INTISARI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Musta an, Nuning

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN MOTIVASI PERAWAT DALAM MELAKUKAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN DI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

INTISARI PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PROSES PERSALINAN DI RUMAH BERSALIN CITRA PRASASTI JOHO MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

BAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No. 3, Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan nasional untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan. kuantitas. Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

PENGARUH PELATIHAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM TERHADAP PENERAPAN MAKP TIM DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN.

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3, Oktober 2011

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT

GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 ( )

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

BAB I PENDAHULUAN.

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses. perawat Indonesia harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, T. (2001). Metodologi Penelitian Agama. Cetakan ke IV. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN SIKAP PERAWAT KETIKA MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan

Motivasi Kerja dan Karakteristik Individu Perawat di RSD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Madura

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT Bank Tabungan Negara, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk miskin bertambah. Keadaan ini berpengaruh pada. kehidupan masyarakat antara lain penurunan daya beli masyarakat,

INTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PROFESIONALISME GURU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KESALAHAN PEMBERIAN OBAT DI RUANG TERATAI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI BIDAN TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REGISTRASI BIDAN DI IBI RANTING KOTA PAMEKASAN

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kesepakatan Nasional yang secara konseptual mengakui

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

INTISARI. Hubungan antara Motivasi dengan Kinerja Perawat Ditinjau dari Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RS Paru Dr Ario Wirawan Salatiga

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan masyarakat. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) termaktub dalam UUD 1945 (Depkes RI, 1993).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

DAFTAR PUSTAKA. Aditama, Tjandra. Y, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, edisi kedua. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN VARIABEL PEMEDIASI KEPUASAAN KERJA PADA PDAM KOTA MADIUN

Jurnal Kesehatan Kartika 27

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

DAFTAR PUSTAKA. Aditama, Y.T (2000) Manajemen administrasi rumah sakit, Jakarta : Universitas Indonesia

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. FINANSIA MULTI FINANCE CABANG PALOPO

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Perawat Rumah Sakit Islam Dinoyo Malang)

Transkripsi:

INTISARI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Musta an, Nuning Latar Belakang: Pelayanan perawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam memberikan pelayanan professional perawat dituntut memiliki motivasi kerja yang baik. Mutu pelayanan di Rumah Sakit selalu dikaitkan dengan kinerja perawat. Motivasi kerja perawat akan memberikan pengaruh terhadap kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Perawat yang bekerja di rumah sakit jiwa perlu melakukan pendekatan dengan komunikasi therapeutik yang dilandasi rasa saling percaya antara perawat klien dan keluarga serta masyarakat, karena klien dengan gangguan jiwa secara fisik bisa memenuhi kebutuannya sendiri tapi perlu pengarahan yang terus menerus dengan komunikasi yang therapeutik. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara motivasi dan kinerja, hubungan antara motivasi internal dan eksternal terhadap kinerja dan mendeskripsikan motivasi dan kinerja berdasarkan karakteristik responden. Metode Penelitian: Metode penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Polulasi penelitian perawat fungsional Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.Pengambilan sampel dengan randon sampling. Data diolah dengan menggunakan program komputer SPSS versi 13.00 dengan uji korelasi Product Moment Pearson s Hasil: Motivasi dan Kinerja perawat berhubungan secara signifikan,dengan taraf signifikansi 5% diperoleh hasil dengan angka statistic r hitung 0.396 lebih besar dari r tabel 0,244. Motivasi internal lebih berpengaruh terhadap kinerja di banding motivasi eksternal dengan angka statistik r hitung 0,418. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara motivasi dan kinerja perawat, motivasi internal lebih berpengaruh terhadap kinerja dari pada motivasi eksternal

