BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar tapak khususnya disekitar pedestrian. Meletakkan ruang terbuka hijau disekeliling tapak dengan tujuan memberikan sumbangan terhadap lingkungan, sekaligus mengambil jarak terhadap jalan tanpa terkesan tertutup. Memberikan peneduh berupa kanopi taua pohon pada area parkir kendaraan untuk menghindari kendaraan terkena panas langsung. Pada sirkulasi pejalan kaki sebaiknya diberi peneduh berupa pohon atau selasar agar pejalan kaki tidak terkena sinar matahri langsung. Pada trotoar atau pedestrian diberikan peneduh berupa pohon di sekeliling tapak agar para pejalan kaki tidak terkena panas langsung. Mengunakan warna yang berbeda untuk bangunan guna membedakan antara bangunan utama dengan bangunan penunjang lainnya. 53
IV.2 KONSEP MASSA BANGUNAN IV.2.1 Zoning Adapun alternatif zoning dibuat sebagai berikut : D Hunian A Pendidikan C Olahraga B Pelatihan H U N I A N A, B, C Resmi H U N I A N Pendidikan Pelatihan 54
Daerah A adalah daerah yang diperuntukan bagi massa I (adminitrasi dan pendidikan).diletakan dekat dengan jalan utama, karena kegiatan yang ada di dalam masa I ini banyak berhubungan dengan orang-orang dari luar dan juga karena massa I ini merupakan massa utama dari Pusat Akademi Pemadam Kebakaran. Karena banyaknya kegiatan yang berhubungan dengan orang luar, maka aksesnya harus mudah, sehingga jalur sirkulasi (akses) mengikuti kontur/ tidak memotong kontur. Dan untuk menunjang dibuat daerah parkir, yang diletakan pada keadaan tanah yang relatif datar. Daerah B adalah daerah yang diperuntukan bagi fasilitas pelatihan (simulasi) Daerah simulasi ini diletakan dengan sungai supaya mempermudah sarana pemadaman api pada saat latihan pemadaman kebakaran, sehingga potensi sungai tersebut dapat difungsikan. Yang diletakan dalam daerah B ini adalah massa II, massa III, fire ground, lintasan latihan kendaraan pemadam kebakaran, yang ditunjang oleh massa IV dan tempat parkir untuk mobil pemadam kebakaran (mobil tangga, mobil penyelamatan dan mobil pompa). Fire Ground diletakan pada tanah yang relatif datar, untuk mempermudah perletakan alat yang akan dibakar (seperti mobil). Fire ground ini terbuat dari aspal, yang relatif tahan terhadap api. Simulasi Latihan kendaraan berupa lintasan, yang dibuat di sekeliling fire ground ( sekaligus sebagai pembatas fire ground). Daerah C adalah daerah yang diperuntukan bagi fasilitas olah raga, yang terdiri dari fasilitas olah raga indoor, yang terdiri dari kolam renang dan gimnastik, dan fasilitas olah raga outdoor, yang terdiri dari lapangan voli, bulu tangkis dan tenis. Karena fasilitas olah raga outdoor dapat digunakan oleh umum (umum di sini maksudnya oleh para peserta pelatihan dan karyawan, baik Akademi maupun Dinas Kebakaran) maka dibutuhkan akses langsung dari luar ke lapangan olah raga outdoor tersebut. Fasilitas olah raga tersebut juga dapat dijadikan sebagai ruang perantara antara kegiatan utama Akademi dengan kegiatan tinggal, yang dilakukan oleh para pegawai Akademi. Daerah C ini juga sebagai penghubung antara daerah penangkap pada area hunian dan daerah penangkap pada area kegiatan resmi. 55
Daerah D adalah daerah untuk kegiatan tinggal bagi karyawan Akademi, yang berbentuk rumah susun empat lantai dengan satu bloknya terdiri dari 8 buah rumah tipe 36. Parkir mobil untuk perumahan berupa carport karena tidak semua rumah memiliki mobil, sehingga pengadaan garasi untuk parkir mobil tidak fungsional. Adapun carport ini diletakan dekat dengan pintu masuk utama Pusat Latihan Ketrampilan Tenaga Kebakaran. IV.2.2 Bentuk Massa Bangunan Berdasarkan penzoningan kegiatan dalam tapak dan berdasarkan criteria setiap massa, maka perletakan massa dan bentuk massa yang terjadi adalah sebagai berikut: A. Kegiatan Pendidikan dan Administrasi Kegiatan ini terjadi dari satu massa (massa 1). Berdasarkan kegiatan yang ada di dalam massa itu, bentuk dasar bangunan yang sesuai adalah persegi panjang. Dan dikarenakan untuk penghematan lahan pula maka pada zona pendidikan dan administrasi menjadi satu massa bangunan. Tampak B. Kegiatan/ Pelatihan Kegiatan pelatihan ini terdiri dari 3 massa, yaitu massa II (simulasi proteksi kebakaran, pengadaan sarana dan prasarana pelatihan dan menara kontrol), massa III ( gedung latihan pemadaman kebakaran). Massa II diletakan agak berjauhan dengan massa dan peralatan di dalamnya tidak mudah terbakar. Sedangkan massa III adalah pelatihan yang menggunakan api besar. Untuk menunjang pemadaman api pada massa III. Bentuk massa yang terjadi: 56
