GAMBAR 1.1 PERTUMBUHAN PENJUALAN E-COMMERCE INDONESIA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Lazada Berikut ini adalah logo dari lazada :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis daring (online) semakin pesat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara berkembang dimana masyarakatnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis melalui media elektronik. Salah satu bentuk e-business yang

BAB I. Pendahuluan. aktivitas yang dilakukan manusia. Mulai dari aktivitas untuk kepentingan pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini merupakan zaman perkembangan teknologi informasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengguna Internet di Indonesia (juta jiwa)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis online dan perkembangan dunia online memang sudah sangat pesat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perkembangan teknologi internet yang mengalami kenaikkan yang. Gambar 1.1 Jumlah Pengguna Internet di Dunia (2015)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan banyak kemudahan dalam berkomunikasi, telah mampu mengubah

BAB I PENDAHULUAN. jaringan komputer yang disebut internet. Internet dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan internet di Indonesia saat ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang canggih untuk mengakses internet, begitu pula dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk salah satunya di Indonesia telah membawa perubahan yang besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Teknologi Pelayanan Jasa Internet Mandiri atau Internet Self-

BAB I PENDAHULUAN. Semua bisnis dapat berhasil dan tercapai target perusahaan dengan melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang membayar harga barang yang dijual. Faktor offline store atau toko

BAB I PENDAHULUAN. untuk di dapatkan terutama di kota - kota besar di Indonesia. Oleh sebab itu gaya

BAB I PENDAHULUAN. baru memberikan serangkaian kemampuan yang sama sekali baru ke tangan

1. BAB I PENDAHULUAN. menjadi pakaian yang menunjukan status sosial dari seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. orang mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat mengakses dan

BAB I PENDAHULUAN. penghematan waktu berbelanja, tenaga, dan transaksi, karena dapat dilakukan. pemeliharaan, tenaga kerja dan lain sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menuntut manusia untuk berfikir dan bertindak secara cepat, agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini teknologi semakin canggih dan terus berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah pengguna internet, telah menarik berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan internet semakin pesat dalam era modern jaman ini karena didorong dengan kemudahan dalam

BAB I PENDAHULAN. pengguna internet dari seluruh penjuru dunia. Hampir 42 persen penduduk dunia memiliki akses ke internet pada Januari tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi saat ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan informasi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. paling mencolok adalah penggunaan gadget dalam melakukan aktivitas dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Techinasia, (2014) 1

BAB I PENDAHULUAN. satunya berdampak pada sistem perdagangan. Seiring kemajuan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. seringkali memanfaatkan media internet sebagai media untuk pencarian

2 Gambar 1.1 TOP 5 Teratas (Pembelian Produk/Jasa secara Online) Sumber : Nielsen Global Survey of E-Commerce, Q Konsumen digital Indonesia meni

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk memfasilitasi transaksi pembelian antarsemua jenis aktor:

BAB I PENDAHULUAN. internet sampai pada bulan Juni 2016 melebihi 3,68 miliar. Meskipun penetrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini internet menjadi peran penting untuk mencari informasi, sarana untuk

Gambar 1.1 Logo Shopee (Sumber : Shopee, 2015)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo Zalora

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Blibli.com

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Situs Belanja Online di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern mendorong berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. jaringan mulai digemari dan dimanfaatkan sebagai media promosi bisnis (ecommerce).

I. PENDAHULUAN. Salah satu bentuk teknologi informasi yang berkembang pesat sejak

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

BAB I PENDAHULUAN. melalui situs web yang dipromosikan oleh penjual. Kegiatan belanja online ini

BAB I PENDAHULUAN. menjaga produktifitas dari setiap individu, maka media internet sangat

I. PENDAHULUAN. Saat ini, teknologi telah memegang peranan yang signifikan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengoperasikan telepon genggam dengan spesifikasi yang jauh lebih bagus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi negara ke-4 setelah China, India dan Jepang dalam penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang masyarakatnya sangat terbuka

BAB I PENDAHULUAN. Internet adalah jaringan seluruh dunia dari kom puter-komputer dengan data