PENDAHULUAN Seorang perawat yang bekerja di organisasi kesehatan dengan permasalahan yang komplek harus mempunyai performance yang baik. Performance diartikan sebagai kinerja hasil kerja dan prestasi kerja. Performace kewenangannya. Puas atau tidaknya masyarakat akan pelayanan kesehatan selalu dikaitkan dengan pelayanan keperawatan, ketidakpuasan pasien dan keluarga selalu dikaitkan dengan rendahnya motivasi perawat dalam memberikan pelayanan profesional bagaikan gunung es, yang tampak (Wikipedia cit Hendrawati, 2008). dipermukaan adalah ilmu dan ketrampilan, dan yang tidak tanpak di permukaan adalah perilaku sosial, pandangan terhadap diri sendiri, karakteristik perilaku dan motivasi. (Wibowo, 2007). Pelayanan perawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk Motivasi dan pelaksanaan asuhan keperawatan menentukan kualitas pelayanan keperawatan yang berdampak terhadap kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan perawatan. Makin kuat motivasi seseorang, makin kuat pula usaha untuk mencapainya. Motivasi merupakan faktor yang dapat berubah. Motivasi berkembang sesuai dengan taraf pelayanan yang komprehensif serta kesadaran seseorang akan tujuan yang ditujukan pada individu, keluarga, masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit mencakup seluruh siklus kehidupan (Priharjo, 1995). Dalam memberikan pelayanan profesional perawat dituntut hendak dicapainya. Dengan memberikan dorongan, apresiasi, pengakuan dan perhatian individual akan berpengaruh positif terhadap motivasi seseorang (Wibowo, 2007). memiliki akuntabilitas sesuai

Perawatan klien dengan gangguan masalah kejiwaan memerlukan perhatian besar bagi pelaksana asuhan keperawatan khususnya, karena asuhan keperawatan klien dengan masalah kejiwaan tidak tampak hanya dengan pengamatan fisik, namun harus digali melalui komunikasi terapeutik yang dilandasi hubungan saling percaya (trust). Sehingga hal itu menjadi masalah yang melekat pada perawatan jiwa, dimana perawat merasakan tugas sehari-harinya sebagai suatu rutinitas dan merupakan sebuah intuisi semata, sehingga perawat yang dapat melaksanakan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa sesuai standar sangat mempengaruhi mutu pelayanan. Mutu pelayanan akan sangat dipengaruhi oleh motivasi dan kinerja perawat, apabila perawat memperoleh suatu kepuasan sesuai yang diharapkan (Gibson.et-al, 1997). Fenomena di ruang perawatan untuk pasien kronis di Rumah Sakit Jiwa merasa bosan karena pasien yang dirawat sebagian besar adalah orang yang sama, dengan waktu perawatan yang lama, pasien yang datang lagi karena kambuh, pasien yang kondisinya statis, pasien yang lama tidak diambil keluarga. Sehingga kegiatan di ruang perawatan monoton. Dari hasil wawancara dan observasi dengan perawat dan struktural perawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, keluhan dari pelaksana perawatan karena belum adanya penghargaan secara proporsional atas hasil pelaksanaan asuhan keperawatan, baik dalam pemberian jasa pelayanan maupun pengusulan kenaikan pangkat hanya disamakan tanpa memperhitungkan perawat mana yang kinerjanya benarbenar baik, sehingga akan memicu menurunnya motivasi perawat. Melihat fenomena diatas sangatlah penting untuk diteliti Faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Dearah Surakarta, perawat cenderung Daerah Surakarta.

Landasan Teori Perawat Menurut DEPKES (1992), perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan dasar keperawatan, memenuhi syarat dan diberi wewenang oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan perawatan yang bermutu dan penuh tanggung jawab dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan orang sakit dan rehabilitasi. Perawat profesional adalah wanita atau pria yang mengenal dan mengerti kebutuhan dasar manusia yang sakit maupun sehat dan yang mengetahui bagaimana kebutuhan ini dapat terpenuhi. Perawat adalah seseorang yang memberikan pelayanan profesional dimana pelayanannya berbentuk pelayanan biologis, psikologis, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan diberikan karena adanya kelemahan mental dan fisik, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan kemampuan melaksanakan kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan dalam upaya pencapaian peningkatan kesehatan dengan menekankan pada upaya pelayanan kesehatan yang memungkinkan individu mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif (Wordpress cit Aditama, 2007). Perawat (nurse) berasal dari bahasa Latin yaitu nutrix yang artinya merawat atau memelihara. Seseorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, cedera, dan proses penuaan (Gaffar cit. Taylor, 1999). Seorang perawat dikatakan professional jika memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan keperawatan professional serta memiliki sikap profesional sesuai kode etik profesi. Sedangkan profil perawat dalam melakukan aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pembinaan asuhan/pelayanan keperawatan praktik

