IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Hirarki Wilayah Kota Bekasi Tahun 2003

Lampiran 1. Hasil Analisis Skalogram Tahun 2003

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

NO INSTANSI / SKPD ALAMAT KODE POS TELEPON EXT. FAX

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

KETUA PENGADILAN AGAMA BEKASI. SURAT KEPUTUSAN Nomor: W10-A19/090/SK/HK.05/I/2016

PANDUAN MUSRENBANG KELURAHAN

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG PENETAPAN KELURAHAN

4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI Nomor : 422.1/Kep.280-Disdik/VI/2015 Tanggal : 4 Juni 2015

DAFTAR DAYA TAMPUNG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

ANGGARAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2017 DINAS PERUMAHAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KOTA BEKASI. Sumber Dana

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bekasi

2015, No Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indone

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-dasar atau prinsip pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah nilai

LAMPIRAN I : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR : 53 TAHUN 2011 TANGGAL: 30 DESEMBER 2011 SISTEM DAN PROSEDUR ADMINISTRASI PAJAK DAERAH

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan kualitatif karena sangat kaya dan sarat dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 1981 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF BEKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN HARIAN TDP ( PT ) BULAN JULI 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 1981 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF BEKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

WALI KOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT. KEPUTUSAN WALI KOTA BEKASI NOMOR : 420/Kep.246.A-Disdik/V/2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA BEKASI PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BEKASI TAHUN

BAB III OBJEK PENELITIAN. III.1 Tinjauan Umum Objek Penelitian Kecamatan Bantar Gebang, Kecamatan. Jatiasih, dan Kecamatan Bekasi Utara

LAPORAN KINERJA SKPD TRIWULAN II TA. 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

Lampiran 1. Peta Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Ambien

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran

BAB III TINJAUAN KOTA BEKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB 3 KARAKTERISTIK LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Pulau Jawa merupakan salah satu bagian dari lima pulau besar di

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA KELURAHAN KECAMATAN JUMLAH (Rp) SKPD PENGELOLA

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

PPDB ONLINE 2017/2018 KOTA BEKASI

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) DINAS BINA MARGA DAN TATA AIR KOTA BEKASI TAHUN ANGGARAN 2012

Hasil analisis dari 40 lokasi pemantauan air permukaan Juli tahun 2011 disajikan secara berurutan. Hasil Analisis Air Sungai

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. permasalaahan besar dalam perkembangan perkotaan. Salah satunya yaitu

PENDAHULUAN Latar Belakang

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REKAPITULASI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) HARIAN BPPT KOTA BEKASI 2013

KATA PENGANTAR. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Tahun Anggaran 2014 Kata Pengantar

PEMERINTAH KOTA BEKASI TAHUN 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

INDEKS KESENJANGAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS PENDIDIKAN Jl. Lapangan Bekasi Tengah No. 2 Tel. : Kode Pos BEKASI

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

TARGET REALISASI S.D. REALISASI REALISASI S.D. NO UPTD URAIAN T.A MINGGU LALU % MINGGU INI % MINGGU INI. ( Rp )

Profil UPTD KECAMATAN MUSTIKAJAYA PEMBINAAN SD

Pembangunan Di Kabupaten Rembang. Jurnal Media Ekonomi dan Manajemen Vol. 18 No. 02 Juli 2008 Hal 153. ISSN; Budiharsono, S

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Cirebon berada pada posisi ' BT dan 6 4' LS, dari Barat ke Timur 8

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM. Gambaran Umum Kota Depok

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

DAFTAR PENERIMA HIBAH PADA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PUTUSAN Nomor 4/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. : Hj.

