BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENERJEMAHAN KATA DAN KALIMAT PADA KOMIK NUSANTARANGER KE DALAM BAHASA JEPANG

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki gaya bahasa yang spesifik dan unik sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

BAB I PENDAHULUAN. Komik dalam bahasa Jepang disebut manga. Menurut Scott McCloud dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan berbagai pembahasan yng telah dilakukan pada bab-bab

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A

Bab 1. Pendahuluan. bahkan dunia seseorang dengan Tuhannya (Pateda, 1993:6). Tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

Bab 1. Latar Belakang. Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa (Degeng:1989). Kegiatan

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Linguistik merupakan ilmu bahasa yang di perlukan sebagai dasar untuk meneliti

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Bab 1. Pendahuluan. Dunia pendidikan mempunyai banyak bidang ilmu yang dapat dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM BISNIS BAGI PENUTUR ASING BERBASIS PENDEKATAN INTEGRATIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

BAB I PENDAHULUAN. jika di Jepang juga terdapat bahasa daerah atau dialek. Pada awalnya penulis. yang sedang penulis pelajari di dalam perkuliahan.

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

2015 KAJIAN STILISTIKA PUISI ANAK D ALAM RUBRIK PERCIL PIKIRAN RAKYAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. hal ini terbukti dengan banyaknya sastrawan sastrawan yang terkenal di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Komik yang akan diterjemahkan pada Tugas Akhir ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Jepang, ungkapan disebut dengan hyougen. Menurut Ishimori (1994:710),

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

Bab 1. Pendahuluan. satu pihak dengan yang lain. Komunikasi adalah proses di mana seseorang, kelompok,

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Ragam budaya menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Konstruksi identitas jender, Putu Wisudantari Parthami, 1 FPsi UI, Universitas Indonesia

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. uraian-uraian atau kalimat dan bukan angka-angka. Pendekatan ini adalah

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU KARUTA DALAM PEMBELAJARAN KANJI

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

Bab 1. Pendahuluan. tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi, sehingga komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah: Tinjauan pustaka: melalui media buku, dan internet

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

Bab 1. Pendahuluan. seseorang perlu untuk mempelajari bahasa negara tersebut. Selain sebagai bahasa negara,

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. itu, kemudian menjadi media dan mengembang pikiran manusia. Ernest Cassiner

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Elwin Adlian Raharja, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Teknologi komunikasi dengan telepon seluler (ponsel) telah

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari karena dengan bahasa kita dapat menyampaikan suatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. ringan biasa disebut raito noberu dan disingkat menjadi ranob. Salah satu penulis

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam jenis kesenian seperti tarian adat, alat musik, lagu, pakaian daerah dan sebagainya, yang menampilan ciri khas dari masing-masing daerah di tanah air (Susanti, 2013). Banyak negara-negara di dunia yang mengalami ketertarikan pada Indonesia oleh karena ragam budaya dan seni yang dimiliki. Penulis menemukan seorang duta Indonesia di Chiba, Jepang menuliskan mengenai ketertarikan orang Jepang di sekitarnya pada budaya Indonesia. Salah satu daerah yang menjadi sumber ketertarikan mereka adalah Jogjakarta, yang memang merupakan gudang seni Indonesia, di mana para pelukis dan penyanyi jalanan tersebar di setiap lampu merah besar. Jogjakarta juga merupakan pusat kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia yang terbesar dengan jumlah candi mencapai puluhan sampai-sampai sering disebut sebagai Kota Seribu Candi Indonesia. Jepang sendiri, yang sempat terpuruk pada tahun 1945 berusaha keras memperbaiki perekonomiannya dan memasuki Era Globalisasi. Seusai Perang Dunia II, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dan menempatkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomer dua di dunia setelah Amerika (Kobayashi, 2005). Dengan banyaknya negara yang ingin bekerja sama dalam bidang ekonomi dengan Jepang, semakin banyak pula jumlah orang yang mempelajari bahasa Jepang. Jumlah pembelajar bahasa Jepang di Indonesia menduduki peringkat satu di ASEAN, dan fenomenanya dari tahun ke tahun terus meningkat (Danasasmita, 2009). Secara spesifik, Jepang juga, masuk ke Indonesia pertama kali melalui budaya Jepang yang sangat beragam. Mulai dari komik, yang kemudian dalam kontennya mengenalkan berbagai macam festival, makanan, dan pakaian adat orang Jepang. Diikuti oleh kesuksesan anime memberi gambaran visual yang lebih nyata 1