keperawatan, pengelolaan institusi keperawatan, pendidik klien serta kegiatan penelitian dibidang keperawatan. (Gaffar, 1999) Kinerja Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar kerja. Yang diterjemahkan dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja. Pengertian kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Wikipedia, 2008). Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Wikipedia cit Mangkunegara, 2008). Kinerja dapat juga diartikan hasil yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu (Wikipedia cit Hasibuan, 2008). Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampilan (Wikipedia cit Whitmore, 2008). Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu : kemampuan, motivasi dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang dilakukan, dan hubungan dengan anggota (Wikipedia cit Mathis & Jackson, 2008). Berdasar pengertian di atas bisa disimpulkan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu/kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta kegiatan untuk berprestasi. Mangkunegara (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah : 1) Faktor kemampuan secara psikologis Kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan pendidikan (realita). Sehingga seseorang

perlu ditempatkan sesuai dengan keahliannya. 2) Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi adalah kondisi yang menggerakkan seseorang secara terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. Ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kerja. motivasi seperti melihat kaledoskop kombinasi tanpa batas. Kita menekankan butir-butir tentang kompleksitas motivasi ini, karena harus dipadukan dalam teori apapun tentang motivasi kerja yang memiliki teori apapun tentang motivasi kerja yang memiliki nilai praktis bagi lingkungan profesi keperawatan (Pauline, 1990). Menurut Siagian (1995), motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menyerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk Motivasi Motivasi merupakan sebuah konsep yang sangat sulit diselidiki secara langsung, karena motivasi merupakan konstruksi hipotesis. Motif hanya dapat disimpulkan berdasarkan tingkah laku, tetapi motivasi dan pelaksanaan juga tidak sinonim. Pelaksanaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu keahlian, kecakapan dan kondisi-kondisi yang berlaku. Melihat menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Hamalik (1995) mengatakan bahwa motivasi merupakan suatu proses tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang lain, serta menentukan

karakteristik proses berdasarkan petunjukpetunjuk tingkah laku seseorang. Petunjukpetunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak kegunaannya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya. Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk merumuskan kebutuhan atau suatu tujuan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa istilah motivasi menunjuk pada pembangkitan kecenderungan untuk berbuat, untuk memperoleh satu atau lebih hasil (Hasibuan cit Koohtz, 1996). Pusorowati (1994) dalam seminar sehari keperawatan di RSUD Dr. Sardjito mengenai motivasi sebagai dasar kinerja mengatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang mendorong individu atau dorongan untuk melakukan perbuatan tertentu untuk memuaskan kebutuhannya. Ngatini (1998) dalam pelatihan mendorong orang tersebut berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Dari sejumlah teori tersebut di atas sebenarnya tidak ada pertentangan, tetapi saling melengkapi. Apabila disimpulkan maka motivasi meliputi hal-hal sangat komplek. Hal ini dalam kenyataannya motivasi manusia terhadap sesuatu memang sangat beragam pula. Tiap individu akan berbeda tujuan maupun cara pencapaiannya, motivasi bisa timbul dari luar maupun dalam diri manusia. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini berbentuk non eksperimental dengan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Yaitu masing-masing variabel diobservasi dan dilakukan pengumpulan data dalam waktu bersamaan. manager keperawatan untuk pimpinan Populasi dan Sampel Penelitian keperawatan Rumah Sakit, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah daya penggerak atau daya dorong yang ada dalam diri seseorang yang Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh perawat fungsional atau pelaksana Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta tahun 2008, dengan jumlah populasi 192

