BAB I PENDAHULUAN. Konsumen yang semakin teliti untuk memilih produk yang akan dibeli, membuat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan baru dan jenis atau

Aktivitas Integrated Marketing Communications Terhadap Brand Image Untuk Industri Rokok Kelas Mild

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan berikut diambil berdasarkan pemaparan uji deskriptif dan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar potensial

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. memperkenalkan bidang bisnis yang mereka miliki kepada konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Rokok Nasional (miliar batang) Tahun SPM SKM Mild SKM Reguler SKT ,86 45,22 83,79 79,85

BAB I PENDAHULUAN. penghasil tembakau terbanyak di dunia setelah Cina, Brazil, India, Amerika

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA NIAT BELI ROKOK STAR MILD DI SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan. Cantik merupakan kunci utama bagi kaum wanita yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dimana para produsen per-telekomukasian berlomba-lomba untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Agar mampu menguasai pasar, perusahaan tidak begitu saja melemparkan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan global menuntut setiap perusahaan untuk berinovasi dalam

BABI PENDAHULUAN. alamnya. Di era industri yang terus berkembang, Indonesia turut pula

BAB I PENDAHULUAN. dan merebut pangsa pasar (market share). Agar mampu bersaing dalam merebut

BAB I PENDAHULUAN. Rp14, per US$1 pada tanggal (31 september 2015) sumber

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. arah pasar konsumen artinya kondisi pasar di tangan konsumen. Konsumen. bebas menggunakan uang yang dimilikinya serta bebas untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, dan daya beli mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, Kebutuhan alat transportasi membuat industri di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. para pemasar menggunakan seluruh alat atau unsur-unsur pemasaran secara

I. PENDAHULUAN. 2005). Sanjaya et al. (2008) menyatakan bahwa perkembangan ini terjadi seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan ekonomi nasional, karena mempunyai multiplier effect yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan perusahaan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produk barang atau jasa yaitu sebuah iklan. atau suara, dan simbol simbol agar masyarakat sadar dan mengetahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami

I. PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis saat ini membuat perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai. Saat ini jumlah sarana

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan satu dengan perusahaan lainnya, baik perusahaan yang bergerak di

SURVEI PROMOSI HARGA ROKOK DI 10 KOTA

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman saat ini menyebabkan makin kompetitifnya persaingan, dimana

BAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia sedang berkembang dengan pesatnya. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing brand yang dimiliki. Brand atau merek merupakan nilai utama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di antara berbagai perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan sejenis. Salah satu cara perusahaan dalam mengangkat brand

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah Brand (merek). Merek

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

nilai merek nya di mata para pelanggan setianya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. barang yang berguna untuk dikonsumsi sehari-hari oleh konsumen. Di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal tersebut ditandai dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang

@UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman saat ini membuat orang- orang menyukai halhal

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jawaban produsen satu satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. pasar, sehingga menimbulkan tingkat persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Hal

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

Judul : Pengaruh Brand Equity, Brand Trust, Brand Preference,

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KECAP ABC DI SURABAYA (Studi Pada Giant Margerejo Surabaya)

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di berbagai bidang usaha saat ini semakin tajam, hal ini tampak

BAB I PENDAHULUAN. guna memenuhi kebutuhan pelanggan sekaligus meraih laba.

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan merek minuman dalam kemasan yang beredar di pasar. Iklim indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Brazil ( ton pertahun) dan Vietnam ( ton pertahun) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kondisi persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan dituntut melakukan berbagai upaya untuk meraih pangsa pasar konsumen. Konsumen yang semakin teliti untuk memilih produk yang akan dibeli, membuat perusahaan berupaya untuk melakukan berbagai strategi. Salah satu strategi yang dilakukan perusahaan adalah melakukan segmentasi, targeting dan posisioning. Strategi tersebut dilakukan perusahaan untuk menfokuskan konsumen yang akan dituju serta produk yang akan dipasarkan. Dengan tujuan agar memberikan produk yang tepat serta sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kaburnya konsumen kita atau setidaknya meminimalkan hal tersebut adalah senantiasa mengikuti perkembangan keinginan konsumen kita secara rutin dan lebih detil. Mengetahui dan memiliki detil karakter atau keinginan target market dan konsumen merupakan hal yang sangat penting karena bisa dijadikan salah satu acuan bagaimana sebaiknya lakukan berbagai pengembangan yang sesuai dengan keinginan yang sebenarnya dari para konsumen kita tersebut.(okezone.com) Menurut Kotler (2007:4) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, 1

