Sistem Penghawaan Alami Ruang Produksi Batik Barong Gung di Tulungagung

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENGHAWAAN ALAMI RUANG KELAS DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SIMULASI CFD

PENGARUH BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN SUHU PADA MASJID JAKARTA ISLAMIC CENTER

Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami

Pengaruh Bukaan Jendela Terhadap Kinerja Termal Rumah Tinggal Tipe 40 di Kota Malang, Studi Kasus Rumah Tinggal Tipe 40 di Perumahan Griya Saxophone

Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Ruang Hunian Rumah Susun Aparna Surabaya

Optimalisasi Kinerja Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang)

Sistem Ventilasi Alami sebagai Dasar Perancangan JFC Center di Kabupaten Jember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

STUDI PENGARUH ORIENTASI BUKAAN SAMPING PADA RUKO TERHADAP KONDISI TERMAL RUANGAN

Gedung Pertemuan di Kabupaten Nganjuk (Studi Pendekatan Sistem Penghawaan Alami)

PENGALIRAN UDARA UNTUK KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS DENGAN METODE SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS

KAJIAN BUKAAN TERHADAP PENDINGINAN ALAMI RUANGAN PADA BANGUNAN KOLONIAL DI MALANG

STUDI TINGKAT KENYAMANAN TERMAL RUANG TAMU KOMPLEK PERUMAHAN SERDANG RESIDENCE MEDAN SKRIPSI OLEH HENDRA

Transfer Termal pada Selubung Bangunan SMPN 1 Plandaan Jombang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. halaman belakang untuk memenuhi berbagai kenyamanan bagi para. penghuninya, terutama kenyamanan thermal. Keberadaan space halaman

Optimalisasi Penghawaan Alami Pada Bangunan Pendidikan Berlantai Banyak (Studi Kasus : Gedung F FEB UB)

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

Pengaruh Konfigurasi Atap pada Rumah Tinggal Minimalis Terhadap Kenyamanan Termal Ruang

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

Rekayasa Desain Bukaan Atap dan Dinding Untuk Meningkatkan Performa Termal Bangunan (Studi Kasus: Pendopo Agung Taman Krida Budaya Malang, Jawa Timur)

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM

PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

Jendela sebagai Pendingin Alami pada Rusunawa Grudo Surabaya

Perancangan Rumah Susun dengan Aspek Bioklimatik di Kota Malang

Investigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD

Kecepatan angin meningkat pada rasio H/W kecil dan sebaliknya Jarak >, rasio H/W < Kecepatan angin tinggi pada rongga yang dipengaruhi elevasi

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

of natural lighting as the main lighting source, homever it still needs the help of artificial lighting. Keywords: Natural lighting opening, sun shadi

PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI DAN KENYAMANAN THERMAL PADA RUMAH TINGGAL HASIL MODIFIKASI DARI RUMAH TRADISIONAL MINAHASA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

REDESAIN RUSUNAWA MAHASISWA PADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO DENGAN PENDEKATAN KENYAMANAN TERMAL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

TESIS EVALUASI KUALITAS LINGKUNGAN DALAM RUANG PADA KANTOR PT. R.T.C DARI ASPEK TERMAL DAN PENCAHAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

Ujian Tesis. DISTRIBUSI ALIRAN UDARA PADA PERUMAHAN BERPOLA GRID DI LAHAN BERKONTUR (Kampung Jacky Chan di Aceh Besar) QURRATUL AINI

Evaluasi Kenyamanan Termal pada Ruang Kelas Pondok Pesantren Daar el-huda di Kabupaten Tangerang

lib.archiplan.ugm.ac.id

Kata!kunci:!pendidikan!pariwisata,!cahaya!alami,!penghawaan!alami,!panel!surya!

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DALAM RUMAH TINGGAL DI MEDAN (STUDI KASUS KOMPLEK PERUMAHAN EVERGREEN)

PROPOSAL TUGAS AKHIR ANALISIS PENGATURAN SUHU AC (AIR CONDITIONING) TERHADAP KONSUMSI DAYA LISTRIK

PEMANFAATAN POTENSI ANGIN BAGI VENTILASI ALAMI GEDUNG BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UMS

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah

BAB III PERMASALAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. menurunkan nilai koefisien kecepatan udara (blocking effect) dalam ruang

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

ASPEK SAINS ARSITEKTUR PADA PRINSIP FENG SHUI

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

ANALISA ECOTECT ANALYSIS DAN WORKBENCH ANSYS PADA DESAIN DOUBLE SKIN FACADE SPORT HALL

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bentuk massa bangunan berdasar analisa angin dan matahari

