PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

PENGARUH PELATIHAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN METODE OFF THE JOB TRAINING

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN


BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: DWI SUMARNINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS KADER POSYANDU

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

BAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-experimental menggunakan one graup pre testpost

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA LAGU TERHADAP PRAKTIK MENCUCI TANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain dari penelitian ini adalah Pre Experimental dengan pendekatan one

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

PENGARUH ANTICIPATORY GUIDANCE TERHADAP PRAKTIK TOILET TRAINING PADA ORANG TUA DENGAN ANAK USIA BULAN DI DESA PANDOWOHARJO SLEMAN YOGYAKARTA

BAB IPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balita menjadi istilah umum bagi anak dengan usia dibawah 5 tahun (Sutomo

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam masa tumbuh kembang seorang anak adalah masa

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENYULUHAN PIJAT BAYI TERHADAP PERSEPSI IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA SENDANGAGUNG, SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design:

Rizka Artanti. Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain perlakuan semu (quasi experiment designs) dengan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

DEWI SUSANTI ( S)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB IV. Kusuma yang terletak di Kasihan Bantul Yogyakarta. Di area posyandu. 2. Gambaran Umum Karakteristik Responden

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masa bayi, lalu berkembang menjadi mandiri di akhir masa kanak-kanak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang rutin dilaksanakan puskesmas dengan mengontrol status PHBS di masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN EVALUASI PROGRAM DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA DI TAMAN POSYANDU PUSKESMAS LAMONGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi-eksperimen, dengan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEER GROUP TERHADAP PERILAKU SADARI PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

Oleh : Suyanti ABSTRAK

TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN DI DESA LINAWAN KECAMATAN PINOLOSIAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN,2014) menyebutkan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: VIVI ERLITA ANGGRAINI

BAB III METODE PENELITIAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENSTRUASI MELALUI PEER GROUP TERHADAP KESIAPAN MENARCHE SISWI SD MUHAMMADIYAH PURWODININGRATAN 2 YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

Transkripsi:

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL SKRIPSI Disusun oleh: Dani Agus Triana Putriningtyas 201510104379 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: Dani Agus Triana Putriningtyas 201510104379 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

HALAMAN PENGESAHAN PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Dani Agus Triana Putriningtyas 201510104379 Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui untuk Dipublikasikan pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta Oleh : Pembimbing : Sutarni Djufri Hi Abu, S.ST., MMR Tanggal : Tanda Tangan :

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL¹ Dani Agus Triana Putriningtyas², Sutarni Djufri Hi Abu³ ABSTRAK Latar Belakang: Pada masa balita pertumbuhan dan perkambangan berlangsung sangat cepat sebagai landasan perkembangan berikutnya yang menentukan masa depan anak. Sekitar 5-10% anak di bawah 5 tahun diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Deteksi dini tumbuh kembang balita merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas anak dan bagian dari tugas para kader posyandu. Oleh karena itu sangat diharapkan pemahaman dan ketrampilan kader dalam melakukan DTKB. Pelatihan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi dan ketrampilan kader. Tujuan: Mengetahui pengaruh pelatihan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita (DTKB) terhadap motivasi dan ketrampilan kader di Dusun Soragan Ngestiharjo Kasihan Bantul. Metode Penelitian: Metode yang digunakan pre exsperimental dengan desain one group pretest-posttest design. Teknik sampling menggunakan sampel jenuh sejumlah 15 orang. Teknik analisis bivariat menggunakan paired t test. Hasil: Uji statistik paired t test pengaruh antara pelatihan terhadap motivasi menghasilkan nilai p value 0.001 < 0.05, sedangkan uji statistik paired t test pengaruh antara pelatihan terhadap ketrampilan menghasilkan nilai p value 0.000 < 0.05 Simpulan dan Saran : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita (DTKB) terhadap motivasi dan ketrampilan kader di Dusun Soragan Ngestiharjo Kasihan Bantul. Petugas kesehatan dapat meningkatkan edukasi tentang Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita (DTKB) kepada kader maupun orang tua balita. Kata Kunci : Pelatihan, DTKB, Ketrampilan dan Motivasi PENDAHULUAN Tahun pertama merupakan kurun waktu yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, perkembangan kecerdasan, ketrampilan, motorik dan sosial emosional, yang menentukan masa depan anak. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan

berikutnya. Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak meliputi gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan perilaku. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang (Rosita & Norazizah, 2015). Deteksi dini tumbuh kembang balita merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas anak dan merupakan salah satu program dari Kemenkes RI. Presiden RI telah mencanangkan Gerakan Nasional Pemantauan Tumbuh Kembang Anak (Susilaningrum, Nursalam &Utami, 2013). Masalah perkembangan anak cenderung meningkat dengan latar belakang psikososial yang tidak baik, seperti kekerasan dalam rumah tangga, kemiskinan, gangguan perilaku orangtua, pola pengasuhan yang buruk, dan kekerasan pada anak. Sebagian besar anak dengan masalah perkembangan tersebut tidak terdeteksi pada usia prasekolah karena tidak menunjukkan gejala yang jelas apabila tidak dilakukan pemeriksaan dengan instrument standar. Berdasarkan fakta tersebut, skrinning perkembangan penting untuk dikerjakan (Artha, Sutomo, & Gamayanti, 2014). Survei yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa 200 juta anak dibawah usia 5 tahun di negara-negara berkembang di dunia, lebih dari sepertiganya tidak terpenuhi potensinya untuk berkembang (UNICEF, 2006). Sekitar 16% dari anak usia dibawah lima tahun Indonesia mengalami gangguan perkembangan saraf dan otak mulai ringan sampai berat, setiap dua hari 1.000 bayi mengalami gangguan perkembangan motorik dan 3 hingga 6 dari 1.000 bayi juga mengalami gangguan pendengaran serta satu dari 100 anak mempunyai kecerdasan yang kurang dan keterlambatan bicara (Depkes RI, 2010). Cakupan pelayanan kesehatan anak balita Provinsi DI Yogyakarta sebesar 77% yang berarti belum mencapai target renstra 2013 sebesar 83%. Tertinggi dicapai Kota Yogyakarta sebesar 98,08% dan terendah Kabupaten Bantul sebesar 68,84% (Kemeskes RI, 2013). Data Dinkes Kabupaten Bantul 2014 menunjukkan bahwa cakupan pelayanan anak balita terendah di Kecamatan Kasihan Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan II dengan jumlah balita 3.482 telah dilakukan pelayanan anak balita 1.540 (44,2%). Pemantauan dan deteksi tumbuh kembang anak usia dini merupakan bagian dari tugas para kader posyandu di wilayah kerjanya masing-masing. Tugas kader menjadi sangat penting dan komplek karena persoalan tumbuh kembang anak bukan semata terarah pada pertumbuhan dan perkembangan fisik saja, melainkan perkembangan psikis anak balita (Sianturi, Tambunan & Ningsih 2013). Harisman (2012, dalam Zainiah, 2014) menyebutkan bahwa kurangnya pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan ketrampilan yang memadai bagi kader menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap tugas kader Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 10 Februari 2016 di Posyandu Dusun Soragan Ngestiharjo Kasihan Bantul menunjukkan kader belum mengetahui tentang Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrening Perkembangan). Kegiatan Posyandu yang biasa dilakukan sebatas skrining pada pertumbuhan anak seperti menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur lingkar lengan, dan mengukur lingkar kepala. Sedangkan untuk pemantauan perkembangan hanya sebatas menanyakan perkembangan anak dan menyesuaikan dengan buku KIA. Berdasarkan uraian di atas memotivasi penulis untuk meneliti tentang pengaruh pelatihan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita (DTKB) terhadap motivasi dan ketrampilan kader melakukan DTKB di Dusun Soragan Ngestiharjo Kasihan Bantul.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental. Rancangan atau desain penelitian ini adalah one group pretest posttest design yaitu desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat (Sugiyono, 2014). Populasi pada penelitian ini adalah semua kader balita di Dusun Soragan yaitu sebanyak 15 kader. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan menggunakan sampel jenuh. Pengambilan sampel dengan memilih subjek yaitu semua kader balita yang aktif di Dusun Soragan Ngestiharjo Kasihan Bantul dengan jumlah 15 orang. Variabel dalam penelitian ini pelatihan deteksi dini tumbuh kembang balita sebagai variabel bebas. Motivasi dan ketrampilan kader sebagai variabel terikat. Kriteria motivasi dibagi menjadi tiga yaitu motivasi kuat (skor 67-100%), motivasi sedang (skor 34-66%), motivasi lemah (skor 0-33%). Skala data untuk variabel motivasi kader menggunakan skala interval. Kriteria ketrampilan dibagi menjadi tiga yaitu terampil (skor nilai 79-100), cukup terampil (skor nilai 57-78), kurang terampil (skor nilai 35-56). Hasil disimpulkan dengan skala interval. HASIL PENELITIAN Hasil 1. Analisis Univariat a. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, dan pendidikan. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Kategori Frekuensi Prosentase (%) Umur 30-36 tahun 3 20.0 37-43 tahun 5 33.3 44-50 tahun 7 46.7 Total 15 100.0 Sumber : Data primer, 2016 Tabel 4.1 dengan jumlah responden sebanyak 15 kader, dari karakteristik usia responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 7 responden (46.7%) berusia 44-50 tahun. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kategori Frekuensi Prosentase (%) SD 1 6.7 SMP 4 26.7 SMA/SMK 9 60.0 Diploma 1 6.7 Total 15 100.0 Dari data karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 9 responden (60.0%) berpendidikan SMA/SMK.