tempat, properti, organisasi, dan gagasan. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, memberi dampak terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan baik dalam segi kualitas produk maupun dalam segi kuantitas produk. Munculnya produk-produk yang semakin bervariasi yaitu mulai dari jenis, bentuk,merek dan kegunaan dari produk itu sendiri. Salah satu produk yang mengalami inovasi adalah produk rokok. Di Indonesia sendiri pertumbuhan pengguna rokok dari tahun ke tahun semakin meningkat. Seperti yang dikutip dari majalah Tempo Peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abdillah Ahsan mengatakan jumlah perokok di Indonesia terus meroket. Apabila tidak dihentikan, jumlah itu akan terus membesar."tahun 1995, jumlah perokok di Indonesia adalah 34,7 juta jiwa. Tahun 2007, jumlah itu telah melonjak nyaris dua kali lipat, 65,2 juta perokok," ujar Abdillah ketika ditemui di kantor Kementrian Kesehatan, Jumat, 25 Mei 2012. Abdillah menambahkan, apabila angka total perokok tersebut dijabarkan berdasarkan gender, maka ditemukan juga peningkatan jumlah perokok yang signifikan pada jenis kelamin pria atau pun perempuan. Pada kategori pria, ditemukan peningkatan jumlah perokok nyaris dua kali lipat dari rentang waktu 1995-2007. Pada tahun 2007, jumlah perokok pria mencapai angka 60,4 juta perokok dari yang sebelumnya 33,8 juta pada tahun 1995. Sementara itu, pada kategori perempuan, jumlah perokok meningkat empat kali lipat pada rentang waktu 1995-2007. Tahun 2007, ada 4,8 juta perempuan perokok dari yang sebelumnya hanya 1,1 juta perokok pada tahun 1995. "Peningkatan jumlah 2

tersebut sebagai dasar bukti bahwa sebagian besar rakyat Indonesia telah kecanduan rokok. Pada masa krisis 1998 saja, jumlah itu terus meningkat," ujar Abdillah menjelaskan. Selain jumlah perokok total yang meroket, Abdillah mengatakan jumlah perokok anak-anak dengan rentang umur 10-14 tahun juga perlu diperhatikan. Pasalnya, lonjakan angkanya sudah mengkhawatirkan. Abdillah menyatakan bahwa pada tahun 2007, jumlah perokok anak telah mencapai angka 426.214 jiwa. Padahal, pada tahun 1995, jumlah perokok anak hanyalah seperenamnya yaitu 71.126. Abdillah menambahkan, peningkatan jumlah perokok tersebut di satu sisi disebabkan karena harga rokok yang makin terjangkau. Ia menjelaskan, apabila harga rokok dibandingkan jumlah pendapatan perkapita nasional, presentasenya hanyalah 3 persen. Meningkatnya tingkat kebutuhan akan rokok di Indonesia dimanfaatkan oleh perusahan-perusahaan sebagai peluang bisnis. Ditandai dengan banyaknya merek-merek rokok yang beredar di pasaran. Mulai dari merek-merek perusahan besar sampai merek-merek dari perusahaan kecil, Berikut merek-merek rokok yang beredar di pasar Indonesia baik merek lokal maupun luar. Diantaranya sampoerna mild (A Mild), Star Mild,U Mild, Extreme Mild, L.A Lights, Mild Seven, Pro Mild, Bentul, Djarum 76, Djarum Black, Djarum Coklat, Djarum Super, Gudang Garam Internasional, Gudang Garam Merah, Surya 16, Djisamsu, Marlboro, Dunhill, dll. Sampoerna Mild adalah merek rokok pertama yang dipasarkan dalam kategori low tar low nicotine (LTLN). Bahkan, bisa disebut sebagai rokok 3

