Marfuatun, Annisa Fillaeli, Dewi Yuanita L. Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNY

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Sistemik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa pada Kuliah Kimia Dasar I

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SISTEMIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA KULIAH KIMIA DASAR I

EVALUASI BERBASIS PENDEKATAN SISTEMIK PADA PEMBELAJARAN KIMIA. Marfuatun Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN KETERAMPILAN PROSES ILMIAH MAHASISWA PADA PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II MELALUI MODEL DAUR BELAJAR 7E

Nur Fitriyana dan Marfuatun, M. Si. Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SISTEMIK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


*Keperluan Korespondensi, telp/fax: ,

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning

I. PENDAHULUAN Permasalahan dalam proses pembelajaran saat ini adalah kurangnya usaha

Rizky Puspitadewi 1,*, Agung Nugroho Catur Saputro 2 dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

PENGEMBANGAN SOAL PILIHAN GANDA SISTEMIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA SMA/MA KELAS XI SEMESTER 2

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENERAPAN PRAKTIKUM KIMIA TERINTEGRASI SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

Dody Feliks Pandimun Ambarita, Erlinda Simanungkalit, Masta Ginting, Herawaty Bukit, Halimatussakdiah. Surel:

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

Bambang Supriyanto 36

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kontekstual

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume 1 No 4, Oktober 2015

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

Arsini Dosen Jurusan Tadris Fisika FITK IAIN Walisongo

Kata Kunci: pendekatan SAVI melalui metode eksperimen, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa

Arini Estiastuti (Staf Pengajar PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES) ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

BAB III METODE PENELITIAN

Implementation of Cooperative Learning Type Time Token to Increase the Students Activitiy and Interest Learning on General Chemistry

Oleh : INDAH WULANDARI A

PENERAPAN STRATEGI JIGSAW BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

PENINGKATAN KEMANDIRIAN MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA PADA MATA KULIAH MEKANIKA MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

PENINGKATANN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY NASKAH PUBLIKASI

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Wirdah Pramita N. 1, Didik S.P. 2, Arika I.K. 3

Peningkatan Efektivitas Pembelajaran IPA Melalui Kegiatan Lesson StudyDi SMP PGRI Kasihan Bantul

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA WAYANGMATIKA

*Korespondensi, tel : ,

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mengenai Kesebangunan dan Simetri Siswa Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

ABSTRACT. Keywords: Achievement, Learning Cycle, Process Skills PENDAHULUAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

BAB III METODE PENELITIAN

Dyah Muawiyah, Budi Utami *, dan Bakti Mulyani. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

*Keperluan korespondensi, telp: ,

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

PROSIDING ISBN :

MANAJEMEN PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI BERBASIS PBL (PROJECT BASED LEARNING) DI MA

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

KAJIAN KESULITAN MAHASISWA TERHADAP MATA KULIAH STATISTIKA ELEMENTER

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MENGGUNAKAN AUDIOVISUAL. Abstrak

Penerapan Model Blended e-learning Pada Matakuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Hartoyo (Dosen Pendidikan Teknik Elektro FT UNY)

Pembelajaran Konsep Limit Fungsi dengan Strategi Elaborasi Bagi Mahasiswa Matematika FKIP UM Mataram

PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF SECARA ONLINE PADA KULIAH KIMIA FISIKA II

Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

Oleh Rita Arianti Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Rokania

Joyful Learning Journal

PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 BERBASIS GUIDED INQUIRY

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MODUL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP JAMUR

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MIA SMA NASIONAL MALANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAI-LKS UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI REDOKS

