2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. disuguhkan para pengusaha bisnis kepada konsumen. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati oleh orang-orang yang relatif kaya pada awal abad

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi kepada pelanggan atau konsumen. Di dalam perekonomian yang kreatif ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era perdagangan bebas dan persaingan global memaksa setiap

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki peran

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor termasuk di dalamnya keberadaan penginapan (hotel, homestay,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rohayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. (21/8/2012). Hal ini tidak terkecuali pada perusahaan jasa, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cara lebih memuaskan konsumen dari pada yang dilakukan oleh para

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selama 1 tahun terakhir terjadi kenaikan dan penurunan jumlah konsumen

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, di kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di sebagian besar negara di dunia. Sektor industri pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Restoran dan Kafe di Kota Bandung dari tahun TAHUN PERTUMBUHAN (%) , , ,33

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam konteks perusahaan dan konsumen/pelanggan diterjemahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai kelebihan dan keunikan dari masing-masing produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Bangunan Wiki Koffie Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Tidak terkecuali usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menggandrungi dan menyadari bahwa memiliki bisnis sendiri merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner baik yang berorientasi pada makanan, roti

BAB I PENDAHULUAN. waktu untuk bersantai dalam menyelesaikan pekerjaannya, yang kemudian mendirikan usaha dibidang penyediaan makan atau restoran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen.

ARDITHA YUSPENTIA, 2015 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN MENU A LA CARTE DI SAUNG BEUREUM KARAWANG MELALUI PENERAPAN MENU ENGINEERING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk menjadi pemenangnya. Begitu juga di dunia bisnis, seluruh perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Banyak negara-negara didunia menjadikan pariwisata sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner di beberapa tahun belakangan ini seperti

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan langsung dengan ibu kota negara Indonesia, DKI Jakarta yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia atau basic needs.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dijelaskan pada bab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia dijadikan komoditi andalan dalam membantu meningkatkan kelangsungan pemasukan ekonomi Negara. Wisata di dunia akan menjadi daya tarik tersendiri dan akan terus menerus meningkat setiap tahunnya karena pada umumnya pariwisata sudah menjadi kebutuhan hidup manusia. Maka dari itu pariwisata dapat membawa banyak dampak positif dengan ditingkatkannya sumber atau potensi yang ada untuk dijadikan kegiatan ekonomi seperti halnya memperluas pembangunan devisa, memperluas kesempatan lapangan kerja bagi masyarakat setempat, dan juga dapat mendorong pembangunan daerah. Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, di jelaskan bahwa kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan Negara sebagai interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha. Dewasa ini pariwisata di Indonesia juga berkembang cukup pesat. Baik dari segi objek daya tarik wisata, prasarana wisata, sarana wisata, infrastruktur wisata, maupun masyarakat dan lingkungan yang menjadi daya tarik wisatawan. Indonesia sudah cukup baik dalam mengelola pariwisata di Nusantara, sehingga dapat membuat wisatawan tertarik untuk berwisata dan menikmati keindahan alamnya. Potensi sumber daya wisata alam, budaya dan buatan yang dimiliki Indonesia merupakan suatu daya tarik yang mampu menarik kedatangan wisatawan, baik itu wisatawan nusantara ataupun mancanegara. Pariwisata dalam negeri juga mencapai pertumbuhan positif dengan bertambahnya perjalanan dan pengeluaran wisatawan lokal. Semakin banyak jumlah 1

kunjungan, keberhasilannya akan semakin baik. Pertumbuhan wisatawan Nusantara inilah yang perlu diperhatikan karena memiliki peran yang sangat besar dalam menumbuhkan dan mengembangkan objek-objek wisata yang ada. Pariwisata tidak bisa lepas dari kehadiran produk kuliner sebagai pendukung kegiatan wisata. Berangkat dari meningkatnya faktor permintaan, perlahan produk pelapis ini bertransformasi ke dalam sebuah bentuk wisata yang tidak hanya berkutat dalam hal berkonsumsi, akan tetapi mencakup cara makan, penyajian hidangan, sampai berfungsi sebagai media interpretatif (Warta Pariwisata:2007). Kota Bandung adalah salah satu kota di Indonesia yang berkembang dengan baik dalam menjalankan operasional kepariwisataan, terutama dalam bidang kuliner. Banyak orang luar kota datang ke kota ini hanya untuk menikmati kuliner-kuliner unik dan khas Kota Bandung. Begitu banyak tempat makan dan minum yang bermunculan di kota ini, sehingga membuat para pengusaha kuliner berpikir lebih cerdas lagi dalam mensiasati market pasar agar tetap digandrungi oleh konsumen. Tidak hanya restoran berkelas saja yang diminati banyak konsumen, tapi café dan warung-warung kaki lima pun mampu bersaing karena cita rasa unik yang menjadi ciri khas. Pertumbuhan ini mendorong banyak entrepreneur muda yang ingin mencoba membuka usaha kuliner baru dan berani bersaing dengan usaha-usaha kuliner yang sudah maju. Dapat disimpulkan bahwa Bandung merupakan daerah yang sangat kaya akan kulinernya. Berikut adalah data statistik perkembangan kunjungan Wisatawan yang datang ke kota Bandung pada tahun 2012-2013: 2

