II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

BAB I LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Dari sekian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat

I. PENDAHULUAN. Singkong (Manihot Esculenta) merupakan salah satu sumber bahan pangan yang

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

TANAMAN PENGHASIL PATI

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai wilayah di Indonesia memiliki lahan pertanian yang dapat ditanami

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya ketersediaanya pangan lokal asli yang ketersediannya

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

Namun diversifikasi pangan belum sepenuhnya menjawab atau mengimbangi. dalam bukunya An Essay on the Principle of Population, yang mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr)

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyebaran ubi kayu atau singkong ke seluruh wilayah nusantara terjadi pada

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis

TINJAUAN PUSTAKA. tapioka, tepung terigu, tepung singkong, tepung jagung dan lain sebagainya. Beras

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. komersial dilakukan secara setahap dengan hasil samping berupa dedak

I. PENDAHULUAN. berasal dari gandum yang ketersediaannya di Indonesia harus diimpor,

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pisang ( Musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

Transkripsi:

5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil sepenuhnya karena keterikatan masyarakat yang sangat kuat dengan konsumsi beras. Maka perlu dikembangkan alternatif pangan menyerupai beras namun tidak murni terbuat dari beras. Beras analog yang dibuat diharapkan dapat mendekati bentuk beras asli sehingga psikologi masyarakat yang mengonsumsinya merasa mengonsumsi beras. Disebut beras analog karena bentuknya yang menyerupai beras namun warna dan teksturnya yang berbeda. Beras analog merupakan salah satu solusi sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras. Menurut Santoso (2013), beras analog yang berasal dari tepung jagung dapat dijadikan makanan pokok karena memiliki peluang produksi yang besar. Karakteristik beras analog dari tepung jagung yang disukai masyarakat pada umumnya memiliki kadar air sekitar 10,37-13,79%, dengan lama pemasakan berkisar 46 hingga 68 menit, dan juga lama simpan nasi selama 24 hingga 26 jam. Pengujian organoleptik beras analog menunjukkan bahwa beras analog yang terbuat dari 95% tepung jagung dengan penambahan 5% tepung tapioka

6 merupakan beras analog yang paling digemari oleh panelis. Dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi kimia beras analog dan beras padi Komponen gizi Beras analog Beras padi Air 10,6 12,05 Mineral 0,52 1,31 Lemak 1,17 0,92 Karbohidrat 91 89,86 Protein 6,75 8 Sumber : Widara (2012) dan Rohman (1997). 2.2 Tepung Kasava Ubi kayu telah banyak diolah menjadi tepung yang dikenal dengan tepung tapioka dan tepung kasava. Tepung kasava merupakan perbaikan dari tepung gaplek, yang memiliki ciri aroma dan tekstur yang lebih halus serta warna yang lebih putih. Protein yang terkandung pada tepung cassava ini hanya berkisar 1,1 g dalam tiap 100 g ubi kayu. Menurut Rukmana (1997), ubi kayu memiliki beberapa kegunaan, antara lain sebagai bahan makanan manusia, bahan pakan ternak, dan juga bahan industri. Daun-daun muda dan ubinya merupakan bagian dari ubi kayu yang umum digunakan sebagai bahan pangan. Ubi kayu juga dapat diolah menjadi beberapa produk olahan. Ubinya dapat diolah menjadi ubi kayu rebus, ubi kayu goreng, ubi kayu bakar, kripik, kolak, tape, dan opak. Ubi kayu juga dapat diolah menjadi gaplek dan tepung tapioka. Ubi kayu merupakan bahan campuran ternak yang cukup baik. Onggok, kulit ubi kayu, dan daun merupakan limbah ubi kayu yang

