BAB I PENDAHULUAN. akan meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi ini dapat dipandang sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. setiap anggaran tahunan jumlahnya semestinya relatif besar. publik. Beberapa proyek fisik menghasilkan output berupa bangunan yang

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pertumbuhan ekonomi bukanlah merupakan persoalan baru. namun merupakan masalah makroekonomi yang bersifat jangka panjang.

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR


PERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016

BPS KABUPATEN MALINAU

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015

BPS KABUPATEN BATU BARA

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh setiap daerah adalah bertujuan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas fiskal yaitu pendapatan asli daerah (PAD) (Sidik, 2002)

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANJUNGBALAI TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi topik utama dalam bidang Ilmu Ekonomi.

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2014


BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi UU 32/2004) tentang Pemerintah Daerah memisahkan dengan tegas

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017

BAB I PENDAHULUAN. pembelanjaan. Pengeluaran-pengeluaran untuk membiayai administrasi

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN UTARA TRIWULAN II

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013


PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN IV -2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA TAHUN 2016 MENCAPAI 5,19 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN II-2016

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT 14

EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I :

PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2017

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2016

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-undang No.25 Tahun 2000 tentang Program. Pembangunan Nasional , bahwa program penataan pengelolaan

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2015

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi berarti adalah perkembangan kegiatan yang terjadi dalam perekonomian yang mengakibatkan barang dan jasa yang diproduksi dimasyarakat akan bertambah dan kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi ini dapat dipandang sebagai masalah jangka panjang kalau dilihat dari sisi makroekonomi. Dari tahun ke tahun kemampuan suatu negara mengalami perubahan. Pertumbuhan ekonomi dapat berdampak positif dan namun dapat juga berdampak negatif, jika suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan yang positif maka artinya kegiatan ekonomi mengalami peningkatan, namun jika terjadi sebaliknya perekonomian mengalami pertumbuhan yang negatif maka bisa disimpulkan bahwa perekonomian di negara tersebut menurun (Junawi. H. S, 2010). Masalah pertumbuhan ekonomi bukanlah merupakan persoalan baru namun merupakan masalah makroekonomi yang bersifat jangka panjang. Perekonomian yang mampu tumbuh dengan baik akan mampu memberikan kesejahteraan ekonomi yang baik kepada penduduk di Negara yang bersangkutan. Pertumbuhan ekonomi adalah perubahan tingkat kegiatan ekonomi dari tahun ke tahun, oleh karena itu untuk mengetahui tingkat

pertumbuhan ekonomi harus dengan menghitung laju pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pertumbuhan ekonomi pada hakikatnya harus dinikmati oleh seluruh penduduk secara merata oleh penduduk kalau pertumbuhan penduduk jauh lebih tinggi (Suseno, 1990). Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses dan dimana produk domestik bruto riil perkapita mengalami peningkatan secara terus menerus melalui produktivitas perkapita (Salvatori, 1997). Menurut Boediono (1985), Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan mengenai faktor-faktor yang dapat menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, serta penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi yang satu dengan yang lainnya sehingga menimbulkan proses pertumbuhan. Dalam teori pertumbuhan Solow-Swan yang dikembangkan oleh Robert Solow (Massacussets Institute of Technology) dan Trevor Swan (The Australian National University). Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung pada penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan ini didasarkan pada analisis klasik, bahwa perekonomian akan tetap mengalami tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan kapasitas peralatan akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu (Tarigan, 2006). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu satu indikator suatu Negara/wilayah/daerah.

Kondisi perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari tingat kesejahteraan suatu daerah. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya peningkatan produksi disuatu daerah pada periode waktu tertentu. Adanya peningkatan produksi diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga mampu mensejahterakan masyarakat. Dalam suatu perekonomian terbuka, pertumbuhan ekonomi tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian diwilayah tersebut namun juga dipengaruhi oleh perekonomian global. Demikian hal nya dengan perekonomian di Kalimantan tengah, tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi penduduk Kalimantan tengah namun juga dipengaruhi oleh faktorfaktor luar seperti kondisi ekonomi nasional dan global. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di pulau Kalimantan berasal dari sektor pertambangan yang mencapai angka Rp. 52 triliun sedangkan jumlah ini mencapai dua kali lipat sumbangan dari sektor manufaktur yang berada di urutan kedua dengan nilai Rp. 25 triliun. Tabel 1.1. Persentase Data Laju pertumbuhan di Kalimantan Tahun 2010-2013 Provinsi Tahun 2010 2011 2012 2013 Kalimantan Barat 5,47 5,98 5,81 6,08 Kalimantan Tengah 6,50 6,77 6,69 7,37 Kalimantan Selatan 5,59 6,12 5,72 5,18 Kalimantan Timur 5,10 4,09 3,98 1,59 Sumber: BPS Indonesia 2014

