UJI IDENTIFIKASI FARMAKOGNOSTIK TUMBUHAN HATI TANAH ASAL KOTA PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Bab III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori...25 B. Hipotesis...27

KAJIAN FARMAKOGNOSTIK HERBA MENIRAN HIJAU (Phyllanthus niruri L.) dan HERBA MENIRAN MERAH (Phyllanthus urinaria L.)

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

Tinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat

BAB I PENDAHULUAN. dengan hikmah yang amat besar, semuanya tidak ada yang sia-sia dalam ciptaan-

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

Amomum cardamomum Willd

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

A. Struktur Akar dan Fungsinya

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

tradisional, daun sirih digunakan sebagai pelengkap dalam upacara adat, misalnya dalam perkawinan adat Jawa (Anonim, 2010). Umumnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan dua pertiga merupakan luas lautan. Sedangakan diantara negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alternatif pengobatan (Rochani, 2009). Selain harganya

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

MATERIA MEDIKA INDONESIA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

BAB I PENDAHULUAN. atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya (Parwiro,

Tradisional Bagian Daun dan Buah

1. Pengantar A. Latar Belakang

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini di Indonesia, pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumberdaya flora. Para ahli

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. Bahkan saat ini banyak industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

Menyembuhkan alergi yang paling tepat adalah dengan herbal, mengapa dengan herbal?

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya

dan minyak atsiri (Sholikhah, 2006). Saponin mempunyai efek sebagai mukolitik (Gunawan dan Mulyani, 2004), sehingga daun sirih merah kemungkinan bisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan tradisional yang berbeda-beda. Di Indonesia masih banyak jenis

BAB IV ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI PENEMUAN Hasil Pengamatan Makroskopis Daun Saga (Abrus precatorius L.)

Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan

ISOLASI, KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN PACAR CINA (Aglaia odorata) SKRIPSI SARJANA KIMIA

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing.dari sekian banyaknya tanaman tersebut, tidak sedikit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

III. METODE PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam kehidupan sehari-hari. Studi etnobotani tidak hanya pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anacardiaceae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlebihan (Rohmawati, 2008). Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indra

TINJAUAN PUSTAKA. rendah, hutan gambut pada ketinggian mdpl, hutan batu kapur, hutan

3. KISI-KISI INSTRUMEN SOAL JARINGAN TUMBUHAN. Jenis sekolah. Kurikulum : 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan (promotif). Berbagai cara

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) merupakan tanaman yang di

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, namun demikian pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Genus Cucumis pada dasarnya memiliki bermacam-macam jenis spesies

Tim Pengajar Praktek Farmakologi, 2011, Penuntun Praktikum Farmakologi, Poltekkes KemenkesMakassar

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan adalah pilar dasar pembangunan perekonomian dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, dan lebih dari 60% dari jumlah ini merupakan tumbuhan tropika.

TINJAUAN PUSTAKA. obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercayai

PENDAHULUAN. Kondisi tanah di Indonesia yang merupakan negara tropis basah. tahunnya diperlukan penambahan unsur hara yaitu untuk lahan kering sekitar

BAB I PENDAHULUAN. (Cyclea barbata Meer), cincau hitam (Mesona palustris), cincau minyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

Transkripsi:

ARTIKEL PENELITIAN UJI IDENTIFIKASI FARMAKOGNOSTIK TUMBUHAN HATI TANAH ASAL KOTA PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH 1 Rezqi Handayani, 1 Susi Novaryatiin 1 Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya e-mail : handayani.rahman@yahoo.com, susi_novaryatiin@yahoo.com ABSTRAK Kalimantan merupakan pulau di Indonesia yang terkenal dengan kekayaan keanekaragaman hayatinya. Tak hanya itu, kekayaan pengetahuan pengobatan tradisional dengan menggunakan tumbuhan yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi pada etnis asli di Kalimantan juga sangat banyak. Salah satu tumbuhan herbal yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional adalah hati tanah. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang tanaman obat tradisional, terutama hati tanah, serta dapat membantu mendokumentasikan herbal tradisional di Pulau Kalimantan. Kurangnya pendokumentasian tentang herbal Indonesia dikhawatirkan dapat menyebabkan terkikisnya penggunaan herbal tradisional seiring dengan hilangnya habitat alami dan punahnya tumbuhan berkhasiat obat terutama tumbuhan hutan akibat eksploitasi dan konversi lahan yang berlebihan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah identifikasi tumbuhan hati tanah secara menyeluruh seperti pemeriksaan morfologi, pemeriksaan anatomi, dan pemeriksaan organoleptis. Secara morfologi, daun hati tanah termasuk dalam daun tidak lengkap (daun bertangkai), batangnya termasuk dalam jenis batang basah, serta umbinya termasuk dalam umbi batang. Secara anatomi, tumbuhan hati tanah menunjukkan hasil pada penampang melintang daun terdapat jaringan epidermis atas, epidermis bawah dan berkas pembuluh. Pada penampang membujur daun terdapat jaringan epidermis dan berkas pembuluh. Pada penampang melintang batang terdapat jaringan epidermis, berkas pembuluh, endodermis. Pada penampang membujur batang terdapat parenkim korteks dan epidermis. Untuk penampang melintang umbi hati tanah terdapat epidermis, dan berkas pembuluh, dan pada penampang membujur umbi hati tanah terdapat epidermis dan parenkim korteks. Berdasarkan pemeriksaan organoleptis diketahui simplisia umbi hati tanah mengandung komponen senyawa kimia aleuron, tanin, katekol, saponin dan flavonoid. Kata Kunci: tumbuhan hati tanah, pemeriksaan morfologi, pemeriksaan anatomi, pemeriksaan organoleptis, tanaman obat tradisional PENDAHULUAN Dunia tengah menoleh ke herbal. Negara-negara maju melirik herbal untuk pengobatan beragam penyakit. Konsumsi obat tradisional di China mencapai 50% dari total konsumsi di bidang kesehatan. Bayangkan 80% penduduk Benua Afrika menggunakan obat tradisional untuk menjaga kesehatan. Di Indonesia, keberadaan tanaman sebagai obat sudah dikenal sejak ribuan tahun lampau. Bukti sejarah ini terukir di helaian lontar, dinding-dinding candi, dan kitab masa lalu. Resep diwariskan secara turun-temurun, yang tadinya hanya dikenal 48

Rezqi Handayani dan Susi Novaryatiin kalangan tertentu kemudian menyebar hingga masyarakat luas. Modernisasi mentautkan tanaman obat dengan dunia farmasi. Perlahan-lahan keampuhannya diakui kalangan ilmiah. Kalimantan merupakan pulau di Indonesia yang terkenal dengan kekayaan keanekaragaman hayatinya. Tak hanya itu, kekayaan pengetahuan pengobatan tradisional dengan menggunakan tumbuhan yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi pada etnis asli di Kalimantan juga sangat banyak. Etnis di Kalimantan memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan untuk pengobatan tradisional dengan mengandalkan dari habitat alaminya. Sangat jarang Tumbuhan Hutan Berkhasiat Obat (THBO) ditanam secara khusus untuk dibudidayakan. Selain mereka belum terbiasa dengan kegiatan budidaya THBO, terdapat kepercayaan yang mereka yakini bahwa THBO yang dibudidayakan tidak memiliki khasiat sebaik yang diambil secara langsung dari alam. Karena itu, hutan merupakan gudang herbal bagi etnis asli di Kalimantan. Berdasarkan data Pusat Informasi Kehutanan (2007) terdapat sekitar 1.260 jenis THBO di berbagai formasi hutan Indonesia dan 180 jenis diantaranya telah dieksploitasi dalam jumlah untuk bahan baku industri obat tradisional. Herbal tradisional pada etnis asli Kalimantan umumnya masih dalam bentuk yang sederhana. Bahan baku yang diambil dari alam setelah dibersihkan biasanya langsung digunakan dalam bentuk segar dengan cara direndam maupun direbus untuk kemudian diminum ataupun dimandikan. Sebagian lagi diolah dengan cara dihaluskan dan ditumbuk ataupun dipanaskan dalam bungkusan daun. Jika ramuan atau bahan baku untuk pengobatan tidak langsung digunakan, maka etnis di Kalimantan melakukan pengeringan serta disimpan dan digunakan jika diperlukan. Salah satu tumbuhan herbal yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional adalah hati tanah. Tumbuhan hati tanah dipercayai memiliki manfaat secara empiris sebagai obat Malaria. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia yang ditularkan oleh nyamuk Malaria betina. Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan Andi Muhadir mengatakan prevalensi penyakit Malaria di Indonesia masih tinggi, mencapai 417.819 kasus positif pada 2012. Faktor geografis yang sulit dijangkau dan penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan penyebab sulitnya pengendalian Malaria. Diharapkan Tumbuhan hati tanah dapat menjadi salah satu obat herbal alternatif untuk pengobatan Malaria. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang tanaman obat tradisional, terutama hati tanah, serta dapat membantu mendokumentasikan herbal tradisional di Pulau Kalimantan. Kurangnya pendokumentasian tentang herbal Indonesia dikhawatirkan dapat menyebabkan terkikisnya penggunaan herbal tradisional seiring dengan hilangnya habitat alami dan 49

