Rofizar. A 1, Yales Veva Jaya 2, Henky Irawan 2 1

dokumen-dokumen yang mirip
Key words: SIG, suitability region cultivation seaweed, Mantang Island.

Dendi Marizal, Yales Veva Jaya, Henky Irawan

MASPARI JOURNAL Juli 2017, 9(2):85-94

Received February 2016, Accepted March 2016 ABSTRAK

KATA PENGANTAR. Jatinangor, 22 Juli Haris Pramana. iii

ABSTRAK. Kata Kunci :Kesesuaian Perairan, Sistem Informasi Geografis (SIG), Keramba Jaring Apung KJA), Ikan Kerapu

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. Alat-alat Penelitian

Journal Of Aquaculture Management and Technology Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian

ABSTRAK. Kata kunci : Keramba jaring tancap, Rumput laut, Overlay, SIG.

Oleh: Irwandy Syofyan, Rommie Jhonerie, Yusni Ikhwan Siregar ABSTRAK

FORMASI SPASIAL PERAIRAN PULAU 3S (SALEMO, SAGARA, SABANGKO) KABUPATEN PANGKEP UNTUK BUDIDAYA LAUT Fathuddin dan Fadly Angriawan ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kesesuaian Lokasi dan Data Spasial Budidaya Laut berdasarkan Parameter Kualitas Perairan di Teluk Lasongko Kabupaten Buton Tengah

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)

III. METODE PENELITIAN. kerapu macan ini berada di perairan sekitar Pulau Maitam, Kabupaten Pesawaran,

BAB III METODA PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

Tengku Said Raza i Jurusan Budidaya Perairan, FIKP Universitas Maritim Raja Ali Haji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juli 2014 untuk

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

BAB III METODE PENELITIAN

Amonia (N-NH3) Nitrat (N-NO2) Orthophosphat (PO4) mg/l 3 Ekosistem

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB III METODE PENELITIAN

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, SH, tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275, Telp/Fax.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS EKOLOGI TELUK CIKUNYINYI UNTUK BUDIDAYA KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,

V. KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam

Tim Peneliti KATA PENGANTAR

METODE PENELITIAN. Gambar 7 Lokasi penelitian di perairan dangkal Semak Daun.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan

KAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI

BAB IV METODE PENELITIAN

Pemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS LINGKUNGAN PERAIRAN UNTUK ZONA PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT DI TELUK GERUPUK KABUPATEN LOMBOK TENGAH


BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi,

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN. 1.1 Kesimpulan. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai

Bab 4 Hasil Dan Pembahasan

BAB II METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Peta Lokasi Peneliti. Peta Teluk Levun Kabupaten Maluku Tenggara

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang

Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) :

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian laju pertumbuhan dan produksi lamun Cymodocea rotundata

Growth of Microalgae Spirulina plantensis Cultured with Technical Medium

KESESUAIAN PEMANFAATAN PERAIRAN BAGI PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA DI KAWASAN TELUK STARING KONAWE SELATAN

MATERI DAN METODE. Prosedur

5 IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH KABUPATEN KUPANG

I. PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas budidaya. Air yang digunakan untuk keperluan budidaya

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PERAIRAN KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG

KERENTANAN TERUMBU KARANG AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA MENGGUNAKAN CELL - BASED MODELLING DI PULAU KARIMUNJAWA DAN PULAU KEMUJAN, JEPARA, JAWA TENGAH

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

3. METODE PENELITIAN

PEMETAAN TINGKAT KERENTANAN HABITAT MANGROVE PULAU BINTAN. Robin Saputra Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

Studi Pengaruh Air Laut Terhadap Air Tanah Di Wilayah Pesisir Surabaya Timur

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT BERDASARKA N MUSIM ANGIN DI PERAIRAN PULAU BINTAN ABSTRACT

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

PEMETAAN SEBARAN SPASIAL KUALITAS AIR UNSUR HARA PERAIRAN TELUK LAMPUNG

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL

III. METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

III. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Rekayasa Teknologi Transplantasi Lamun pada Jenis Enhalus acoroides dan Thallassia hemprichii di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

Studi Potensi Air Tanah di Pesisir Surabaya Timur Untuk Budidaya Perikanan Air Payau

ABDUR RAHMAN. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

viii BAB VIII PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 91

EVALUASI KINERJA USAHA AGRIBISNIS KERAPU

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

Transkripsi:

Aplikasi SIG untuk pemetaan kesesuaian kawasan budididaya ikan kerapu menggunakan keramba di perairan laut Desa Genting Pulur Kabupaten Kepulauan Anambas Rofizar. A, Yales Veva Jaya, Henky Irawan Alumni FIKP Universitas Maritim Raja Ali Haji Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji INFO NASKAH Ketrangan Naskah Masuk Masuk dalam revisi Diterima Online Kata Kunci: Keramba, budidaya ikan kerapu, SIG ABSTRAK Judul penelitian adalah Aplikasi SIG Untuk Pemetaan Kesesuaian Kawasan Budidaya Ikan Kerapu Menggunakan Keramba di Perairan Laut Desa Genting Pulur Kabupaten Kepulauan Anambas dengan tujuan untuk mengetahui kawasan yang sesuai untuk meletakkan wadah budidaya berdasarkan kualitas air secara fisika dan kimia. Dalam penelitian ini menggunakan metode sampling untuk mendapatkan data dari perameter yang digunakan sebagai kriteria kesesuaian kawasan budidaya untuk selanjutnya di analisis dan diolah dengan menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Dari penelitian tersebut di dapat hasil faktor pembatas alur kapal dengan lebar 35 m, kedalaman 0,50 m, keterlindungan semi terbuka, tinggi gelombang 0,5 m, arus 40 cm/dtk, kecerahan 988 cm, suhu 3 C, salinitas 38, Oksigen terlarut 7,7 mg/l dan ph 8,4. Setelah diolah menggunakan SIG maka di dapat luas area untuk budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung adalah 304,6 ha dan untuk keramba jaring tancap 68,90 ha, dapat disimpulkan lokasi budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung memiliki kawasan lebih luas dari pada budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring tancap dari total seluruh kawasan penelitian adalah 987 ha. Gedung FIKP Lt. II Jl. Politeknik Senggarang, 95, Tanjungpinang, Telp : (077-804766, Fax. 077-700464. Email : henkyirawan.umrah@gmail.com; yales_vj@yahoo.com Aplikasi SIG untuk pemetaan kesesuaian kawasan budididaya ikan kerapu menggunakan keramba di perairan laut Desa Genting Pulur Kabupaten Kepulauan Anambas Rofizar. A, Yales Veva Jaya, Henky Irawan FIKP Alumnus, Raja Ali Haji Maritime University Faculty of Marine Science and Fisheries, Raja Ali Haji Maritime University ARTICLE INFO Article history Received Received in revised Accepted Available online Keywords Cage culture, Grouper culture, GIS ABSTRACT Judul penelitian adalah Aplikasi SIG Untuk Pemetaan Kesesuaian Kawasan Budidaya Ikan Kerapu Menggunakan Keramba di Perairan Laut Desa Genting Pulur Kabupaten Kepulauan Anambas dengan tujuan untuk mengetahui kawasan yang sesuai untuk meletakkan wadah budidaya berdasarkan kualitas air secara fisika dan kimia. Dalam penelitian ini menggunakan metode sampling untuk mendapatkan data dari perameter yang digunakan sebagai kriteria kesesuaian kawasan budidaya untuk selanjutnya di analisis dan diolah dengan menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Dari penelitian tersebut di dapat hasil faktor pembatas alur kapal dengan lebar 35 m, kedalaman 0,50 m, keterlindungan semi terbuka, tinggi gelombang 0,5 m, arus 40 cm/dtk, kecerahan 988 cm, suhu 3 C, salinitas 38, Oksigen terlarut 7,7 mg/l dan ph 8,4. Setelah diolah menggunakan SIG maka di dapat luas area untuk budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung adalah 304,6 ha dan untuk keramba jaring tancap 68,90 ha, dapat disimpulkan lokasi budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung memiliki kawasan lebih luas dari pada budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring tancap dari total seluruh kawasan penelitian 37