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

Khusnul Lusi Nursyam Syanas 1, Bakti Mulyani 2*, Sulistyo Saputro 2 1 Mahasiswa Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2 Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 Peran Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Mengembangkan Industri Kreatif Ruang Seminar FMIPA UNY, 15 November 2014 PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SISTEMIK BERBASIS KONSTEKTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES ILMIAH MAHASISWA PADA PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II THE IMPLEMENTATION OF SYSTEMIC APROACH BASED ON CONTEXTUAL LEARNING TO IMPROVE THE STUDENT S UNDERSTANDING OF CONCEPT AND SCIENTIFIC PROCESS SKILL IN EXPERIMENT OF PHYSICAL CHEMISTRY II Marfuatun, Annisa Fillaeli, Dewi Yuanita L Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNY (afu@uny.ac.id) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui langkah-langkah penerapan pendekatan sistemik berbasis konstektual pada praktikum Kimia Fisika II, peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan proses mahasiswa pada praktikum Kimia Fisika II setelah menggunakan pendekatan sistemik berbasis konstektual. Subyek dari penelitian adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia yang mengikuti mata kuliah Praktikum Kimia Fisika II yang berjumlah 41 orang. Obyek penelitian adalah pemahaman konsep mahasiswa dan keterampilan proses ilmiah mahasiswa. Data dikumpulkan melalui angket dan pemberian tes. Penelitian meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Langkah-langkah penerapan pendekatan sistemik berbasis konstektual pada praktikum Kimia Fisika II adalah penjelasan materi, praktikum, dan diskusi yang disertai dengan penyusunan diagram siklis keterkaitan antar konsep kimia.penerapan pendekatan sistemik berbasis konstektual pada mata kuliah Praktikum Kimia Fisika II dapat meningkatkan keterampilan proses ilmiah mahasiswa dan pemahaman mahasiswa terhadap konsep kimia. Kata Kunci: Pendekatan sistemik, konstektual, keterampilan proses PENDAHULUAN Mata kuliah Praktikum Kimia Fisika II bertujuan untuk membantu mahasiswa mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman yang mereka peroleh pada kuliah Kimia Fisika II. Selain itu praktikum juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses sains, sehingga mahasiswa tidak canggung lagi ketika menghadapi masalah-masalah sains yang ada di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Materi Praktikum Kimia Fisika II diantaranya adalah Kinetika Kimia, Optis Aktif, Adsorpsi, dan lain-lain. Praktikum dinilai lebih efektif melatih keterampilan proses, mengembangkan sikap ilmiah, dan meningkatkan pemahaman mahasiswa akan materi sains. Namun, kegiatan yang praktikum Kimia Fisika yang selama ini telah dilakukan adalah praktikum dengan pendekatan traditional hands-on, artinya mahasiswa telah diberi modul praktikum yang berisi tujuan dan prosedur kerjanya. Selain itu, praktikum yang dilakukan hanya sebatas pada verifikasi pernyataan dari dosen ataupun di dalam buku teks. Kedua hal tersebut mengakibatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses ilmiah mahasiswa kurang berkembang secara optimal. Salah satu indikasinya adalah saat penyusunan tugas akhir, baik TAS maupun kolokium, sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyusun prosedur penelitian kimia. PK-59

