Sifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET

ANALISIS SIFAT FISIKO KIMIA NUGGET RAJUNGAN (PORTUNUSPELAGICUS) DENGAN BERBAGAI JENIS TEPUNG SEBAGAI BAHAN PENGISI

METODE. Waktu dan Tempat

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

SIFAT ORGANOLEPTIK NUGGET DAGING BROILER MENGGUNAKAN TEPUNG TEMPE. Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN DAGING BAKSO. Materi 3b TATAP MUKA ke 3 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Key words: chicken nuggets, broiler chicken livers, the fat content, elasticity, flavour

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

KAJIAN SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS FILLER TERHADAP SOSIS DAGING BABI

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET GURAMI DENGAN MENGGUNAKAN PATI GARUT, MAIZENA, DAN TAPIOKA SEBAGAI FILLER PROPOSAL SKRIPSI

SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET MENGGUNAKAN TEPUNG YANG BERBEDA (Physic and organoleptic characteristic of beef nugget using different flour)

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2017, Hal Vol. 12 No. 1 ISSN :

HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA DENGAN TEPUNGBIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)terhadap KUALITAS KIMIA NUGGET DAGING AYAM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FORMULASI PEMBUATAN NAKEN BALLS BERBAHAN DASAR DAGING AYAM DAN JANTUNG PISANG SEBAGAI SUMBER SERAT PANGAN

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG JAGUNG TERHADAP PRODUKSI NUGGET DAGING AYAM

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dari suatu makanan yang

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

Penambahan Bahan Pengikat pada Nugget Itik Serati (The Addition of Binder Matter on Waterfowls Nugget)

e jurnal boga online 3 new 3, yudisium bulan oktober 2014 hal

METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

STUDI TENTANG PENAMBAHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) TERHADAP KUALITAS KIMIA NUGGET AYAM

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA DENGAN BEBERAPA JENIS TEPUNG TERHADAP MUTU MAKANAN MPEK-MPEK PALEMBANG

Kata kunci: nugget ayam, hati ayam, vitamin A, zat besi, kesukaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DAN SNACK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. hewani. Selain sebagai komoditi ekspor, ikan juga banyak dikonsumsi oleh

I PENDAHULUAN. nugget yang relatif mahal. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif nugget yang

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Rumusan Malah,

PENGGUNAAN TEPUNG TALAS BOGOR (Colocasia esculenta L. Schott) TERHADAP SIFAT FISIK DAN AKSEPTABILITAS NAGGET AYAM PETELUR AFKIR

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penggunaan Berbagai Bahan Pengisi pada Nugget Itik Air (The Application of Various Voluminous Matter on Waterfowls Nugget)

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

PEMBUATAN MI KERING DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TULANG CEKER AYAM DRY NOODLE MAKING BY CHICKEN METATARSAL MEAL ADDITION ABSTRACT

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

KOMBINASI TEPUNG TAPIOKA DENGAN PATI SAGU TERHADAP MUTU BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN

PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh manusia dan termasuk salah satu bahan pangan yang sangat

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2016, VOL.16, NO.2

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

KARAKTERISASI SIFAT FISIKO-KIMIA DAN SENSORI COOKIES DARI TEPUNG KOMPOSIT (BERAS MERAH, KACANG MERAH DAN MOCAF)

Karakteristik Dendeng Ayam Broiler Pada Berbagai Suhu dan Lama Pengeringan

PENGARUH PEMBERIAN TELUR ITIK DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP MUTU BAKSO BELUT (Monopterus albus) ELITA

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

PENGARUH JUMLAH WORTEL DAN LAMA PENGUKUSAN TERHADAP MUTU NUGGET

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2014, bertempat di

PENGARUH PENAMBAHAN BIT (Beta vulgaris L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORI SOSIS NABATI

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

PEMANFAATAN TEPUNG DAGING TULANG LEHER AYAM PEDAGING PADA PEMBUATAN MAKANAN RINGAN (SNACK) UNTUK MENINGKATKAN NILAI GIZI SKRIPSI SENDY ARINAHATIEN