b. Motivasi Kader Melakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita Motivasi kader dalam melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Kader Kategori Pre test Post test F % F % Motivasi Kuat 10 66.7 15 100.0 Sedang 5 33.3 Lemah Total 15 100.0 15 100.0 Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa motivasi sebelum dilakukan pelatihan deteksi dini tumbuh kembang balita yaitu 10 (66.7%) responden memiliki motivasi kuat, sebanyak 5 (33.3%) responden memiliki motivasi sedang. Motivasi kader setelah dilakukan pelatihan deteksi dini tumbuh kembang balita sebanyak 15 (100.00%) responden memiliki motivasi kuat. c. Ketrampilan Kader Melakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita Ketrampilan kader melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ketrampilan Kader Kategori Pre test Post test F % F % Ketrampilan Terampil 12 80.0 Cukup Terampil 3 20.0 Kurang Terampil 15 100.0 Total 15 100.0 15 100.0 Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan pelatihan deteksi dini tumbuh kembang balita sebanyak 15 (100.0%) responden kurang terampil. Setelah dilakukan pelatihan deteksi dini tumbuh kembang balita diketahui 12 (80.0%) responden terampil dan 3 (20.0%) responden cukup terampil. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh pelatihan deteksi dini tumbuh kembang balita terhadap motivasi dan ketrampilan kader. Untuk mengetahui kenormalan data dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 4.5 Normalitas Data Motivasi Variabel Shapiro-Wilk Statistik DF p-value Motivasi pretest.944 15.429 Motivasi posttest.916 15.170 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai p-value motivasi pretest yaitu 0.429 dan nilai p-value motivasi posttest yaitu 0.170 Untuk mengetahui kenormalan data yaitu dengan membandingkan p-value. Hasil