Marfuatun, dkk PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN Kurang optimalnya pemahaman konsep dan keterampilan proses ilmiah yang dimiliki mahasiswa, juga menyebabkan mahasiswa mengalami kegagalan saat menempuh evaluasi akhir praktikum (responsi). Sebagaian besar mahasiswa tidak bisa menjawab soal-soal responsi dengan tepat. Oleh karena itu perlu diterapkan suatu metode ataupun pendekatan praktikum yang dapat mendorong mahasiswa untuk memahami konsep materi praktikum dan mengembangkan keterampilan proses ilmiah mereka, salah satunya melalui penggunaan pendekatan pembelajaran sistemik berbasis konstektual. Pendekatan pembelajaran sistemik yang dicetuskan oleh Lagowski (2008). Pendekatan pembelajaran sistemik adalah suatu pendekatan yang menggunakan suatu susunan konsep-konsep melalui sistem interaksi yang menghubungkan antar konsep-konsep tersebut, seperti suatu peta konsep (Fahmy dan Lagowski, 2002). Melalui pendekatan ini, semua konsep dalam praktikum disusun dalam suatu diagram siklis, sehingga keterkaitan antar konsep akan menjadi lebih jelas. Pendekatan sistemik diimplementasikan dengan memberikan pertanyaan terstruktur kepada mahasiswa dan atau meminta mahasiswa untuk membuat diagram siklis kaitan materi praktikum dan prosedur kerjanya. Menurut Zaitoon (Al-bashaireh, 2011) pendekatan sistemik adalah seperangkat komponen yang tehubung satu sama lain dengan suatu hubungan yang mutualisme. Seluruh komponen tersebut berperan dalam mencapai suatu tujuan. Adapun berbasis konstektual yang dimaksud dalam penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menggunakan bahan-bahan praktikum yang mudah ditemukan di kehidupan sehari-hari. Menurut Berns dan Erickson (Deen dan Smith, 2006) pendekatan konstektual adalah suatu proses instruksional yang inovatif yang membantu mahasiswa untuk menghubungkan materi yang mereka pelajari dengan konsteks kehidupan yang sering mereka gunakan. Pendekatan pembelajaran sistemik berbasis konstektual ini akan mendorong mahasiswa untuk menguasai keterampilan proses ilmiah melalui pemahaman prosedur dan keterkaitan konsep-konsep praktikum. Selain itu, dengan menggunakan bahan-bahan praktikum yang sederhana dan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari akan membuat mahasiswa lebih mudah memahami materi praktikum. Melalui pendekatan ini maka mahasiswa akan menjalani suatu proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning). Melalui suatu pendekatan yang pembelajaran yang komprehensif, mahasiswa menjadi lebih memahami materi dan saling keterkaitannya, sehingga keterampilan proses ilmiah akan terkuasai dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah penerapan pendekatan sistemik berbasis konstektual pada praktikum Kimia Fisika II, peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan proses ilmiah mahasiswa pada praktikum Kimia Fisika II setelah menggunakan pendekatan sistemik berbasis konstektual METODE PENELITIAN Subyek dan Obyek Penelitian Subyek dari penelitian adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia yang mengikuti mata kuliah Praktikum Kimia Fisika II yang berjumlah 41 orang. Obyek penelitian adalah pemahaman konsep mahasiswa dan keterampilan proses ilmiah mahasiswa. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Data dikumpulkan melalui angket dan pemberian tes. Observasi digunakan untuk mengetahui keterampilan proses ilmiah mahasiwa secara langsung. Angket digunakan untuk mengetahui keterampilan proses ilmiah mahasiswa secara tertulis. Tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep mahasiswa terhadap materi praktikum Kimia Fisika II. Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai penelitian tindakan kelas (PTK) dengan mengacu model Kemmis dan McTaggart yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Nana Syaodih Sukmadinata, 2008). Berdasarkan model tersebut tindakan dan pengamatan dilakukan di dalam satu waktu. Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan adalah: PK-60

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 Peran Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Mengembangkan Industri Kreatif Ruang Seminar FMIPA UNY, 15 November 2014 a. Perencanaan Tahap ini dilakukan dengan penggalian topik yang dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi mahasiswa yang mengikuti praktikum Kimia Fisika II. b. Tahap Tindakan dan Pengamatan Pelaksanaan praktikum menggunakan pendekatan terstuktur berbasis konstektual. Pelaksanaan pengamatan dilakukan selama praktikum dengan menggunakan pendekatan tersebut berlangsung. Observasi dilakukan terhadap keterampilan proses mahasiswa selama mengikuti praktikum. c. Tahap refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap tindakan yang telah dilakukan. Peneliti melakukan diskusi dan kolaborasi, untuk memperbaiki tindakan pada siklus selanjutnya. Tahapan-tahapan tersebut dilakukan di dalam beberapa siklus (minimal 2 siklus), sampai dianggap ada peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan proses ilmiah mahasiswa. Pada akhir siklus dilakukan evalusi pada mahasiswa yaitu dengan angket keterampilan proses ilmiah mahasiswa dan tes pemahaman konsep materi praktikum. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan, satu kali pertemuan diskusi/ penjelasan materi, dua kali praktikum, dan satu kali presentasi. Subyek penelitian merupakan mahasiswa Kimia Kelas Subsidi yang berjumlah 41 orang. Data yang dihasilkan pada penelitian ini adalah keterampilan proses ilmiah yang meliputi keterampilan praktikum dan presentasi, serta tingkat pemahaman konsep mahasiswa terhadap terhadap materi praktikum Kimia Fisika II. Data keterampilan praktikum dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Keterampilan Praktikum Mahasiswa Aspek Penilaian Siklus 1 Siklus 2 Keterampilan Bertanya Bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kimia Bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan percobaan yang sedang dilakukan Menggunakan bahasa atau kalimat Skor Rata- Rata Kategori Skor Rata- Rata Kategori 2,50 Kurang 3,67 Baik 3,67 Baik 4,33 Sangat Baik 3,83 Baik 3,83 Baik tanya dengan baik dan jelas Keterampilan berkomunikasi dan merekam pengetahuan Menyampaikan, mendengarkan dan menuliskan ide-ide 3,17 Cukup 3,50 Baik Membuat catatan hasil observasi/ pengamatan 3,67 Baik 4,00 Baik Berdiskusi dengan teman mengenai percobaan yang dilakukan 3,50 Baik 4,17 Sangat Baik Ada pembagian tugas yang jelas 3,33 Cukup 3,17 Cukup PK-61