adalah 987 ha. Gedung FIKP Lt. II Jl. Politeknik Senggarang, 95, Tanjungpinang, Telp : (077-804766, Fax. 077-700464. Email : henkyirawan.umrah@gmail.com; yales_vj@yahoo.com PENDAHULUAN Kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai kawasan yang sesuai untuk keramba jaring apung dan keramba jaring tancap, maka penelitian ini dilakukan untuk menentukan kawasan yang sesuai meletakkan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap tersebut berdasarkan kualitas air secara fisika dan kimia serta faktor pembatas. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu solusi yang dapat menentukan lokasi yang sesuai untuk meletakkan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap dengan melakukan interpolasi dan analisis data. Menurut Budiyanto (0) SIG adalah data spasial dalam bentuk digital yang diperoleh melalui data satelit atau data lain terdigitasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi kawasan yang sesuai untuk budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap di perairan laut Desa Genting Pulur. METODE Penelitian ini dilaksakan di Desa Genting Pulur Kecamatan Jemaja Timur Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau pada bulan November 05. Jenis data yang diambil adalah data primer yaitu data yang didapat langsung di lapangan dan data sekunder yaitu data yang didapat dari dinas atau instansi terkait. Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi dengan melihat parameter kriteria kesesuaian kawasan budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap, yaitu : a. Faktor pembatas, adalah faktor yang menyebabkan suatu kawasan dianggap gagal sebagai lokasi budidaya. Faktor pembatas yang diambil adalah alur lalu lintas kapal nelayan dengan lebar 35 m. b. Keterlindungan pantai, kawasan budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap harus terlindung dari gelombang. c. Parameter fisika dan kimia, kriteria parameter yang sesuai adalah kedalaman untuk KJA > m, kedalaman KJT m- 8 m, gelombang 0,5 m 8 m, kecerahan >40 cm, arus 0 cm/dtk 50 cm/dtk, suhu 4 C - 3 C, salinitas 0 35, oksigen terlarut 4 mg/l 8 mg/l dan ph 7 8,5. Prosedur Penelitian Data digital pulau Jemaja di digitasi untuk selanjutnya dijadikan peta dasar membuat peta tematik dari sembilan parameter. Untuk membuat peta tematik tersebut data dari masing-masing parameter diolah sehingga didapatlah data yang selanjutnya dijadikan peta tematik - Kedalaman Kecerahan - ph 38

- Suhu - Keterlindungan - Salinitas - Gelombang - Oksigen terlarut - Arus Kesembilan peta tematik tersebut di overlay dan didapatlah hasil yang baru kemudian hasil tersbut di overlay dengan faktor pembatas dengan hasil overlay tersebut di dapatlah peta kesesuain kawasan budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap di perairan laut Desa Genting Pulur. Prosedur Pemetaan Tahapan dalam pemetaan yang dilakukan adalah pengumpulan data-data primer maupun data sekunder kemudian data tersebut diolah untuk dilakukan proses pemetaan dan disajikan dalam bentuk peta titik, peta kontur, peta tematik, peta kesesuaian tentatif dan peta klas kesesuaian kawasan budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap di perairan laut Desa Genting Pulur. Analisis data spasial Analisis spasial merupakan penilaian hasil pemetaan yang dihitung dan di overlay dengan menggunakan tools intersect dari seluruh peta tematik sehingga menjadi sebuah peta yang memberikan informasi tertentu pada sebuah lokasi. Menurut Jonston (994) dalam Budiyanto (0) secara sederhana menyatakan bahwa analisis spasial merupakan prosedur kuantitatif yang dilakukan pada analisis lokasi sedangkan menurut Hartoyo, Nugroho, Bhirowo dan Khalil (00) intersect digunakan untuk menggabungkan dua set data spasial yang saling berpotongan. Suhu Salinitas DO ph Arus Kecerahan Kedalaman Gelombang Keterlindungan Peta Kesesuaian Tentatif KJA dan Dissolve 39

Proses intersect peta tematik keramba jaring apung dan keramba jaring tancap. Analisis dilakukan dengan cara memberikan kriteria pada sepuluh parameter. Pemberian kriteria berdasarkan parameter terpenting. Kriteria dan parameter yang sesuai untuk budidaya diberi nilai sesuai (S) dan yang terdapat faktor pembatas sehingga menyebabkan kawasan tersebut tidak sesuai untuk budidaya diberi nilai tidak sesuai (N) dan kriteria yang memberikan pengaruh paling besar terhadap aktivitas budidaya diberi skor tertinggi. Tabel. Bobot dan skor parameter No Parameter Bobot Skor Pembatas 30 S= Tidak berada pada alur kapal dengan lebar 35 m N= Berada pada alur kapal dengan lebar 35 m Kedalaman 5 KJA S= m - >5m N= <m KJT S= m 8m N= < m - >8m 3 Keterlindungan 0 S= Terlindung dari gelombang N= Adanya gelombang 4 Gelombang 5 S= 0,5m m N= >m 5 Arus 5 S= 0cm/dtk - 50cm/dtk N= <0cm/dtk ->50cm/stk 6 Kecerahan 5 S= >40cm N= <40cm 7 Suhu 5 S= 4 C - 3 C N=<4 C - >3 C 8 Salinitas 5 S= 0-35 N= <0 ->35 9 Oksigen Terlarut 5 S= 4mg/l - 8mg/l N= <4mg/l - >8mg/l 0 Ph 5 S= 7 8,5 N= <7 - > 8,5 Klas Kesesuaian 40

