PENGARUH JUMLAH DAN JARAK MESH PERISAI TERHADAP INDUKSI TEGANGAN TINGGI PADA SALURAN TEGANGAN RENDAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM

PENGARUH ELEKTRODA CINCIN PERATA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN ISOLATOR RANTAI JENIS PORSELEN

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

SIMULASI PENGUKURAN PENGARUH PERISAIAN KONDUKTOR TERHADAP KESESUAIAN ELEKTROMAGNETIK

ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT.

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

PENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

PERBANDINGAN KUAT MEDAN LISTRIK DI BAWAH SALURAN TRANSMISI 150 KV ANTARA G.I. T.KUNING DAN G.I

Kata Kunci : Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi-rugi, Efisiensi

PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN ZERO SEQUENCE BLOCKING TRANSFORMER

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN TRANSFORMATOR WYE-DELTA

ANALISIS PENGARUH FREKUENSI TERHADAP REDAMAN PADA KABEL KOAKSIAL

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

KAJIAN KUAT MEDAN LISTRIK PADA KONFIGURASI HORISONTAL SALURAN TRANSMISI 150 KV

PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION

PEMETAAN MEDAN LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt)

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

ANALISIS DISAIN MULTIWARNA TUBULAR LAMP TERHADAP PENGGUNAAN TRANSFORMATOR NEON SIGN

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

Mata Kuliah : ELEKTROMAGNETIKA I Kode Kuliah : FEG2C3 Semester : Genap 2014/2015 Kredit : 3 SKS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DAYA (APLIKASI PADA GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR)

SIMAK UI Fisika

Rangkuman Listrik Statis

1 BAB I PENDAHULUAN. elektronik, komunikasi, maupun mesin. Setiap peralatan tersebut membutuhkan

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

SIMULASI MODEL INDOOR CEILING MOUNT ANTENNA SEBAGAI PENGUAT SINYAL WI-FI MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS V10.0

Fisika Dasar. Pertemuan 11 Muatan & Gaya Elektrostatis

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

STUDI TENTANG PENGUKURAN PARAMETER TRAFO DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN EMT (ELECTRICAL MEASUREMENT & DATA TRANSMIT)

ANALISIS RANGKAIAN GENERATOR IMPULS UNTUK MEMBANGKITKAN TEGANGAN IMPULS PETIR MENURUT BERBAGAI STANDAR

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

RANCANG BANGUN POWER HARVESTER UNTUK TRANSFER DAYA WIRELESS MENGGUNAKAN ANTENA TV FREKUENSI MHZ

ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tegangan tinggi dapat diukur dengan menggunakan alat ukur elektroda bola-bola.

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA)

Komponen dan RL Dasar

TRAFO. Induksi Timbal Balik

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Hambatan Listrik

ANALISA ANTENA DIPOLE-λ/2 PADA MODUL PRAKTIKUM B4520 MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS VERSI 10.0 DAN CST MICROWAVE STUDIO 2010

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

ANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.

Fisika EBTANAS Tahun 1996

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

I. BUNYI 1. Bunyi merambat pada besi dengan

STUDI PENGUJIAN VEKTOR GROUP TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA PHASA

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

Medan Elektromagnetik 3 SKS. M. Hariansyah Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor

BAB 3 METODE PENGUJIAN

BAB II Listrik Dinamis

Komponen dan RL Dasar

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

drimbajoe.wordpress.com

STUDI INTENSITAS MEDAN LISTRIK DI SUTT 150 kv KONFIGURASI VERTIKAL UNTUK LINGKUNGAN PEMUKIMAN

Transkripsi:

PENGARUH JUMLAH DAN JARAK MESH PERISAI TERHADAP INDUKSI TEGANGAN TINGGI PADA SALURAN TEGANGAN RENDAH Tumbur Harianja, Hendra Zulkarnaen Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail : tumbur.harianja@yahoo.co.id Abstrak Perisai (shielding) adalah suatu bahan yang penting dalam laboratorium tegangan tinggi. Perisai (shielding) yang dimaksudkan adalah perisai (shielding) untuk frekuensi 50-60 Hz, yakni untuk khusus untuk kasus medan elektromagnetik yang ditimbulkan oleh tegangan tinggi AC. Kemampuan perisai (shielding) untuk melindungi induksi tegangan tergantung pada jenis bahan dan bentuk material dari perisai (shielding) itu sendiri dan pengaruh dari lingkungan sekitar, seperti temperatur, kelembapan, dan tingkat kontaminasi udara sekitar. Dalam paper ini akan dikaji pengaruh jumlah dan jarak mesh perisai terhadap induksi tegangan tinggi pada saluran tegangan rendah. Mesh perisai dirancang dengan berbahan kawat galvanis. Mesh perisai ini dibentuk dalam bentuk persegi dengan ukuran 24 inch 2 yang disesuaikan dengan ukuran dari kawat BC (kawat yang bertegangan tinggi). Mesh perisai yang dirancang ada empat buah sesuai dengan jumlah mesh. Adapun jumlah mesh yang dirancang adalah 1 mesh/1 inch 2, 4 mesh/1 inch 2, 9 mesh/1 inch 2, dan 16 mesh/1 inch 2. Dalam penelitian ini, perisai mesh yang lebih bagus melindungi induksi tegangan tinggi adalah yang berukuran 16 mesh/1 inch 2. Hal ini memperlihatkan bahwa semakin banyak jumlah mesh maka semakin bagus untuk melindungi induksi tegangan tinggi. Kata Kunci : Perisai, Induksi Tegangan, Medan Elektromagnetik. 1. Pendahuluan Tegangan tinggi yang dibangkitkan di laboratorium tegangan tinggi akan menimbulkan induksi tegangan di sekitar laboratorium tegangan tinggi. Induksi tegangan yang timbul akan berbahaya bagi peralatan-peralatan saluran tegangan rendah apabila besar induksi tegangan terhadapnya melebihi besar yang sudah ditentukan untuk peralatan itu. Selain itu, induksi tegangan yang timbul akan mengganggu kesehatan bagi pengguna laboratorium tegangan tinggi dalam jangka panjang. Untuk itu, maka diperlukan perisai (shielding) sebagai pelindung induksi tegangan tersebut. Jenis perisai ada banyak. Pada paper, jenis perisai yang dirancang adalah perisai mesh. Keberadaan perisai mesh ini tidak menghilangkan semua induksi tegangan yang ditimbulkan, melainkan mengurangi induksi tegangan sebelum menerpa peralatanperalatan saluran tegangan rendah atau pengguna di laboratorium tegangan tinggi. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk merancang perisai mesh di Laboratorium Tegangan Tinggi Departemen Teknik elektro USU. Adapun batasan masalah dalam percobaan ini adalah : 1. Tegangan Tinggi yang digunakan adalah tegangan tinggi AC dengan tegangan maksimum yang dibangkitkan sebesar 75 kv. Tegangan 75 kv merupakan tegangan maksimum yang dapat dibangkitkan di Laboratorium Tegangan Tinggi Departemen Teknik Elektro USU. 2. Besar induksi tegangan maksimum yang diizinkan pada saluran tegangan rendah pada percobaan adalah sebesar 300 V [1]. 3. Kabel tegangan rendah yang digunakan adalah kabel NYA, seperti yang biasa dipakai pada saluran tegangan rendah. 4. Konduktor tegangan tinggi yang dipakai adalah konduktor Bare Copper (BC) dengan luas penampang 50 mm 2. 5. Kabel NYA letaknya sejajar dengan konduktor Bare Copper (BC). 6. Kawat yang dipakai untuk bahan perisai adalah kawat galvanis dengan diameter 0,08 cm. 7. Jumlah mesh yang dirancang adalah mesh 1, mesh 4, mesh 9, dan mesh 16 dengan acuan ukuran 1 inch 2. 8. Induksi akibat arus diabaikan karena arus di pembangkit tegangan tinggi di laboratorium sangat kecil. copyright DTE FT USU 123

2. Medan Listrik, Medan Elektromagnetik, dan Perisai Intensitas medan listrik merupakan gaya yang dialami oleh sebuah muatan uji bernilai satu satuan muatan positif. Intensitas medan listrik harus diukur dalam besaran Newton per Coulomb (N/C) yaitu dimensi gaya per satuan muatan listrik. Dengan menggunakan huruf kapital E untuk melambangkan intensitas medan listrik, dapat ditulis pada persamaan (1) dan (2). Persamaan (1) untuk skalar dan persamaan (2) untuk vektor[2]. E = (1) E = a 1t (2) Di mana : E = Intensitas medan listrik ( N/C) Q 1 = Muatan yang bernilai satu muatan (C) Q t = Muatan uji (C) F t = Gaya uji (N) ε = Permitivitas ruang hampa (F/m) R = jarak antara Q 1 dan Q t (m) Pada penelitian, besar intensitas medan listrik sama halnya dengan besar induksi tegangan yang diakibatkan tegangan tinggi. Hal ini dikarenakan bahwa induksi tegangan yang ditimbulkan oleh arus listrik tidak diperhitungkan. Perisaian adalah teknik yang digunakan untuk mengurangi ataupun mencegah terjadinya gandengan radiasi elektromagnetik yang tidak diinginkan yang berasal dari lingkungan luar menuju ke peralatan elektronik, dan juga untuk mengurangi pancaran radiasi elektromagnetik yang berasal dari peralatan elektronik tersebut ke lingkungan luar. Radiasi elektromangnetik terbagi dua yaitu radiasi kapasitif dan induktif. Radiasi kapasitif ditimbulkan oleh gandengan kapasitif dan radiasi induktif ditimbulkan oleh gandengan induktif. Radiasi sama halnya dengan induksi tegangan. Untuk memperjelas kedua induksi tegangan dapat dilihat dengan analisis berikut : Dua buah konduktor bertegangan yang dibatasi oleh udara akan menimbulkan rangkaian gandengan kapasitif dan gandengan induktif. Untuk gandengan kapasitif diperlihatkan pada Gambar 1[3]. Gambar 1. Gandengan Kapasitif Antara Dua Konduktor Besar induksi tegangan (V i ) dari Gambar 1 diperlihatkan pada persamaan (3). V i =... V 1 (3) Apabila dua konduktor bertegangan dibatasi oleh sebuah perisai, maka gandengan kapasitifnya diperlihatkan pada Gambar 2. Gambar 2. Gandengan Kapasitif Antara Dua Konduktor yang Dibatasi Perisai Besar induksi tegangan (V i ) dari Gambar 2 diperlihatkan pada persamaan (4). V i =......V 1 (4) Untuk gandengan induktif diperlihatkan pada Gambar 3. Gambar 3. Gandengan Induktif Antara Dua Konduktor Besar induksi tegangan (V i ) dari Gambar 3 diperlihatkan pada persamaan (5). V i = - M (5) copyright DTE FT USU 124

