BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang didapatkan dari RSUP Dr. Kariadi yang telah diketahui hasil test

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diantaranya seperti sifilis, gonore, dan herpes. Ilmu pengetahuan yang semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebiasaan mengadakan hubungan seksual bebas mungkin dapat dianggap sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi Menular Seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis B (VHB). Termasuk famili Hepadnavirus ditemukan pada cairan tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi)(santoso et al.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kasus infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSTAGLANDIN DAN ZAT- ZAT SEJENISNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A)

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Itik Cihateup merupakan salah satu unggas air, yaitu jenis unggas yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

HASIL DAN PEMBAHASAN Reaksi Antiserum terhadap TICV pada Jaringan Tanaman Tomat

III. METODE PENELITIAN. cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat

RPKPS Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Dan Bahan Ajar IMUNUNOLOGI FAK Oleh : Dr. EDIATI S., SE, Apt

Bab 1 PENDAHULUAN. Preeklampsia-eklampsia sampai saat ini masih merupakan the disease of

TEAM BASED LEARNING MODUL SIFILIS PRIMER. Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua di dunia yang sampai saat

PERBEDAAN DERAJAT AGLUTINASI PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ANTARA ERITROSIT TANPA PENCUCIAN DENGAN PENCUCIAN PADA PENDERITA TALASEMIA

1 Universitas Kristen Maranatha

FIRST LINE DEFENCE MECHANISM

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi cukup besar dan menimbulkan resiko lebih lanjut yang dapat. darah masih saja terjadi.( Soedarmono, S.M.Yuyun, 2008 ).

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik dan bangsal THT-KL dan laboratorium

PEMERIKSAAN RF (RHEUMATOID FACTOR)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

Disusun oleh : Jheniajeng Sekartaji A. NIM. G0C

LAPORAN AKHIR IMUNOSEROLOGI Pemeriksaan kadar C-Reaktif Protein (CRP) pada sampel serum

BAB I PENDAHULUAN. kronik dan termasuk penyakit hati yang paling berbahaya dibandingkan dengan. menularkan kepada orang lain (Misnadiarly, 2007).

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Anemia Hemolitik. Haryson Tondy Winoto,dr,Msi.Med.,Sp.A Bag. IKA UWK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Safriani Rahman, Bayu Putra, Rachmat Kosman, Riska Mustika. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia (Dastkhosh et al,2014). WHO memperkirakan orang

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari

autologous control yang positif mengindikasikan adanya keabnormalan pada pasien itu sendiri yang disebabkan adanya alloantibody di lapisan sel darah

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal (Berg, 1986). Adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman

DIAGNOSIS SECARA MIKROBIOLOGI : METODE SEROLOGI. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

BAB IV METODE PENELITIAN

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

Frekuensi Hepatitis B dan Hepatitis C Positif pada Darah Donor di Unit Transfusi Darah Cabang Padang pada Tahun 2012

SISTEM IMUN SPESIFIK. Lisa Andina, S.Farm, Apt.

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

BAB VI PEMBAHASAN. Efektivitas Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Sel NK. kontrol mengalami kenaikan. Hal ini dapat kita lihat pada grafik berikut ini.

BAB V HASIL PENELITIAN. ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana) terhadap jumlah sel NK dan kadar

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia. Angka kejadian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Alergi terjadi akibat adanya paparan alergen, salah satunya ovalbumin.

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Pada penelitian kesesuaian besar flokulan test kualitatif terhadap test kuantitatif pada pemeriksaan VDRL sampel yang digunakan adalah sampel serum yang didapatkan dari RSUP Dr. Kariadi yang telah diketahui hasil test kualitatifnya. Jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 16 sampel serum yang dilakukan penelitian di Laboratorium Patologi Klinik Universitas Muhammadiyah Semarang. Sampel dilakukan test kualitatif kembali yang selanjutnya dilakukan test kuantitatif untuk mengetahui besar titer. Penelitian ini menggunakan metode flokulasi dimana penentuan hasil pada test kualitatif maupun test kuantitatif dengan berdasarkan besar flokulan yang terbentuk dan dilihat menggunakan mikroskop perbesaran objektif 10x. Reagen yang digunakan pada penelitian ini yaitu VDRL Carbon Antigen yang berupa partikel karbon. B. Hasil Penelitian Hasil penelitian adanya kesesuaian besar flokulan pada test kualitatif terhadap test kuantitatif VDRL dijelaskan melalui deskripsi gambaran mikroskopis besar flokulan test kualitatif VDRL dan tabel deskripsi distribusi hasil pemeriksaan test kualitatif serta besar titer test kuantitatif pemeriksaan VDRL. 25

26 1. Deskripsi Gambaran Mikroskopis Besar Flokulan Test Kualitatif VDRL Reaktif 1 Reaktif 2 Reaktif 3 Reaktif 4 Gambar 3. Hasil Test Kualitatif Pemeriksaan VDRL. (Sumber : data primer) Berdasarkan Gambar 3, terlihat perbedaan besar flokulan pada masingmasing hasil reaktif test kualitatif pemeriksaan VDRL. Reaktif 1 flokulan berbentuk halus seperti pasir, Reaktif 2 flokulan berbentuk sedang dan merata, Reaktif 3 flokulan berkeping-keping, dan Reaktif 4 flokulan bergumpal-gumpal.