Marfuatun, dkk PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN Analisis Desain Percobaan Mengevaluasi bahan dan prosedur kerja selama dan setelah praktikum 2,83 Cukup 3,67 Baik Mengklasifikasikan Mampu mengklasifikasikan data kuantitatif dan kualitatif hasil dari percobaan Keterampilan Mengukur Melakukan prosedur pengukuran 3,33 Cukup 3,50 Baik 3,83 Baik 3,67 Baik dengan benar Memahami skala pengukuran 3,83 Baik 3,83 Baik Keterampilan Menggunakan Alat Menggunakan/ memilih alat sesuai dengan prosedur (pengukuran) yang dilakukan 4,50 Sangat Baik 3,83 Baik Mengoperasikan alat dengan benar 3,67 Baik 3,83 Baik Adapun data keterampilan presentasi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data Keterampilan Presentasi Mahasiswa Siklus 1 Siklus 2 Aspek Skor Rata- Rata Kategori Skor Rata- Rata Kategori Keterampilan Presentasi Bahasa komunikasi jelas 3,93 Baik 3,80 Baik Menggunakan media audio visual/ visual yang sesuai dengan topik 3,80 Baik 4,00 Baik Mampu menjawab pertanyaan dari peserta diskusi dengan benar 4,67 Sangat Baik 4,13 Sangat Baik Mau menerima kritik dan saran dari peserta diskusi lain 3,53 Baik 3,93 Baik Presentasi menarik 3,60 Baik 3,13 Cukup Materi Presentasi Materi sesuai dengan tujuan percobaan 4,07 Sangat Baik 4,07 Sangat Baik Presentator memahami materi dengan benar 3,67 Baik 3,40 Baik Penyajian materi runtut dan logis 3,73 Baik 3,60 Baik Menyajikan suatu pengetahuan yang baru 3,00 Cukup 2,47 Kurang Menyajikan contoh-contoh aplikasi materi untuk kehidupan sehari-hari 2,93 Cukup 2,47 Kurang Penelitian ini terdiri dari empat materi praktikum dalam penelitian ini adalah Kekentalan, Tegangan Muka, Penentuan Tetapan Ionisasi Asam, dan Kinetika Reaksi Oksidasi PK-62