Analisis Desain Ventilasi Alami dengan Metode Computational Fluid Dynamic Software Ansys Workbench pada Gedung Olahrga

BAB V KONSEP PERANCANGAN

TUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI SIMULASI NATURAL VENTILATION PADA BANGUNAN RUMAH TIPE 36 DENGAN MENGGUNAKAN CFD

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yang nantinya berupa angka hasil dari pencapaian suhu ruangan yang

KAJIAN PENCAHAYAAN ALAMI TERHADAP KENYAMANAN VISUAL DAN TERMAL SECARA FISIOLOGIS PADA RUANG PRODUKSI

STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING

EVALUASI KUALITAS UDARA DAN SISTEM VENTILASI PADA RUANGAN PARKIR TERTUTUP (Studi Kasus : Plaza Bandung Indah)

KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA BARAT

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

PENGARUH ELEMEN BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL PENGHUNI BAGI RUMAH KOLONIAL DI KALIANGET. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dalam maupun luar yang aman dan nyaman, sehingga. penghuninya terhindar dari keadaan luar yang berubah-ubah.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

Tempat Kebugaran Tubuh Di Surabaya

Pengoptimalan Pencahayaan Alami pada Pondok Pesantren Putri Darul Huda, Mayak, Ponorogo

PENGARUH RONGGA PADA DINDING BATAKO TERHADAP SUHU RUANG DALAM

Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo

Perancangan Wisma Atlet di Kota Malang dengan Penerapan Sistem Ventilasi Alami

PENGARUH IKLIM DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, daya kerja) dari sesuatu, kecil dengan bentuk (rupa) persis seperti yang ditiru,

Belakang Latar. yaitu. Kota. yang. dan dekat

BAB III KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang akan dilakukan pada pemahaman judul Desain Arsitektur. Tropis dalam Kaitannya dengan Kenyamanan Thermal pada Rumah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang memerlukan banyak bangunan baru untuk mendukung

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

Penghawaan Alami Pada Unit dan Koridor Rusunami The Jarrdin

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night

PENATAAN RUANG DAGANG PADA RANCANGAN KEMBALI PASAR SUKUN KOTA MALANG

Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang

KENYAMANAN TERMAL GEDUNG SETDA KUDUS

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Distribusi Pencahayaan Alami pada Gedung Menara Phinisi UNM

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

Pemilihan pohon pada areal lintas berupa pohon jenis palem sebagai pengarah, pohon peneduh diletakan pada area parkir pengunjung, sedangkan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin

Mahasiswa Tri Woro Setiati / Dosen Pembimbing Ir. I Gusti Ngurah Antaryama, PhD Dr.Eng.Ir.Dipl-Ing. Sri Nastiti N Ekasiwi, MT

BAB 1 PENDAHULUAN Urban Heat Island dan Kawasan Terbangun. terhadap lingkungan sekitarnya. Fenomena Urban Heat Island (UHI)

Transkripsi:

Sistem Penghawaan Alami Ruang Produksi Barong Gung di Tulungagung Femina Andradewi 1, Ir. Jusuf Thojib, MSA 2., Indyah Martiningrum, ST., MT. 2 ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, ²Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Alamat Email Penulis : femina.andradewi@gmail.com ABSTRAK Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu daerah penghasil batik yang memiliki potensi kecepatan angin cukup tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kenyamanan ventilasi pekerja melalui penurunan suhu ruang akibat suhu pemanasan yang mencapai 80 0 C dari aktivitas nglorod dan mengeringkan pola batik printing. Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran pada kondisi eksisting ruang produksi yang meliputi kecepatan angin, suhu dan prosentase luas bukaan terhadap luas lantai. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sistem penghawaan alami pada eksisting telah memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI) 03-6572-2001 atau belum. Dari kajian ini diketahui penghawaan alami pada ruang produksi batik dapat diwujudkan melalui pengaturan layout area aktivitas dan bukaan. Faktor tersebut akan saling mempengaruhi untuk memenuhi kenyamanan ventilasi di dalam ruang yaitu suhu 28 0 C dan kecepatan angin 0,6 m/s yang masih berada pada rentang suhu dan kecepatan angin yang disyaratkan oleh SNI 03-6572-2001 dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Program ANSYS digunakan untuk mengetahui kontur suhu dan kecepatan angin di dalam ruang. Kata kunci: kenyamanan ventilasi, layout area produksi batik, bukaan, program ANSYS ABSTRACT Tulungagung is one of batik-producing areas that have a high enough potential of wind speeds that can be used to fill the worker s comfort ventilation through the reduction of the room temperature due to the heating temperature reaches 80 C of nglorod and drying activity. This research measured on the existing condition of production room, such as wind speed, temperature and the percentage of wide openings to floor area. This is done to determine the natural ventilation on existing systems already meet the Indonesian National Standard (SNI) 03-6572-2001 yet. From this study, we all know that the natural ventilation in batik production space can be realized through the setting layout area of activity and the openings. Those factors will influence each other to fill the comfort ventilation inside the room, which is 28 0 C and 0.6 m/s of wind speed, are still vulnerable with temperature and wind speed which required by SNI 03-6572-2001 and the minister of health of RI No 1505/MENKES/SK/XI/2002 on Employment Requirements Environmental Health Office and Industrial. ANSYS Program is used to know the condition of temperature contour and wind speed of the room or area. Keywords : ventilation comfort, batik production layout area, openings, ANSYS program

