Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No. 3, Oktober 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN PASIEN, DAN CITRA RUMAH SAKIT TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI POLIKLINIK OBSTETRI & GYNEKOLOGI

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat. a. Gambaran Kepuasan Pasien Jamkesmas Pada Pelayanan Keperawatan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA UNIT INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA RSUD DR.

PENGARUH PENERAPAN SYSTEM MANAJEMEN MUTU ISO TERHADAP MUTU PELAYANAN INSTALASI RAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan sarana tempat pelayanan kesehatan. Pelayanan

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

Kata kunci : Orientasi Pasien Baru, Kepuasan Pasien.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

Jurnal Kesehatan Kartika 27

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA YANKESTIS DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SYECH YUSUF KAB.

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan tempat pemenuhan kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sarana pencapaian tujuan yang maksudnya wadah

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Ali, Zaidin. (2010). Dasar-dasar dokumentasi keperawatan. Jakarta : EGC.

Sistem yang digunakan di RSUD Simo Boyolali berbeda antara dokter spesialis, dokter umum dan perawat. Untuk insentif dokter spesialis berdasarkan

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Sugi Purwanti 1, Haryati 2, dan Asrin 3. ABSTRAKS

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang cukup diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Di Puskesmas Benteng Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tertentu. Menurut Robbins (2006) bahwa kinerja pegawai adalah. untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut.

PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

Oleh : Rahayu Setyowati

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RUANG KELAS III RSUD ULIN BANJARMASIN INTISARI

Pengaruh Fasilitas Terhadap Motivasi Kerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap BLUD RS Sekarwangi Kabupaten Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat.

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan nasional untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan. kuantitas. Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan tenaga

Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas Dukun Magelang

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan juga terus berubah. Untuk itu semua aspek termasuk sumber

DAFTAR PUSTAKA. Anggraini, F. (2008). Hubungan komunikasi terapeutik perawat dalam tindakan keperawatan

BAB III METODE PENELITIAN. antara variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional, artinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

PENGARUH PENEMPATAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA (Studi pada karyawan PT Perkebunan Nusantara X (PG Watoetoelis) Sidoarjo)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ASTER DAN ICCU RSUD dr.

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012 ETIKA PERGAULAN MAHASISWA KOS DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DUKUH KRUWED SELOKERTO SEMPOR

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG KEMBALI DI RUANG RAWAT JALAN RSI SAKINAH MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT RS JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG SEMESTER II TAHUN 2015

BAB 6 KESIMPULAN DAN DARAN. pasien yaitu pada dimensi tangibles dengan total mean skor 4,56,

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT RS JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG SEMESTER I TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD CILACAP Mesah Joko Purwanto 1, Handoyo 2, Wuri Utami 3 1, 3 Jurusan Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong 2, Prodi Keperawatan Purwokerto, Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator dalam menilai mutu pelayanan yang diberikan suatu rumah sakit. Kepuasan pasien ditentukan oleh banyak faktor antara lain aspek kualitas perawatan yang diterima. Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien termasuk didalamnya adalah kinerja perawat. Salah satu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit yang memiliki kompleksitas masalah keperawatan yang tinggi adalah di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Mengetahui hubungan antara kinerja perawat dengan kepuasan pasien di IGD RSUD Cilacap Tahun 2012. Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode pendekatan analitik. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang dan mendapat pelayanan keperawatan di IGD RSUD Cilacap. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling, sejumlah 87 orang. Uji analisis yang digunakan adalah analisis bivariat dengan uji korelasi rank spearman pada tingkat kemaknaan 95%. Sebagian besar perawat memiliki kinerja yang cukup baik dengan jumlah 65 orang (74,7%) dan sebagian besar pasien menyatakan puas dengan jumlah 72 orang (82,8%). Secara statitik terdapat hubungan yang lemah antara kinerja perawat dengan kepuasan pasien di IGD RSUD Cilacap Tahun 2012 (r = 0,285; pv = 0,008 pada α = 0,05). Kata Kunci : Kinerja, Perawat, Kepuasan, Pasien, IGD PENDAHULUAN Kepuasan atau dalam Bahasa Inggris disebut satisfaction berasal dari bahasa latin, yaitu satis yang berarti cukup dan fecere yang berarti melakukan, sehingga kepuasan dapat diartikan dengan kemampuan produk atau jasa pelayanan untuk memberikan sesuatu yang dicari pelanggan sampai tahap cukup (Irawan 2009). Sedangkan yang dimaksud dengan kepuasan pasien menurut Heriandi (2005) adalah adalah nilai subyektif yang diungkapkan oleh pasien terkait pelayanan yang diberikan fasilitas kesehatan. Polan (2007) mendefinisikan kepuasan pasien sebagai suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkan dengan apa yang diharapkannya Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator dalam menilai mutu pelayanan yang diberikan suatu rumah sakit (Heriandi, 2005). Baik buruk pelayanan suatu rumah sakit dapat dilihat dari tingkat kepuasan pasien sebagai pihak yang menerima jasa pelayanan kesehatan. Apabila pasien 137