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu gaya hidup masyarakat saaat ini ikut berubah karena pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan Tokopedia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap keuntungan suatu perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya gaya hidup manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia (International Telecommunication Union, 2014). Berdasarkan data dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Prediksi Pengguna Ponsel Populasi Global Sumber: E-Marketer (2014)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. online. Membahas mengenai tingkat kepuasan online atau dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat memudahkan tidak hanya dalam bidang komunikasi tetapi. juga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari yang diinginkan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. penjual dan pembeli tidak dapat melakukan kontak secara langsung (Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PERIKLANAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SECARA ONLINE PADA SITUS BELANJA ONLINE

Bab 1 Pendahuluan. angkutan darat di mata para penikmat moda transportasi umum di tanah air.saat ini, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. satu pemicunya adalah ditemukan WWW (World Wide Web) yang mudah

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. disebut dunia maya. Di dunia maya ini setiap individu memiliki hak dan

BAB I PENDAHULUAN. Internet mengalami perkembangan yang luar biasa sejak pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi mempermudah masyarakat untuk mengakses internet

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mencoba mencari cara inovatif untuk mencapai keunggulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era global ini perkembangan internet telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan internet

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan Web 2.0 selama 15 tahun terakhir terus merubah semuanya, termasuk cara berjualan. Jeff Jordan, CEO dari OpenTable, yang merupakan world s leading online restaurant reservation mengatakan bahwa sekarang terjadi peralihan struktural dimana retail fisik berubah menjadi digital retail sehingga terbentuklah e-commerce. Layanan e-commerce tumbuh dan membuat semakin banyak online shop yang muncul diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Gary P. Schneider seorang peneliti mengartikan e-commerce adalah segala bentuk aktivitas bisnis yang menggunakan teknologi internet seperti koneksi internet, World Wide Web, dan teknologi lainnya seperti komunikasi nirkabel dan koneksi selular. E-commerce semakin populer dan banyak digunakan oleh konsumen di Indonesia, hal ini didukung oleh Visa yang melakukan survei dan menemukan bahwa 76% dari pengguna internet di Indonesia pernah berbelanja secara online dalam kurun waktu 12 bulan terakhir di tahun 2014 hingga 2015, menunjukkan bahwa e-commerce semakin tumbuh di Indonesia. Untuk data mengenai pertumbuhan e-commerce di indonesia dapat dilihat di Gambar 1.1. 1,0% 0,8% 0,6% 0,5% 0,6% 0,8% 0,4% 0,2% 0,0% 2013 2014 2015 Ecommerce Sales Growth Sumber : Statista.com, 2015 GAMBAR 1.1 PERTUMBUHAN PENJUALAN E-COMMERCE INDONESIA TAHUN 2013-2015 Berdasarkan data pada Gambar 1.1 menunjukkan bahwa transaksi yang dilakukan melewati situs e-commerce semakin naik tiap tahunnya, hal ini 1

2 menunjukkan trend yang positif bagi pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Peningkatan sales dari e-commerce itu sendiri dikarenakan karena berkembang pesatnya pembeli digital (digital buyers). emarketer menyimpulkan bahwa penetrasi pembeli digital akan terus meningkat sebesar 44.3% pada tahun 2014. (Sumber : http://www.emarketer.com/ di akses pada 14 Juni 2015, 15:02 WIB). Situs e-commerce meskipun secara keseluruhan sedang bertumbuh, namun mengalami penurunan dalam pertumbuhan transaksinya di pangsa pasar Business to Customer (B2C) setiap tahunnya. Hal ini juga didukung dengan data yang ditunjukkan oleh lembaga emarketer yang menunjukkan bahwa pertumbuhan transaksi yang dihasilkan dari e-commerce kategori B2C terus mengalami penurunan. (Sumber : http://www.retailcustomerexperience.com/ di akses pada 29 Mei 2015, 08.00 WIB). Untuk data lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 1.2 100,0% 80,0% 85,0% 71,3% 60,0% 40,0% 45,1% 37,2% B2C ecommerce Sales Growth 20,0% 0,0% 2012 2013 2014 2015 Sumber : emarketer.com, 2015 GAMBAR 1.2 PERTUMBUHAN TRANSAKSI INDONESIA TAHUN 2012-2015 Laju pertumbuhan transaksi yang terjadi melalui situs e-commerce B2C di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga 2015 dengan total 47,8%. Penurunan laju transaksi e-commerce paling tinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 26%. Pertumbuhan transaksi layanan e-commerce sedang mengalami peningkatan namun layanan situs e-commerce B2C sedang mengalami penurunan transaksinya dari tahun ke tahun, hal ini menunjukkan bahwa terjadi ketidaksesuaian antara trend pertumbuhan e-commerce terhadap pertumbuhan layanan e-commerce B2C. Meskipun terjadi penurunan dalam situs B2C akan tetapi dengan pasar e-commerce yang potensinya masih baik di Indonesia