Studi Subtitusi Tepung Tapioka dengan Tepung Maizena Terhadap Kualitas Fisik Kamaboko Ikan Belut ( Synbrancus bengalensis)

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

PENGARUH PENGGUNAAN RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA TERHADAP MUTU NUGGET IKAN GABUS (Channa striata) Oleh:

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

TINJAUAN PUSTAKA. yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian

KARAKTERISASI DAGING SINTETIS DARI PERLAKUAN KONSENTRAT KEDELAI, TEPUNG TERIGU DAN METODE PEMASAKAN

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU KERUPUK IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii)

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

METODE. Waktu dan Tempat

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

ANALISIS ORGANOLEPTIK PADA HASIL OLAHAN SOSIS IKAN AIR LAUT DAN AIR TAWAR

PENGARUH SUBSTITUSI OAT BRAN PADA SOSIS TEMPE TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN SENSORIS

PENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan

PENGARUH KONSENTRASI GARAM TERHADAP KADAR PROTEIN DAN KUALITAS ORGANOLEPTIK TELUR PUYUH ASIN. Oleh: Gusti Marni, Erismar Amri, Meliya Wati

PENGARUH RASIO TEPUNG KOMAK DENGAN TEPUNG TERIGU DAN PENGGUNAAN PUTIH TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK BROWNIES YANG DIHASILKAN

Keywords : Fish Protein Concentrate, Pangasius hypophthalmus, Hump Banana Nugget, Consumer Acceptance and Chemical Composition

Transkripsi:

Sifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda Chemical Properties and Palatability of Chicken Nugget Using Difference Type and Concentration of Substance Iis Yuanita dan Lisnawaty Silitonga Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya E-mail : yuanita_iis@yahoo.com Diterima : 1 Maret 2014. Disetujui : 8 Mei 2014 ABSTRACT The purpose of this study is to know the influence of type and concentration of substance of chicken nugget to chemical content and nugget palatability. This research was done by using three types of substance. Those are maizena, tapioca and wheat; three concentrations, those are 0%, 1.5%, 2.5%. The result of this research was the chemical nugget product quality with different types and concentration has variation. The highest water content was found in nugget with 2.5 % tapioca, and the lowest was in nugget maizena 2.5%. Meanwhile, the highest ash content was in nugget maizena 1.5% and the lowest was in nugget without any substance (0%). The highest protein content was in nugget without any susbstance (0%) and the lowest was in wheat nugget 2.5%. For each highest and lowest fat contents was on maizena 1.5% and wheat nugget 2.5%, while the highest carbohydrate content was in maizena 1.5% and the lowest was in nugget without any substance (0%). Preference test showed that nuggets with maizena, tapioca and wheat as substances on different concentration relatively were liked and acceptable, all product color, texture, solidness, smell and taste. It was concluded that nugget with 1.5% maizena as substance has the best chemical quality among the treatments. Key words : chicken nugget, substance, chemical properties, organoleptic ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi bahan pengisi nugget ayam terhadap sifat kimia dan palatabilitas nugget. Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) jenis bahan pengisi, yaitu tepung maizena, tapioka dan terigu dan 3 (tiga) konsentrasi bahan pengisi, yaitu sebesar 0%, 1,5%, dan 2,5%. Hasil dari penelitian ini adalah kualitas kimia produk nugget dengan jenis dan konsentrasi bahan pengisi yang berbeda memiliki nilai bervariasi, dimana kadar air tertinggi terdapat pada nugget tapioka 2,5% dan terendah pada nugget maizena 2,5%. Sedangkan kadar abu tertinggi terdapat pada nugget maizena 1,5% dan terendah pada nugget tanpa bahan pengisi (0%). Kadar protein tertinggi terdapat pada nugget tanpa bahan pengisi (0%) dan terendah pada nugget terigu 2,5%. Untuk kadar lemak tertinggi dan terendah masing-masing terdapat pada maizena 1,5% dan nugget terigu 2,5%. Sedangkan kadar karbohidrat tertinggi terdapat pada nugget maizena 1,5% dan terendah nugget tanpa bahan pengisi (0%). Uji kesukaan menunjukkan bahwa nugget dengan jenis bahan pengisi maizena, tapioka dan terigu pada berbagai konsentrasi relatif sama disukai dan dapat diterima baik warna, tekstur, kekerasan, bau dan rasa produk nugget. Sehingga dapat disimpulkan Nugget dengan bahan pengisi tepung maizena 1,5% memiliki kualitas kimia terbaik diantara perlakuan. Kata kunci : nugget ayam, bahan pengisi, sifat kimia, organoleptik PENDAHULUAN Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif cepat rusak sehingga merupakan masalah yang serius dalam industri daging. Masalah ini timbul karena pada umumnya daging 1 Yuanita & Silitonga. Sifat kimia dan palatabilitas