Uji Identifikasi Farmakognostik Tumbuhan Hati Tanah punahnya tumbuhan berkhasiat obat terutama tumbuhan hutan akibat eksploitasi dan konversi lahan yang berlebihan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan dimulai dari sejak penelitian ini disetujui oleh LP2M UM Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah identifikasi tumbuhan hati tanah secara menyeluruh seperti pemeriksaan morfologi, pemeriksaan anatomi, dan pemeriksaan organoleptis. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Morfologi Hati Tanah Hasil pemeriksaan morfologi tumbuhan hati tanah menunjukkan hasil yaitu daun hati tanah termasuk dalam daun yang tidak lengkap karena tidak mempunyai bagian daun yang utuh hanya terdiri dari tangkai daun dan helaian daun, tidak mempunyai upih atau pelepah daun. Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja lazimnya disebut daun bertangkai. Bangun daun tumbuhan hati tanah berbentuk lanset. Ujung daun hati tanah berbentuk rompang. Pangkal daun meruncing. Tulang-tulang daun bersatu dengan tulang cabang yang lain dan berdasarkan susunan tulangny adaun tumbuhan hati tanah merupakan daun bertulang menyirip. Tepi daun berombak. Daging daun tipis seperti selaput, warna daun hijau tua, permukaan daun licin dan daun tumbuhan hati tanah termasuk daun majemuk. Batang tumbuhan hati tanah termasuk dalam jenis batang basah karena batangnya lunak. Bentuk batang bulat dengan permukaan batang berambut. Arah tumbuh batang tegak lurus dan cara percabangan batnag adalah monopodial artinya batang pokok tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang daripada cabang-cabangnya. Tumbuhan hati tanah tidak memiliki sistem perakaran tetapi mengalami metamorfosis akar dan batang yaitu umbi. Umbi biasanya merupakan suatu badan yang membengkak, bangun bulat, seperti kerucut atau tidak beraturan, umbi merupakan tempat penimbunan makanan. Umbi tumbuhan hati tanah termasuk dalam umbi batang karena pada umbi hati tanah terdapat kuncup-kuncup yang nantinya bila bertunas akan menghasilkan tumbuhan baru. Pemeriksaan Anatomi Hati Tanah Hasil pemeriksaan anatomi tumbuhan hati tanah dapat dilihat melalui penampang melintang dan membujur dari setiap organ tumbuhan. Pembesaran yang digunakan adalah pembesaran 10X. Untuk hasil pemeriksaan anatomi tumbuhan hati tanah dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah. 50

Rezqi Handayani dan Susi Novaryatiin (a) (b) (c) (d) (e) (f) Gambar 1. Anatomi Tumbuhan Hati Tanah; (a) Daun Melintang; (b) Daun Membujur; Batang Melintang; (d) Batang Membujur; (e) Umbi Melintang; (f) Umbi Membujur (c) Hasil anatomi tumbuhan menunjukkan bahwa pada penampang melintang daun hati tanah terdapat jaringan epidermis atas, epidermis bawah dan berkas pembuluh. Pada penampang membujur daun terdapat jaringan epidermis dan berkas pembuluh. Pada penampang melintang bantang terdapat jaringan epidermis, berkas pembuluh, endodermis. Pada penampang membujur batang terdapat parenkim korteks dan epidermis. Dan untuk penampang melintang umbi hati tanah terdapat epidermis, dan berkas pembuluh. Dan pada penampang 51

Uji Identifikasi Farmakognostik Tumbuhan Hati Tanah membujur umbi hati tanah terdapat epidermis dan parenkim korteks. Pemeriksaan Organoleptis Hati Tanah Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Organoleptis Tumbuhan Hati tanah No Bagian Tumbuhan Warna Bau Rasa 1 Daun Hijau Tidak berbau Kelat 2 Batang Hijau muda Tidak berbau Pahit 3 Akar Merah Tidak berbau Pahit Hasil pemeriksaan organoleptis tumbuhan hati tanah menunjukkan bahwa daun bewarna hijau, tidak mempunyai bau dan memiliki rasa yang kelat. Hasil organoleptis batang menunjukkan bahwa batang tumbuhan hati tanah bewarna hijau muda, tidak mempunyai bau dan memiliki rasa yang pahit. Sedangkan hasil organoleptis umbi menunjukkan umbi tumbuhan hati tanah bewarna merah, tidak berbau dan memiliki rasa yang pahit (Tabel 1). Karakteristik organoleptis mempunyai hubungan erat dengan karakteristik morfologi dari suatu tumbuhan. Kedua data tersebut saling terkait dan dapat dijadikan sebagai suatu acuan tanda pengenal bagi tumbuhan baru dalam proses pengambilannya di lapangan untuk mengurangi kesalahan dalam identifikasi awal suatu tumbuhan. Identifikasi Senyawa Kimia Simplisia Umbi Hati Tanah Identifikasi senyawa kimia merupakan suatu uji pendahuluan yang dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam suatu tumbuhan. Sehingga dari data tersebut kita dapat membuktikan kebenaran dari khasiat yang selama ini di percaya masyarakat, karena setiap senyawa kimia yang terkandung dalam suatu tumbuhan mempunyai manfaat masingmasing baik bagi tumbuhan tersebut ataupun bagi makhluk hidup lain. Identifikasi senyawa kimia yang diujikan pada umbi hati tanah adalah pati, aleuron, tannin, alkaloid, saponin, steroid dan liginin. Hasil uji identifikasi umbi hati tanah sesuai dengan prosedur menunjukkan umbi hati tanah mengandung senyawa aleuron, tanin, katekol, saponin dan flavonoid, karena memperlihatkan hasil positif (Tabel 2). Hasil positif dalam identifikasi kimia menunjukkan bahwa umbi hati tanah mempunyai beberapa senyawa kimia yang dapat memberikan khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit salah satunya adalah berkhasiat sebagai afrodisiaka. 52

