BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi salah

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. Hampir seluruh negara memiliki pasar modal (capital market) kecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sebuah perusahaan. Karena melalui pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, public authorities, maupun swasta. Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

BAB I PENDAHULUAN. bagi para investor dan salah satu sumber dana bagi perusahaan (emiten). Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Adanya perkembangan perekonomian yang tidak menentu dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keuntungan yang diharapkan dan risiko yang mungkin terjadi. Ini

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. pemodal dengan kinerja emiten. Setiap harinya harga saham di pasar sekunder selalu

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang Termasuk dalam Industri Pertanian di BEI Pada

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah. Melalui pasar modal pemerintah dapat mengalokasikan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara termasuk Indonesia. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company. perusahaan dimasa depan. Dalam company analysis para investor

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan, alat ukur yang utama digunakan adalah laporan keuangan

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi. Layaknya pasar, bursa efek dapat dikaitkan sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasar keuangan Indonesia. Memobilisasi dana masyarakat untuk investasi,

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi return saham yang

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Semua investasi mengandung ketidakpastian atau memiliki resiko

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. pembahasan pada bagian sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian, hasil analisis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. (2007:2) menyatakan bahwa An Investment is the current commitment of money

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi pasar modal memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. penawaran dan permintaan jangka panjang dalam bentuk efek. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. investasi bagi para pemilik modal atau investor (Adji, Suwerli dan Suratno,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberadaan pasar modal sangat bermanfaat bagi para investor dan dunia usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. ingin melakukan investasi sehingga masyarakat umum juga dapat ikut berperan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau bursa efek merupakan suatu obyek penelitian yang menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan bahwa pasar modal memiliki daya tarik. Pertama, diharapkan pasar modal ini akan bisa menjadi alternatif penghimpun dana selain sistem perbankan. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Selain dua alasan tersebut, alasan lain juga bahwa pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian dari suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ). Investasi merupakan kegiatan menunda konsumsi untuk mendapatkan nilai yang lebih besar di masa yang akan datang (Arifin, 2005). Pada umumnya tujuan investor berinvestasi adalah untuk mengharapkan tingkat keuntungan(return). Investor selalu mencari alternative investasi yang memberikan return tertinggi dengan tingkat risiko tertentu (Irham, 2009). Namun yang perlu disadari adalah bahwa hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return. Seorang investor yang rasional sebelum mengambil keputusan investasi harus mempertimbangkan dua hal, yaitu pendapatan yang diharapkan (expected return) dan risiko (risk). Risiko yang dimaksudkan adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan (Rahardjo, 2006:9). Investor yang melakukan investasi pada instrumen keuangan seperti saham, dapat digolongkan sebagai investor yang berani mengambil risiko (risk seeker). Hal ini dikarenakan, hingga saat ini investasi pada saham masih dianggap sebagai investasi yang paling berisiko dibanding instrumen keuangan yang lain karena pendapatan yang diharapkan dari investasi pada saham bersifat tidak pasti. Literatur keuangan mengenal adanya dua jenis risiko, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis (Husnan, 2001). Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang hanya mempengaruhi satu atau

sekelompok kecil perusahaan. Risiko ini dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, yaitu dengan menanamkan investasi dalam beberapa portofolio asset. Sedangkan risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi dan berdampak pada seluruh jenis saham yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Penjumlahan dari risiko sistematis dan risiko tidak sistematis disebut risiko total. Penelitian ini hanya menilai risiko sistematis saja. Hal ini dikarenakan dilihat dari sifatnya yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi, maka bagi investor, risiko sistematis lebih relevan untuk dipertimbangkan dalam melakukan investasi daripada risiko total. Risiko sistematis sering diistilahkan dengan risiko pasar (market risk). Hal ini dikarenakan market risk mempunyai pengaruh terbesar untuk saham. Risiko ini terjadi akibat fluktuasi kondisi pasar dimana harga dari surat-surat berharga sangat berfluktuasi melebihi dari perkiraan yang wajar. Hal ini berhubungan erat dengan perubahan harga saham jenis tertentu atau kelompok tertentu yang disebabkan oleh antisipasi investor terhadap perubahan tingkat pengembalian yang diharapkan (expectation return). Untuk mengetahui sumbangan suatu saham terhadap risiko portofolio yang didiversifikasi dengan baik, tidak bisa dengan melihat seberapa besar risiko saham tersebut apabila dimiliki secara terpisah, tetapi harus dengan mengukur risiko pasarnya dan ini akan mendorong untuk mengukur kepkaan saham tersebut terhadap perubahan pasar. Untuk mengukur risiko ini dapat digunakan beta (β) yang menjelaskan return saham yang diharapkan. Beta merupakan pengukur yang tepat dari indeks pasar karena risiko suatu sekuritas yang didiversifikasikan dengan baik, tergantung pada kepekaan masing-masing saham terhadap perubahan pasar yaitu beta saham. Maka risiko sistematis menjadi hal penting yang perlu dipertimbangkan investor sebelum melakukan keputusan investasi. Apresiasi atau depresiasi harga dan return saham secara umum tidak dapat dilepaskan dari kinerja keuangan emiten. Besarnya hutang yang ditanggung oleh perusahaan menyebabkan beban bunga semakin meningkat. Sampai batas tertentu besarnya hutang dapat menghemat pajak/tax saving yang berguna untuk menambah arus kas bagi pemilik modal (pemegang saham) baik untuk membiayai modal kerja maupun investasi yang diperlukan sehingga dapat meningkatkan performance dan kinerja perusahaan yang akan berdampak pada meningkatnya harga saham dan return saham yang