7 digunakan sebagai bahan pencampur pakan ternak. Tepung tapioka, gasohol, etanol, tepung kasava merupakan hasil industri yang bahan baku utamanya adalah ubi kayu. Makanan yang terbuat dari ubi kayu juga dapat mensuplai energi yang cukup tinggi. Kandungan gizi ubi kayu dapat dilihat pada Tabel 2. Pada penelitian lain Setiawati dkk., (2014) melaporkan bahwa penambahan rumput laut pada pembuatan beras analog sangat berpengaruh secara bermakna terhadap sifat sensori dan fisikokimia beras analog yang dihasilkan. Kadar serat pangan yang dikandung dari rumput laut mempengaruhi nilai densitas kamba dan daya cerna pati. Penambahan rumput laut E.cottonii dapat menurunkan densitas kamba dan daya cerna yang mampu menstabilkan kadar gula darah dalam tubuh. Tabel 2. Kandungan gizi dalam tiap 100 g ubi kayu dan berbagai produk olahan Banyaknya dalam Ubi Ubi No Kandungan Gizi Tepung kayu kayu Gaplek Tapioka Kasava biasa kuning 1 Kalori (kal) 146 157 338 362 363 2 Protein (g) 1,2 0,8 1,5 0,5 1,1 3 Lemak (g) 0,3 0,3 0,7 0,3 0,5 4 Karbohidrat (g) 34,7 37,9 81,3 86,9 88,2 5 Kalsium (mg) 33 33 80 0 84 6 Fosfor (mg) 40 40 60 0 125 7 Zat besi (mg) 0,7 0,7 1,9 0 1 8 Vitamin A (SI) 0 385 0 0 0 9 Vitamin B1 (mg) 0,06 0,06 0,04 0 0,04 10 Vitamin C (mg) 30 30 0 0 0 11 Air (g) 62,5 60 14,5 12 9,1 12 Bagian yang dapat dimakan (%) 75 75 100 100 100 Sumber : Direktorat Gizi (1981).

8 Tabel 3. Komponen Gizi Tapioka Tiap 100 g Komponen Gizi Jumlah (%) Air 12 Protein 0,5 Lemak 0,3 Karbohidrat 86 Sumber : Direktorat Gizi (2007). 2.3 Tepung ikan Ikan merupakan sumber protein tinggi (Bustami, 2012). Dibandingkan dengan daging harga ikan relatif lebih murah. Khususnya untuk masyarakat Lampung, mereka lebih menyukai mengkonsumsi ikan dibanding dengan daging. Kebijakan pemerintah untuk lebih mengintensifkan usaha eksplorasi perikanan memungkinkan ikan menjadi sumber protein utama untuk bangsa Indonesia. Hal ini didukung oleh luas areal perikanan laut Indonesia yakni 3 juta km² dengan potensi sekitar 6 juta ton ikan per tahun (Anonim, 2014). Ikan tuna merupakan salah satu jenis ikan laut yang kaya dengan kandungan protein. Kandungan protein ikan tuna berkisar antara 22,6 hingga 26,2 g/100 g daging. Ikan tuna memiliki lemak yang rendah yaitu berkisar 0,2 sampai 2,7 g/100 g daging. Ikan tuna juga merupakan ikan laut yang sangat mudah ditemukan di perairan laut Indonesia. Ikan tuna merupakan ikan yang tergolong ikan yang mahal oleh karena kandungan nutrisinya yang tinggi. Protein yang terkandung dalam ikan tuna sangatlah besar, yakni berkisar antara 22,6 26,2%. Kandungan lemaknya yang rendah membuat ikan tuna banyak diminati. Ikan tuna memiliki kandungan lain seperti mineral kalsium, fosfor, besi dan sodium, vitamin A

9 (retinol), dan vitamin B (thiamin, riboflavon, niasin). Dengan kandungan zat gizi tersebut, mengkonsumsi ikan tuna mampu mencerdaskan anak-anak dan menyehatkan orang dewasa (Bustami, 2012). Bagian yang bermanfaat dari ikan tuna tidak saja dagingnya tetapi bagian-bagian yang lain juga bermanfaat. Tepung tulang ikan tuna mengandung mineral yang tinggi yakni sebesar 13,19% kalsium, 0,81% fosfor, 0,36% natrium dan 0,03% zat besi (Zobda, 2014). Tepung ikan tuna mengandung protein kasar minimal 65%, kadar lemak 6 11% dan kadar air kurang dari 5%. Pada bagian daging ikan yang berwarna gelap, memiliki lemak yang tinggi. Lemak dapat mempengaruhi kandungan gizi sebab menciptakan bau pada produk tepung ikan (Litaay dan Santoso, 2013). 2.4 Daun Suji sebagai Zat Aditif Daun suji (Pleomele angustifolia Roxb) sudah sejak lama digunakan sebagai pewarna alami. Tanaman ini merupakan tanaman tropis, aman dikonsumsi, dan memiliki flavor yang mild. Klorofil berperan sebagai zat warna hijau pada daun ini. Klorofil ini larut dalam lipida dan air, dan cukup sensitif terhadap panas (Cahyadi, 2009). Daun suji memiliki kandungan klorofil di atas rata-rata klorofil daun. Rata-rata daun memiliki kandungan klorofil sebesar 1%, sedangkan daun suji memiliki klorofil sebesar 1,4% (basis kering). Dalam perhitungan basis basah, kandungan klorofil daun suji adalah sebesar 73,25% atau sebesar 3773,9 ppm