KEADAAN UMUM WILAYAH STUDI

REALISASI BELANJA LANGSUNG PER KEGIATAN

DAFTAR PENERIMA HIBAH PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

ARAHAN PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH PENGEMBANGAN IV KABUPATEN BEKASI ABSTRAK

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TAMAN KOTA OLEH MASYARAKAT KOTA BEKASI

LAPORAN PENERBITAN IZIN DAN NON PERIZINAN PENGUSAHA ANGKUTAN (BARANG) PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPPT) KOTA BEKASI TAHUN 2014

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN ANGGARAN 2010

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografi Secara geografis Kota Bekasi berada pada posisi 106 o 48 28 107 o 27 29 Bujur Timur dan 6 o 10 6 6 o 30 6 Lintang Selatan. Letak Kota Bekasi yang sangat strategis merupakan keuntungan bagi Kota Bekasi terutama dari segi komunikasi dan perhubungan. Kemudahan dan kelengkapan sarana dan prasarana transportasi di Kota Bekasi menjadikan Kota Bekasi salah satu daerah penyeimbang DKI Jakarta. Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km 2, dengan Kecamatan Mustika Jaya sebagai wilayah yang terluas (24,73 km 2 ) sedangkan Kecamatan Bekasi Timur sebagai wilayah terkecil (13,49 km 2 ). Batas batas wilayah administrasi yang mengelilingi wilayah Kota Bekasi adalah : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bekasi Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Jakarta Timur Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bekasi Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 (tiga) sungai utama yaitu Sungai Cakung, Sungai Bekasi dan Sungai Sunter, beserta anak-anak sungainya. Sungai Bekasi mempunyai hulu di Sungai Cikeas yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air. Secara umum Kota Bekasi mempunyai iklim yang tergolong pada iklim kering dengan tingkat kelembaban yang rendah. Kondisi lingkungan sehari-hari sangat panas. Hal ini terlebih dipengaruhi oleh tata guna lahan yang meningkat terutama industri/perdagangan dan permukiman. Temperatur harian berkisar antara 24 33 C. 4.2 Administrasi Pemerintahan Pada tahun 2001, wilayah administrasi Kota Bekasi terbagi menjadi 10 kecamatan dengan 52 kelurahan. Sesuai dengan Perda Kota Bekasi No. 04 tahun 2004 tentang Pembentukan Wilayah Administrasi, Kota Bekasi mengalami pemekaran menjadi 12 kecamatan terdiri dari 56 kelurahan. Gambar 4 menyajikan peta administrasi wilayah studi.

25 Gambar 4. Peta Administrasi Kota Bekasi Setiap kecamatan memiliki jumlah kelurahan yang berbeda-beda. Kecamatan Jati Asih dan Bekasi Utara masing-masing memiliki 6 kelurahan. Kecamatan Pondok Gede, Jati Sampurna, Bekasi Selatan, dan Bekasi Barat memiliki masing-masing 5 kelurahan. Kecamatan Pondok Melati, Bantar Gebang, Mustika Jaya, Bekasi Timur, Rawalumbu, dan Medan Satria masing-masing memiliki 4 kelurahan. Tabel 7 menunjukkan kecamatan dan kelurahan di Kota Bekasi. Tabel 7. Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bekasi No Kecamatan Kelurahan No Kecamatan Kelurahan 1 Pondok Gede Jati Bening Baru 7 Bekasi Selatan Jaka Mulya Jati Cempaka Jati Waringin Jati Makmur Jaka Setia Pekayon Jaya Marga Jaya Jati Bening Kayuringin Jaya 2 Jati Sampurna Jati Karya 8 Bekasi Barat Bintara Jaya Jati Sampurna Jati Rangga Jati Ranggon Jati Raden Jaka Sampurna Kranji Bintara Kota Baru