sudah dikenal sebagai media yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroorganisme termasuk bakteri pembusuk. Kerusakan daging yang terlalu cepat harus dicegah dengan berbagai alternatif pengolahan dan pengawetan. Berbagai usaha untuk mencegah kerusakan daging yang cepat telah dilakukan antara lain secara fisik dan kimia. Usaha mencegah kerusakan sekaligus untuk penganekaragaman produk daging ayam salah satunya adalah dengan mengolah daging ayam menjadi nugget. Nugget adalah suatu bentuk olahan daging yang diberi bumbu, dicampur dengan bahan pengikat kemudian dicetak menjadi bentuk tertentu dan dilumuri dengan tepung roti (coating) kemudian digoreng. Proses pembuatan nugget memerlukan bahan pengemulsi untuk kestabilan adonannya, bahan pengemulsi yang berperan dalam adonan adalah protein yang berfungsi sebagai pengikat lemak dan air dalam suatu sistem emulsi. Salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan nugget adalah tepung. Fungsi tepung adalah sebagai bahan pengisi dan pengikat untuk memperbaiki stabilitas emulsi, menurunkan penyusutan akibat pemasakan, memberi warna yang terang, meningkatkan elastisitas produk, membentuk tekstur yang padat dan menarik air dari adonan. Tepung pati dapat meningkatkan daya mengikat air karena kemampuan menahan air selama proses pengolahan dan pemanasan. Tepung dapat mengabsorpsi air 2-3 kali lipat dari berat semula. Oleh karena sifat tersebut, maka adonan akan menjadi lebih besar (Ockerman, 1983). Bahan pengisi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah maizena, tapioka dan terigu. METODE PENELITIAN Materi yang digunakan adalah daging ayam segar, tepung maizena, tepung tapioka, tepung terigu, susu skim, minyak jagung, minyak goreng serta bumbu-bumbu (bawang putih, lada, garam dan gula). Sedangkan alat yang dipergunakan adalah kompor, alat penggiling, timbangan, alat penggoreng dan peralatan lainnya. Metode pembuatan nugget yang digunakan merupakan aplikasi dari Elingosa (1994) dan Maghfiroh (2000). Daging giling (100 g) dicampur dengan maizena, susu skim (3,5 g), minyak jagung (3 g), es (25 g), bawang putih (2 g), lada (1 g), garam (2 g), gula (1,5 g) dan Monosodium Glutamat (0,1 g). Adonan dicetak dengan loyang dan dimasukkan dalam lemari es selama 30 menit. Kemudian adonan di potong-potong, dicelupkan dalam perekat tepung yang terbuat dari campuran 80 g maizena dan 100 ml air. Setelah itu nugget dilumuri dengan tepung roti dan dilakukan penggorengan. Variabel yang diamati adalah kualitas kimia dan uji organoleptik. Kualitas kimia meliputi : kadar air, kadar protein (metode kjeldahl), kadar lemak (metode gravimetri), kadar karbohidrat (metode luff-schoorl). Uji organoleptik yang digunakan adalah uji hedonik dan uji mutu hedonik. Pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan dan kesan produk terhadap warna, tekstur, kekenyalan, bau dan rasa. Kisaran nilai yang digunakan adalah 1-6 dengan jumlah panelis tidak terlatih 31 orang. Skala nilai yang digunakan adalah: 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = agak tidak suka, 4 = agak suka, 5 = suka, 6 = sangat suka. Analisis kimia menggunakan nugget setengah matang dan untuk analisis palatabilitas menggunakan nugget matang. Data komposisi kimia setiap perlakuan hanya ditampilkan secara komposit, yaitu tidak diuji secara statistik, sedangkan palatabilitas diuji dengan statistik non parametrik. HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Kimia Nugget Ayam Tabel 1 menunjukkan komposisi kimia produk nugget dengan jenis dan konsentrasi bahan pengisi yang berbeda hasil penelitian. Komponen utama di dalam makanan yang mempengaruhi penampakan tekstur dan citarasa adalah air. Winarno (1997) menyatakan bahwa kandungan air dalam bahan makanan menentukan tingkat kesegaran dan daya simpan bahan tersebut. Kadar air nugget dengan bahan pengisi tepung maizena cenderung menurun dengan meningkatnya konsentrasi tepung. 2 Yuanita & Silitonga. Sifat kimia dan palatabilitas