1. Pendahuluan Tujuan ventilasi alami pada suatu bangunan, khususnya rumah produksi batik selain untuk memenuhi pertukaran udara namun juga untuk kenyamanan ventilasi pekerja tanpamenggunakan pendinginan aktif. Kabupaten Tulungagung merupakan daerah beriklim tropis dengan kecepatan angin antara 7-12,6 m/s serta arah datang angin didominasi dari arah timur-tenggara (BMKG, 2014). Kondisi kecepatan angin yang tinggi tersebut dapat dimanfaatkan bangunan untuk memaksimalkan penghawaan alami khususnya bagi bangunan yang di dalamnya terjadi aktivitas yang dapat meningkatkan suhu ruang. Aktivitas tersebut antara lain aktivitas nglorod batik ataupun mengeringkan pola batik printing dengan kompor pemanas yang keduanya dilakukan pada suhu pemanasan mancapai 80 0 C yang dapat mempengaruhi kenyamanan ventilasi pekerja saat melakukan aktivitasnya. 2. Bahan dan Metode 2.1 Kajian teori penghawaan alami Satwiko (2004) dan Brown (1990) menyebutkan bahwa ventilasi alami digunakan untuk pergantian udara dengan mengeluarkan udara panas. Selain itu ventilasi alami juga berguna untuk mempengaruhi penyejukkan kearah manusia dengan elemen bukaanbukaan permanen, jendela, pintu, void, dan semua bukaan yang menghubungkan ruangan pada ruangan lain ataupun langsung ke area luar. Crichton dan Nicol (2004) menjelaskan bahwa kenyamanan ventilasi adalah ventilasi yang menghasilkan kenyamanan rata-rata dari manusia dengan kondisi suhu dan kecepatan angin yang tergantung dari kebutuhan kenyamanan pengguna bangunan.pendapat tersebut ditunjang dengan SNI 03-6572-2001 dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri menyebutkan bahwa persyaratan udara di dalam ruang yang baik berada pada suhu 18-30 C serta kecepatan angin 0,15 0,25 m/s yang dimana kebutuhan kenaikan kecepatan angindiperbolehkan saat terjadi kenaikan suhu agar tingkat kenyamanan tetap terjaga. 2.2 Kajian aktivitas dan ruang produksi batik Yudhoyono (2010) menyebutkan beberapa aktivitas produksi dalam pembuatan batik antara lain: Persiapan meliputi aktivitas memotong, mencuci, menganji, mengemplong kain Membuat desain batik pada kain meliputi aktivitas molani dan nglowong Mewarnai batik meliputi aktivitas mewarnai dan nyolet Menghilangkan lilin meliputi aktivitas ngerok dan nglorod serta Mencuci batik Menjemur batik Aktivitas nglorod dan mengeringkan pola batik printing dilakukan pada suhu pemanasan mancapai 80 0 C yang dapat menyebabkan adanya perpindahan panas,