26 Tabel 7. (Lanjutan) No Kecamatan Kelurahan No Kecamatan Kelurahan 3 Jati Asih Jati Sari 9 Bekasi Utara Marga Mulya Jati Luhur Jati Rasa Jati Asih Jati Mekar Harapan Baru Teluk Pucung Perwira Harapan Jaya Jati Kramat Kaliabang Tengah 4 Bantar Gebang Ciketing Udik 10 Medan Satria Harapan Mulya Sumur Batu Kali Baru Cikiwul Medan Satria Bantar Gebang Pejuang 5 Bekasi Timur Margahayu 11 Rawa Lumbu Bojong Menteng Bekasi Jaya Duren Jaya Bojong Rawalumbu Pengasinan Aren Jaya Sepanjang Jaya 6 Mustika Jaya Padurenan 12 Pondok Melati Jati Murni Cimuning Mustika Jaya Mustika Sari Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bekasi (2010) 4.3 Kependudukan Jati Melati Jati Warna Jati Rahayu Sejak awal tahun 2000-an pertumbuhan penduduk Kota Bekasi mengalami sedikit penurunan dibandingkan periode tahun 1990-an. Pada awal tahun 1990-an laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi sekitar 6,29% sedangkan pada awal tahun 2000 menjadi 5,19%. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk dari tahun 1999 sampai 2009 adalah 4,08%. Penduduk Kota Bekasi Tahun 2009 sebanyak 2.319.518 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 1.157.418 jiwa dan perempuan 1.162.100 jiwa. Jumlah penduduk ini tersebar di 12 kecamatan. Penyebaran tertinggi di Kecamatan Bekasi Utara sebanyak 14,67% (340.224 jiwa), Bekasi Barat 12,69% (294.342 jiwa), Bekasi Timur 11,48% (266.277 jiwa), dan penyebaran terendah pada kecamatan Jati Sampurna sebesar 3,75% (86.936 jiwa). Tabel 8 menunjukkan jumlah penduduk menurut kecamatan dan jenis kelamin. Dinamika pertumbuhan penduduk tiap kecamatan dari tahun 2005 sampai 2009 disajikan pada Gambar 5.

27 Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Bekasi Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Pondok Gede 115,013 116,376 231,389 Jati Sampurna 42,445 44,491 86,936 Pondok Melati 44,492 56,129 100,621 Jati Asih 98,573 84,888 183,461 Bantar Gebang 51,562 51,001 102,563 Mustika Jaya 68,771 71,280 140,051 Bekasi Timur 136,221 130,056 266,277 Rawa Lumbu 121,168 108,158 229,326 Bekasi Selatan 83,499 91,732 175,231 Bekasi Barat 143,061 151,281 294,342 Medan Satria 79,413 89,684 169,097 Bekasi Utara 173,200 167,024 340,224 Kota Bekasi 1,157,418 1,162,100 2,319,518 Sumber : BPS Kota Bekasi (2009) Gambar 5. Dinamika Pertumbuhan Penduduk Tiap Kecamatan di Kota Bekasi Pertumbuhan penduduk semua kecamatan di Kota Bekasi dari tahun 2005 sampai 2009 bersifat fluktuatif seperti terlihat pada Gambar 5. Kecamatan Pondok Gede, Jati Sampurna, Bantar Gebang, Bekasi Barat, dan Medan Satria mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun 2005 sampai 2009. Kecamatan Pondok Melati, Bekasi Timur, dan Bekasi Selatan mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun 2005 ke 2007 dan penurunan jumlah penduduk pada tahun

28 2009. Kecamatan Jati Asih, Mustika Jaya, Rawa Lumbu, dan Bekasi Utara mengalami penurunan jumlah penduduk pada tahun 2007 dan meningkat kembali pada tahun 2009. 4.4 Perekonomian Kota Bekasi yang dibentuk tahun 1997 sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Bekasi, dimana masing-masing wilayah tersebut memiliki potensi perekonomian yang berbeda. Awalnya, kedua daerah tersebut memiliki karakteristik perekonomian pada sektor industri. Namun dalam perkembangannya, Kota Bekasi mengalami perubahan potensi perekonomian menjadi sektor perdagangan dan jasa. Untuk mengetahui perkembangan ekonomi di suatu daerah diperlukan suatu indikator ekonomi yaitu Produk Domestik Regional Bruto. Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi dari tahun 2003 sampai 2009 adalah 4.5%. Dari data PDRB 2009, dua sektor dominan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kota Bekasi yaitu sektor industri pengolahan sebesar 43.39% dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 28.37%. Pertumbuhan ekonomi di Kota Bekasi dari berbagai sektor pada periode 2003 hingga 2009 disajikan pada Gambar 6. Gambar 6. Grafik PDRB berdasarkan Harga Konstan