pertama di dunia yang menciptakan kategori ini. Lalu, Avolution juga merupakan pelopor rokok di jenis super slim LTLN pertama pula, kata Yudy Rizard Hakim Head of Public Relations PT HM Sampoerna Tbk. Yang dikutip dari majalah Marketing. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Topbrand Award,Di tahun 2012 sampoerna mild berada di posisi teratas dalam kategori rokok mild Top Brand Award adalah sebuah lembaga survei yang dilaksanakan oleh Frontier Consulting Group. Frontier Consulting Group menerapkan indikator kekuatan merek yang disebut Top Brand Index (TBI). Konsep Penelitian yang didasarkan pada tiga variabel utama yaitu : 1. Mind Share yang mengindikasikan kekuatan merek di dalam benak konsumen untuk kategori produk yang bersangkutan, 2. Pangsa pasar (Market share) yang menunjukkan kekuatan merek di pasar tertentu dalam hal perilaku pembelian aktual konsumen, dan 3. Commitmen share yang mengindikasikan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli merek yang sama di masa depan. Untuk menentukan nilai dari tiga variabel, Frontier menggunakan tiga parameter: 1. Top of mind awareness (merek yang pertama kali disebutkan oleh responden ketika mereka mendengar kategori produk), 2. Last used (merek terakhir yang digunakan oleh responden), dan 4

3. Future intention (merek yang membuat responden berniat untuk menggunakan atau mengkonsumsi di masa depan). Berikut ini adalah data peringkat produk rokok mild di Indonesia berdasarkan penelitian top brand award : Tabel 1.1 Data Top Brand Index produk rokok mild di Indonesia pada tahun 2009 NO MEREK TBI 1 Sampoerna A Mild 56,1 % 2 Class Mild 12,8 % 3 Star Mild 11,2 % 4 U Mild 3,8 % 5 X Mild 3,7 % 6 LA Mild 2,6 % Sumber : Frontier Consulting Group Table 1.2 Data Top Brand Index produk rokok mild di Indonesia pada tahun 2010 NO MEREK TBI 1 Sampoerna A Mild 56,5 % 2 Class Mild 12,9 % 3 Star Mind 8,7 % 4 Sampoerna Internasional 3,8 % 5

5 LA Light 3,7 % 6 U Mild 3,1 % 7 X Mild 2,5 % 8 Gudang Garam Nusantara 1,9 % Mild Sumber : Frontier Consulting Group Tabel 1.3 Data Top Brand Index produk rokok mild di Indonesia pada tahun 2011 NO MEREK TBI 1 Sampoerna A Mild 50,4 % 2 Class Mild 15,0 % 3 Star Mind 9,9 % 4 LA Light 8,2 % 5 U Mild 3,6 % 6 X Mild 1,2 % 7 Sampoerna A Flava 1,0 % Sumber : Frontier Consulting Group Tabel 1.4 Data Top Brand Index produk rokok mild di Indonesia pada tahun 2012 No Merek TBI 1 Sampoerna A Mild 49,2 % 2 Class Mild 10,3 % 6

3 Star Mild 8,4 % 4 U Mild 7,5 % 5 LA Light 4,3 % 6 Sampoerna A Mild 3,9 % Menthol/ Hijau 7 Envio 2,2 % Sumber : Frontier Consulting Group Dari data tersebut, menunjukan bahwa kinerja merek rokok Sampoerna Mild berdasarkan indikator kekuatan merek kategori rokok mild dari tahun 2009 sampai 2012 menempati peringkat pertama. Apakah hal tersebut juga disebabkan oleh pengaruh dari daya tarik yang ditimbulkan oleh kemasan dari Sampoerna Mild yang masih menggunakan kemasan yang lama? kemungkinan : Menurut Kamaruddin (2003:127) kemasan dapat diartikan dengan tiga Kemasan adalah sebuah barang atau seperangkat produk yang dibungkus atau ditutup seragam untuk dijual di pasar Kemasan adalah setiap jenis pembungkus atau wadah yang terbuat dari bahan-bahan tertentu ( misalnya, kayu, plastik, sejenis tikar, karton dan daun pisang ) yang menutup sesuatu. Kemasan adalah paket yang berukuran kecil atau sedang yang terbuat dari kardus atau bahan-bahan lainnya. Packaging sebenarnya gabungan antara sains (dalam hal melindungi produk) dan seni (dalam hal merepresentasikan produk). Sains lebih mengarah 7