orang.besarnya sampel dalam penelitian harus representatif bagi populasi, oleh karena jumlah populasi kurang dari 10.000 maka penentuan besarnya sampel menggunakan rumus (Wiharsono, 2004). Analisa Data Setelah data dikelompokkan kemudian dilakukan analisa data dengan menggunakan SPSS for Windows Release 13. Untuk menghilangkan bias hasil penelitian dengan menggunakan data tambahan yaitu lembar observasi yang diisi oleh masing-masing Kepala Ruang perawat fungsional yang menjadi responden berisi point variabel dependen kinerja. Uji statistik yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variable motivasi dengan kinerja pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah uji Product Moment Pearson s dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 13.00 dengan kriteria jika r hitung > r tabel hipotesis diterima artinya ada hubungan antara motivasi dan kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Berdasarkan perhitungan uji Product Moment Pearson s dengan bantuan program komputer aplikasi statististik SPSS for windows versi 13.00 diperoleh hasil seperti pada tabel 3 sebagai berikut: Hasil Penelitian Hubungan Antara Motivasi dan Kinerja Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Tabel Rangkuman hasil uji Pearson s Motivasi dan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Motivasi Kinerja Motivasi Pearson Sig. (2-tailed) 1,396**,001 N 66 66 Kinerja Pearson,396** 1 Sig. (2-tailed),001 N 66 66

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai r hitung 0,396 > r tabel 0,244 dengan tingkat kepercayaan 95%, dengan demikian r hitung > r tabel hipotesis diterima, jadi ada hubungan yang signifikan antara motivasi dan kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Hubungan Antara Motivasi Internal dan Motivasi Eksternal dan Kinerja Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Surakarta, dengan bantuan SPSS for Windows versi 1 3 diperoleh hasil seperti pada tabel 4 di bawah ini. Uji statistik juga dipakai untuk menjelaskan hubungan antara motivasi internal dan motivasi eksternal terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Dari motivasi internal dan eksternal, motivasi yang mana yang lebih berpengaruh terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Tabel Rangkuman uji Pearsons Motivasi Internal dan Motivasi Eksternal terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Motivasi Motivasi Internal Eksternal Kinerja Motivasi Internal Pearson Sig. (2-tailed) 1,470**,000,418,000 N 66 66 66 Motivasi Eksternal Pearson,470** 1,235 Correlation Sig. (2-tailed),000,058 N 66 66 66 Kinerja Pearson,418**,235 1 Sig. (2-tailed),000,058 N 66 66 66

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil r hitung untuk motivasi internal sebesar 0,418 dan r hitung untuk motivasi eksternal sebesar 0,235 dengan tingkat signifikansi 0,01. Jadi motivasi internal lebih kuat mempengaruhi kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah dibandingkan dengan motivasi eksternal

Pembahasan Motivasi Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Sejumlah 66 perawat yang menjadi responden penelitian mempunyai tingkat motivasi tinggi 56,1%dan motivasi sedang 42,4% dan hanya 1,5% yang mempunyai motivasi yang rendah. Motivasi merupakan konsep yang sangat sulit untuk diselidiki secara langsung karena motivasi tidak kelihatan secara langsung dan motivasi dapat dengan mudah berubah. Seperti pendapat Spencer(1993) motivasi adalah komponen dalam konpetensi yang tidak kelihatan, kompetensi seperti gunung es di mana ada yang terlihat dan banyak yang tidak terlihat, yang terlihat adalah ketrampilan dan ilmu dan yang tidak terlihat adalah perilaku sosial, pandangan terhadap diri sendiri, karakteristik perilaku dan motivasi. Motivasi pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu faktor dari dalam individu perawat maupun faktor dari luar individu perawat, hal tersebut sesuai dengan pendapat Wibowo(2008) terdapat dua faktor yang mendorong orang untuk memberikan kinerja terbaiknya yaitu faktor internal ditunjukkan oleh keinginan untuk membuktikan diri atau pengakuan, pencapaian tujuan pribadi, kemungkinan untuk berkembang atau promosi, mencari tantangan dari pekerjaan itu sendiri atau tanggung jawab yang diberikan kepada individu, dan faktor dari luar atau eksternal ditunjukkan oleh perasaan dan tindakan tertentu akan memperbaiki kualitas hidup atau membantu pekerjaan seperti reward, supervisi, kondisi pekerjaan hubungan interpersonal dan kebijakan dari perusahaan atau organisasi. Dari karakteristik responden di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta motivasi tinggi pada jenis kelamin perempuan karena dari sejarahnya ilmu keperawatan adalah Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012 11