diperdagangkan di bursa. Maka, dalam berinvestasi investor juga perlu mengetahui informasi laporan keuangan dan kinerja perusahaan. Informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber khususnya neraca dan laporan laba rugi. Selain itu, dengan adanya informasi ini para investor dapat mengetahui perkembangan perusahaan, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk membeli atau menjual saham-saham yang dimiliki. Persoalan yang timbul adalah sejauh mana informasi-informasi perusahaan tersebut mempengaruhi harga saham dan return saham di pasar modal dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi keputusan para investor untuk berinvestasi. Likuiditas juga merupakan informasi yang penting untuk menentukan prospek perusahaan. Penyediaan kebutuhan uang tunai dan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan kemampuan perusahaan dalam menanggung dan menghadapi risiko. Tingkat likuiditas menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban lancar dalam jangka pendek dengan tepat waktu (Sartono, 2001:116). Semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan maka akan semakin baik pula nilai perusahaan tersebut. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan akan menentukan prospek perusahaan, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap minat dan keyakinan investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Peran penting dari tingkat likuiditas ini menjadi pertimbangan bahwa investor membuat keputusan dan mengalokasikan sumber daya dengan benar (Mirfeyz, 2011). Jika prospek perusahaan membaik, maka makin besar minat investor untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan dan sebaliknya dan hal ini akan mempengaruhi harga saham. Dalam konteks manajemen investasi, return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Perilaku investor terhadap variabelvariabel penentu tingkat pengembalian harga saham tersebut dapat berbeda-beda. Seorang investor dapat mendasarkan pertimbangannya pada risiko saham (risiko sistematis) yang harus ditanggungnya atau dapat juga menjadikan faktor mikro seperti tingkat likuiditas perusahaan sebagai pertimbangan utamanya dalam melakukan investasi. Kemudian, sekalipun telah menggunakan analisis teknikal dan fundamental yang paling up to date untuk menghasilkan keputusan investasi yang tepat, kenyataannya pergerakan pasar

selalu dinamis dan sulit diprediksi sehingga model-model analisis harus ditempatkan sebagai alat bantu pengambilan keputusan. Hal ini yang membuat peneliti merasa tertarik melakukan penelitian. Dipilihnya perusahaan manufaktur karena industri ini umumnya bertahan dalam kondisi krisis. Disamping itu, industri manufaktur merupakan sektor terbesar yang memberikan kontribusi terhadap perekonomian yaitu dalam hal penyerapan tenaga kerja dan penghasilan devisa negara dari ekspor. Keterkaitan sektor industri manufaktur yang sangat luas dengan sektor-sektor lainnya didalam perekonomian, dan juga diantara berbagai subsektor didalam sektor industri manufaktur itu sendiri, membuat posisinya amat strategis. Perusahaan yang tergabung ke dalam industri manufaktur unumnya memiliki tingkat persaingan yang tinggi, sehingga menuntut kinerja perusahaan yang selalu prima dan unggul dalam persaingan. Kondisi ini turut mempengaruhi pergerakan saham emiten dalam industri manufaktur. Dari penjelasan diatas bahwa tujuan dari investasi adalah memperoleh imbal hasil yang sesuai dengan risiko yang ditanggung oleh investor, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang difokuskan pada pengaruh risiko sistematis dan tingkat likuiditas terhadap return saham. Dalam hal ini studi kasus dilakukan pada industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010. 1.2 Identifikasi Masalah berikut : Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai 1. Bagaimana pengaruh risiko sistematis terhadap return saham? 2. Bagaimana pengaruh tingkat likuiditas terhadap return saham? 3. Bagaimana pengaruh risiko sistematis dan tingkat likuiditas terhadap return saham secara gabungan? 4. Variabel apakah yang paling dominan mempengaruhi return saham? 5. Hubungan apakah yang terdapat antara risiko sistematis, tingkat likuiditas dan return saham? 1.3 Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup permasalahan yang diteliti di atas terarah dan tidak meluas, maka penulis membatasi penulisan pada masalah pengaruh risiko sistematis dan tingkat likuiditas terhadap return saham pada manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010. Peneliti menyadari bahwa dalam mengukur risiko sistematis, tingkat likuiditas, dan return saham dapat digunakan beberapa alat ukur atau rasio keuangan. Agar penelitian tidak meluas maka peneliti membatasi alat ukur yang digunakan. Untuk mengukur risiko sistematis digunakan beta, untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan digunakan current ratio atau rasio lancar dan untuk mengukur return saham digunakan expected return. 1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh risiko sistematis terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010? 2. Apakah ada pengaruh tingkat likuiditas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010? 3. Apakah ada pengaruh risiko sistematis dan tingkat likuiditas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh risiko sistematis terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010. 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh tingkat likuiditas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010. 3. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh risiko sistematis dan tingkat likuiditas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010.

1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis, menambah pengetahuan dan wawasan penulis di bidang keuangan khususnya mengenai pengaruh risiko sistematis dan tingkat likuiditas terhadap return saham. 2. Bagi UNIMED, sebagai bahan literatur kepustakaan mengenai pengaruh risiko sistematis dan tingkat likuiditas terhadap return saham. 3. Bagi perusahaan, memberikan informasi dan bahan masukan dalam pengambilan keputusan manajemen dan membantu investor dalam mengambil keputusan investasi. 4. Bagi penelitian selanjutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian dibidang yang sama pada masa yang akan datang.