Tabel 1.1 Jumlah Data Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara Ke Kota Bandung Tahun 2012-2013 No Keterangan 2012 2013 Satuan 1 A. Jumlah pengunjung melalui gerbang tol 32.587.386 33.731.385 orang B. Jumlah pengunjung melalui bandara, stasiun, terminal 80.501.064 83.838.979 orang Jumlah 113.088.450 117.570.364 orang 2 Wisatawan yang datang melalui pintu gerbang kedatangan A. Wisatawan mancanegara 176.855 176.432 orang B. Wisatawan nusantara 5.080.584 5.388.292 orang Jumlah Wisatawan 5.257.439 5.564.724 orang Jumlah Keseluruhan 118.345.889 123.135.088 orang Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung2014 Berdasarkan data diatas, dapat dilihat adanya peningkatan jumlah wisatawan asing maupun domestik yang datang ke Kota Bandung, terjadi peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan jumlah pengunjung yang datang ke Kota Bandung yaitu sebesar 4.789.199 orang. Pariwisata dan makanan merupakan kombinasi yang sesuai, manakala eksis dari kegiatan pariwisata selalu membutuhkan makanan, sesuai dengan fitrah manusia atau wisatawan yang selalu tidak bisa berhenti berkonsumsi. Jargon eating and tourism always go hand in hand diantaranya dibuktikan dari keberadaan berbagai fasilitas pendukung wisata seperti restoran, café, bar atau bahkan warung kaki lima (Ervi Virna:2007). Restoran merupakan salah satu tujuan konsumen dalam memenuhi hasrat kulinernya. Restoran adalah suatu tempat makan atau minum yang diorganisasi secara 3

komersil, yang di dalamnya melakukan pelayanan yang baik kepada tamu yang bertujuan untuk membuat tamu merasa puas dan senang sehingga tamu tersebut berkeinginan menjadi pelanggan setia restoran tersebut. Salah satu kawasan di kota Bandung yang menjadi incaran kuliner adalah kawasan Jln. Bojong Koneng. Di kawasan ini memang tidak terdapat banyak tempat wisata kuliner tetapi ada beberapa café dan restoran yang cukup berkembang dengan baik. Adanya pilihan café dan resto di kawasan Bojong Koneng, maka hal ini akan menimbulkan suatu pilihan bagi konsumen. Konsumen memiliki bargain power yang lebih tinggi dibandingkan penyedia jasa sehingga konsumen memiliki keleluasaan untuk memilih di restoran dan Café mana ia akan makan, dengan banyaknya pilihan akan sulit membangun loyalitas. Penilaian bagus atau tidaknya sebuah restoran tidak hanya berkutat hanya pada kualitas dan kuantitas makanan saja. Faktor-faktor penentu nilai bagus tidaknya restoran yang dinamakan Meal Experience (pengalaman makan) juga cukup berpengaruh.meal Experience adalah suatu pengalaman makan yang dimiliki oleh setiap orang dan memiliki ekspektasi dalam pengalamannya, seperti yang dikemukakan oleh Davis (1992:24). Saat ini, makanan yang enak dan layanan yang memuaskan tidak lagi cukup bagi konsumen yang menginginkan pengalaman makan yang tidak terlupakan saat makan di restoran atau Café tersebut. Pengalaman makan di restoran atau Café disebut Meal Experience. Cousins, Fosket dan Gillespie (2002) menyatakan bahwa variabel-variabel yang menjadi bagian dari produk restoran yang juga mempengaruhi Meal Experience antara lain makanan dan minuman (food and drink), suasana (atmosphere), kebersihan (cleanliness), tingkat pelayanan (level of service), dan harga (price). Sukses sebuah restoran tidak hanya dinilai dari rasa makanan atau minumannya saja, melainkan juga suasana (atmosphere), kebersihan (cleanliness), tingkat pelayanan (level of service), harga (price). Untuk itu, pihak restoran harus bisa 4

mengemas elemen-elemen tersebut menjadi Meal Experience yang positif dan konsumen merasa puas juga menciptakan loyalitas pada konsumen. Menurut Kotler, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesan terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Jadi, kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja berada dibawah harapan maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan amat puas atau senang. Salah satu Restoran yang berada di kawasan Bojong Koneng adalah De Tuik Resto and Resort. De Tuik Resto and Resort berlokasi di Jl. Bojong Koneng Atas, Kampung Haur Cikutra Bandung. Resto ini terletak di lereng Bandung Timur, dengan pemandangan kota Bandung yang sangat indah terutama di malam hari. Restoran ini melayani berbagai event seperti gathering, outbound, camping, wedding dan lain sebagainya. Tabel 1.2 Jumlah konsumen di D Tuik Resto and Resort Bandung No Bulan Total Jumlah Konsumen 1 JUNI 2013 8,421 2 JULI 11,247 3 AGUSTUS 9,654 4 SEPTEMBER 10,645 5 OKTOBER 10,021 6 NOPEMBER 8,954 7 DESEMBER 12,349 8 JANUARI 2014 8,375 9 PEBRUARI 7,875 10 MARET 7,797 11 APRIL 7,446 12 MEI 6,195 TOTAL 108,979 Sumber: Pra-Penelitian (De Tuik Resto and Resort) 2014 5