mengungkapkan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan rumah sakit, maka pelayanan rumah sakit tersebut dapat dikatakan baik, demikian sebaliknya, apabila pasien mengatakan tidak puas atau memiliki tingkat kepuasan yang rendah dengan pelayanan rumah sakit, maka pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut dapat dikatakan kurang baik (Soraya, 2005). Kepuasan pasien yang rendah akan berdampak terhadap jumlah kunjungan yang akan mempengaruhi provitabilitas rumah sakit, sedangkan sikap karyawan terhadap pasien juga akan berdampak terhadap kepuasan pasien dimana kebutuhan pasien dari waktu ke waktu akan meningkat, begitu pula tuntutannya akan mutu pelayanan yang diberikan (Heriandi, 2005). Kepuasan pasien ditentukan oleh banyak faktor antara lain aspek kualitas perawatan yang diterima. Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien termasuk didalamnya adalah kinerja perawat, meliputi kompetensi petugas, konsultasi yang teliti, tidak ada kesalahan prosedur dan pelayanan tepat waktu (Polan 2007). Tjiptono (2007) mengatakan bahwa wujud dari kinerja atau performance ini misalnya kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa keperawatan pada pasien, kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan yang diberikan yaitu dengan memperhatikan kebersihan, keramahan dan kelengkapan peralatan rumah sakit. Salah satu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit yang memiliki kompleksitas masalah keperawatan yang tinggi adalah di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang merupakan pintu pertama bagi pasien, baik yang mengalami kondisi gawat darurat maupun yang tidak mengalami kondisi gawat darurat. Sebagai pintu masuk utama pasien, maka perawat di IGD harus memberikan kinerja yang baik demi memberikan kesan pertama yang baik bagi pasien untuk meningkatkan kepuasan pasien. Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) berusaha meningkatkan kepuasan pasien sehingga akan meningkatkan loyalitas pasien yang pada akhirnya mampu meningkatkan provitabilitas RS. Salah satu langkah konkrit RSUD Cilacap dalam meningkatkan kepuasan pasien adalah dengan telah mendapat sertifikasi ISO 9001:2008. Sasaran mutu RSUD Cilacap dalam ISO 9001:2008 adalah tercapainya kepuasan pasien. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 24 Maret 2012 dengan cara wawancara terhadap 15 pasien yang melakukan kunjungan di IGD RSUD Cilacap diketahui bahwa secara umum 9 pasien menyatakan puas dengan pelayanan di IGD RSUD Cilacap dan 6 pasien menyatakan kurang puas dengan pelayanan di IGD RSUD Cilacap. Seluruh pasien menyatakan bahwa 138

secara umum kinerja perawat sudah cukup baik. Sampai saat ini belum pernah dilakukan penilaian kinerja secara khusus terhadap perawat di IGD. Berdasarkan hasil survey tersebut maka penulis berasumsi bahwa meskipun kinerja perawat telah baik, tetapi kepuasan pasien tidak hanya ditentukan oleh faktor kinerja perawat saja. Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara kinerja perawat dengan kepuasan pasien di IGD RSUD Cilacap. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode pendekatan analitik, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel secara observasional, dimana bentuk hubungan dapat berupa perbedaan, hubungan atau pengaruh (Suparyanto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang dan mendapat pelayanan keperawatan di IGD RSUD Cilacap. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi untuk diteliti (Sugiyono 2009. Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Machfoedz 2007). Cara pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah consecutive sampling, Besar sampel diambil dengan rumus slovin, sehingga Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel ditentukan sejumlah 87 orang. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Kuesioner pada penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan materi yang terdapat dalam tinjauan pustaka. Kuesioner merupakan alat ukur dengan cara subjek diberikan kuesioner dengan beberapa pertanyaan kepada responden. Kuesioner terdiri dari 3 bagian. Bagian A berisi pertanyaan tentang data karakter untuk mengetahui umur dan pendidikan terakhir pasien. Kuesioner B untuk mengetahui kinerja perawat, Kuesioner C untuk mengetahui kepuasan pasien. Analisa data yang digunakan menggunakan uji rank spearman HASIL DAN BAHASAN Gambaran Kinerja Perawat di IGD RSUD Cilacap Tahun 2012 Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar pasien di IGD RSUD Cilacap Tahun 2012 menyatakan bahwa perawat memiliki kinerja yang cukup baik dengan jumlah 65 orang (74,7%). Jumlah pasien yang menyatakan perawat memiliki kinerja baik sebanyak 20 orang (23,0%) dan sebagian kecil pasien menyatakan perawat memiliki kinerja kurang baik, yaitu 2 orang (2,3%). Pada penelitian ini juga diketahui bahwa tidak ada pasien yang menyatakan bahwa kinerja perawat tidak baik (0,0%).Hasil penelitian ini dapat disebabkan karena perawat di IGD RSUD Cilacap merupakan yang memiliki kemampuan yang 139

