BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan statistik deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjelaskan karakteristik sampel terutama yang mencakup nilai rata-rata (mean),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Obyek penelitian ini adalah profitabilitas perbankan syariah yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. & investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Retail adalah penjualan dari sejumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudah dipahami dan diinterprestasikan. Pengujian ini bertujuan untuk

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

Transkripsi:

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.Analisis Data dan Pembahasan 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini bertujuan untuk memberikan penjelasan serta gambaran terkait dengan data yang digunakan dalam penelitian ini, data variabel yang digunakan variabel ekonomi makro yang meliputi sebagai berikut: Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika, Harga Emas Dunia dan Inflasi. Tabel 4.1 Tabel Statistika Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation RETURN 60-21 68 3,92 14,150 OIL 60 712786 1311015 958894,12 168996,675 KURS 60 9032 12938 10414,92 1219,742 GOLD 60 340412 672094 474298,80 63998,843 INFLASI 60 3 9 5,63 1,557 Valid N (listwise) 60 Pada variabel dependen yaitu return saham, dengan nilai return terendah sebesar -21,23% dan nilai maksimum sebesar 68,26%. Lalu nilai rata-rata return saham ialah sebesar 3,92% dengan nilai standar deviasi return saham sektor pertambangan sebesar 14,15%. Untuk variabel independen pertama yaitu harga minyak dunia, terdapat 60 sampel yang digunakan dalam penelitian dengan nilai minyak 42

terendah sebesar Rp 712.726 dan nilai maksimum sebesar Rp 1.311.015. Lalu harga rata-rata minyak dunia ialah sebesar Rp 958.894 dengan nilai standar deviasi harga minyak mentah dunia sebesar 168996,675. Dengan melihatbesaran nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-ratanya menandakan bahwa data-data yang digunakan dalam variabel harga minyak memiliki sebaran data yang kecil dengan nilai koefisien variasi 0,176% yang didapat melalui (Std deviasi/mean). Untuk variabel independen kedua yaitu nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, dengan nilai kurs terendah sebesar 9.032 dan nilai maksimum sebesar 12.938. Lalu nilai rata-rata kurs ialah sebesar 10.414,92 dengan nilai standar deviasi harga minyak mentah dunia sebesar 1219,742. Dengan melihatbesaran nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-ratanya menandakan bahwa data-data yang digunakan dalam variabel nilai tukar rupiah memiliki sebaran data yang kecil dengan nilai koefisien variasi 0,117% yang didapat melalui (1219,742/10414.92). Untuk variabel independen ketiga yaitu harga emas dunia, dengan nilai harga emas terendah sebesar 340412 dan nilai maksimum sebesar 672094. Lalu nilai rata-rata harga emas ialah sebesar 474298,80 dengan nilai standar deviasi harga emas sebesar 63998,843. Dengan melihatbesaran nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-ratanya menandakan bahwa data-data yang digunakan dalam variabel nilai 43

harga emas memiliki sebaran data yang kecil dengan nilai koefisien variasi 0,135% yang didapat melalui (63998,843/474298,80). Untuk variabel independen keempat yaitu inflasi, nilai inflasi terendah sebesar 3,4300% dan nilai maksimum sebesar 8,7900%. Lalu nilai rata-rata inflasi ialah sebesar 5,633667% dengan nilai standar deviasi inflasi sebesar 1,5572226%. Dengan melihatbesaran nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-ratanya menandakan bahwa data-data yang digunakan dalam variabel inflasi memiliki sebaran data yang kecil dengan nilai koefisien variasi 0,276% yang didapat melalui (1,5572226%/5,633667%). 4.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas ` Uji normalitas yang dipakai untuk menguji apakah dalam model regresi baik variabel dependen atau variabel independen memiliki distribusi data yang normal atau tidak normal. Sebuah model regresi yang dikategorikan baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati keadaan normal. Dalam penelitian ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov guna mengetahui normalitas variabel independen dan dependen. Berikut disajikan hasil uji dalam tabel 4.11. 44

Tabel 4.2 Nilai Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 60 Normal Parameters a,b Std. Deviation 12,89133835 Mean 0E-7 Most Extreme Differences Absolute,100 Positive,100 Negative -,074 Kolmogorov-Smirnov Z,772 Asymp. Sig. (2-tailed),590 Dengan melihat hasil uji SPSS diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu return saham, harga minyak dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar, harga emas dunia dan inflasi memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov dengan probabilitas diatas α=0,05. Berarti data yang digunakan pada penelitian ini memiliki nilai distribusi yang normal. 4.2.2 Uji Multikoliniearitas Uji Multikoliniearitas memilki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Variabel orthogonal merupakan variabel bebas yang nilai korelasi sesama variabel bebas sama dengn 0 (nol). Hasil uji SPSS dari uji Multikoliniearitas dapat disimak pada tabel 4.3. 45