1. Massa II Berdasarkan kegiatan yang ada di dalamnya, maka bentuk dasar massa yang sesuai adalah bentuk dasar persegi panjang. Dan karena perletakannya tidak memotong kontur, maka split level tidak diperlukan. Namun demikian massa ini memiliki ketinggian yang berbeda-beda, karena selain kegiatan simulasi dan pengadaan sarana dan sarana pelatihan yang hanya membutuhkan ketinggian satu lantai, juga terdapat bengkel yang memiliki ketinggian minimal 3.150 m dan juga terdapat menara kontrol yang memiliki ketinggian empat lantai. Bentuk dasar massa Ruang penyimpanan alat-alat latihan Ruang-ruang simulasi alat kebakaran Menara Kontrol Bengkel 2. Massa III Tampak Adalah untuk pelatihan pemadaman kebakaran di bangunan bertingkat rendah dan bertingkat tinggi, sehingga bentuk bangunan yang dipilih adalah bangunan yang berbentuk tower dan memiliki podium. Ketinggian bangunan 9 lantai dengan tinggi tiap lantai 3.50 m dipilih karena dengan ketinggian inilah panjang tangga pemadam kebakaran yang maksimum (50 m) dapat sampai ke puncak bangunan dengan sudut 45 derajat, sedangkan bentuk dasar bangunan yang terpilih adalah bentuk dasar persegi panjang. Karena bangunan ini memfungsikan sungai untuk pemadamannya, maka akses untuk bangunan ini terdapat pada dua sisi, yaitu pada 57
sisi yang berhadapan dengan fire ground dan sisi yang berhadapan dengan sungai Cipinang. Bentuk dasar massa Podium Tower Tampak C. Kegiatan Olah Raga Kegiatan olah raga juga terdiri dari kegiatan olah raga di luar dan di dalam ruangan. Kegiatan olah raga di dalam ruangan (indoor) lebih ditarik ke dalam tapak Akademi Pemadam Kebakaran, karena olah raga indoor ini memang hanya diperuntukan bagi peserta pelatihan saja. Sedangkan olah raga yang dilakukan di luar ruangan lebih ditarik ke pinggir tapak, karena dapat digunakan oleh orang lain (pegawai Dinas Kebakaran) yang bukan termasuk peserta pelatihan dan juga untuk memudahkan akses untuk menuju olah raga outdoor ini. Bentuk dasar massa olah raga indoor (massa IV) berdasarkan kegiatan di dalamnya adalah persegi panjang untuk kolam renang dan locker dan untuk gymnasium juga persegi panjang. Karena massa ini terletak datar, namun terjepit di antara kontur, maka bentuk bangunan yang terjadi adalah persegi panjang dengan beberapa pengurangan di berbagai sisi. D. Kegiatan Tinggal Kegiatan tinggal terdiri dari asrama dan perumahan yang diletakan pada satu daerah yang sama. Bentuk dasar massa asrama (massa VI) berdasarkan kegiatan yang disusun secara linear adalah persegi panjang, 58
namun karena bentuk yang terjadi terlalu panjang maka bentuk yang dapat digunakan dan masih memberikan persepsi yang sama tentang bentuk asrama adalah massa berbentuk huruf U. Ruang terbuka yang terbentuk karena bentuk massa U pada massa V digunakan sebagai ruang bersama, yaitu sebagai ruang untuk istirahat, dimana ruang terbuka tersebut dapat diakses lewat ruang makan. Bentuk dasar perumahan adalah persegi panjang dengan bentuk kompleks perumahan dengan demikian setiap rumah akan mendapatkan cahaya yang cukup dan sirkulasi udara yang baik. Massa IV ditata sedemikian rupa sehingga membentuk suatu pangarah, dengan jalur-jalur sirkulasi yang sederhana dan tidak membingungkan. Untuk memasuki area perumahan ini juga dibuat suatu area penangkap, karena fungsi perumahan ini merupakan fungsi yang berada dari fungsi resminya (pendidikan dan pelatihan), sehingga area penangkap tersebut berfungsi sebagai daerah transisi. Bentuk dasar massa Daerah tengah adalah darah sirkulasi jalan 59