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 Peran Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Mengembangkan Industri Kreatif Ruang Seminar FMIPA UNY, 15 November 2014 Ion Iodida oleh Hidrogen Peroksida. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi Berikut ini uraian tindakan penelitian yang telah dilakukan. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini, awalnya dilakukan penggalian topik yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Topik praktikum dihubungkan dengan lingkungan mahasiswa, misalnya pemilihan bahan praktikum ataupun desain tujuan praktikum. Kedua, dilakukan membentuk kelompok praktikum yang berdasarkan pada pengetahuan awal mahasiswa, disini diambil dari nilai Praktikum Kimia Fisika 1. Mahasiswa dibagi dalam 6 kelompok, disebabkan keterbatasan alat yang tersedia. Setelah itu, dilakukan pengkondisian mahasiswa dengan menjelaskan maksud kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistemik, dan gambaran kegiatan selama perkuliahan berlangsung. b. Tahap Tindakan Pada tahap ini, awalnya dosen menjelaskan materi dan prosedur praktikum. Pada siklus 1, materi praktikum adalah Tegangan Muka dan Kekentalan. Kemudian selama 2 kali pertemuan mahasiswa melakukan praktikum. Namun sebelum praktikum, mahasiswa diminta untuk membuat diagram siklis mengenai keterkaitan antar konsep kimia dalam materi Kekentalan dan Tegangan Muka. Pada pertemuan berikutnya, setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka, yaitu hasil pengamatan selama praktikum dan diagram siklis keterkaitan konsep kimia. c. Tahap Pengamatan Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap tindakan selama proses penerapan penedekatan pembelajaran sistemik berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh tim peneliti dan dibantu mahasiswa asisten praktikum yang berjumlah 4 orang. Pengamatan dilakukan pada proses dan hasil tindakan yang dibandingkan dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan secara umum pada siklus I, mahasiswa sudah mampu mencapai tujuan pembelajaran walaupun belum secara optimal. Kemampuan mengaitkan antar konsep materi kimia sudah cukup bagus dibandingkan sebelum tindakan dilakukan. Sebelum tindakan, terlihat bahwa mahasiswa umumnya bisa membuat peta konsep, namun masih berupa diagram linear. Kemampuan berfikir runtut dan logis cukup bagus, namun belum mampu menghubungkan konsep yang dipelajari dengan konsep kimia lainnya. d. Tahap Refleksi Tahap refleksi dilakukan untuk melihat kekurangan dan kelebihan proses penerapan pendekatan pembelajaran sistemik. Tahap refleksi ini dilakukan dengan melibatkan mahasiswa, yaitu dengan melakukan diskusi baik saat selesai perkuliahan maupun setelah proses diskusi. Hasil refleksi yang didapatkan, secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Mahasiswa memberikan respon yang positif terhadap penerapan pendekatan pembelajaran sistemik. Mereka terlihat antusias ketika diskusi untuk menyusun diagram siklis dan juga saat melakukan presentasi 2) Saat presentasi, kemampuan mahasiswa untuk menjelaskan konsep kimia masih lemah 3) Ada beberapa mahasiswa yang masih pasif selama praktikum, ada yang melakukan browsing saat praktikum dan juga ada yang duduk-duduk saja. 4) Belum ada pembagian kerja yang jelas dan merata pada kelompok, menyebabkan ada mahasiswa yang hanya mencatat saja, mengambil bahan saja, ataupun hanya menyiapkan bahan. 5) Beberapa asisten masih belum melakukan praktikum secara optimal, karena mereka juga tidak paham mengenai materi praktikum, sehingga mahasiswa lebih sering bertanya ke dosen pengampu praktikum. PK-63