Tabel 1. Komposisi kimia produk nugget penelitian Kualitas Kimia (%) Jenis Bahan Konsentrasi Bahan Pengisi Nugget (%) Pengisi Nugget 0 1,5 2,5 Kadar Air Maizena 26,57 29,94 20,49 Tapioka 27,09 24,33 32,42 Terigu 27,68 21,48 27,79 Kadar Abu Maizena 8,42 8,42 6,78 Tapioka 7,15 5,58 7,42 Terigu 5,06 6,64 8,08 Protein Maizena 36,56 28,44 29,14 Tapioka 38,10 27,87 29,70 Terigu 36,84 28,86 25,21 Lemak Maizena 6,50 7,19 6,98 Tapioka 6,48 6,73 5,89 Terigu 6,04 6,07 5,48 Karbohidrat Maizena 2,16 15,48 4,23 Tapioka 4,32 10,98 7,02 Terigu 8,72 6,48 11,88 Sumber: Hasil Uji Laboratorium Dasar MIPA Unlam (2013) Sedangkan untuk jenis tepung tapioka dan terigu cenderung meningkat pada konsentrasi tertinggi (2,5%). Berdasarkan hasil uji laboratorium diperoleh kadar air terendah terdapat pada perlakuan nugget dengan jenis bahan pengisi tepung maizena 2,5% (20,49%), sedangkan tertinggi pada perlakuan nugget dengan jenis bahan pengisi tepung tapioka 2,5% (32,42%). Pengikatan air oleh tepung dipengaruhi oleh gugus hidrofilik molekul pati sesuai kelembaban udara di sekitarnya. Selain itu, ada interaksi antara pati dan protein sehingga air tidak dapat diikat lagi secara sempurna karena protein yang seharusnya mengikat air digunakan untuk mengikat pati. Pengikatan air oleh pati dipengaruhi oleh kandungan amilosa, semakin tinggi amilosa maka pati akan bersifat kering dan mengandung air sedikit. Menurut Fennema (1996), kadar amilosa pada tepung terigu yaitu 28%, tapioka 17% dan maizena 24%. Produk pangan selain mengandung bahan organik dan air, juga mengandung mineral (bahan anorganik). Pada tabel 1 dapat dilihat terdapat kecenderungan peningkatan kadar abu pada nugget dengan tepung tapioka dan terigu seiring meningkatnya konsentrasi tepung hal ini menunjukkan bahwa terdapat penambahan kadar abu yang terdapat dalam tepung. Sedangkan pada nugget dengan tepung maizena memiki kandungan abu yang tinggi (6,78-8,42%) namun sedikit menurun dengan meningkatnya konsentrasi tepung maizena yang ditambahkan. Kandungan abu tertinggi pada perlakuan nugget dengan pengisi tepung maizena1,5% sedangkan terendah pada nugget dengan tapioka 1,5%. Menurut Direktorat Gizi Depkes (1995), kadar abu tepung maizena 0,7%, terigu 0,5% dan tapioka 0,3%. Selain itu kadar abu diduga dipengaruhi oleh kandungan mineral daging dan kadar abu bahan lain seperti garam dan MSG. Menurut Winarno (1997), protein merupakan zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena berfungsi sebagai bahan bakar, zat pembangun dan zat pengatur tubuh. Pada Tabel 1 menunjukkan kadar protein dalam nugget dengan jenis bahan pengisi yang berbeda relatif sama pada konsentrasi yang sama. Kandungan protein pada tepung maizena dan tapioka masing-masing hanya 0,3 dan 0,5% (Direktorat Gizi Depkes, 1995), sehingga tidak mempengaruhi dalam peningkatan protein produk. Terdapat kecenderungan penurunan kadar protein dengan meningkatnya konsentrasi tepung. Hal ini diduga disebabkan oleh protein yang larut air dalam daging ayam yang tinggi, mengalami penyusutan dan denaturasi akibat pemanasan/pengukusan produk nugget. Koefisien variasi kadar protein produk adalah 8% (Lloyd et al., 1978), 3 Yuanita & Silitonga. Sifat kimia dan palatabilitas