2 kepada orang Indonesia, disertai dengan lagu-lagu Jepang yang mulai marak terdengar di Indonesia. Komik dan anime Jepang yang masuk ke Indonesia tentunya telah mengalami proses penerjemahan dari bahasa Jepang ke Indonesia. Melalui komik dan anime Jepang yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia itulah masyarakat Indonesia mulai tertarik pada sejarah, dan budaya Jepang. Sebaliknya, penulis menemukan karya-karya sastra besar Indonesia yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Contohnya adalah karya-karya dari Pramoedya Ananta Toer seperti Jejak Langkah (1985) yang diterjemahkan menjadi 足跡 dan Bumi Manusia (1980) yang diterjemahkan menjadi 人間の大地. Ketertarikan masyarakat Jepang mungkin meningkat, tapi tidak sepesat peningkatan ketertarikan masyarakat Indonesia ketika mengenal budaya Jepang lewat komik dan anime. Penulis menemukan fakta ini menarik dan karena penulis ingin budaya dan bahasa Indonesia lebih dikenal di Jepang, penulis memutuskan untuk menerjemahkan komik, dan bukan karya sastra dalam bentuk tulisan formal seperti essay atau novel, karena penulis percaya bahwa pendekatan melalui budaya pop Indonesia akan lebih mudah masuk ke masyarakat Jepang seperti halnya budaya pop Jepang yang mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini penulis memilih komik sebagai sarana pengenalan terhadap Indonesia karena pada faktanya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar dan lambang yang disandingkan dalam urutan tertentu, untuk memberikan informasi dan sebagai alat komunikasi, dalam mencapai tanggapan estetis dari para pembaca. Adapun, komik yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah komik Nusantaranger, komik yang tergolong baru di Indonesia. Diambil dari website resminya, nusantaranger.com, Nusantaranger adalah cerita tentang lima pemuda Indonesia yang diberi kekuatan khusus dari lima pulau besar di Indonesia untuk melawan Kelana, entitas jahat yang ingin menguasai Marcapada.

3 Penulis memutuskan mengambil komik ini karena, meskipun temanya begitu umum dengan menggunakan format pasukan super sejenis Power Ranger, tapi sentuhan-sentuhan budaya formal dan non-formal di Indonesia terdapat dalam komik tersebut. Di dalamnya juga terdapat interaksi sehari-hari orang Indonesia, dan ini akan menjadi pengenalan yang baik kepada masyarakat Jepang mengenai keseharian di Indonesia. Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan menggunakan komik Nusantaranger karena dinilai sesuai untuk membawa karakter Indonesia untuk kemudian diterjemahkan ke bahasa Jepang. 1.2 Masalah Pokok Permasalahannya adalah penerjemahan kata dan kalimat yang ada di dalam komik Nusantaranger dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Jepang. Adapun rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana sebaiknya komik Nusantaranger diterjemahkan dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jepang. 1.3 Ruang Lingkup Dengan mempertimbangkan jumlah halaman dan dialog yang ada dalam tiap chapter komik yang akan penulis gunakan, maka dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada Buku 1 Komik Nusantaranger, yaitu Buku Elang pada Chapter 1. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mencari masalah-masalah yang sering terjadi dalam proses menerjemahkan komik dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang dan menyelesaikannya. 2. Memperkenalkan sebagian dari kebudayaan sehari-hari Indonesia, lewat hasil terjemahan Komik Nusantaranger. 3