29 4.5 Penggunaan Lahan 4.5.1 Kawasan Tidak Terbangun/Ruang Hijau Kota Kawasan atau ruang terbuka hijau adalah ruang dalam wilayah kota dalam bentuk areas atau jalur dimana dalam pemanfaatannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan (taman kota, lapangan olahraga, jalur hijau, TPU, pertanian, situ). Pemanfaatan ruang kawasan tidak terbangun/ruang hijau di Kota Bekasi ditujukan untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, indah, bersih dan sebagai fasilitas pengaman lingkungan perkotaaan; serta menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat. 4.5.2 Pusat Pemerintahan Kota Bekasi dan Bangunan Umum Fungsi utama kawasan pemerintahan adalah sebagai pusat pelayanan pemerintahan kota dengan skala pelayanan kota/regional. Pengembangan kawasan pusat pelayanan pemerintahan Kota Bekasi sebaiknya dilakukan dalam satu lokasi yang saling berdekatan. Adapun lokasi yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan pusat pelayanan pemerintahan Kota Bekasi, adalah di Komplek Kantor Walikota yang ada saat ini di JL. Kartini Jl. Juanda dan di Komplek Perkantoran lama di Jl. Ahmad Yani, serta dikawasan lain yang sudah ada kegiatan pelayanan pemerintahan kota. Keberadaan kompleks perkantoran lama di Jl. Ahmad Yani perlu dibenahi dan ditata kembali (revitalisasi) untuk mengoptimalkan ruang yang ada, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pusat perkantoran dinas-dinas pemerintahan Kota Bekasi. 4.5.3 Perdagangan dan Jasa Secara umum, kegiatan perdagangan dan jasa yang berkembang di Kota Bekasi menempati lokasi di sepanjang jalan utama, baik itu jalan arteri maupun jalan kolektor. Untuk kegiatan perdagangan dan jasa yang berkembang di pusat kota, umumnya terpusat di sepanjang Jalan Juanda Jalan Cut Mutia dan di koridor sepanjang Jalan A. Yani, serta di pusat perdagangan Pondok Gede dengan skala pelayanan kota/regional.

30 4.5.4 Industri Alokasi lahan yang diperuntukkan bagi zona industri adalah di sebelah Utara dan Selatan Kota Bekasi, yang sebagian besar berada di Kecamatan Medan Satria, Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan Rawalumbu dan di Kecamatan Bantargebang. Lokasi industri yang berada di zona industri ini umumnya tersebar merata tidak terpusat di satu lokasi. Dengan demikian umumnya keberadaan kegiatan industri bercampur dengan kegiatan lainnya, seperti permukiman atau perdagangan dan jasa, sehingga apabila tidak ditangani dan dikontrol dengan benar dapat mencemari lingkungan sekitarnya, baik berupa pencemaran suara, udara (bau), ataupun limbah yang dihasilkan. 4.5.5 Permukiman Tingginya tingkat investasi untuk pengembangan kegiatan permukiman skala besar di wilayah Kota Bekasi, terutama di sebelah Utara dan Selatan, akan merubah fungsi peruntukan dari kegiatan non terbangun menjadi daerah terbangun. Selain itu, adanya kecenderungan perubahan fungsi kegiatan permukiman di sepanjang jalan utama menjadi kegiatan bisnis akibat perkembangan dan permintaan pasar menyebabkan pola pengembangan permukiman di Kota Bekasi diarahkan pada kawasan-kawasan yang sesuai peruntukannya dan diminati oleh investor. Pola pengembangan kawasan permukiman skala besar di Kota Bekasi sesuai RTRW Kota Bekasi 2000 2010 masih dilakukan dengan pola lingkungan hunian berimbang (1:3:6). Pada kenyataannya pola ini seringkali tidak berjalan sebagaimana mestinya, karena jenis/tipe permukiman yang dikembangkan sebagian besar tidak berada dalam satu lokasi kawasan yang sama, tetapi dilakukan berpencar di beberapa lokasi. Untuk itu di masa mendatang sebaiknya pola pengembangan permukiman lebih diarahkan pada pola neighborhood unit. Pengembangan permukiman dengan konsep neighborhood unit ini diintegrasikan oleh sistem jaringan transportasi yang memadai, sehingga membentuk satu kesatuan yang saling terintegrasi dan saling mendukung antar lingkungan permukiman, dan diharapkan para penghuninya dapat saling