mother instinc atau dunia keperawatan identik dengan wanita atau ibu. Dari tingkat pendidikan D3 secara kuantitas paling banyak di Rumah Sakit Jiwa Daearah Surakarta karena untuk peningkat Sumber Daya Manusia khususnya perawatan, kebijakan manajemen Rumah Sakit mempermudah untuk program alih fungsi dari non perawat di beri kesempatan untuk sekolah menjadi perawat, maupun alih jenjang perawat dengan latar belakang SPK untuk menempuh pendidikan D3 dan S1. Untuk perawat dengan latar pendidikan S1 kebanyakan adalah pegawai baru, untuk perawat yang senior lebih banyak dengan latar belakang pendidikan D3. Dari tingkat usia pada rentang usia 21-30 tahun dengan tingkat motivasi tinggi yang terbanyak. Usia 21-30 adalah usia sangat produktif pada usia ini aktualisasi diri yang tinggi dengan motivasi yang tinggi perawat dibutuhkan, pada usia ini perawat bisa membuktikan diri untuk diakui keberadaannya. Lama kerja 10-15 tahun merupakan masa kerja dengan tingkat motivasi yang tertinggi, dengan lama kerja 10-15 tahun seorang perawat sudah mengenali seluruh permasalahan dan sudah mengerti akan tugas dan tanggung jawab yang dihadapi. Kinerja Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Tingkat kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta pada penelitian ini yang terbanyak pada tingkat cukup sebesar 59,1%, kemudian pada tingkat baik sebesar 36,4%, dan perawat yang mempunyai tingkat kinerja kurang hanya 4,5%. Kinerja adalah suatu proses yang berkelanjutan, kinerja adalah suatu perbuatan, atau suatu pameran umum ketrampilan. Wibowo(2008) kinerja adalah suatu proses, yang memberikan hasil kerja atau prestasi. Suatu proses kinerja dikatakan selesai apabila telah mencapai target tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012 12

sebelumnya. Dari target yang telah ditetapkan kemudian dilakukan evaluasi untuk menetapkan langkah perbaikan kinerja selanjutnya. Berdasar karakteristik responden di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta kinerja tinggi pada jenis kelamin perempuan, karena perempuan lebih baik dalam melakukan pekerjaan yang monoton dan dalam jangka waktu lama serta memerlukan ketelatenan atau perempuan lebih tahan menghadapi tekanan dan rutinitas. Dari tingkat pendidikan D3 secara kuantitas paling banyak di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, latar belakang pendidikan D3 yang ada merupakan penigkatan sumber daya manusia melalui pendidikan yang berkelanjutan. Untuk perawat dengan latar pendidikan S1 kebanyakan adalah pegawai baru untuk perawat yang senior lebih banyak dengan latar belakang pendidikan D3. Dari tingkat usia pada rentang usia 21-30 tahun dengan tingkat kinerja tinggi yang terbanyak, usia 21-30 adalah usia sangat produktif, pada usia ini butuh aktualisasi diri yang tinggi. Dengan kinerja yang tinggi perawat pada usia bisa membuktikan diri untuk bisa diakui keberadaannya. Lama kerja 10-15 tahun merupakan masa kerja dengan tingkat motivasi yang tertinggi, dengan lama kerja10-15 tahun perawat dapat mengenali tugas dan tanggung jawabnya dan mulai beradaptasi dengan tugas dan tanggung jawab tersebut sehingga perawat lebih percaya diri dalam melakukan tugasnya. Hubungan antara Motivasi dan Kinerja Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012 13