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikoliniearitas Model Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity Statistics Coefficients Coefficients B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) 20,336 17,984 1,131,263 OIL 4,576E-005,000,547 2,631,011,350 2,859 KURS -,006,002 -,504-2,624,011,409 2,442 GOLD -2,111E-005,000 -,095 -,648,520,696 1,437 INFLASI 1,880 1,343,207 1,400,167,691 1,448 Dari hasil uji Multikoliniearitas didapatkan hasil yang menyatakan bahwa semua variabel indepen dari model regresi tidak terjadi multikoliniearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF yang berada dibawah 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1. Hal ini menunjukan bahwa model regresi ini layak untuk digunakan karena tidak ditemukan variabel yang mengalami multikolinieritas. 4.2.3 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode sekarang dengan periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Jika terjadi sebuah autokorelasi maka dapat dikatan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan dengan satu sama lain. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dilakukan dengan menggunan statistic run test. 46

Guna melihat ada tidaknya digunakan uji Durbin-Watson pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Durbin-Watson Test Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,202 a,041 -,029 7,019 1,966 Oleh karena nilai Durbin-Watson 1,966 lebih besar daripada batas atas (du) 1,73, maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi positif pada model regresi. 4.2.4 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskoedadtisitas memiliki tujian untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance residual satu pengamatan ke pngamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut dngan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokoedastisitas. Pada penelitian ini guna menguji ada atau tidaknya heterokedastisitas digunakan metode analisis grafis. Deteksi ada atau tidaknya keterokedastisitas dpat dilakuakan dengan melihat ada atau tidakanya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisis grafis adalah jika ada pola tertentu seperti 47

titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi Heterokedastisitas. Jika pola tidak jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak Terjadi Hterokedastisitas. Berikut disajikan hasil Hterokedastisitas test pada gambar 4.1 dan tabel 4.5 Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot Dari hasil diatas ini terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar. Baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Selain menggunakan gambar scatterplot pada pnelitian ini juga digunakan uji statistik guna mendeteksi adanya heterokedastisitas atau tidak ada heterokedastisitas dengan uji Glejser. Berikut tersaji hasil uji Glejser pada tabel berikut. 48

Tabel 4.5Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta T Sig. (Constant) 30,403 11,598 2,622,150 OIL 1,847E-005,000,349 1,647,105 KURS -,004,001 -,519-2,647,175 GOLD -1,411E-005,000 -,101 -,672,504 INFLASI 1,312,866,229 1,515,135 4.3 Uji Hipotesis Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat bahwa koefisien parameter untuksemua variabel independent yang dipakai dalam penelitian ini tidak ada yang signifikan di tingkat α= 5% atau 0,05. hal ini dapat disimpulkan bahwa dalampersamaan regresi yang digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas. 4.3.1 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi hakikatnya diguakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependenya. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independenya menerangkan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil perhitungan koefisien determinasi tersebut dapat terlihat pada Tabel 4.6 berikut: 49

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,412 a,170,110 13,352 Dari tabel di atas nilai adjusted R square adalah sebesar 0,110 menunjukan bahwa variasi variabel independen mampu menjelaskan 11,0% variabel dependen, sedangan sisanya sebesar 89,0% dijelaskanoleh variabel lain diluar variabel independen. Pada nilai koefisien (R) adalah sebesar 0,412 menunjukan kekuatan hubugan antara variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 41,2%. 4.3.2 Uji t Uji statistik t pada dasarnya digunakan untuk menampilkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial dalam menjelaskan variasi variabel independen. Berikut hasil uji SPSS dari Uji t disajikan pada tabel 4.7 berikut. Tabel 4.7 Uji Statistik Parametrik Secara Parsial Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta T Sig. (Constant) 20,336 17,984 1,131,263 OIL 4,576E-005,000,547 2,631,011 1 KURS -,006,002 -,504-2,624,011 GOLD -2,111E-005,000 -,095 -,648,520 INFLASI 1,880 1,343,207 1,400,167 50