IV.3 KONSEP SIRKULASI Dari perzoningan di atas, maka akses yang terjadi pada tapak Pusdiklat Pemadam Kebakaran ini adalah: A B B A adalah akses utama dari jalan utama menuju ke massa utama dan diperuntukkan bagi pengunjung Pusdiklat Pemadam Kebakaran. Untuk menunjang akses utama ini diletakan lahan parkir yang berada pada keadaan tanah yang relatif datar dan untuk menunjang kemudahan akses tersebut dibuat dengan mengikuti kontur yang ada. Dari akses utama ini orang dapat langsung menuju ke massa utama Pusdiklat Pemadam Kebakaran dan dari akses utama ini parkir untuk para tamu Pusdiklat Pemadam Kebakaran dan parkir untuk penghuni perumahan karyawan dapat terlihat jelas. B adalah akses yang menuju ke fasilitas pelatihan, di mana akses ini berfungsi untuk sirkulasi kendaraan yang membawa suplai untuk sarana pelatihan, seperti alat-alat breathing apaaratus, bahan bakar dan suplai lainnya. Selain itu, akses tersebut juga digunakan untuk jalur sirkulasi mobil pemadam kebakaran yang membutuhkan lebar minimal 2.430 m pada saat mobil pemadam kebakaran tersebut perlu dibawa keluar untuk diperbaiki di bengkel pusatnya, yang letaknya berada di luar tapak Pusdiklat Pemadam Kebakaran ini. Antara kegiatan satu dengan kegiatan lainnya dan antara massa satu dengan massa lainnya menggunakan pedestrian, dengan pola pedestrian yang terpusat dan mengikuti bentuk denah tanah yang ada, sehingga orang dapat 60
berjalan dengan nyaman. Selain itu juga diperhitungkan jalur terpendek antar satu kegiatan dengan kegiatan lainnya dan antar satu massa dengan massa lainnya, untuk kecepatan waktu pencapaian. Selain itu tangga juga tidak digunakan sebagai penghubung antara satu kontur ke kontur lainnya melainkan menggunaka ramp, untuk mempercepatkan waktu sampai dan memperkecil resiko kecelakaan, karena pada saat pelatihan kecepatan adalah sesuatu yang utama dan untuk mencapai kecepatan tersebut maka peserta pelatihan harus berlari. Untuk faktor keamanan, sirkulasi kendaraan pun dibatasi hanya sampai bagian depan Pusdiklatkar dan pada area pelatihan kebakaran, sehingga pedestrian freedom dapat tercapai dan faktor keamanan para peserta pelatihan terhadap kendaraan bermotor dapat terjamin. Dari analisa yang telah dilakukan dan konsep yang telah dijabarkan di atas, maka secara utuh konsep terhadap lingkungan dapat digambarkan sebagai berikut: Area Penangkap / Main Entrance,area parkir (luas Area 1433 m 2 ) Kegiatan ADM,pendidikan,dan R,Simulasi kebakaran parkir (luas Area1494.94 m 2 ) Area pengikat, lapangan apel parkir (luas Area 2500 m 2 ) Asrama + Hunian parkir (luas Area 1277.76 m 2 ) Area Penghijauan / Taman Area latihan kebakaran parkir (luas Area 2500 m 2 ) Fasilitas Olahraga (indoor,outdoor) parkir (luas Area 3436.8 m 2 ) 61
Alternatif zoning 62
IV.4 KONSEP RUANG DALAM Memberi batasan-batasan yang jelas antara ruang public, private, dan service. Untuk ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan yang tinggi dan memerlukan konsentrasi dibuat senyaman mungkin. Memakai skala manusia sebagai standar ukuran. Memanfaatkan cahaya dan pengudaraan alami untuk ruang-ruang. IV.5 KONSEP STRUKTUR Sistem struktur yang dipakai adalah sistem struktur portal dengan pondasi telapak dan pondasi lajur beton bertulang, karena keadaan tanah yang cukup baik, sedangkan untuk massa yang memiliki jumlah lantai lebih dari 4 buah menggunakan tiang pancang. Struktur atap yang dipakai adalah struktur bidang, baik itu kayu maupun baja. Yang menggunakan struktur bidang baja adalah massa yang membutuhkan bentang lebar, yaitu massa olah raga dan fasilitas bengkel. Pada setiap bangunan Akademi yang memiliki fungsi sebagai ruang penerima yang sifatnya public menggunakan kaca, sehingga fungsi yang ada di dalamnya, yaitu fungsi sebagai ruang penerima, ruang transisi dari ruang luar ke ruang dalam yang sifatnya privat dapat terlihat dengan jelas, sehingga orang yang ada di luar dan akan masuk ke bangunan tersebut tidak akan mengalami kebingungan dalam mencari pintu masuk. Selain itu keseragaman juga akan terjadi, sehingga bangunan-bangunan tersebut terlihat sebagai satu kesatuan. Begitu pula dengan warna-warna yang digunakan, yaitu abu-abu (dinding yang tidak dilapisi cat) memperlihatkan kekuatan bahan tersebut terhadap api dan tahan terhadap cuaca dan juga warna merah yang digunakan untuk atap dan railing pada balkon merupakan symbol dari pemadam kebakaran. 63
IV.6 KONSEP UTILITAS IV.6.1 Listrik PLN Gardu Mati Panel Utama Genset Panel Cabang Penerangan, tata suara, pompa air, ac, dll. IV.6.2 Air Bersih PAM Ground Tank Jet Pump Air Tanah Jet Pump Up Tank Ruang-ruang Kolam renang, dll. 64
IV.6.3 Air Kotor Closet Toilet Kolam Renang Ground Tank Ruang-ruang Riol Kota IV.6.4 Pengudaraan AC VRV AC Split Ac Outdoor Ac Outdoor + 100 m + 5 m Ac Indoor Ac Indoor Ruang Ruang 65