Apabila dua konduktor bertegangan dibatasi oleh sebuah perisai, maka gandengan induktifnya diperlihatkan pada Gambar 4. Adapun rangkaian percobaan penelitian untuk pengaruh jumlah dan jarak mesh perisai terhadap induksi tegangan tinggi pada saluran tegangan rendah diperlihatkan pada Gambar 5.. Gambar 4. Gandengan Induktif Antara Dua Konduktor yang Dibatasi Perisai Besar induksi tegangan (V i ) dari Gambar 4 diperlihatkan pada persamaan (6)[4] : Gambar 5. Rangkaian Percobaan V i = - M 2s 3. Metodologi Penelitian (6) Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2013 di Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Medan. Dalam penelitian, alat dan bahan yang digunakan diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1. Peralatan yang Digunakan Nama Alat Spesifikasi Jumlah trafo uji 200/100.000 Volt, 50 Hz, 10 kv 1 unit autotrafo 220/0-00 Volt, 10 kva. 1 unit kayu 2 inch secukupnya paku 1 inch secukupnya kawat galvanis 0,08 cm secukupnya kabel NYA 240 Volt secukupnya resistor 1 kω, 10 kω 2 buah barometer range tekanan 7,5-825,0 mmhg, range kelembaban 10-110 % RH, range 1 buah suh 0-50 C kawat BC 50 mm 2 secukupnya multimeter 9205A; 0,2-750 VAC; 0,2-1000 VDC; 02-2 AC; 0,002-20 ADC 2 buah Keterangan : AT = Autotrafo; TU = Trafo uji; S1 = Saklar utama; S2 = Saklar sekunder; Vin = tegangan masukan; V = voltmeter; V 2 = voltmeter untuk tegangan pada R 2 ; R 1 dan R 2 ; tahanan pembagi tegangan. 4. Hasil dan Analisis Induksi tegangan tanpa perisai mesh jauh lebih besar dibandingkan dengan perisai mesh yang tanpa ditanahkan dan ditanahkan. Hal ini disebabkan karena medan listrik yang ditimbulkan oleh tegangan tinggi, semuanya langung mengenai saluran tegangan rendah tanpa ada penghalang untuk mengurangi besar medan listrik tersebut. Ketika perisai mesh tidak ditanahkan didapatkan bahwa induksi tegangannya lebih besar dibandingkan dengan ditanahkan. Hal ini disebabkan karena muatan-muatan akan berkumpul pada perisai mesh sehingga hal itu masih mengakibatkan timbulnya medan listrik yang lebih besar antara perisai dengan dengan kabel tegangan rendah. Sehingga tegangan induksi yang dihasilkan juga lebih besar. Sedangkan apabila perisai mesh ditanahkan, maka muatan yang berkumpul itu akan sebagian langsung ke tanah sehingga muatan di perisai berkurang sehingga medan listrik semakin kecil dan menyebabkan induksi tegangan yang lebih kecil juga. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 2 sampai Tabel 13. copyright DTE FT USU 125