Dari tabel diatas dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: RETURN=20,336 + 0,547 OIL 0,504 KURS - 0,095 GOLD + 0,207 INFLASI + e Menurut hasil hipotesis yang tercantum pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa hanya variabel harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika saja yang mampu mempengaruhi return saham sektor pertambangan, karena kedua variabel ini memiliki nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,11. Sedangkan untuk variabel harga emas dunia dan inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap return saham, karena nilai signifikansi yang dimiliki oleh kedua variabel ini lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,520 untuk harga emas dan 0,167 untuk inflasi. 4.4 Pembahasan Dari persamaan regresi diatas dapat dilihat bahwa variabel independen pertama yaitu harga minyak dunia memilki pengaruh terhadap return saham, Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,011, sehingga hipotesis 1 terbukti. Hal ini dikarenakan hampir sebagian besar emiten dari sektor pertambangan bergerak di sektor sumber daya energi baik itu batu bara maupun perminyakan. Sehingga secara otomatis apabila terjadi perubahan harga minyak dapat menimbulkan dampak positif atau negatif terhadap nilai saham kedua sub sektor yang dominan pada sektor pertambangan di Indonesia. Hal ini dikarenakan batu bara dan minyak merupakan barang substitusi dikala salah satunya sedang dalam kondisi 51

harga yang tidak menguntungkan. Sehingga variabel perubahan harga minyak dunia secara signifikan berpengaruh terhadap return saham sektor pertambangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang dilakukan oleh Charles Havie (2006) da Mark A (2007). Lalu untuk variabel independen ke dua yaitu nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dapat dilihat bahwa variabel ini juga memiliki pengaruh terhadap return saham. Karena variabel nilai tukar rupiah menunjukan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,011, maka hipotesis 2 terbukti. Hal ini disebabkan karena hampir seluruh perusahaan yang ada di sektor pertambangan melakukan aktifitas ekspor dan impor untuk hasil tambangnya sehingga jika tiba-tiba terjadi perubahan nilai kurs maka mayoritas perusahaan yang ada di dalam sektor pertambangan akan merasakan dampaknya dan hal itu kemudian akan mempengaruhi nilai dan return saham perusahaan itu sendiri. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang dilakukan oleh fuadi (2009) dan Valadkhani (2006). Pada variabel independen ke tiga yaitu harga emas dunia dapat dilihat bahwa variabel ini tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Hal ini ditunjukan dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,520, sehingga hipotesis 3 tidak terbukti. Hal ini disebabkan karena hanya terdapat sedikit perusahaan yang bergerak pada subsektor pertambangan logam dan batuan mineral. Sehingga jika terjadi perubahan harga emas maka hanya terdapat sedikit perusahaan yang merasakan dampaknya dan 52

hal ini tidak akan terlalu berdampak secara kesuluruhan di sektor pertambangan. Selain itu emas juga tidak merupakan salah satu fakor yang menentukan biaya produksi perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2010) dan Gary Twite (2002). Lalu untuk variabel independen ke empat yaitu inflasi ditemukan bukti bahwa variabel ini tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Hasil ini ditunjukan dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,167. Hal ini dikarenakan rata-rata kebutuhan bahan baku produksi perusahaan yang ada di sektor pertambangan tidak sensitif terhadap perubahan inflasi karena bahan baku industri pertambangan diperoleh dengan melakukan kegiatan eksplorasi sehingga tidak bergantung pada hasil produksi sektor industri yang lain. Maka dari itu hipotesis 4 tidak terbukti. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Don Bredin, Stuart Hyde dan Gerard O reilly (2007). Dari hasil penelitian ini dapat dilihat pula harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap return saham pertambangan, jika terjadi peningkatan harga minyak dunia makan return saham juga turut meningkat pula. Sedangkan pada variabel nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh negatif pada return saham, jika terjadi penurunan nilai kurs maka return perusahaan pun akan menurun akibat terjadinya penurunan nilai saham perusahaan yang disebabkan karenan turunnya laba perusahaan. Untuk harga emas dunia dapat dilihat bahwa tidak ada pengaruh negatif pada return saham, sehinga jika terjadi 53

penurunan harga emas dunia tidak akan berdampak pada return saham pertambangan.begitu pula dengan hasil analisis inflasi tidak ditemukan adanya pengaruh positif terhadap return saham pertambangan, dikarenaka harga bahan baku sektor pertambangan tidak sensitif terhadap perubahan inflasi. 54