BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang, sub

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Tempat Dan Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Barat Danau Limboto Kecamatan

Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Katingan Hulu Kelurahan Tumbang Senamang, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1

BAB III METODE PENELITIAN

Pembuatan Herbarium. Pembuatan Herbarium dan Pengenalan Jenis Pohon. Onrizal Departemen Kehutanan USU. Onrizal 2

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

Tujuan. Eksplorasi Botani Hutan [Fieldwork] Tujuan. Cara Kerja

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Youth Camp Tahura WAR pada bulan Maret sampai

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM. Herbarium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kondisi hutan di Cagar Alam Gunung Ambang pada ketinggian 1500-

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Indonesia: Mega Biodiversity Country

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat

BAB III KOLEKSI TUMBUHAN DAN METODE HERBARIUM

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada bulan September-Oktober 2012.

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 1. PENGAMATAN OBJEKLatihan Soal 1.3

LOKAKARYA PEMBUATAN HERBARIUM UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN CENDIKIA MUARO JAMBI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

METODE PENELITIAN. A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2004

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan

III. METODE PENELITIAN. zona intertidal pantai Wediombo, Gunungkidul Yogyakarta.

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

PENYULUHAN DAN PELATIHAN EKSPLORASI BOTANI HUTAN DALAM UPAYA KOSERVASI HUTAN

IDENTIFIKASI TUMBUHAN FAMILI ARACEAE DI CAGAR ALAM TANGALE KABUPATEN GORONTALO

Keanekaragaman dan Bio-Ekologis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Kawasan Cagar Alam Gunung Ambang Sub Kawasan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

Pemetaan Pandan (Pandanus Parkins.) di Kabupaten dan Kota Malang

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Atau

METODE KERJA. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa sampel

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari

III. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI KAMPUNG ISENEBUAI DAN YARIARI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

TOR (Term of References) Lomba Herbarium PIMFI 2013 Universitas Tanjungpura

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PEELITIA 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan ketinggian 700-1000 m dpl, 1000-1300 m dpl, 1300-1500 m dpl dan luas daerah 3.607.04 Ha. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan dari penyusunan proposal sampai penyusunan skripsi yakni dari bulan Mei - Juli 2013. 3.2 Obyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah jenis-jenis anggrek di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang sub-kawasan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 3.3. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei eksploratif, dengan cara menjelajahi jalan setapak mulai dari bawah sampai ke atas bukit lokasi penelitian. 3.3.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dengan metode jelajah. Metode jelajah ini dilakukan dengan menjelajahi Cagar Alam Gunung Ambang berdasarkan ketinggian tempat yang terdapat tumbuhan anggrek. Adapun yang menjadi batas kawasan untuk pengambilan data adalah sub-kawasan Kabupaten Bolaang Mongondow Induk dan Minahasa Selatan. 17

3.4 Prosedur Penelitian Kegiatan awal yang dilakukan adalah observasi, kegiatan ini bertujuan untuk mengamati langsung kondisi lokasi, situasi dan kondisi lapangan yang dijadikan tempat penelitian. Gambar 3.1 Jalur Pengamatan Pengambilan data dilakukan dengan cara menjelajah Cagar Alam Gunung Ambang berdasarkan ketinggian tempat yang berbeda, dengan interval ketinggian yaitu 700-1000 m dpl, 1000-1300 m dpl, 1300-1500 m dpl. Selanjutnya pengamatan terhadap anggrek dilakukan pada masing-masing interval ketinggian secara acak pada sisi kiri dan kanan dengan jalur pengamatan sepanjang 50-100 m. Setiap jenis yang dijumpai dilapangan dicatat data lapangan, yaitu habitat, jenis pohon inang, letak anggrek pada pohon inang (batang, cabang atau ranting), dan ketinggian anggrek pada pohon dari permukaan tanah (m), serangga yang ada disekitar anggrek, suhu, kelembaban udara dan titik koordinat di daerah 18

penelitian. Membuat dokumentasi dengan menggunakan kamera untuk setiap jenis yang ditemukan di lokasi. Mengambil setiap jenis anggrek yang ditemukan dan diidentifikasi, kemudian dihitung jumlah setiap anggrek dan dianalisis dengan menggunakan rumus keanekaragaman. Anggrek yang ditemukan selanjutnya dibuat herbarium. Fungsi dari herbarium adalah membantu untuk mengidentifikasi tumbuhan lainnya yang memiliki persamaan ciri-ciri morfologi. Pembuatan herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa yang tidak rusak. Adapun tahapan pembuatan herbarium (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2012) adalah sebagai berikut : 1. Sampel tumbuhan termasuk etiket gantung yang menyertai dikeluarkan dari kantong plastik dan diletakkan di dalam kertas merang. 2. Posisi sampel diatur sedemikian rupa yang mepresentasikan keseluruhan bagian tumbuhan pada kondisi aslinya (keadaan saat tumbuhan tersebut hidup) dan menunjukkan semua bagian sampel untuk memaksimalkan informasi tumbuhan tersebut. 3. Penyusunan sampel saat dipres juga harus memperhatikan spesies sampel yang dikoleksi. Tumbuhan dengan organ tebal, kaku atau spesies tumbuhan sekulen oleh ketas karton disusun di bagian luar dekat dengan sasak pres, pada posisi tegak terkena panas lebih banyak dan mempercepat proses pengeringan. 4. Setiap 3-5 tumpukan kertas merang dibatasi oleh kertas karton, kemudian sejumlah maksimal 10 tumpukan karton tersebut diatur sedemikian rupa dijepit sasak pres. Kemudian diikat dan dikencangkan dengan sabuk sasak. 19

5. Sampel tumbuhan yang telah dipres kemudian dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 50 0 C. Proses pengeringan berkisar 2-3 hari tergantung pada spesies tumbuhan, kelembaban dan temperatur tempat yang digunakan. 6. Spesies yang telah dikeringkan kemudian di pindahkan secara hati-hati ke kertas herbarium. 7. Tempel spesimen menggunakan selotip. 8. Bagian tumbuhan yang mudah lepas atau rontok dari bagian lainnya misalnya bunga dan biji maka bagian tersebut disimpan di dalam emplop. Kemudian ditempelkan di kanan atas pada kertas herbarium. 9. Tempel label herbarium di bagian kanan bawah kertas herbarium menggunakan lem. 3.5 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta atau sketsa lokasi penelitian, kompas (untuk menentukan arah jalur penelitian), parang (untuk membuat jalur penelitian), gunting stek (untuk mengambil sampel anggrek), alat tulis, buku Flora of Sulawesi. (untuk membantu identifikasi anggrek), kamera (untuk mengambil dokumentasi selama penelitian), Termohigro dan GPS (untuk mengukur suhu, kelembaban dan ketinggian tempat), etiket gantung, kertas merang, kertas karton, emplop, selotip, oven, dan sampel anggrek. 20

3.6 Teknik Analisis Data Data yang telah didapat pada hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Keanekaragaman jenis yang terdapat dalam komunitas dapat diketahui dari indeks keanekaragaman (Diversity) dengan menggunakan persamaan Shannon- Wienner dengan rumus sebagai berikut: Dimana : H = ni Log ni atau H = pi Log pi H ni Pi = Indeks keragaman = ilai tiap individu suatu jenis = Total Individu seluruh Jenis = Peluang kepentingan untuk tiap jenis Besarnya indeks keanekaragaman jenis menurut Facrul (2007) (dalam Yahman, 2009) didefinisikan sebagai berikut: H < 1 = keanekaragaman rendah, H 1 s/d 3 = keanekaragaman sedang, H > 3 = keanekaragaman tinggi. 21