Rezqi Handayani dan Susi Novaryatiin Tabel 2. Hasil Identifikasi Senyawa Kimia Simplisia Umbi Hati Tanah No Komponen Hasil 1 Aleuron Positif 2 Pati Negatif 3 Tanin Positif 4 Katekol Positif 5 Steroid Negatif 7 Alkaloid Negatif 8 Saponin Positif 9 Flavonoid Positif KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah: 1. Secara morfologi, daun hati tanah termasuk dalam daun yang tidak lengkap karena tidak mempunyai bagian daun yang utuh hanya terdiri dari tangkai daun dan helaian daun, tidak mempunyai upih atau pelepah daun. Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja lazimnya disebut daun bertangkai. Batang tumbuhan hati tanah termasuk dalam jenis batang basah karena batangnya lunak. Tumbuhan hati tanah tidak memiliki sistem perakaran tetapi mengalami metamorfosis akar dan batang yaitu umbi. Umbi tumbuhan hati tanah termasuk dalam umbi batang karena pada umbi hati tanah terdapat kuncup-kuncup yang nantinya bila bertunas akan menghasilkan tumbuhan baru. 2. Secara anatomi, tumbuhan hati tanah menunjukkan hasil pada penampang melintang daun terdapat jaringan epidermis atas, epidermis bawah dan berkas pembuluh. Pada penampang membujur daun terdapat jaringan epidermis dan berkas pembuluh. Pada penampang melintang batang terdapat jaringan epidermis, berkas pembuluh, endodermis. Pada penampang membujur batang terdapat parenkim korteks dan epidermis. Dan untuk penampang melintang umbi hati tanah terdapat epidermis, dan berkas pembuluh. Dan pada penampang membujur umbi hati tanah terdapat epidermis dan parenkim korteks. 53

Uji Identifikasi Farmakognostik Tumbuhan Hati Tanah 3. Simplisia umbi hati tanah mengandung komponen senyawa kimia aleuron, tanin, katekol, saponin dan flavonoid. DAFTAR PUSTAKA 1. Achmadi. 1990. Kimia Kayu. IPB. Bogor. 2. Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Keempat. UI Press. Jakarta 3. DepKes R.I. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Republik Indonesia. Jakarta 4. DepKes R.I. 1995a. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Republik Indonesia. Jakarta 5. Fengel, D. 1995. Kayu. Kimia Ultrastruktur Reaksi-Reaksi. University Gadjah Mada Press. Yogyakarta. 6. Fessenden, J. Ralp dan Joans. Fessenden. 1992. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga. Jakarta. 7. Gunawan, D & Mulyadi. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I. Penebar swadaya. Jakarta 8. Harbone. I.B; Metode Fitokimia, terjemahan K. Radmawinata dan L. Soediso, penerbit ITB Bandung. 1987. 142-158, 234-238.11. Buckingham. J; et all. Dictionary of Natural Product. Chapman and Hall. London. 1994. 9. Kantasubrata, J. 1991. Perkembangan Bahan Untuk Keperluan TLC. http://mail.kiia.lipi.go.id/indek.php. diakses tanggal 14 juni 2014 10. Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta 11. Rustaman. 2006. Skrinning Fitokimia Tumbuhan Di Kawasan Gunung Kuda Kabupaten Bandung Sebagai Penelahaan Keakenakaragamn Hayati. Lembaga Penelitian Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Universitas Padjajaran. Bandung. 12. Rizki. 2008. Metabolit Sekunde. http://www.sith.itb.ac.id/profile/databurizki ta/d4/praktikum%20d4-doc.pdf diakses tanggal 14 Juni 2014 13. Wikipedia. 2009b. Pati. http://pati_(polisakarida).htm. Diakses tanggal 14 Juni 2014. 14. Robensonstrever. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB. Bandung. 54