Motivasi merupakan komponen dalam kompetensi yang dapat berubah, motivasi dapat berubah dengan pemberian apresiasi dan dorongan dari atasan, pemberian pengakuan dan perhatian individual dari atasan (Wibowo 2008). Kinerja merupakan suatu proses yang berkelanjutan menurut Lee dan Larry (1999), perbaikan kinerja melalui siklus Plan (menyeleksi dan menetapkan langkah perbaikan kinerja), Do (menjalankan proses perbaikan kinerja dan memonitor), Check (menganalisis proses dengan tujuan yang ditetapkan), Act (mendokumentasikan proses untuk perbaikan selanjutnya). Pada penelitian Faktor faktor yang mempengaruhi motivasi kerja Perawat di Rumah sakit Jiwa Daerah Surakarta terbukti ada hubungan yang signifikan antara Motivasi dan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Jiwa Derah Surakarta. Hal ini dibuktikan hasil uji statistic Product Moment Pearson s sebesar 0,396 pada taraf signifikansi 0,001 atau lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 1% sebesar 0,317.Sehingga hipotesis diterima, Motivasi Kerja berpengaruh terhadap kinerja Perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Wibowo (2008), Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh suber daya yang berada di dalamnya. Apabila sumber daya manusia mempunyai motivasi yang tinggi, kreatif dan mampu mengembangkan inovasi maka kinerjanya akan semakin baik. Hubungan antara Motivasi Internal dan Motivasi Eksternal terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Jiwa Dearah Surakarta Dari penelitian tentang Faktor Faktor yang mempengaruhi Motivasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah surakarta dengan uji statistic Product Moment Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012 14

Pearson s antara Faktor internal yang meliputi pencapaian, pengakuan, tanggung jawab, perkerjaan dan kemungkinan untuk berkembang dan faktor eksternal yang meliputi kebijakan dan administrasi, supervisi, gaji, hubungan interpersonal dan kondisi kerja yang lebih berpengaruh terhadap kinerja adalah faktor internal, dengan hasil uji 0,418 pada taraf signifikansi 0,01 sedangkan untuk faktor eksternal 0,235 pada taraf signifikansi 0,01. Penelitian tersebut sejalan dengan pendapat Elliot et-al( 2000) motivasi internal adalah dorongan dari dalam individu sehingga seseorang senang melakukan tugasnya, tertarik dan nyaman melakukan aktivitas pekerjaannya. Simpulan Berdasar hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat ditarik sipulan sebagai berikut: 1. Motivasi perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta pada tingkat sedang dan tinggi, dan terbanyak pada kategori tinggi berdasarkan karakteristik responden motivasi tinggi pada perawat perempuan, dengan pendidikan D3, pada umur 21-30 tahun, dengan masa kerja 10-15 tahun. 2. Kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta pada tingkat baik dan cukup, berdasarkan karakteristik responden kinerja lebih tinggi pada perawat perempuan, kinerja tinggi pada taraf pendidikan D3 kinerja tinggi pada usia 21-30 tahun, dengan masa kerja 10-15 tahun. 3. Ada hubungan yang signifikan/berarti antara motivasi dan kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Dearah Surakarta dengan diperoleh r hitung sebesar 0,396, lebih besar dibanding r tabel sebesar 0,244 dengan tingkat kepercayaan 95%. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012 15

