BAB I PENDAHULUAN. 1 Brosur resmi Istana Kepresidenan Bogor, 2012.

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012

BAB III ISTANA KEPRESIDENAN BOGOR

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

1.Sejarah Berdiri Istana Maimun, terkadang disebut juga Istana Putri Hijau, merupakan istana kebesaran Kerajaan Deli. Istana ini didominasi warna

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009

Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

2017, No Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 5 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Tetap Badan Nasion

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Wedding Center di Surakarta dengan mengadopsi gaya arsitektur Bangsal Pracimayasa Pura Mangkunegaran

BAB I PENDAHULUAN HOTEL INNA DIBYA PURI SEBAGAI CITY HOTEL DI SEMARANG

2. Title Bagian ini akan ditampilkan setelah bulatan menjadi besar kembali dan peta berubah menjadi judul film Djakarta Tempo Doeloe.

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB 2 DATA DAN ANALISA

ABSTRAK KAJIAN AKULTURATIF INTERIOR ISTANA MAIMUN DI MEDAN-SUMATERA UTARA (Periode Sultan Makmun Alrasyid Perkasa Alamsyah, )

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. pulau Jawa. Surat-surat atau paket-paket Pos hanya diletakkan di Stadsherberg

REDESAIN KANTOR DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gedung bouwpleog..., Yuri Arief Waspodo, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gaya bangunan..., Cheviano Eduardo Alputila, FIB UI, 2009

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. Toko Sumber Hidangan dibangun pada tahun 1929, didirikan untuk

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB I PENDAHULUAN. mengingat sejak zaman Kerajaan Padjajaran sesuai dengan bukti-bukti yang

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTABARU YOGYAKARTA. Theresiana Ani Larasati

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 013/M/2014 TENTANG

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di

BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

STUDI LITERATUR PERANCANGAN DIMENSI RANGKA BATANG BAJA RINGAN BERDASARKAN ANALISIS LENDUTAN DAN KEKUATAN BAHAN

PEMUGARAN FACULTY HOUSE WISMA KERKHOVEN, LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

REVITALISASI WISMA PHI SEMARANG SEBAGAI CITY HOTEL Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post-Modern James Stirling

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari pada Kamis, 10 April 2014 pukul WIB. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perancangan. adalah melalui jalur pariwisata.

P E N D A H U L U A N

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Sejarah Kantor Nederlands-Indische Spoorweg (NIS) di Semarang

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Permasalahan Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE OBJEK WISATA KOTA BANDUNG Jumlah. Jumlah Tahun.

III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

STASIUN DAN BALAI YASA MANGGARAI

BAB I PENDAHULUAN. kota yang diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan semakin banyaknya

BAB I. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penjajahan Belanda di Indonesia membawa pengaruh penting bagi aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGY PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Evaluasi Restorasi Gedung Indonesia Menggugat Terhadap Peraturan Daerah Tentang Bangunan Cagar Budaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi utamanya di dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III ELABORASI TEMA

LAPORAN TUGAS AKHIR Perencanaan Box Culvert Untuk Penanganan Kerusakan Jembatan Citepus Pada Ruas Jalan Padjadjaran Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat. Komponen-komponen pendukung kota dapat dibuktikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT PLN (Persero) Area Surabaya Selatan Sejarah PT PLN (Persero) Area Surabaya Selatan