27 2. Deskripsi Hasil Kesesuaian Test Kualitatif terhadap Test Kuantitatif Tabel 3. Distribusi Hasil Pemeriksaan Kualitatif VDRL Hasil Kualitatif Jumlah (%) Reaktif 1 6 37,5 % Reaktif 2 4 25 % Reaktif 3 3 18,75 % Reaktif 4 3 18,75 % Total 16 100 % Sumber : Data primer Tabel 3 menunjukan distribusi hasil pemeriksaan kualitatif pada 16 sampel serum. Tabel 4. Distribusi Hasil Pemeriksaan Kuantitatif VDRL Titer Jumlah Hasil Test (%) Titer ½ 6 37,5 % Titer ¼ 4 25 % Titer 1/8 3 18,75 % Titer 1/16 3 18,75 % Total 16 100 % Sumber : Data primer Tabel 4 menunjukan distribusi hasil pemeriksaan kuantitatif VDRL pada 16 sampel serum. Tabel 5. Pemeriksaan Kualitatif Terhadap Pemeriksaan Kuantitatif VDRL Hasil Hasil Kuantitatif Jumlah Kualitatif Titer 1/2 Titer 1/4 Titer 1/8 Titer 1/16 Sampel Reaktif 1 6 6 Reaktif 2 4 4 Reaktif 3 3 3 Reaktif 4 3 3 Total Sampel 16 Sumber : Data primer Tabel 5 menunjukkan kesesuaian hasil pemeriksaan kualitatif terhadap pemeriksaan kuantitatif pada 16 sampel. Hasil pemeriksaan kualitatif dan pemeriksaan kuantitatif terendah yaitu reaktif 1 dengan titer ½ ada 6 sampel.

28 Sedangkan hasil pemeriksaan kualitatif dan pemeriksaan kuantitatif tertinggi yaitu reaktif 4 dengan titer 1/16 ada 3 sampel. 3. Uji Statistik Chi-square Data primer yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik chi-square untuk menguji tingkat kemaknaan. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p signifikan 0,000 atau kurang dari 0,05 yang artinya ada hubungan yang bermakna, sehingga pada penelitian ini menunjukkan adanya kesesuaian besar flokulan pada test kualitatif terhadap test kuantitatif pada pemeriksaan VDRL. C. Pembahasan Berdasarkan uji statistik Chi-square didapat nilai p value 0,000 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan atau ada kesesuaian antara besar flokulan pada test kualitatif terhadap test kuantitatif pemeriksaan VDRL. Besar flokulan pada test kualitatif yang dinyatakan dengan hasil reaktif memiliki kesesuaian dengan besar titer yang diperoleh saat dilakukan pengenceran pada test kuantitatif. Prinsip pemeriksaan VDRL yaitu adanya reaksi antara antigen yang terdapat dipermukaan sel pada reagen dengan antibodi terhadap T. pallidum pada serum penderita membentuk flokulasi (Sujudi, dkk 2010). Antibodi (immunoglobulin) adalah fraksi protein dalam cairan tubuh yang terbentuk atas rangsangan masuknya antigen yang berasal dari luar dan terjadi secara spesifik. Antigen yang pertama kali masuk ke dalam tubuh akan merangsang sel untuk membentuk immunoglobulin yang memiliki daerah pengenalan spesifik terhadap antigen tersebut. Pemaparan kedua kali terhadap

29 antigen yang sama memicu respon imun sekunder yang segera terjadi dan meningkatkan titer antibodi yang beredar sebanyak 10 kali kadar sebelumnya (Darwin, Eryati 2006). Antigen adalah substansi yang dapat dikenali dan berikatan secara spesifik oleh reseptor pada limfosit (sel B dan sel T) (Male et all, 2006). Pada pemeriksaan VDRL, antigen berupa partikel karbon terdiri dari kardiolipin, kolesterol, dan lesistin yang analog dengan T. pallidum berfungsi sebagai reagen. Antibodi yang terbentuk setelah infeksi oleh T. pallidum disebut reagin (Kennedy EJ, 2012). Reagin ini dapat bersatu dengan suspensi ekstrak lipid yang terdiri dari kardiolipin, kolesterol, dan lesistin dalam reagen dan menggumpal membentuk massa, yang dapat dilihat pada tes flokulasi. Jumlah antibodi pada serum dapat mempengaruhi hasil flokulasi yang terbentuk saat bereaksi dengan antigen (Djuanda, 2010), sehingga semakin banyak antibodi terhadap T. pallidum pada serum, semakin besar pula flokulan yang terbentuk yang setara dengan besar titer yang diperoleh. Besar titer pada test kuantitatif juga dapat digunakan untuk memonitor perjalanan penyakit selama dan setelah pengobatan. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa sampel dengan hasil reaktif 1 memiliki range titer sebesar ½ (37,5%), sampel dengan hasil reaktif 2 mimiliki range titer sebesar ¼ (25%), sampel dengan hasil reaktif 3 memiliki range titer sebesar 1/8 (18,75%), dan sampel dengan hasil reaktif 4 memiliki range titer sebesar 1/16 (18,75%). Hasil ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan besar

30 titer pada test kuantitatif sehingga dapat mempercepat pekerjaan dengan hasil yang tepat. Pada penelitian adanya kesesuaian besar flokulan pada pemeriksaan VDRL memliki keterbatasan yaitu pengamatan hasil mikroskopis besar flokulan yang dilakukan secara fisual yang setiap orang memliki kualitas penglihatan atau fisual yang berbeda-beda.