3 menyebabkan munculnya berbagai macam jenis situs e-commerce B2C di Indonesia dengan berbagai metode pembayaran dan promosi yang ditawarkan. Untuk data situs e-commerce B2C yang populer dan aktif digunakan di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1 TABEL 1.1 RANKING POPULER DI INDONESIA TAHUN 2012-2015 No Brand 2012 2013 2014 2015 1 Lazada 31 27 13 6 2 Bhinneka 65 62 117 156 3 Agoda 110 110 57 35 4 Zalora 126 123 106 123 5 Groupon 181 162 182 246 6 Tiket 175 163 165 217 7 Blibli 195 174 109 112 Sumber : diolah dari alexa.com dan similarweb.com, 2015 Bersumber pada lembaga Alexa dan SimilarWeb, memperlihatkan gambaran situs e-commerce B2C apa saja yang populer dan digunakan oleh konsumen di Indonesia serta bagaimana ketatnya persaingan dalam industri tersebut berdasarkan rangking situs tersebut yang diakses oleh konsumen di Indonesia. Lazada menjadi situs favorit konsumen di Indonesia untuk berbelanja dengan kenaikan ranking yang konsisten dan menjadi nomor 1 untuk kategori layanan situs e-commerce yang juga diikuti oleh Agoda yang mengalami kenaikan secara signifikan. Sedangkan situs e-commerce B2C yang lain seperti Zalora, Groupon, Tiket dan Blibli mengalami penurunan, akan tetapi situs yang mengalami penurunan paling besar adalah Bhinneka dimana pada tahun 2012 berada pada peringkat 65 turun menjadi peringkat 156 di tahun 2015. Penurunan ranking yang terjadi menggambarkan kondisi tingkat persaingan situs e-commerce di Indonesia sangat tinggi dan saling bersaing untuk menjaring penggunanya untuk mengunjungi dan berbelanja menggunakan layanan situs perusahaan mereka masing-masing. Untuk data lebih lengkap mengenai jumlah pengunjung situs e- commerce B2C di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1.3.

4 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 44,5 22,9 8,2 4,65 4,1 Dalam Satuan Juta 6,7 4,1 3,86 2,25 3,82 1,8 1,25 2,45 2,15 Lazada Bhinneka Agoda Zalora Groupon Tiket Blibli 2014 2015 Sumber : dioleh dari Alexa.com dan SimilarWeb.com, 2015 GAMBAR 1.3 JUMLAH PENGUNJUNG INDONESIA TAHUN 2014-2015 Mengacu pada data di Gambar 1.3 dapat dilihat gambaran seberapa banyak konsumen di Indonesia yang mengunjungi berbagai macam layanan situs e- commerce B2C yang ditawarkan di Indonesia, Lazada sebagai situs e-commerce B2C paling populer saat ini mengalami pertumbuhan pengunjung paling tinggi di tahun 2015 yaitu sekitar 95% dibanding situs e-commerce B2C lainnya yang secara keseluruhan rata-rata mengalami penurunan jumlah pengunjung. Penurunan jumlah pengunjung di rata-rata setiap situs e-commerce B2C ini dapat menggambarkan kondisi bahwa hampir semua situs e-commerce B2C akan mengalami penurunan pendapatannya dikarenakan semakin sedikit konsumen berkunjung untuk menggunakan layanan e-commerce B2C maka keuntungan yang diperoleh dari penjualan yang dihasilkan pun akan semakin berkurang dan mempengaruhi kondisi perusahaan, dikarenakan situs e-commerce sangat bergantung pada banyaknya konsumen yang berkunjung dan memutuskan untuk melakukan pembelian melalui layanan tersebut. Berbelanja secara online saat ini mulai digemari di Indonesia, perangkat yang paling sering digunakan untuk belanja online adalah personal computer atau smartphone. Menurut laporan survei nielsen ditahun 2015, Indonesia berada dalam urutan teratas secara global dalam hal penggunaan ponsel untuk