Selang interval untuk keramba jaring apung dan keramba jaring tancap sebesar 0,50 nilai,00 dan nilai,00 masing-masing kelas ditetap selang dari bobot nilainya adalah : Sesuai = nilai,5,00 Tidak sesuai = nilai,00,50 HASIL DAN PEMBAHASAN Titik Sampling Parameter Titik sampling parameter 4

Titik sampling kedalaman berjumlah.48 titik. Titik sampling faktor pembatas berjumlah 43 titik. Parameter Kesesuaian Kawasan Budidaya Ikan Kerapu Menggunakan Keramba Jaring Apung Dan Keramba Jaring Tancap. Faktor Pembatas Dari hasil pengamatan visual dan pengolahan data maka didapatlah kesesuaian kawasan budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung 4

dan keramba jaring tancap berdasarkan faktor pembatas dengan lebar alur 35 m yang telah dihitung berdasarkan ukuran kapal motor terbesar yang melewati perairan tersebut.. Kedalaman Kawasan yang sesuai untuk keramba jaring apung berdasarkan kedalaman adalah > m dan tidak sesuai dengan < m. Kawasan yang sesuai untuk keramba jaring tancap berdasarkan kedalaman yang sesuai m 8 m dan tidak sesuai < m dan >8 m. 43

3. Keterlindungan Berdasarkan keterlindungan warna abu-abu menunjukan kawasan tersebut tidak sesuai atau terbuka sehingga angin masuk sedangkan warna abu-abu gelap adalah kawasan yang sesuai atau terlindung sehingga kurangnya angin masuk secara langsung. 4. Gelombang Berdasarkan gelombang yang dikonversikan dari data angin tinggi gelombang sesuai untuk budidaya ikan kerapu menggunakan keramba apung dan tancap dengan tinggi gelombang 0,8 m. 44

5. Arus Berdasarkan peta, arus 0 cm/dtk - 50 cm/dtk sesuai untuk budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap sedangkan yang tidak sesuai adalah arus <0 cm/dtk dan >50 cm/dtk. 6. Kecerahan Dari peta kecerahan seluruh kawasan penelitian sesuai untuk budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap dengan kecerahan >40 cm. 45

7. Suhu Seluruh kawasan penelitian sesuai untuk budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap dengan suhu 4 C 3 C. 8. Salinitas Berdasarkan peta salinitas seluruh kawasan penelitian tidak sesuai untuk budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap dengan salinitas >35. 46

9. Oksigen Terlarut Dari peta oksigen terlarut seluruh kawasan penelitian sesuai untuk budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung dan keramba jaring apung dengan oksigen terlarut 6,6 mg/l 7,6 mg/l. 0. ph Seluruh kawasan penelitian sesuai untuk budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap dengan ph 7,5 8,3. 47

Kesesuaian Kawasan Budidaya Ikan Kerapu Menggunakan Keramba Jaring Apung Dan Keramba Jaring Tancap Dari hasil overlay sembilan parameter dan di dissolve didapatlah peta kesesuaian tentatif untuk lokasi budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap di perairan laut Desa Genting Pulur. 48

Total 987 ha kawasan yang dijadikan lokasi penelitian ditemukan kawasan yang sesuai untuk keramba jaring apung adalah 304,6 dan tidak sesuai 68,90 ha. Untuk keramba jaring tancap kawasan sesuai adalah 6,93 ha dan tidak sesuai 83,99 ha. 49

KESIMPULAN Beluma ada DAFTAR PUSTAKA Budiyanto, E., 005, Sistem Informasi Geografis Menggunakan Arcview Gis, C.V Andi, Yogyakarta Hartoyo, G.A.M.E., Nugroho, Y., Bhirowo, A., dan Khalil, B., 00, Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG) Tingkat Dasar, https ://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&surce=web&cd=3&cad=rja&ua ct=8&ved=0ccgqfjac&url=http%3a%f%fwww.tropenbos.org%ff ile.php%f33%fguideline-of-gis-basictraining.pdf&ei=jfklvzuemow SuATw84GIBA&usg=AFQjCNEZ7iP5KqAFuZgPN7eNTY_4HgVMQ &sig=qrnou UI 4d8 bcjt fa8a &bv m=b v.904 959,d.cE, 8 April 05 50