4 1.5 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka di dalam penelitian ini dilakukan melalui buku-buku, baik buku berbahasa Indonesia, berbahasa Inggris, maupun buku berbahasa Jepang. Penelitian ini juga didukung dengan jurnal-jurnal penelitian. Pada penelitian ini, penulis akan membahas mengenai penerjemahan, meliputi beberapa masalah yang biasa muncul dalam proses menganalisa hasil terjemahan. Menerjemahkan teks pada dasarnya adalah penerjemahan budaya karena bahasa pada hakekatny adalah produk dari budaya tertentu. Budaya tidak saja menyangkut apa yang tampak pada permukaan (Sumardiono, 2007). Budaya meibatkan nilai-nilai kehidupan dan pergaulan, serta apa yang diyakini dari sebuah masyarakat. Budaya adalah gaya hidup manusia biasa yang menyangkut nilai-nilai, keyakinan, dan prasangka yang dimiliki bersama oleh sebuah masyarakat dalam wadah kebahasaan dan kelompok sosial tertentu yang membedakannya dengan kelompok orang lain. Karena itulah, nilai budaya dalam bahasa, sering menjadi masalah dalam penerjemahan suatu bahasa. Bahasa merupakan ciri yang paling menonjol dari sebuah budaya yang bisa digambarkan sebagai sikap simplistik sebagai totalitas keyakinan dan tindakan suatu masyarakat tertentu (Nida, 2001). Misalnya, di sebuah budaya yang berkeyakinan bahwa pembeda gender adalah sesuatu yang penting, maka bahasa tersebut akan merekam nilai-nilai itu dalam kategori leksikal atau gramatikanya. Sebagian bahasa di dunia merekam keyakinan ini, contohnya bahasa Inggris yang membuat perbedaan kata tertentu berdasarkan gender seperti man-woman, boy-girl, dan widow-widower, atau terlebih lagi Prancis, yang bahkan memiliki bahasa feminim dan bahasa maskulin untuk benda-benda mati (Wardhaugh, 1997). Bahasa tidak bisa dilihat sebagai fenomena yang terpisah pada sebuah ruang hampa tapi merupakan bagian integral dari sebuah kebudayaan (Sumardiono, 2007). Konsekuensinya, apabila nilai sosial masyarakat berubah, bahasa pun berubah. Bahasa juga mengendalikan cara orang bersikap terhadap orang lain dalam

5 masyarakat tuturnya yang merupakan cermin nilai-nilai relasi sosial dan kekuasaan dalam masyarakat tersebut. Budaya Jawa, misalnya, merupakan budaya yang sangat mengatur relasi sosial antar anggotanya yang berdasarkan pada status sosial (Sumardiono, 2007). Bahasa sendiri dapat mencerminkan beragam aspek dari budaya bahasa itu sendiri. Misalnya pemakaian tata cara berbicara atau undha usuk dalam bahasa Jawa mengatur ragam bahasa yang dipakai berdasarkan siapa si pembicara dan siapa yang diajak bicara serta siapa yang sedang dibicarakan sangat mirip dengan konsep tenneigo, kenjogo, dan sonkeigo yang terdapat di dalam masyarakat Jepang. Hal ini pula yang memicu timbulnya rangkuman permasalahan kebudayaan yang timbul dalam penerjemahan antar bahasa. Seperti seorang antropolog bernama Bronislaw Malinowski yang kemudian mengusulkan solusi dari masalah penerjemhaan yang disebut konteks situasi. Dia berpendapat bahwa bahasa hanya bisa dipahami apabila konteks situasi dan konteks budaya dipahami oleh pendengar dan pembicara (Katan, 1999). Bahasa adalah bagian dari budaya, karena itu penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa lain tidak bisa dilakukan tanpa pengetahuan yang cukup tentang budaya dan struktur bahasa tersebut. Salah satu masalah yang menyulitkan dalam penerjemahan adalah perbedaan budaya antara teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran (Larson, 1984). 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini akan disusun dalam lima bab dalam bahasa Indonesia dan satu baba dalam bahasa Jepang. Bab 1, merupakan Pendahuluan, yang menjelaskan tentang latar belakang mengapa penulis memilih tema ini sebagai bahan untuk diteliti, rumusan permasalahan yang dibicarakan penulis, ruang lingkup masalah, tujuan penulisan skripsi, data dan sumber data yang akan diteliti penulis, serta metode penelitian yang akan digunakan. Bab 2, merupakan Landasan Teori yang berisi penjabaran lengkap mengenai teori yang akan digunakan dalam menganalisa data dalam penyusunan 5

6 skripsi ini. Baik teori-teori dasar maupun khusus yang berkaitan dengan tema yang diangkat dalam skripsi ini. Terdapat banyak teori yang akan digunakan yaitu salah satunya adalah teori penerjemahan yang akan dijabarkan pada bab 2, metode dan teknik-teknik penerjemahan. Bab 3, merupakan Metode Penelitian. Bab 4, merupakan Pembahasan yang akan diisi oleh analisis data menggunakan teori-teori yang ada dan penerapannya dalam proses penerjemahan. Akan diisi secara garis besar oleh penafsiran beberapa butir kata, klausa, atau kalimat yang proses alih maknanya dirasa penulis cukup perlu untuk dipaparkan. Bab 5, yaitu merupakan ringkasan dari Bab 1 sampai Bab 4 serta kesimpulan atau penutup. Yaitu merupakan hasil akhir terjemahan, serta saran mengenai hal lain yang dapat digali oleh peneliti selanjutnya. Gaiyou, adalah ringkasan skripsi yang disusun oleh penulis dalam bahasa Jepang.