Tabel 2. Jarak S 1 dan S 2 yang tetap, tegangan tinggi jarak S 1 = S 2 = 20 cm, S 1 + S 2 = 40 cm, P = 757,6 mmhg ; T = 27,8 C Tabel 6. Jarak S 2 yang tetap, jarak S 1 yang variabel, tetap, untuk jarak S 2 = 20 cm, P = 754,3 Tabel 3. Jarak S 1 dan S 2 yang tetap, tegangan tinggi Jarak S 1 = S 2 = 30 cm, S 1 + S 2 = 60 cm, P = 757,6 mmhg ; T = 27,8 C Tabel 7. Jarak S 2 yang tetap, jarak S 1 yang variabel, tetap, untuk jarak S 2 = 30 cm, P = 754,3 Tabel 4. Jarak S 1 dan S 2 yang tetap, tegangan tinggi jarak S 1 = S 2 = 40 cm, S 1 + S 2 = 80 cm, P = 757,6 mmhg ; T = 27,8 C Tabel 8. Jarak S 2 yang tetap, jarak S 1 yang variabel, tetap, untuk jarak S 2 = 40 cm, P = 754,3 Tabel 5. Jarak S 1 dan S 2 yang tetap, tegangan tinggi jarak S 1 = S 2 = 50 cm, S 1 + S 2 = 100 cm, P = 757,6 mmhg ; T = 27,8 C Tabel 9. Jarak S 2 yang tetap, jarak S 1 yang variabel, tetap, untuk, jarak S 2 = 50 cm, P = 754,3 copyright DTE FT USU 126

Tabel 10. Jarak S 1 yang tetap, jarak S 2 yang variabel, tetap, untuk jarak S 1 = 20 cm, P = 754,4 Tabel 13. Jarak S 1 yang tetap, jarak S 2 yang variabel, tetap, untuk jarak S 1 = 50 cm, P = 754,4 Tabel 11. Jarak S 1 yang tetap, jarak S 2 yang variabel, tetap, untuk jarak S 1 = 30 cm, P = 754,4 Dari hasil percobaan pada Tabel 2 sampai Tabel 13 dapat dihitung persentasi penurunan induksi tegangan pada saluran tegangan rendah (kabel NYA) seperti diperlihatkan persamaan (7). % Penurunan = x 100% (7) Tabel 12. Jarak S 1 yang tetap, jarak S 2 yang variabel, tetap, untuk jarak S 1 = 40 cm,p = 754,4 Dimana : V o = induksi tegangan pada saluran tegangan rendah (kabel NYA) tanpa perisai mesh. V 1 = induksi tegangan pada saluran tegangan rendah (kabel NYA) dengan perisai mesh tanpa dan ditanahkan pada setiap mesh. Persentasi dari penurunan induksi tegangan terhadap setiap mesh diperlihatkan dalam setiap grafik pada Gambar 6 yang memperlihatkan bahwa semakin banyak jumlah mesh, maka semakin besar presentasi penurunan induksi tegangan. copyright DTE FT USU 127

Gambar 6. Grafik untuk percobaan dengan jarak S 1 dan S 2 yang tetap, tegangan tinggi (Vt) yang dibangkitkan pada kawat BC adalah variabel. Dimana jarak S 1 = S 2 = 20 cm, S 1 + S 2 = 40 cm. a. tanpa ditanahakan. b. ditanahkan. c. tanpa ditanahkan dan ditanahkan. 5. Kesimpulan a b Dari hasil analisis data yang diperoleh dari percobaaan yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Semakin banyak jumlah perisai mesh, maka persentasi penurunan tegangan induksi semakin tinggi. 2. Tegangan induksi yang timbul pada kabel tegangan rendah akan semakin kecil apabila perisai mesh tersebut ditanahkan jika dibandingkan tanpa ditanahkan. 3. Semakin jauh jarak perisai mesh dari kawat BC, maka tegangan induksinya semakin berkurang. 4. Besar induksi tegangan yang dihasilkan dengan jarak perisai mesh terhadap sumber medan listrik (kawat BC) yang tetap dan jarak perisai mesh terhadap saluran tegangan rendah (kabel NYA) yang variabel adalah lebih besar jikalau dibandingkan dengan besar induksi tegangan yang dihasilkan dengan jarak perisai mesh terhadap sumber medan listrik (kawat BC) yang variabel dan jarak perisai mesh terhadap saluran tegangan rendah (kabel NYA) yang tetap. Referensi c [1] SNI 04-0225-2000. Ketentuan Tentang Tegangan Pengenal dan Tegangan Kerja. Standar Nasional Indonesia, 2000. [2] William H. Hayt, Jr. John A. Buck.2001. Engineering Electromagnetics. Sixth Edition, The McGraw Companies. [3] Kodali, V. Prasad. 1996. Engineering Electromagnetic Compatibility Principles, Measurements, and Technologies. New York : The Institute ofelectrical and Electronics Engineers, Inc. [4] Ott, Henry W. 1975. Noise Reduction Techniques in Electronic System. New York : John Wiley & Sons. copyright DTE FT USU 128