5 belanja online bersama dengan Filipina, Vietnam, dan Thailand. Kemudian, setidaknya enam dari sepuluh konsumen Indonesia sebesar 61% menyatakan menggunakan telepon genggam miliknya untuk berbelanja online. Hal ini didukung oleh Badan Pusat Statistik yang menyebutkan jumlah pengguna internet di Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi barang atau jasa yang mereka butuhkan sebesar 77,81% dari total pengguna internet di Indonesia. (Sumber : http://www.kompas.com/ di akses pada 14 Juni 2015, 18:46 WIB). Akan tetapi Jawa Barat dimana pusat pemerintahannya terletak di kota Bandung meski memiliki traffic seluler tertinggi dalam mengakses internet dibandingkan dengan kota besar lainnya di Indonesia, dimana perolehan setiap harinya sebesar 30% hingga 50% akses internet yang digunakan untuk mengakses sosial media, situs e-commerce, dan chatting data dari kominfo menunjukkan bahwa di Kota Bandung pengguna internet yang melakukan belanja secara online jumlahnya masih sangatlah kecil dibandingkan dengan kota lainnya di Indonesia. (Sumber : http://www.postel.go.id/ di akses pada 14 Juni 2015 20.00 WIB). Untuk data lebih lengkap dapat dilihat di Tabel 1.2 TABEL 1.2 JUMLAH PENGGUNA INTERNET YANG MELAKUKAN BELANJA ONLINE MENGGUNAKAN SITUS E-COMMERCE TAHUN 2014 Belanja Tidak Belanja Wilayah Persentase Persentase Online Online Jabodetabek 8.364.000 51% 8.036.000 49% Bandung 836.500 35% 1.553.500 65% Yogyakarta 135.800 35% 252.200 65% Sumber : Diolah dari Kominfo dan berbagai sumber di Internet Jumlah pengguna internet yang berbelanja secara online di kota Bandung jumlahnya masih sangat sedikit yaitu sebesar 836.500 atau sekitar 35% dimana sebesar 659.830 atau 78,9% diantaranya berbelanja menggunakan layanan e- commerce B2C dari total populasi 2.390.000 pengguna internet di Kota Bandung (Sumber : diolah Kominfo dan sumber internet lainnya pada 15 Juni 2015 17.34 WIB). Namun dengan meningkatnya kemakmuran, ketersediaan koneksi internet dengan kecepatan tinggi dan penawaran-penawaran secara online yang semakin berkembang akan semakin memberikan pengaruh dalam tahun-tahun ke depan untuk perkembangan pengguna internet yang berbelanja secara online. Dengan

6 peluang yang luar biasa ini para peritel online dan pemilik jasa operator memiliki kesempatan untuk memperluas basis konsumen pengguna e-commerce B2C di Indonesia khususnya di Bandung Jawa Barat. Keputusan seorang konsumen untuk berbelanja melalui situs e-commerce menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh para pelaku bisnis di sektor ini, karena berbelanja secara online merupakan hal yang baru diadopsi oleh pengguna internet di Indonesia dan masih terhadang berbagai macam kendala. Penelitian dari Visa pada tahun 2014 di Indonesia bahwa tersedianya fasilitas untuk dapat membandingkan harga, belanja produk-produk terbaru, dan adanya akses untuk mendapatkan penawaran menarik merupakan alasan utama konsumen berbelanja online. Sebesar 60% responden belanja online mengatakan agar dapat memperoleh diskon dan tawaran promosi dan 49% konsumen merasa belanja online menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan dengan toko-toko yang ada di mall atau departemen store. Sedangkan 39% dari responden mengatakan bahwa dengan belanja online mereka dapat memperoleh lebih banyak informasi ketika ingin membuat keputusan. Motivasi yang sangat mendorong orang Indonesia beralih ke belanja online adalah kemudahannya untuk menjangkau pilihan produk yang lebih banyak sebesar 52%. Hampir separuh dari konsumen juga mengungkapkan bahwa mereka sangat senang dengan adanya akses untuk brand eksklusif online 45% dan 43% diantaranya mengatakan bahwa mereka cenderung berbelanja produk-produk yang tidak tersedia di Indonesia melalui online. Hasil survei Visa mengungkapkan mengenai manfaat dan kesenangan konsumen berbelanja secara online, selain itu juga Visa menyatakan bahwa orang Indonesia senang berbagi informasi tentang penawaran spesial dari belanja online kepada rekan atau sahabat mereka. (Sumber : http://www.swa.com/ diakses pada 15 Juni 2015, 00:15 WIB). Hasil survei Visa juga menemukan faktor hambatan yang mempengaruhi konsumen untuk berbelanja online yang berkaitan dengan trust issues diantaranya adalah adanya kekhawatiran akan kemungkinan menerima barang palsu atau rusak sebesar 67% atau kekhawatiran barang tidak sampai atau dikirim sebesar 54%. Sebesar 65% konsumen juga mewaspadai akan biaya tambahan dari pengiriman dan bea cukai dan adanya kemungkinan untuk penyalahgunaan informasi pribadi