Marfuatun, dkk PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN Siklus II Berdasarkan hasil refleksi menunjukkan masih ada beberapa kekurangan yang menyebabkan penerapan pendekatan pembelajaran sistemik belum optimal. Oleh karena itu, pada siklus II ini diadakan beberapa perbaikan, agar hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II sama dengan perencanaan pada siklus I dengan beberapa perbaikan. Kegiatan perencanaan pada siklus II meliputi beberapa hal, yaitu: 1) Melakukan juga penjelasan prosedur kepada asisten, agar mereka mampu mendampingi praktikan secara optimal. 2) Mahasiswa juga diingatkan kembali adanya penilaian individual selama praktikum ( nilai praktik), hal ini bertujuan untuk menghindarkan adanya mahasiswa yang tidak aktif selama praktikum. b. Tahap Tindakan Pada tahap tindakan ini mahasiswa melakukan rangkaian kegiatan pembelajaran dengan pendekatan sistemik. Ada berbeda perbedaan tahap tindakan ini dengan tindakan pada siklus I, yaitu: 1) Pada siklus 2, materi praktikum adalah Penentuan Tetapan Ionisasi Asam, dan Kinetika Reaksi Oksidasi Ion Iodida oleh Hidrogen Peroksida yang sulit untuk membuat hubungan konsep antara kedua materi tersebut 2) Dosen lebih intensif dalam menjelaskan maupun mengoreksi tugas mahasiswa, sehingga mereka mampu membuat diagram siklis secara tepat c. Tahap Pengamatan Tahap pengamatan pada siklus II ini belum menunjukkan adanya peningkatan keterampilan proses ilmiah dan kemampuan berfikir komprehensif mahasiswa secara signifikan. Mereka masih kesulitan dalam memahami prosedur praktikum dan hasil skor posttest yang masih rendah dan belum mencapai ketuntasan belajar 75%. Bahkan pada praktikum Kinetika Reaksi Oksidasi Ion Iodida oleh Hidrogen Peroksida tidak ada satu kelompok pun yang mendapatkan data kinetika, karena konsentrasi Hidrogen Peroksida yang digunakan terlalu encer. d. Tahap Refleksi Refleksi tetap dilakukan dengan melibatkan mahasiswa, yaitu dengan adanya diskusi antara dosen dan mahasiswa, serta tim peneliti yang bertindak sebagai observer. Berdasarkan hasil refleksi mengindikasikan bahwa proses pembelajaran secara umum sudah berjalan sesuai dengan desain pembelajaran yang telah direncanakan, meskipun belum mencapai hasil optimal. Hasil refleksi pada siklus II, antara lain: 1) Pendampingan intensif dari dosen, mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk membuat diagram siklis 2) Mahasiswa menyatakan perkuliahan dengan pendekatan pembelajaran sistemik lebih menarik jika dibandingkan pendekatan konvensional. Mereka menjadi lebih memahami konsep kimia yang bersifat abstrak, meskipun membutuhkan waktu dan daya pikir yang lebih untuk membuat diagram siklis. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistemik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berpikir komprehensif. Sehingga mahasiswa mampu mengaitkan antar konsep kimia. Hasil penelitian menunjukan sudah mampu berpikir komprehensif walaupun belum optimal yaitu rata-rata nilai posttest yang baru mencapai tingkat ketuntasan belajar sebesar 70%. PK-64

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014 Peran Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Mengembangkan Industri Kreatif Ruang Seminar FMIPA UNY, 15 November 2014 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa:langkahlangkah penerapan pendekatan sistemik berbasis konstektual pada praktikum Kimia Fisika II adalah penjelasan materi, praktikum, dan diskusi yang disertai dengan penyusunan diagram siklis keterkaitan antar konsep kimia. Penerapan pendekatan sistemik berbasis konstektual pada mata kuliah Praktikum Kimia Fisika II dapat meningkatkan keterampilan proses ilmiah mahasiswa. Penerapan pendekatan sistemik berbasis konstektual pada mata kuliah Praktikum Kimia Fisika II dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep kimia. DAFTAR PUSTAKA Al-bashaireh, Zeid. (2011). Systemic Approach Effect on Achievement of Tafila School Students in Science. International Journal of Humanities and Social Science, Vol. 1 (3), p. 47-52 Deen, Ifraj S., Smith, Bettye P. (2006). Contextual Teaching and Learning Practices in The Family and Consumer Sciences Curriculum. Journal of Family and Consumer Sciences Education, Vol. 24 (1), p. 14-27 Fahmy, A.F.M., Lagowski, J.J. (1999). The Use of a Systemic Approach in Teaching and Learning Chemistry for The 21 st Century. Pure Appl. Chem., Vol. 71 (5), p. 859-863 Fahmy, A.F.M., Lagowski, J.J. (2002). Systematic Approach To Teaching and Learning Chemistry: SALTC in Egypt. Chemical Education International Vol. 3, p. 1-21 Lagowski, J.J. (2008). SATL, Learning Theory, and the Physiology of Learning. 20th ICCE Proceeding, Mauritius, Aug.3-8 2008. PK-65