pretest motivasi dengan p = 0.429 (p>0.05) maka data tersebut dinyatakan normal dan untuk hasil motivasi posttest p = 0.170 (p>0.05) maka data tersebut dinyatakan normal. Tabel 4.6 Normalitas Data Ketrampilan Variabel Shapiro-Wilk Statistic DF p-value Ketrampilan pretest.914 15.157 Ketrampilan posttest.903 15.107 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa p-value ketrampilan pretest yaitu 0.157 dan nilai p-value posttest yaitu 0.107. Untuk mengetahui kenormalan data yaitu dengan membandingkan p-value. Hasil pretest ketrampilan dengan p = 0.157(p>0.05) maka data tersebut dinyatakan normal dan untuk hasil ketrampilan posttest p = 0.107(p>0.05) maka data tersebut dinyatakan normal. Setelah kenormalan data diketahui yaitu berdistribusi normal maka dilakukan analisis bivariat menggunakan Uji Paired t-test untuk mengetahui pengaruh pelatihan deteksi dini tumbuh kembang balita terhadap motivasi dan ketrampilan kader di Dusun Soragan Ngestiharjo Kasihan Bantul. Hasil uji Paired t-test dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.7 Uji Paired t-test motivasi Motivasi Mean Std.deviation t-hitung p-value Motivasi Pretest 72.47 8.643-4.051 0.001 Motivasi Posttest 81.13 6.927 Berdasarkan tabel 4.7 dengan uji Paired t-test motivasi pretest dan posttest menghasilkan p-value 0.001 dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis nilai p-value 0.001 (p<0.05) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh pelatihan deteksi dini tumbuh kembang balita terhadap motivasi kader. Tabel 4.8 Uji Paired t-test ketrampilan Ketrampilan Mean Std.deviation t-hitung p-value Ketrampilan 46.80 5.226-19.162 0.000 Pretest Ketrampilan Posttest 84.33 6.608 Berdasarkan tabel 4.8 dengan uji Paired t-test ketrampilan pretest dan posttest menghasilkan p-value 0.000 dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis nilai p-value 0.000 (p<0.05) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh pelatihan deteksi dini tumbuh kembang balita terhadap ketrampilan kader.

Pembahasan Hasil skor rata-rata motivasi kader melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita sebelum dilakukan pelatihan yaitu 72 dan rata-rata motivasi kader melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita setelah pelatihan yaitu 81. Rata-rata kader mengalami kenaikan dengan selisih 8.7. Hasil analisis data dengan membandingkan motivasi pretest dan posttest pelatihan dengan uji Paired t-test menghasilkan p-value 0.001 dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis nilai p-value 0.001 (p<0.05) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh pelatihan deteksi dini tumbuh kembang balita terhadap motivasi kader. Sebelum dilakukan posttest, peneliti melakukan follow up kepada kader secara door to door. Follow up pertama dilakukan pada tanggal 24 Juni 2016 dengan wawancara pada kader mengenai deteksi dini tumbuh kembang balita menggunakan KPSP. Dari hasil wawancara mengenai deteksi tumbuh kembang balita dapat terlihat 9 responden memiliki motivasi yang kuat dan 3 responden memiliki motivasi sedang. Untuk 3 responden tidak bisa ditemui karena tidak berada di rumah. Untuk follow up kedua pada tanggal 29 Juni 2016. Dari hasil wawancara mengenai deteksi tumbuh kembang balita dapat terlihat 11 responden memiliki motivasi yang kuat dan 4 responden memiliki motivasi sedang. Hal ini sesuai dengan teori bahwa motivasi ialah upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga pada seseorang dan atau sekelompok masyarakat sehingga mau berbuat dan bekerja sama secara optimal melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Satrianegara, 2014). Motivasi akan menggerakan orang untuk berbuat sesuatu yang mana motivasi ini dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal seperti apa yang disampaikan Sutrisno (2014 dalam Mulyadi 2015). Faktor internal seperti keinginan untuk mendapatkan penghargaan, kepribadian, dan pendidikan. Faktor eksternal seperti lingkungan, status dan tanggung jawab. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa motivasi melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita menggunakan KPSP sesudah diberikan motivasi lebih baik dibandingkan dengan motivasi sebelum diberikan pelatihan tentang deteksi dini tumbuh kembang balita. Hakikat motivasi adalah dorongan internal dan eksternal pada seseorang yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan masa depan, adanya penghargaan, adanya keinginan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang dapat belajar dengan baik sehingga akan meningkatkan motivasi dalam dirinya (Uno, 2015). Hasil analisis data dengan membandingkan ketrampilan pretest dan posttest pelatihan dengan uji Paired t-test ketrampilan pretest dan posttest menghasilkan p- value 0.000 dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis nilai p-value 0.000 (p<0.05) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh pelatihan deteksi dini tumbuh kembang balita terhadap ketrampilan kader. Sebelum dilakukan posttest, peneliti melakukan follow up kepada kader secara door to door. Follow up pertama dilakukan pada tanggal 24 Juni 2016 dengan wawancara pada kader mengenai deteksi dini tumbuh kembang balita menggunakan KPSP. Pada follow up pertama sebanyak 5 responden hanya mengingat pada tahap persiapan sedangkan 4 responden mengingat tahap persiapan dan interpretasi hasil, 3 responden mengingat jadwal pelaksanaan, tahap persiapan, dan interpretasi hasil. Untuk 3 responden tidak bisa ditemui karena tidak berada di rumah. Follow up kedua dilakukan pada tanggal 29 Juni 2016 secara door to door. Pada follow up kedua