7 juga membatasi orang Indonesia berbelanja online sebesar 60%. Sebanyak 61% dari responden menginginkan perlindungan kata sandi yang unik, sementara 59% menginginkan konfirmasi langsung saat pembayaran dan 58% mementingkan adanya kebijakan pengembalian produk untuk pembelian online. (Sumber : http://www.swa.com/ diakses pada 15 Juni 2015, 00:46 WIB). Gambaran mengenai perilaku konsumen yang senang berbelanja online dan bagaimana kondisi e-commerce di Indonesia yang telah dipaparkan juga didukung dan sesuai dengan gambaran dalam penelitian yang dilakukan oleh Professor Cheng Boon Liat dari Sunway University Business School pada tahun 2014 yang dilakukan dengan subjek mahasiswa di Malaysia. Penelitian ini mengungkapkan generasi muda saat ini dianggap sebagai Generasi Internet, karena mereka umumnya pandai memanfaatkan teknologi dan sangat mengandalkan internet untuk berbagai keperluan termasuk belanja online (Valentine & Powers, 2013). Tanpa diragukan, generasi internet merupakan konsumen yang menarik bagi pemasar online, terutama karena daya beli dan kekuatan referensi kelompok yang signifikan di pasar online dan dasarnya pengguna internet berat, dan memiliki kemampuan untuk mengendalikan media digital dan pengetahuan dasar terhadap e-commerce. Dalam pandangan itu, sangat penting bagi para peneliti perilaku konsumen dan e-pengecer untuk memiliki pemahaman yang lebih pada faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan pembelian online mereka. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan menggunakan situs e-commerce diantaranya adalah trust yang memegang peran Vital karena dalam e-commerce sangat minim interaksi langsung antara penjual dan pembeli, konsumen menganggap sebuah situs e-commerce dapat dipercaya berdasarkan keamanan transaksi, dapat diandalkan dan terjaminnya data pribadi, perceived ease of use yang diartikan sebagai kemudahan dalam menggunakan situs e-commerce, perceived usefulness yaitu bagaimana situs e-commerce tersebut dapat diandalkan dan memberikan rasa kebermanfaat kepada konsumen yang menggunakan layanan tersebut, Enjoyment yang berarti perasaaan konsumen menikmati belanja di situs e-commerce dan Faktor Sosial dimana referensi kelompok sosial yang lain dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli secara online melalui situs e-commerce.