10 (Prangdimurti, 2007). Daun suji juga mengandung saponin dalam jumlah banyak, flavonoid, triterpenoid, dan steroid (Risanto dan Yuniasri 1994). Morfologi tanaman suji sebagai berikut : Kerajaan Divisi Subdivisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotiledoneae : Liliflorae : Liliaceae : Pleomele : Pleomele angustifolia Roxb Tanaman daun suji merupakan tanaman yang relatif mudah ditemukan di berbagai negara karena tanaman ini tidak terlalu membutuhkan perlakuan khusus dalam pertumbuhan dan perkembangbiakannya yang terpenting pada daerah pertumbuhannya tersebut cukup tersedia dengan pasokan air. Di Indonesia suji tumbuh dengan sangat baik dan bahkan secara liar. Produksi tanaman suji di Indonesia sepanjang 8 tahun terakhir disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Produksi tanaman suji di Indonesia. Tahun Produksi (ton) 2003 2.553,020 2004 1.778,582 2005 1.131,621 2006 905,039 2007 2.041,962 2008 1.845,490 2009 2.262,505 Sumber : Badan Pusat Statistik, (2011).

11 Daun suji dapat memberikan warna hijau serta aroma harum pada bahan pangan. Inilah yang menjadi salah satu kelebihan yang ditawarkan dari penggunaan tanaman suji sebagai bahan aditif makanan karena selain menyajikan tampilan fisik yang baik serta menciptakan aroma khas yang dapat meningkatkan selera konsumen untuk memakannya. Namun pemanfaatan suji sebagai pewarna pangan masih terbatas pada skala rumah tangga saja. Pemanfaatan dan pengolahan daun suji menjadi produk yang lebih komersial masih belum berkembang, padahal potensi pemanfaatan suji sebagai zat pewarna alami ini sangat besar. Pada penelitian Anditasari dkk., (2014 ), menyatakan bahwa daun suji digunakan sebagai pewarna alami, penambahan pewarna ke dalam makanan kini menjadi tren dan kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan, terutama jenis pewarna sintetis dan lebih khususnya pewarna sintetik hijau. Oleh karena itu, perlu dicari sumbersumber pewarna alami hijau yang aman dan murah. Salah satu sumber bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami hijau adalah daun suji. Pembuatan serbuk pewarna daun suji merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan potensi daun suji dan memperluas aplikasi pewarna alami dari daun suji selain itu dapat memiliki daya simpan lebih lama. Zat aditif makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu atau bahan yang ditambahkan pada makanan ataupun minuman pada waktu proses atau pembuatannya dan terdapat pada hasil akhirnya, senyawa aroma adalah senyawa kimia yang memiliki aroma atau bau. Sebuah senyawa kimia memiliki aroma atau bau ketika dua kondisi terpenuhi yaitu (1) senyawa tersebut bersifat volatil, sehingga mudah

12 mencapai sistem penciuman di bagian atas hidung, dan (2) perlu konsentrasi yang cukup untuk dapat berinteraksi dengan satu atau lebih reseptor penciuman. Senyawa aroma dapat ditemukan dalam makanan, anggur, rempah-rempah, parfum, minyak wangi, dan minyak esensial. Disamping itu senyawa aroma memainkan peran penting dalam produksi penyedap, yang digunakan di industry jasa makanan, untuk meningkatkan rasa dan umumnya meningkatkan daya tarik produk makanan tersebut (Wartini dan Antara 2013).

13