baik. Sebagaimana dijelaskan Keith Davis dalam Mangkunegara (2001) bahwa secara psikologis, kemampuan (ability) seseorang terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + Skill). Artinya seseorang yang memiliki IQ di atas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Selain itu, kinerja perawat yang baik juga dapat disebabkan karena faktor motivasi. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Fenomena yang menunjukkan bahwa perawat di IGD RSUD Cilacap memiliki kinerja yang baik dapat disebabkan karena RSUD Cilacap telah mendapat sertifikasi ISO 9001:2008 pada Bulan Maret 2012, sehingga seluruh karyawan RSUD Cilacap, baik tenaga medis, keperawatan maupoun tenaga teknis lainnya dalam bekerja harus sesuai dengan Instruksi Kerja (IK) yang telah ditetapkan. Hal ini membuat seluruh perawat memiliki kinerja yang terstandar, dalam hal ini, kinerja perawat berada dalam kategori baik. Kinerja perawat adalah aktifitas perawat dalam mengimplementasikan sebaikbaiknya suatu wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit organisasi. Penilaian kinerja merupakan cara pengukuran kontribusi dari perawat dalam instansi yang dilakukan oleh organisasi. Penilaian kerja penting dilakukan untuk mengetahui tingkat kontribusi perawat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya (Haryono, 2004). Tjiptono (2007) mengatakan bahwa wujud dari kinerja atau performance ini misalnya kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa keperawatan pada pasien, kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan yang diberikan yaitu dengan memperhatikan kebersihan, keramahan dan kelengkapan peralatan rumah sakit. Gambaran Kepuasan Pasien di IGD RSUD Cilacap Tahun 2012 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien IGD RSUD Cilacap Tahun 2012 menyatakan puas dengan jumlah 72 orang (82,8%). Jumlah pasien yang menyatakan sangat puas sebanyak 8 orang (9,2%) dan sebagian kecil menyatakan tidak puas, yaitu sejumlah 7 orang (8,0%) serta tidak ada yang menyatakan sangat tidak puas (0,0%). Hasil penelitian ini dapat disebabkan karena RSUD Cilacap telah mendapat sertifikasi ISO 9001:2008 pada 140

Bulan Maret 2012, sehingga seluruh karyawan RSUD Cilacap diharapkan mampu memberikan pelayanan terhadap pelanggan eksternal yang baik yang bertujuan memenuhi kepuasan pelanggan. Hal ini dikarenakan tujuan sertifikasi ISO 9001:2008 adalah kepuasan pelanggan, dalam hal ini adalah kepuasan pasien. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dengan harapanharapannya (Ghana, 2009). Definisi kepuasan pasien menurut Polan (2007) adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkan dengan apa yang diharapkannya. Menurut Tjiptono (2007), kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan. Kepuasan pelanggan total tidak mungkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator dalam menilai mutu pelayanan yang diberikan suatu rumah sakit (Heriandi, 2005). Baik buruk pelayanan suatu rumah sakit dapat dilihat dari tingkat kepuasan pasien sebagai pihak yang menerima jasa pelayanan kesehatan. Apabila pasien mengungkapkan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan rumah sakit, maka pelayanan rumah sakit tersebut dapat dikatakan baik, demikian sebaliknya, apabila pasien mengatakan tidak puas atau memiliki tingkat kepuasan yang rendah dengan pelayanan rumah sakit, maka pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut dapat dikatakan kurang baik (Soraya, 2005). Kepuasan pasien yang rendah akan berdampak terhadap jumlah kunjungan yang akan mempengaruhi provitabilitas rumah sakit, sedangkan sikap karyawan terhadap pasien juga akan berdampak terhadap kepuasan pasien dimana kebutuhan pasien dari waktu ke waktu akan meningkat, begitu pula tuntutannya akan mutu pelayanan yang diberikan (Heriandi, 2005). Hubungan Antara Kinerja Perawat Dengan Kepuasan Pasien di IGD RSUD Cilacap Hasil analisis bivariat dengan uji rank spearman menunjukkan bahwa nilai korelasi rank pada taraf signifikansi 95 % adalah 0,285 dengan nilai probabilitas (probabilitas value) sebesar 0,008. Dari analisa tersebut dapat diketahui bahwa secara statistik Ho ditolak atau terdapat hubungan antara kinerja perawat dengan kepuasan pasien di IGD RSUD Cilacap Tahun 2012 (r = 0,285; pv = 0,008 pada α = 0,05). Arah hubungan kedua variabel adalah positif, artinya semakin baik kinerja perawat akan meningkatkan kepuasan pasien.hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Polan (2007) yang menyatakaan bahwa kepuasan pasien salah satunya ditentukan dengan kinerja perawat, meliputi 141