8 Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul PENGARUH TRUST DAN PERCEIVED USEFULNESS TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN SITUS E- COMMERCE B2C (Survei kepada Konsumen E-Commerce B2C di Kota Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Industri e-commerce memang sedang bertumbuh di berbagai belahan dunia terutama di Indonesia karena berbagai fitur yang ditawarkannya namun dalam sektor B2C pertumbuhan transaksinya saat ini sedang mengalami penurunan dari tahun ke tahun, hal itu juga berdampak pada jumlah pengunjung situs e-commerce B2C pada tahun 2015 yang hampir seluruhnya mengalami penurunan. Hal ini juga berdampak pada jumlah pengguna internet yang berbelanja secara online di Kota Bandung yang jumlahnya masih sangat sedikit yaitu sebesar 35% dari total populasi dan dimana 78,9% diantaranya berbelanja menggunakan layanan situs e- commerce B2C dari total populasi 2.390.000 pengguna internet di Kota Bandung. Namun menurut survei Nielsen, setidaknya enam dari sepuluh konsumen Indonesia sebesar 61% menyatakan akan menggunakan telepon genggam untuk berbelanja online. Hal ini didukung oleh Badan Pusat Statistik yang menyebutkan jumlah pengguna internet di Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi barang atau jasa yang mereka butuhkan sebesar 77,81% dari total pengguna internet di IndonesiaKondisi ini menunjukkan meskipun terjadi penurunan transaksi di situs e-commerce B2C namun potensi untuk bertumbuh masih besar jika perusahaan dapat menjaring netizen untuk menggunakan layanan belanja online perusahaan mereka dengan membenahi berbagai keraguan dan hambatan yang ada saat ini dalam melakukan transaksi atau belanja secara online. Keputusan menggunakan atau pembelian secara online dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut (Cheng dan Yee, 2014) yaitu Trust, Perceived Ease Of Use, Usefulness, Enjoyment, dan Faktor Sosial. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut: Indonesia merupakan negara dengan pengguna internet dan smartphone yang cukup besar serta merupakan negara dimana industri e-commerce

9 sedang bertumbuh pesat dengan kenaikan signifikan setiap tahunnya. Namun berkurangnya nilai transaksi e-commerce B2C dan jumlah pengunjung situs B2C, serta faktor-faktor keraguan pembeli dalam menggunakan layanan situs tersebut menandakan hambatan dalam menggunakan dan berbelanja melalui situs e-commerce menjadikan perusahaan harus berbenah dan melakukan perbaikan untuk meningkatkan keputusan menggunakan konsumen yaitu melalui perbaikan di faktor trust dan perceived usefulness yang akan berdampak dalam menaikkan nilai transaksi dan jumlah pengguna yang berbelanja menggunakan situs e- commerce B2C perusahaan. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang terdapat dalam identifikasi masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Pengaruh Trust dan Perceived Usefulness Terhadap Keputusan Menggunakan Konsumen E-Commerce B2C 1. Bagaimana gambaran tingkat trust konsumen e-commerce B2C di Kota Bandung 2. Bagaimana gambaran tingkat perceived usefulness konsumen e-commerce B2C di Kota Bandung 3. Bagaimana gambaran tingkat keputusan menggunakan konsumen e- commerce B2C di Kota Bandung 4. Bagaimana pengaruh trust dan perceived usefulness terhadap keputusan menggunakan e-commerce B2C di Kota Bandung 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh temuan mengenai. 1. Gambaran tingkat trust konsumen e-commerce B2C di Kota Bandung 2. Gambaran tingkat perceived usefulness konsumen e-commerce B2C di Kota Bandung 3. Gambaran keputusan menggunakan konsumen e-commerce B2C di Kota Bandung 4. Gambaran pengaruh trust dan perceived usefulness terhadap keputusan menggunakan e-commerce B2C di Kota Bandung

10 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran baik dari segi teoritis maupun praktisi. 1. Bagi penulis, penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk memahami secara akademis bagaimana pengaruh yang diberikan dari faktor trust dan perceived usefulness seorang konsumen terhadap keputusan menggunakan sebuah produk dan jasa. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu Manajemen, khususnya di bidang Manajemen Pemasaran. Penelitian ini juga diharapkan menambah wawasan baru mengenai faktor trust dan perceived usefulness seorang konsumen dan pengaruhnya terhadap keputusan menggunakan di kalangan konsumen ecommerce B2C serta dapat dijadikan bahan kajian diwaktu yang akan datang oleh para akademisi dalam pengembangan teori di bidang Manajemen Pemasaran. 3. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai sebuah masukan bagi perusahaan agar dapat meningkatkan keputusan menggunakan konsumennya terhadap sosial media dengan mempertimbangkan faktor trust dan perceived usefulness konsumen sebagai sebuah faktor yang menentukan keputusan menggunakan situs ecommerce B2C sebagai sarana berbelanja.