Berdasarkan tabel 1.2 terlihat bahwa jumlah konsumen secara umum mengalami turun naik dalam waktu setahun. Angka konsumen terbesar terlihat di Bulan Juni 2013 dan Januari 2014 yang merupakan hari dimana bulan-bulan tersebut adalah masa liburan terutama bagi anak-anak yang sedang menikmati liburan sekolahnya. Sedangkan angka terburuk terjadi di bulan April dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan ketika menginjak bulan Mei. Gambar 1.3 Grafik Jumlah Pengunjung D Tuik Resto and Resort Bandung Juni 2013 - Mei 2014 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 Jumlah Konsumen Column1 Sumber: Data De Tuik Resto and Resort Bandung 2013-2014 Berdasarkan gambar 1.3 bahwa hasil pra-penelitian yang dilakukan melalui proses wawancara dan keterangan data dari jumlah konsumen yang datang di De Tuik Resto and Resort Bandung pada tahun 2013-2014 terjadi penurunan atau fluktuasi, dikarenakan adanya komplain ketidakpuasan yang dirasakan konsumen terhadap pengalaman makan yaitu adanya masalah mengenai standard rasa makanan dan minuman yang terkadang berubah, dan masalah mengenai pelayanan adalah penyajian makanan yang cukup lama sehingga membuat tamu lama menunggu. 6

Saat konsumen berhubungan dengan suatu produk atau jasa, ada unsur penting yang terlibat di dalam proses interaksi ini, yaitu pengalaman konsumen. Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk mengajukan penelitian yang berjudul Analisis Meal Experience terhadap Kepuasan Konsumen pada De Tuik Resto and Resort. 2.1. Identifikasi dan Rumusan Masalah Pelanggan dewasa ini sulit dipuaskan. Mereka lebih cerdas, lebih sadar harga, lebih menuntut, kurang memanfaatkan, dan didekati oleh banyak pesaing dengan tawaran yang sama atau yang lebih baik. Tantangannya bukan menghasilkan pelanggan-pelanggan yang puas, beberapa pesaing dapat melakukan itu. Tantangannya adalah menghasilkan pelanggan-pelanggan yang loyal. Fenomena yang terjadi pada industri restoran dan café adalah sulitnya pembentukan loyalitas konsumen karena tersedia berbagai pilihan sehingga konsumen memiliki bargain power yang lebih tinggi. Untuk itu, pengelola Restoran dituntut untuk senantiasa menerapkan strategi pemasarannya agar tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara konsumen dan pengelola melalui sentuhan emosional yaitu dengan strategi penciptaan Meal Experience (pengalaman makan) yang memorable. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan beberapa produk permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran meal experience yang dirasakan konsumen di De Tuik Resto and Resort Bandung? 2. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen setelah melakukan Meal Experience di De Tuik Resto and Resort Bandung? 3. Bagaimana pengaruh Meal Experience terhadap kepuasan konsumen di De Tuik Resto and Resort Bandung? 3.1. Tujuan Penelitian 7

Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan dari diadakannya penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui gambaran meal experience yang konsumen rasakan di De Tuik Resto and Resort Bandung. 2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen yang dirasakan setelah melakukan Meal Experience di De Tuik Resto and Resort Bandung. 3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan oleh Meal Experience terhadap kepuasan konsumen. 4.1. Kegunaan Penelitian Berdasarkan data yang telah didapatkan dan tujuan dari dilakukannya penelitiannya ini maka diharapkan kegunaan dari penulisan penelitian ini adalah: 4.1.1. Kegunaan Ilmiah a. Penelitian ini berguna untuk memberikan sumbangan pemikiran dan menambah informasi mengenai ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran mengenai dunia hospitality dan kuliner. b. Penerapan experiental marketing pada usaha restoran melalui Meal Experience yang terdiri dari makanan dan minuman (food and drink), suasana (atmosphere), kebersihan (cleanliness), tingkat pelayanan (level of service), harga (price) yang diperoleh oleh konsumen dapat memberikan ukuran terhadap kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan dan dapat berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. 4.1.2. Kegunaan Praktis a. Penelitian ini memberikan sumbangan sebagai bahan kajian bagi manajemen/ praktisi di bidang usaha Café/Resto, mengenai strategi pemasaran yang dikembangkan. 8

b. Untuk mengetahui kebijakan pemasaran apa yang harus dikembangkan oleh manejemen, sehubungan dengan hasil analisis Meal Experience. 9