Elemen Tangga Pada 3 Bangunan Kolonial di Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Maamun Al-Rasyid Perkasa Alamsjah IX yang menjadi Sultan ketika itu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur. Kebutuhan akan konstruksi membuat beton menjadi pilihan utama,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Istana Kepresidenan Bogor terletak di Jalan Ir. H. Juanda No.1,Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, sekitar 60 Kilometer dari kota Jakarta dengan luas sekitar 28,86 hektar pada ketinggian 290 meter dari permukaan laut. Setelah dirasa bahwa kota Batavia terlalu panas dan ramai sehingga orang-orang Belanda mencari tempat yang berhawa sejuk di luar kota Batavia. Gubernur Jenderal belanda, G.W. Baron Van Imhoff, melakukan pencarian dan menemukan sebuah tempat yang baik dan strategis di sebuah kampung, yang bernama Kampoeng Baroe, pada tanggal 10 Agustus 1744. Setahun kemudian, pada tahun 1745, Gubernur Jenderal G.W. Baron Van Imhoff (1745-1750) memerintahkan pem atas tempat pilihannya itu sebuah pesanggrahan yang diberi nama Buitenzorg 1. Sketsa nya mencontoh arsitektur Istana Bleinheim di Inggris, kediaman Duke of Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. Pada 10 Oktober 1834, gempa bumi hebat merusakkan Istana Buitenzorg. Pada 1850, Gubemur Jenderal Albertus Jacob Duymaer Van Twist memutuskan untuk merubuhkan semua, dan membangun kembali sebuah istana dengan konsep arsitektur yang sama sekali baru. Malapetaka gempa bumi itu juga mengingatkan para perencana untuk tidak membangun puri yang rentan terhadap gempa. Diputuskanlah mendirikan puri berlantai satu mengikuti gaya Palladio yang populer di Eropa pada masanya. Hanya denah puri saja yang masih dipertahankan, yaitu konsep induk di tengah, dan masing-masing sebuah di sayap kanan dan kiri. Untuk menghubungkan gedung induk dengan gedung sayap, dibangunlah jembatan lengkung dari kayu. Menurut sumber dari website resmi Sekretariat Negara Republik Indonesia, ini telah mengalami beberapa pemugaran dan pergantian kekuasaan Gubernur Jenderal Belanda, namun pada tahun 1949, ketika Belanda 1 Brosur resmi Istana Kepresidenan Bogor, 2012. 1

mengakui kedaulatan Republik Indonesia, Istana Bogor diserahkan secara resmi oleh Kerajaan Belanda kepada Republik Indonesia, dan pada tahun 1952 Presiden Soekarno baru mulai melakukan pemugaran secara bertahap, yang pertama dipugar adalah bagian depan induk. Ditambahkan sebuah beranda (portico) yang ditopang oleh enam tiang berlaras ionia. Dalam memugar Istana Bogor, Bung Karno tetap mempertahankan Gaya Arsitektur Palladian. 2 1.2. Perumusan Masalah Sebagai bersejarah, Istana Kepresidenan Bogor merupakan Bangunan yang memiliki nilai yang tinggi bagi perkembangan arsitektur di Indonesia, Gaya Arsitektur Palladian yang dimilikinya berkembang pada saat Pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia. Perbaikan Bangunan sudah berkalikali dialami oleh ini, namun masih mempertahankan langgam palladian pada gaya arsitekturnya, Maka dari itu, penelitian ini memuat kajian terhadap penerapan langgam arsitektur palladian pada Istana Kepresidenan Bogor. 1.3. Pertanyaan Penelitian - Bagaimana penerapan langgam Arsitektur Palladian Istana Kepresidenan Bogor? 1.4. Maksud Dan Tujuan Penelitian Maksud dari studi dan penulisan skripsi ini adalah menghasilkan identifikasi gaya arsitektur yang dianut oleh Istana Bogor yang mencakup sejarah dan perkembangan fisik objek studi tersebut. Tujuan dari studi dan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui penerapan langgam palladian pada Istana Kepresidenan Bogor, dilihat dari unsurunsur arsitektur yang dimilikinya. 2 2 Website resmi Istana Kepresidenan Bogor, 2012. Dikutip: 17 Februari 2012, diunduh dari: URL: http://setneg.go.id. 2

1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dibatasi pada ruang lingkup kajian arsitektur. Diawali dengan pembahasan teori-teori dan literatur yang berkaitan dengan peninggalan kolonial, langgam arsitektur klasik, langgam Arsitektur Palladian, dan karakteristik Istana Kepresidenan di Indonesia. Objek studi yang akan diteliti adalah Istana Kepresidenan Bogor yang terletak di pusat kota Bogor. Gambar 1.1. Bagian Sayap Utama Istana Kepresidenan Bogor Gambar 1.2. Bagian Sayap Kanan dan Sayap Kiri Istana Kepresidenan Bogor. Pembahasan penelitian akan terfokus pada : Penerapan Langgam Arsitektur Palladian pada Istana Kepresidenan Bogor. 3