mempengaruhi kondisi penghawaan alami dan kenyamanan ventilasi bagi pekerja di dalam ruang. Hadiguna dan Setiawan(2008)menjelaskan bahwa sebuah tata letak yang aman, efektif, dan efisiendiperlukan untuk mengendalikan resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja pada ruang produksi untuk memfasilitasi adanya aliran bahan, orang, dan informasi di dalam dan antar wilayah. Penentuan urutan proses produksi batik di Tulungagung biasanya selalu berubah-ubah atau yang sering disebut dengan routing sehingga, jenis tata letak yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah tata letak yang berorientasi pada proses (fungsional). 2.3 Metode penelitian Kajian ini merupakan penelitian tentang kenyamanan termal dengan fokus kenyamanan ventilasi yaitu dengan mengamati kondisi suhu dan kecepatan angin di dalam ruang dalam rangka untuk memenuhi kenyamanan pekerja saat melakukan aktivitasnya. Secara umum metode yang digunakan pada penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu: Pendataan dan pengukuran sistem penghawaan alami yaitu kecepatan angin dan suhu pada kondisi eksisting ruang produksi sertaprosentase luas bukaan terhadap luas lantai. Analisis kondisi suhu dan kecepatan angin serta prosentase luas bukaan terhadap luas lantai di dalam ruang berdasarkan standart, kebutuhan ventilasi paling optimal yang dapat diterapkan dan dimanfaatkan pada ruang produksi batik dan membandingkankondisi sebelum dan sesudah rekomendasi dengan simulasi program ANSYS. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Objek penelitian Lokasi penelitian berada di Kabupaten Tulungagung karena merupakan salah satu pusat industri batik rumah tangga dengan kondisi bangunan ruang produksi yang seadanya sehingga perlu diketahui kondisi dan kebutuhan ventilasi untuk memenuhi kenyamanan bagi pengguna bangunannya. Terdapat 8 rumah produksi batik di3 pusat Industri Tulungagung yaitu di Desa Mojosari kecamatan Kauman, Desa Bangoan Kecamatan Kedungwaru dan Desa Padangan Kecamatan Ngantru. Sesuai dengan kriteria pemilihan sampel yang telah disebutkan maka dipilihlah 3 kasus rumah produksi sedangkan yang akan dibahas adalah Industri Rumahan Barong Gung(Gambar 1).

3.2 Alurproses produksi batik Gambar 1. Layouteksisting Ruang Produksi Barong Gung (Sumber: Femina, 2014) Alur proses produksi batik yang berubah-ubah akan mempengaruhi layout area aktivita. Layout area aktivitas batikdiperlukan untuk mengurangi resiko terhadap kegiatan kerja, salah satunya adalah untuk menghindari cross-activity. Dalam menentukan layout ruang yang baik perlu diketahui alur proses produksinya. Jenis batik yang diproduksi olehindustri Rumahan Barong Gung adalah batik tulis, batik cap, batik kombinasi captulis, batik printing (malam), batik kombinasi printing (malam)-tulis, dan batik printing (sablon). Keterangan: Area membatik tulis Area mewarnai Area nglorod Area pencucian Area penjemuran Area kering Area basah Gambar 2. (a) Alur proses produksi batik di Industri Rumahan Barong Gung (b) Diagram alur proses produksi batik tulis di Tulungagung (Sumber: Femina, 2015)

Dari analisis layout area aktivitas produksi berdasarkan alur proses produksi diketahui terjadi cross-activity antara aktivitas mewarnai batik-nglorod dengan aktivitas mewarnai-menjemur serta membatik printing (malam)-tulis dengan mencuci-menjemur. 3.3 Kondisi penghawaan alami Gambar 3. Posisi titik pengukuran/ penelitian pada ruang produksi batik Barong Gung (Sumber: Femina, 2015) Kondisi penghawaan alami yang diamati adalah pengaruh aktivitas produksi nglorod dan atau mengeringkan pola batik printingdengan menggunakan suhu pemenasan mencapai 80 derajat. Kajian ini dilakukan berdasarkan variabel kajian mengenai kenyamanan ventilasi yang meliputi suhu dan kecepatan angin serta prosentase luas bukaan terhadap luas lantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu di dalam ruang meningkat 2 0-3 0 C saat terjadi aktivitas nglorod dan atau mengeringkan pola batik printing namun kondisi tersebut masih dapat dikompensasi dengan kecepatan angin yang masih cukup tinggi. Peningkatan suhu secara signifikan hanya terjadi di beberapa area aktivitas produksi yang menunjukkan adanya perpindahan panas yang menimbulkan ketidaknyamanan yang disebakan oleh suhu yang terlalu tinggi ataupun kecepatan angin cenderung rendah saat suhu tinggi, sehingga diketahui bahwa layout area aktivitas produksi mempengaruhi kondisi penghawaan alami di dalam ruang yang juga akan mempengaruhi kenyamanan ventilasi pekerja.