kompetensi petugas, konsultasi yang teliti, tidak ada kesalahan prosedur dan pelayanan tepat waktu (Polan 2007). Kekuatan nilai korelasi rank sebesar = 0,285. Berdasarkan tabel intepretasi kekuatan korelasi variabel menurut Sugiyono (2009) maka nilai menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel adalah lemah. Lemahnya hubungan antara kinerja perawat dengan kepuasan pasien dapat dipahami, mengingat faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien tidak hanya faktor kinerja perawat saja, tetapi ditentukan oleh banyak faktor. Sebagaimana dijelaskan Setiyo (2007) bahwa ada beberapa aspek-aspek yang mempengaruhi perasaan puas pada pasien yaitu aspek sikap pendekatan staf pada pasien, aspek prosedur administrasi dan aspek fasilitas. Dari pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja bukan satunyasatunya faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien. SIMPULAN 1. Sebagian besar perawat memiliki kinerja yang cukup baik dengan jumlah 65 orang (74,7%) dan sebagian kecil pasien menyatakan perawat memiliki kinerja kurang baik, yaitu 2 orang (2,3%). 2. Sebagian besar pasien menyatakan puas dengan jumlah 72 orang (82,8%) dan sebagian kecil menyatakan tidak puas, yaitu sejumlah 7 orang (8,0%). 3. Terdapat hubungan yang lemah antara kinerja perawat dengan kepuasan pasien di IGD RSUD Cilacap Tahun 2012 (r = 0,285; pv = 0,008 pada α = 0,05). DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S. (2006) Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta. Foster, Bill, & Seeker, K. R. (2001). Pembinaan Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan. Alih BAhsa : Ramlan, Jakarta : PPM Gartinah, T. dkk., 2006. http://www.innappni.or.id. Pelayanan Profesionalisme Keperawatan Yang Didukung Oleh Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. Ghana, (2009). http://syakira.com, Mengukur Kepuasan Pelanggan. diperoleh tanggal 11 Maret 2012 Handoko, M. (2005). Tipe-tipe kepemimpinan. Jakarta : Kanisius Haryono, S. (2001). Dasar-Dasar Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta Heriandi, 2005, http://www.digilib.litba ng.depkes.go.id, Faktorfaktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan RSOB Tahun 2005, diperoleh tanggal 10 Maret 2012 Irawan (2009). 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. 142

Jakarta : Elex Media Komputindo Ishak, A. & Hendri, T. 2003, Manajemen Motivasi. Jakrta: PT. Gramedia Istiqomah (2005). Deskripsi Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Cilacap. Skripsi. STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap Kartono, K. 2003. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : Rajawali Machfoedz, I. (2007). Metodologi Penelitian: Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya Mangkunegara, Anwar. P. (2001). Manajemen sumber daya manusia, Bandung : Remaja Rosdakarya Narbuko. C. & Achmadi, A. (2002). Metodologi Penelitian, Edisi Keempat. Jakarta : Bumi Aksara Notoatmodjo. S (2010) Metodologi Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Jakarta : Infomedika Polan, I.S. (2007). Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan : Dasar-Dasar Pengertian dan Penerapan. Jakarta : EGC Saleh, A.B. (2010). Manajemen Motivasi Perawat. Bandung : PT Remaja. Rosdakarya Santoso (2008). Mengolah Data secara Profesional. Jakarta : Elex Media Komputindo. Saryono (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta : Fitramaya Sedarmayanti.2001.Sumber Daya manusia dan Produktivitas Kerja Bandung : Mandar maju Sederm, M. (2001). Dasar-dasar Kepemimpinan. Jakarta : Balai Aksara Setiyo, 2007, http://klinis.com, Teori Kepuasan, diperoleh tanggal 10 Maret2012 Soraya(2005, Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Pelayanan Keperawatan di Paviliun Khusus Ibnu Sina Rumah Sakit Islam Khadijah Palembang Tahun 2005. diperoleh tanggal 10 Maret 2012 Sugiyono. (2009). Statistik untuk Peneliti. Bandung : Alfabetha Suparyanto (2010). Metode Penelitian. Jogjakarta : Fitramaya Tjiptono, Fandi. (2007)., Manajemen Jasa, Yogyakarta : Penerbit Andi Widodo, W. T. (2011). Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Intensive Care Unit (ICU) di RSUD Cilacap. Skripsi. STIKES Muhammadiyah Gombong 143