kepada desain struktural yang ergonomis dan berfungsi untuk memudahkan pemakai dalam proses pengidentifikasian, penggunaan, penempatan, pengepakan, penyimpanan, dan distribusi sebuah produk. Jadi, bagaimana desainnya bisa stabil jika diletakkan; kalau dipegang tidak masalah; display, penggunaan, dan pengirimannya bagus. Sedangkan seni menyangkut bagaimana teks, warna dan gambarnya bisa menarik perhatian dan mengikat emosi orang yang melihatnya (Majalah Marketing). Kemasan yang efektif dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli sebuah produk karena kemasan membuat konsumen secara tidak sadar tertarik dan membeli suatu produk. Ketika konsumen melihat suatu produk dengan kemasan yang bagus, secara spontan muncul emosi dari konsumen tersebut. Hal ini bisa disebabkan oleh tipografinya yang kuat, gambar yang menggiurkan, atau perasaan familiar yang diciptakan oleh kemasan tersebut. Konsumen menilai sebuah kemasan sejak dari impresi pertama sampai saat penggunaan terakhir dari produk tersebut. Mulai dari saat pembelian produk, dimana kemasan harus menarik dan menginformasikan produk secara tepat; saat digunakan, dimana kemasan harus dapat mempermudah penggunaan produk; juga saat produk selesai dikonsumsi, dimana kemasan itu harus bisa dengan mudah dimusnahkan atau di-recycle. (Majalah Marketing) Desain kemasan harus dapat mengkomunikasikan tentang produk, yakni mendefinisikan suatu merek, mendaftar semua bahan, menspesifikasikan ciri khas produk dan memberikan petunjuk tentang produk. Kemasan produk menggunakan desain, warna, bentuk dan bahan sebagai daya tarik untuk mencoba 8

mempengaruhi pendapat konsumen dan perilaku konsumen. Misalnya, penelitian pemasaran menunjukan bahwa konsumen yang sadar akan kesehatan biasanya berpikir bahwa makanan apasaja bagus asalkan dikemas warna hijau menurut Lamb,Hair, McDAniel (2001:432). Dalam hal ini, Sampoerna Mild mengunakan kemasan berwarna putih dan merah pada tengah kemasan. Yang mencirikan kelas mild yang dan mengkomunikasikan bahwa produk rokok Sampoerna Mild merupakan rokok yang rendah tar dan nikotin. Kemasan Sampoerna Mild harus dapat menarik perhatian dari para konsumennya untuk dapat mempertahankan posisi sebagai pemegang pangsa pasar terbesar di Indonesia. walaupun desain dan bentuk kemasan Sampoerna Mild belum pernah berubah. Berdasarkan dari fenomena tersebut peneliti tertarik meneliti lebih lanjut apakah kemasan produk Sampoerna Mild mempengaruhi keputusan pembelian rokok Sampoerna Mild. Oleh karena peneliti melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH DAYA TARIK KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK ROKOK SAMPOERNA MILD DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA.\ 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut. 1. Apakah Daya Tarik Kemasan mempengaruhi Keputusan Pembelian. 2. Apakan Daya Tarik Visual Kemasan mempengaruhi Keputusan Pembelian. 9

3. Apakan Daya Tarik Praktis Kemasan mempengaruhi Keputusan Pembelian. 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1. Tujuan Penelitian. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis Pengaruh Daya Tarik Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di. 2. Menganalisis Pengaruh Daya Tarik Visual Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di. 3. Menganalisis Pengaruh Daya Tarik praktis Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di. 1.3.2. Kegunaan Penelitian. Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis. Sebagai tambahan referensi dan wawasan dalam pengembangkan ilmu pengetahuan bidang pemasaran khususnya Daya Tarik Kemasan dan Keputusan Pembelian. 2. Manfaat Praktis. Sebagai panduan atau rekomendasi terutama yang berhubungan dengan objek penelitian pemasaran mengenai pengaruh Daya Tarik Kemasan ( Daya Tarik Visual dan Daya Tarik Praktis) dan Keputusan Pembelian. 10