1.6. Metoda Studi Metoda studi yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini adalah metoda kualitatif-deskriptif-argumentatif yang dilakukan dengan cara observasi secara langsung terhadap objek studi, maupun data wawancara dengan pengurus Istana. 1.6.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Istana Kepresidenan Bogor terletak di Jalan Ir. H. Juanda No.1, Kelurahan Paledang, Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat, sekitar 60 kilometer dari Jakarta atau 43 kilometer dari Cipanas. Waktu Penelitian dimulai dari bulan Januari sampai bulan April. 1.6.2. Populasi Dan Sumber Data Sumber data diperoleh langsung dari wawancara langsung dengan pengurus dan pengelola Istana Kepresidenan Bogor. Adapun data pustaka diperoleh dari buku panduan resmi dan brosur Istana Kepresidenan Bogor, maupun dari website resmi sekretariat negara dan wikipedia. 1.6.3. Metoda Pengumpulan Data Studi Literatur, yaitu sebuah usaha untuk mendapatkan data melalui studi literatur mengenai gaya arsitektur Istana Kepresidenan di Indonesia, peninggalan kolonial, dan literatur lainnya yang mendukung penelitian ini. Observasi, yaitu penelitian langsung terhadap objek sehingga dapat dibandingkan antara teori yang didapat dari literatur dengan kenyataan yang ada di lapangan. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui hasil tanya jawab dengan narasumber yang memiliki berbagai informasi mengenai Istana Kepresidenan Bogor. 4

1.7. Kerangka Penelitian. Pemilihan Judul,Topik, dan Objek Studi Pengumpulan Data Studi Literatur Survey Lapangan Pengumpulan data Literatur: Langgam Arsitektur Palladian Perkembangan dan Unsur-Unsur Arsitektur Palladian Karya Andrea Palladio Pengumpulan Data Lapangan: Foto tempo dulu dan saat ini. Gambar Kerja Bangunan Foto Kawasan sekitar Bangunan Analisis Unsur - Unsur Arsitektur Istana Bogor: Tatanan massa pada Denah dan tatanan ruang dalam Tampak Elemen dan ornamen pada Sistem konstruksi Material khas Unsur - Unsur Arsitektur Palladian: Tatanan massa pada Denah dan tatanan ruang dalam Tampak Elemen dan ornamen pada Sistem konstruksi Material khas Kesimpulan Diagram 1.1. Kerangka Penelitian 5

1.8. Sistematika Penulisan Bab 1 : Pendahuluan Merupakan awal bagian yang berisi gambaran secara umum tentang isi skripsi ini, sebagai suatu usaha untuk mengantarkan, memandu, dan menjelaskan ide dan tujuan penelitian dilakukan. Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metoda studi, kerangka penelitian, dan sistematika penulisan. Maksud dari penulisan pendahuluan ini adalah memberikan gambaran awal mengenai isi skripsi secara keseluruhan. Bab II: Kajian Pustaka Pada bab ini berisi data-data dan teori-teori yang didapat dari berbagai literatur. Teori-teori tersebut berupa teori tentang arsitektur palladian dan upaya-upaya dalam identifikasi penerapan langgam arsitektur palladian dilihat dari unsur-unsur arsitektur yang dimilikinya. Bab III : Objek Studi Pada bagian ini terdapat penjelasan tentang berupa data-data lapangan yang didapat dari hasil survei lapangan berupa foto-foto dari jaman dulu hingga saat ini, gambar kerja, sejarah, dan hasil wawancara serta data lain yang berhubungan dengan Istana Bogor. Bab IV : Analisis Menganalisis dari berbagai data hasil survei yang disesuaikan dengan teori-teori yang telah didapat dari kajian pustaka. Membandingkan unsur-unsur arsitektur palladian dengan unsur arsitektur Istana Bogor lalu mencari persamaan, perbedaan dan kekhasannya masing-masing. Kemudian dibandingkan dengan kenyataan di lapangan sehingga terdapat ulasan mengenai kajian penerapan langgam arsitektur palladian pada Istana Bogor. Bab V : Kesimpulan Bab terakhir ini menguraikan hasil kesimpulan yang didapat dari semua hasil studi dan analisis terhadap. Serta penambahan saran terhadap bahasan di atas secara keseluruhan. 6