sehingga dapat dinyatakan bahwa nugget dengan bahan pengisi yang berbeda pada konsentrasi yang sama adalah tidak berbeda. Lemak merupakan zat makanan yang penting karena dapat menghasilkan energi bagi tubuh manusia (Winarno, 1997). Menurut Lloyd et al. (1978), koefisien variasi kadar lemak sebesar 15% sehingga kadar lemak semua jenis nugget perlakuan tidak berbeda. Hal ini menunjukkan penambahan tepung tidak mempengaruhi kadar lemak produk nugget, diduga disebabkan oleh kandungan lemak pada ketiga jenis tepung rendah (maizena 0%, tapioka 0,3% dan terigu 1,3%) (Direktorat Gizi Depkes, 1995). Karbohidrat di dalam tubuh digu8nakan untuk mencegah terjadinya pemecahan protein tubuh yang berlebihan, mencegah kehilangan mineral dan membantu metabolism lemak dan protein. Kadar karbohidrat nugget dengan bahan pengisi tepung maizena 1,5% memiliki nilai tertinggi di antara perlakuan yaitu 15,48%, sedangkan terendah terdapat pada nugget tanpa penambahan bahan pengisi yaitu 2,16%. Hal ini diduga disebabkan kandungan karbohidrat pada tepung maizena relatif tinggi yakni 85% (Direktorat Gizi Depkes, 1995). Terdapat kecenderungan peningkatan kadar karbohidrat dengan menambah bahan pengisi berupa tepung, hal ini dapat disebabkan oleh penambahan kadar karbohidrat dari tepung, dimana menurut Direktorat Gizi Depkes (1995) kandungan karbohidrat tepung maizena, tapioka dan terigu masing-masing adalah 85,0%, 86,9% dan 77,3%. Penggunaan bahan pengikat, yaitu susu skim bertujuan untuk meningkatkan daya ikat air dan emulsifikasi lemak sehingga produk nugget ayam yang dihasilkan tetap kompak. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh banyaknya lemak dan daya emulsi bahan pengikat serta imbangan protein dan lemak dalam nugget. Palatabilitas nugget ayam Uji hedonik atau uji kesukaan termasuk dalam kelompok uji penerimaan. Pada uji hedonik, panelis dapat mengungkapkan kesukaannya pada produk nugget ayam. Hasil uji hedonik nugget ayam dengan bahan pengisi tepung serta konsentrasi yang berbeda terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Data uji hedonik nugget ayam Jenis Bahan Konsentrasi Bahan Pengisi Peubah Pengisi 0 1,5 2,5 Tepung Maizena Warna 5,10 5,23 5,12 Tekstur 5,13 5,38 5,40 Kekerasan 5,15 5,33 5,10 Bau 5,45 5,45 5,52 Rasa 5,23 5,21 5,33 Tepung Tapioka Warna 5,00 5,07 5,05 Tekstur 5,25 5,19 5,28 Kekerasan 5,22 5,29 5,44 Bau 5,11 5,31 5,23 Rasa 5,20 5,23 5,29 Tepung Terigu Warna 5,21 5,32 5,32 Tekstur 5,14 5,26 5,22 Kekerasan 5,28 5,26 5,37 Bau 5,35 5,49 5,50 Rasa 5,20 5,38 5,43 4 Yuanita & Silitonga. Sifat kimia dan palatabilitas