31 bersosialisasi dan berinteraksi satu dengan yang lainnya (Bappeda Kota Bekasi, 2009). 4.5.6 Struktur Tata Ruang Rencana struktur ruang Kota Bekasi disusun untuk mewujudkan keserasian dan keseimbangan pusat-pusat pelayanan serta mengefektifkan kinerja sistem pusat-pusat tersebut agar dapat berkembang sesuai dengan peran dan fungsinya dalam mendukung perkembangan Kota Bekasi dalam konteks yang lebih luas. Rencana struktur ruang Kota Bekasi meliputi rencana pengembangan sistem pusat pelayanan dan rencana sistem jaringan prasarana kota. Sistem pusat pelayanan yang dikembangkan di Kota Bekasi merupakan sistem hirarki pusat dengan spesialisasi kegiatan tertentu. Konsep ini diterapkan dengan maksud untuk mempertegas fungsi dan peran masing-masing pusat kegiatan yang saat ini telah berkembang akibat tuntutan posisi Kota Bekasi dalam konteks regional. Dalam perkembangannya seperti halnya sistem perkotaan di Bodetabek, sistem perkotaan di Kota Bekasi tidak semuanya memiliki hirarki pelayanan yang sama, tetapi terdapat perbedaan skala pelayanan sehingga sistem pusat pelayanan Kota Bekasi direncanakan terdiri dari 1 (satu) Pusat Pelayanan Kota, 4 (empat) Sub Pusat Pelayanan Kota dan 7 (tujuh) Pusat Pelayanan Lingkungan. Penetapan Pusat Pelayanan Kota, yang berada di sebagian wilayah Kecamatan Medan Satria, Bekasi Utara, Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, yang meliputi kawasan Jalan Sudirman Juanda - Cut Meutia - Achmad Yani dengan fungsi pusat pelayanan pemerintahan, kesehatan, pendidikan tinggi, pusat perdagangan, pusat hiburan dan rekreasi. Penetapan sub pusat pelayanan kota, sebagai pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan administrasi yang melayani sub wilayah kota, terdiri atas: 1. Sub-pusat pelayanan kota Pondokgede berada di sekitar Kelurahan Jatiwaringin mencakup wilayah pelayanan Kelurahan Jati Cempaka, Jatibening Baru, Jatibening, Jatiwaringin, Jatimakmur dengan fungsi pusat pemerintahan, perdagangan skala grosir dan retail berkelompok, pusat jasa dan pusat pendidikan;

32 2. Sub-pusat pelayanan kota Bekasi Utara berada di sekitar di Kelurahan Perwira mencakup wilayah pelayanan Kelurahan Kaliabang Tengah, Harapan Jaya, Perwira, Teluk Pucung, Harapan Baru, Margamulya dengan fungsi pusat pemerintahan, pusat permukiman, pusat perdagangan; 3. Sub-pusat pelayanan kota Jatisampurna berada di sekitar Kelurahan Jatikarya mencakup wilayah pelayanan Kelurahan Jatisampurna, Jatirangga, Jatiraden, Jatikarya, Jatiranggon, dengan fungsi pelayanan utama sebagai pusat permukiman skala besar, pusat perdagangan; 4. Sub-pusat pelayanan kota Mustikajaya berada di sekitar Kelurahan Pedurenan mencakup wilayah pelayanan Kelurahan Mustikajaya, Mustikasari, Pedurenan, Cimuning. dengan fungsi pusat pemerintahan, pusat industri dan jasa pergudangan, pusat permukiman skala besar, pusat prasarana persampahan (TPPAS Bantargebang), dengan penyediaan pembangunan buffer zone yang dapat berupa taman kota, tempat pemakaman umum, dan lain-lain.