Tabel 1. Kondisi eksisting suhu dan kecepatan angin di dalam ruang produksi Industri Rumahan Industri Rumahan Barong Gung Ruang Produksi Ruang Produksi tuliscap, kombinasi cap-tulis, kombinasi printing (malam)- tulis Ruang Produksi Printing Prosentase luas lantai dan jenis bukaan Jalusi kisikisi terbuka penuh horizontal Jalusi kisikisi terbuka penuh horizontal dan jendela atap skylight Suhu ( 0 C) Kecepatan angin (m/s) A B C A B C Keterangan 28 0 30 0 28 0 0,6 0,6 0,7 Area aktivitas produksi yang mengalami peningkatan suhu hanya pada: Area nglorod Area membatik printing 30 0 29 0 32 0 0,2 0,2 0,3 Keterangan: A : Kondisi ruang saat tidak terjadi aktivitas nglorod dan atau mengeringkan pola batik printing B : Kondisi ruang saat terjadi aktivitas nglorod C: Kondisi ruang saat 3.4 Solusi untuk mencapai kenyamanan ventilasi Kondisi suhu dan kecepatan anginpada ruang produksi batik Barong Gungmenunjukkan adanya perpindahan panas pada beberapa area aktivitas produksi saat terjadi aktivitas nglorod dan atau mengeringkan pola batik printing. Kondisi ini akan menyebabkan ketidaknyamanan sehingga perlu dilakukan upaya penyelesaian untuk mencapai kondisi ruang yang nyaman. Untuk mencapai penghawaan alami yang baik pada ruang produksi batik maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan elemen-elemen yang mempengaruhi kenyamanan ventilasi di dalam ruang produksi batik Barong Gung adalah dengan mengatur layout area aktivitas produksi disesuaikan dengan alur proses produksi dan posisi kerja terhadap sumber panas untuk menghindari perpindahan panas saat nglorod dan atau aktivitas mengeringkan pola batik printing dengan kompor pemanas serta untuk menghindari resiko kerja.

Gambar 4. Rekomendasi desain layout pada ruang produksi batik Barong Gung (Sumber: Femina, 2015) Tabel 2. Perbandingan kondisi suhu dan kecepatan angin sebelum dan sesudah perbaikan Industri Rumahan Barong Gung Saat terjadi aktivitas nglorod Suhu Kecepatan angin Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Simulasi menunjukkan bahwa setelah dilakukan perbaikan layout danelemen bukaan didapatkan penghawaan udara di dalam ruang lebih maksimal dan perpindahan panas lebih minim dibandingkan kondisi sebelumnya. 4. Kesimpulan Kondisi penghawaan alami akibat aktivitas produksi nglorod dan atau mengeringkan pola batik printingsuhu di dalam ruang meningkat 2 0 C -3 0 Cdi beberapa area aktivitas meskipun bukaan di ruang produksi25 % dari luas lantai.suhu dan kecepatan angin di dalam ruang ketiga lebih tinggi dari SNI 03-6572-2001 dankeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri namun kenyamanan ventilasi pekerja di dalam ruang masih tetap terpenuhi.

Peningkatan suhu secara signifikan hanya terjadi di beberapa area aktivitas produksi yang menunjukkan adanya perpindahan panas yang menimbulkan ketidaknyamanan yang disebakan oleh suhu yang terlalu tinggi ataupun kecepatan angin cenderung rendah saat suhu tinggi, sehingga diketahui bahwa layout area aktivitas produksi mempengaruhi kondisi penghawaan alami di dalam ruang yang juga akan mempengaruhi kenyamanan ventilasi pekerja. Upaya yang dilakukan untuk mencapai kenyamanan ventilasi untuk pekerja di dalam ruangyaitu dengan perbaikan layout area aktivitas produksi untuk menghindari perpindahan panas di beberapa area aktivitas dan cross-activityantar proses produksi. Daftar Pustaka BMKG Juanda Surabaya, 2014 Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung, SNI 03-6572-2001 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri Yudhoyono, A.B. 2010. ku Pengabdian Cinta Tak Berkata. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Satwiko, Prasasto. 2004; Fisika Bangunan1. Yogyakarta. Andi Crichton, David dan Nicole, Fergus. 2004. Adapting Buildings and Cities for Climate Change Hadiguna, R. A. dan Setiawan, H. Tata Letak Pabrik. 2008.Yogyakarta. Andi