Hasil pengujian menunjukkan secara keseluruhan dari pengamatan warna, tekstur, kekerasan, bau dan rasa pada tingkat suka. Hal ini berarti produk nugget ayam dengan tepung maizena berbagai konsentrasi disukai panelis. Warna, tekstur, kekerasan, bau dan rasa secara umum dipengaruhi oleh komponen daging, bumbu dan bahan pengisi. Tepung maizena, tapioka dan terigu yang menjadi bahan pengisi nugget diberikan dalam konsentrasi yang relatif sedikit (maksimal 2,5%) sehingga tidak memberikan pengaruh banyak terhadap warna, tekstur, kekerasan, bau dan rasa. Hal ini menyebabkan tingkat kesukaan panelis terhadap produk nugget relatif tidak berbeda yaitu kategori suka. KESIMPULAN Kualitas kimia produk nugget dengan jenis dan konsentrasi bahan pengisi yang berbeda memiliki nilai bervariasi, dimana kadar air tertinggi terdapat pada nugget tapioka 2,5% dan terendah pada nugget maizena 2,5%. Sedangkan kadar abu tertinggi terdapat pada nugget maizena 1,5% dan terendah pada nugget tanpa bahan pengisi (0%). Kadar protein tertinggi terdapat pada nugget tanpa bahan pengisi (0%) dan terendah pada nugget terigu 2,5%. Untuk kadar lemak tertinggi dan terendah masing-masing terdapat pada maizena 1,5% dan nugget terigu 2,5%. Sedangkan kadar karbohidrat tertinggi terdapat pada nugget maizena 1,5% dan terendah nugget tanpa bahan pengisi (0%). Uji kesukaan menunjukkan bahwa nugget dengan jenis bahan pengisi mjaizena, tapioka dan terigu pada berbagai konsentrasi relatif sama disukai dan dapat diterima baik warna, tekstur, kekerasan, bau dan rasa produk nugget. Nugget dengan bahan pengisi tepung maizena 1,5% memiliki kualitas kimia yang terbaik diantara perlakuan. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Gizi Depkes RI. 1995. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bharata Karya Aksara. Jakarta. Elingosa, T. 1994. Pembuatan fish nugget dari ikan tenggiri. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor. Llyod, L.E, B.E. McDonald and E.W. Crampton. 1978. Rundamentals of Nutrition. 2 nd Ed. W.H. Freeman and Company. San Francisco. Maghfiroh, I. 2000. Pengaruh penambahan bahan pengikat terhadap karakteristik nugget dari ikan patin (Pangasius hipothalmus). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor. Ockerman HW. 1983. Chemistry of Meat Tissue. Ed. 10 Ohio: Departemen of Animal Science. The Ohio State University and The Ohio Agrucultural The Research and Departement Centre. Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia. Jakarta. 5 Yuanita & Silitonga. Sifat kimia dan palatabilitas