4. Faktor internal motivasi, berpengaruh terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dengan r hitung sebesar 0,418, faktor eksternal motivasi berpengaruh terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dengan r hitung sebesar 0,235, jadi faktor internal motivasi lebih kuat mempengaruhi kinarja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dibandingkan dengan faktor motivasi eksternal. DAFTAR PUSTAKA Anwar Prabu Mangkunegara. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rosda Karya Basu Swastha, Bandung. Azwar, A.1994. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Yayasan Penerbit IDI, Jakarta. Arikunto Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi V, Jakarta, Rieka Cipta. Carpenito, L.J. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan : Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif (Nursing Care Plants and Documentation : Nursing Diagnosis and Colaborative Problems), Edisi 2, EGC, Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23, Arkala, Surabaya. Elliot,A.J. Faler, J. McGregor,H.A. Camphell, W.F. Sedikes, C. Harackewiz, J.M. 2000. Competence Valuation As a Strategic Intrinsic Motivation Process. Juornal Of Organizational Behavior Vol 25 Gaffar, L. J. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. EGC, Jakarta. Gibson,J.L. Richard,D. 199. Organisation. Irwin, Inc, USA Gillies, D. 1994. Nursing Management : Assistant Approach. Third Edition,Philadelphia, WB Souders. Hamalik, O. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara, Yogyakarta. Hasibuan, P.S. 1996. Organisasi dan Motivasi. Bumi Aksara, Yogyakarta. Wikipedia.org/wiki/kinerja, id 14-9-2008. Irc.kmpk.ugm.ac.id/id/up.pdf/-working, tgl. 11-9-2008. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012 16

Keliat, B.A., Herawata, N., Panjaitan, R., Helena, N., 1999, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC, Jakarta. Klinis.wordpress.com/2007/12/28/kua, 10-10-2008. Krajewski Lee J. dan Larry P. Ritzman.1999. Operations Management. New York. Addison-Wesley Publishing Compani, Inc. Monica, L.E. 1998. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Pendekatan Berdasarkan Pengalaman. Alih Bahaas Nurahman E., Waluyo A. M, EGC, Jakarta. Ngatini. 1998. Komunikasi Supervisi Motivasi dan Evaluasi. dalam Pelatihan Manajemen Keperawatan untuk Keperawatan Rumah Sakit, Yogyakarta, tidak dipublikasikan. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Pauline Donoghoe. 1990. Pengelolaan Sumber Daya Manusia. Alih Bahasa Suparman, Bumi Aksara, Yogyakarta. Priharjo, R. 1995. Praktek Keperawatan Profesional Konsep Dasar dan Hukum. EGC, Jakarta. Pusorowati. 1994. Motivasi Sebagai Dasar Kinerja. Dalam Seminar Sehari Keperawatan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, untuk kalangan sendiri. Ridwan. 2008. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta, Bandung. Roper Nancy. 1996. Prinsip-prinsip Keperawatan. Penterjemah Hartono A., Yayasan Essentiva Media, Yogyakarta. Sariningdyah, R. 2004. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Bidan Puskesmas Induk Terhadap Standar Pelayan Anterafil di Kabupaten Klaten. Tesis, FKM, Universitas Gajah Mada, tidak dipublikasikan. Siagian, P.S. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasi. Bina Aksara, Yogyakarta. Spencer. Lyle, M.Jr. dan Signe M. Spencer.1993. Competence at Work. New York. John Wiley& Sons, Inc. Stevens, J.M. 1999. Ilmu Keperawatan. Jilid I Edisi 2, EGC, Jakarta. Stuart, G.W. Sundeen, S.J. 1998. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Alih Bahasa : Hamis A.Y.S, EGC, Jakarta. Sutrisno Hadi. 1994. Metodologi Riset 2. Andi Offset, Yogyakarta. Tim Penyusun Kamus. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, 1977. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012 17

Wibowo, S.E.2007. Manajemen Kinerja. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Wiharsono, T. 2004. Statistik dan Penelitian Psikologi Pendidikan. Malang, Universitas Muhammadiyah Malang. Wright, T.D. 2004. Accuntability and Liability in Professional Nursing Practice. Center for American Nurse Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2012 18