sebanyak 11 responden mengalami peningkatan pemahaman tentang deteksi dini tumbuh kembang balita menggunakan KPSP secara siginikan. Dari 11 responden tersebut dapat menyebutkan jadwal pemeriksaan KPSP, tahap persiapan, langkah melakukan penilaian KPSP, serta interpretasi hasil. Untuk 4 responden yang lain dapat menyebutkan jadwal pemeriksaan KPSP, tahap persiapan serta langkah melakukan penilaian KPSP. Hal ini sesuai dengan teori bahwa setelah seseorang mengalami stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan dapat melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui dan disikapi (Notoatmodjo, 2007). Menurut Machfoed (2008), pendidikan kesehatan salah satunya dengan pelatihan merupakan proses perubahan, yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui proses belajar. Perubahan tersebut mencakup pengetahuan, sikap dan ketrampilan melalui proses belajar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan maka simpulan yang dapat diambil adalah ada pengaruh pelatihan deteksi dini tumbuh kembang balita terhadap motivasi dan ketrampilan kader di Dusun Soragan Ngestiharjo, Kasihan Bantul Saran Bagi kader posyandu, disarankan agar mencari informasi untuk menambah wawasan tentang deteksi dini tumbuh kembang balita sehingga kader dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang balita dengan tepat dan dapat mengetahui secara dini adanya penyimpangan yang terjadi pada anak. DAFTAR PUSTAKA Artha, Sutomo & Gamayanti. (2014). Kesepakatan Hasil antara Kuesioner Pra Skrining Perkembangan, Parent s Evaluation of Development Status, dan Tes Denver-II untuk Skrining Perkembangan Anak Balita dalam http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/16-4-8.pdf diakses tanggal 22 Desember 2015. Depkes RI., 2010. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak, DepKes RI, Jakarta dalam http:// www.depkes.go.id/donwload.php diakses tanggal 20 Desember 2015 Mahfoedz, Suryani., 2008. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan, Fitramaya, Yogyakarta. Mulyadi., 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia, In Media- Anggota IKAPI,Bogor. Notoatmodjo., 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta. Rosita & Norazizah (2015) Studi Deskriptif Perkembangan Balita Usia 12-24 Bulan Dengan Merode DDST II di Desa Pancur Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. Jurnal Kesehatan Dan Budaya. Volume 08 No.1 Juni 2015 dalam http://www. jurnal.akbidalhikmah.ac.id/index.php diakses tanggal 21 Desember 2015 Satrianegara., 2014. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta. Sianturi, Tambunan, Ningsih. (2013). Peningkatan Kemampuan Kader Kesehatan Dalam Melakukan Deteksi Tumbuh Kembang Balita Melalui Pelatihan dalam

http:// www. ejurnal.poltekkesjakarta.ac.id. diakses tanggal 29 Desember 2015 Sugiyono., 2011. Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta,Bandung. Susilaningrum, Nursalam, Utami.,2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta. Zainiah,N.(2014). Hubungan Frekuensi Pelatihan Yang Diikuti Kader Dengan Tingkat Ketrampilan Kader Dalam Pelayanan Posyandu Balita Di Desa Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta dalam http:// www.opac.say.id. diakses tanggal 29 Desember 2015.