bantuan rehabilitasi bangunan rumah dari Pemerintah; 2) dukungan peningkatan mata pencaharian melalui serangkaian kegiatan pelatihan kerja; 3) dukungan pendanaan dari pihak swasta untuk pengadaan sarana; 4) dukungan dan pemerintah dalam pembangunan prasarana; 5) peningkatan kesadaran terhadap kawasan swaaya melalui penyuluhan yang diberikan oleh kader ; 6) peningkatan partisipasi melalui pengadaan kerjabakti secara rutin untuk membersihkan ; 7) dukungan pemerintah dalam pembinaan kawasan di Kelurahan Tambak Wedi; 8) peningkatan wawasan antar pihak (pemerintah-swasta) di bidang penataan ; 9) mekanisme perijinan pengadaan sarana-prasarana; 10) penerapan program penataan yang berkelanjutan; 11) kesepakatan semua stakeholder untuk ikut berpartisipasi. 3.4 Perumusan Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Pada tahap perumusan arahan penataan kawasan di Kelurahan Tambak Wedi. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa triangulasi dengan sumber data yang digunakan adalah karakteristik kawasan, faktor pendukung penataan kawasan, dan literature review yang berkaitan dengan penataan kawasan. Arahan yang dihasilkan pada analisa triangulasi tersebut, selanjutnya dikelompokkan secara detail sesuai kepentingannya ke dalam lingkup mikro spasial dan mikro non-spasial serta makro spasial dan makro nonspasial. Berikut hasil perumusan arahan penataan kawasan di Kelurahan Tambak Wedi : Arahan Mikro Spasial 1. Penataan melalui rehabilitasi bangunan rumah khusus bangunan semi permanen 2. Pembangunan hunian vertikal berupa rumah susun bagi wilayah dengan kepadatan sangat tinggi Pembangunan hunian vertikal berupa rumah susun untuk bangunan kepadatan tinggi Gambar 2 Melakukan rehabilitasi bangunan semi permanen : Peta Arahan Mikro Spasial Arahan Mikro Non-Spasial 1. Peningkatan ketrampilan nelayan dengan mengadakan kegiatan pelatihan kerja tentang tata cara pengolahan dan pemasaran ikan yang diadakan secara berkala melalui kerjasama Disperindag Kota Surabaya 2. Pengembangan sentra industri pengasapan melalui konsep smoked fish-to-go 3. Revitalisasi sarana TPI pada kawasan nelayan Arahan Makro Spasial 1. Pembangunan sarana pendidikan (PAUD dan TK) 6 gedung 2. Pembangunan saran peribadatan (masjid) 2 unit 3. Pembangunan sarana pengolahan dan pengeringan hasil tangkapan laut 4. Pembangunan tendon umum (waduk) penampungan air hujan maupun sumur resapan sebagai pengganti air PDAM 5. Perbaikan fisik drainase (kali dan saluran ) yang sudah ada dengan melakukan pengerukan sampah yang menghambat aliran air 6. Pembangunan saluran drainase di setiap titik yang belum tersedia 7. Perbaikan kondisi jalan dengan melakukan penambalan pada jalan yang rusak dan berlubang 8. Penambahan prasarana persampahan berupa tong sampah sebanyak 293 unit yang dibagi pada setiap unit

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 Arahan Makro Non-Spasial 1. Pendampingan kader dalam rangka menanamkan kesadaran terhadap 2. Peningkatan hubungan kegotong-royongan antar dalam menjaga kawasan melalui penerapan insentifdisinsentif 3. Pembinaan pemerintah dalam pelaksanaan program penataan kawasan 4. Pemberian sosialisasi pembangunan 5. Pemberian kemudahan akses koordinasi dalam mengimplementasikan program penataan kawasan yang mampu mengakomodir semua pihak (pemerintah-swasta) 6. Pemberian kemudahan proses penyerahan saranaprasarana kepada pemerintah 7. Pengembangan yang dilengkapi dengan sarana-prasarana pendukung kegiatan nelayan melalui bantuan kerjasama antara Pemerintah dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Surabaya 8. Pendekatan stakeholder dalam mendukung penataan kawasan melalui bantuan institusi pendidikan. IV. KESIMPULAN A. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Arahan Mikro Spasial seperti : a) penataan melalui rehabilitasi bangunan rumah khusus bangunan semi permanen; b) pembangunan hunian vertikal berupa rumah susun bagi wilayah dengan kepadatan yang sangat tinggi. 2. Arahan Mikro Non-Spasial seperti : a) peningkatan ketrampilan nelayan dengan mengadakan kegiatan pelatihan kerja tentang tata cara pengolahan dan pemasaran ikan yang diadakan secara berkala melalui kerjasama dengan Dinas Disperindag Kota Surabaya; b) pengembangan sentra industri pengasapan melalui konsep smoke fish-to-go; c) revitalisasi sarana TPI (Tempat Penjualan Ikan)pada kawasan. 3. Arahan Makro Spasial seperti : a) pembangunan sarana pendidikan (PAUD) dan (TK) 6 gedung; b) pembangunan sarana peribadatan (Masjid) 2 unit; c) pembangunan sarana pengolahan dan pengeringan hasil tangkapan laut; d) pembangunan tandon umum (waduk) penampungan air hujan maupun sumur resapan sebagai pengganti air PDAM; e) perbaikan fisik drainase (kali an saluran ) yang sudah ada dengan melakukan pengerukan sampah yang menghambat aliran air; f) pembangunan saluran drainase di setiap titik yang belum tersedia; g) perbaikan kondisi jalan dengan melakukan penambalan pada jalan yang rusak dan berlumbang; h) penambahan prasarana persampahan berupa tong sampah sebanyak 293 unit yang dibagi pada setiap unit. 4. Arahan Makro Non-Spasial seperti : a) pendampingan kader dalam rangka menanamkan kesadaran terhadap ; b) peningkatan hubungan kegotong-royongan antar dalam menjaga kawasan melalui penerapan insentif-disinsentif ; c) pembinaan pemerintah dalam pelaksanaan program penataan kawasan ; d) pemberian sosialisasi pembangunan ; e) pemberian kemudahan akses koordinasi dalam mengimplementasikan program penataan kawasan yang mampu mengakomodir semua pihak (-pemerintahswasta); f) pemberian kemudahan proses penyerahan sarana-prasarana kepada pemerintah; g) pengembangan yang dilengkapi dengan sarana-prasarana pendukung kegiatan nelayan melalui bantuan kerjasama antara Pemerintah dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Surabaya; h) pendekatan stakeholder dalam mendukung penataan kawasan melalui bantuan institusi pendidikan. B. Saran Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Perlu adanya penelitian tentang penataan kawasan yang ditinjau dari aspek sosial-budaya, apakah juga termasuk penyebab pertumbuhan secara incremental dan belum tertata dengan baik 2. Perlunya dilakukan pembagian tugas pokok masingmasing stakeholder (pemerintah, swasta, ) dan disepakati, dalam menjalankan program penataan kawasan sesuai dengan prioritas 3. Perlunya review ulang kebijakan RTRW Kota Surabaya untuk disesuaikan penanganannya dengan pertumbuhan yang terjadi pada kawasan di Kelurahan Tambak Wedi. UCAPAN TERIMAKASIH M.E. mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa Bidik Misi tahun 2010-2014.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6 DAFTAR PUSTAKA [1] Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya Tahun 2013 [2] Warsilan, Studi Aspek Sosial Ekonomi Program Perbaikan Kampung Di Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Kinerja Volume 9 No 2.2012 [3] Mungkasa, Perumahan Swadaya Konsep, Pembelajaran dan Praktek Unggulan. 2011 [4] Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Kota Surabaya Tahun 2008-2018 [5] D. Rahmawati, Arahan Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Tambak Wedi, Kota Surabaya. Thesis. 2009 [6] D. Rahmawati, Arahan Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Tambak Wedi, Kota Surabaya. Thesis. 2009 [7] Mayasari, Fakta, Analisa dan Rekomendasi Pembangunan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu di Kelurahan Tambak Wedi. Tugas Kuliah. 2009