Porsi Pertumbuhan Ekonomi di Pulau Kalimantan Quartal tiga 2013 menurut Provinsi ; a. Kalimantan Tengah laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,37% b. Kalimantan Barat laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,08% c. Kalimantan Selatan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,18% d. Kalimantan Timur laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1,59% Dari hasil Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi positif dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,37%, karena itulah berdasarkan data di atas Provinsi Kalimantan Tengah mengalami pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi diantara provinsi lainnya. Oleh karena itu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah. Karena Provinsi Kalimantan Tengah yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi dibandingkan dengan Provinsi lainnya. Tabel 1.2. Distribusi sektor Terhadap PDRB di Kalimantan Tengah Tahun 2010-2014 Lapangan usaha Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Pertanian 24,65 23,74 23,09 22,70 23,50 Pertambangan 14,89 17,35 18,12 18,93 13,15 Industri pengolahan 15,36 14,57 13,99 13,71 16,10 Listrik dan gas 0,05 0,04 0,04 0,04 0,04 Air dan sampah 0,09 0,08 0,08 0,08 0,09 Konstruksi 8,53 8,06 8,12 7,76 8,35 Perdagangan 10,97 10,73 10,53 9,99 11,35 Transportasi 6,06 5,59 5,42 5,94 6,03 Akomodasi 1,56 1,60 1,67 11,73 1,76

Lapangan usaha Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Informasi 1,06 1,01 1,00 0,97 1,03 Jasa keuangan 2,54 2,97 3,21 3,25 3,35 Real estate 1,89 1,91 1,95 1,93 2,01 Jasa perusahaan 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 Administrasi 5,57 5,55 5,76 5,98 5,99 Jasa pendidikan 4,16 4,22 4,38 4,41 4,45 Jasa kesehatan 1,62 1,61 1,66 1,59 1,76 Jasa lainnya 0,96 0,93 0.94 0,96 0,99 Sumber : BPS Kalimantan Tengah 2015 Distribusi sektor pembentukan PDRB tahun 2014 di Kalimantan Tengah mengalami perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2013. Meskipun distribusi beberapa sektor mengalami perubahan, namun masih di dominasi oleh sektor pertanian, industri pengolahan dan pertambangan. Pada tahun 2014 distribusi sektor Pertanian menempati urutan tertinggi dengan nilai distribusi sebesar 23,50%, kemudian di ikuti oleh sektor Industri pengolahan 16,10%, sektor Pertambangan 13,15%, sektor Perdaganngan 11,35%, sektor kontruksi 8,35%, sektor Transportasi 6,03%, sektor Administrasi 5,99%, sektor Jasa pendidikan 4,45%, sektor Jasa keuangan 3,35%, sektor Real Estate 2,01%, sektor Jasa Kesehatan dan Jasa Akomodasi 1,76%, sektor Informasi 1,03%, sektor Jasa lain-lain 0,99%, sektor air dan sampah 0,09%, sektor listrik, gas dan jasa perusahaan 0,04%.

Sumber : BPS Kalimantan Tengah Gambar 1.1. Data nilai investasi industri Kalimantan tengah (Rp. Juta) Tahun 2010-2014 Keterangan : 2010 = (276.981.650), 2011 = (231.561.781), 2012 = (290.264.591), 2013 = (253.534.138), 2014 = (227.090.895). Perkembangan investasi di provinsi Kalimantan tengah menunjukkan pertumbuhan yang kurang signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 nilai tingkat investasi mengalami penurunan menjadi sebesar (Rp. 227,090,895), dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar (Rp. 253,534,138), 2012 sebesar (Rp. 290,264,591), 2011 sebesar (Rp. 231,561,781), dan 2010 sebesar (Rp. 276,981,650).

Tabel 1.3. Jumlah Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2014 Tahun Bekerja (orang) Angkatan Kerja (orang) 2010 1.022.580 1.066.733 2011 1.079.036 1.118.644 2012 1.112.252 1.148.275 2013 1.124.017 1.158.834 2014 1.154.489 1.193.171 Sumber :BPS Kalimantan Tengah 2015 Dari tabel diatas dapat dijelaskan jumlah ketenagakerjaan di Provinsi Kalimantan Tengah dari tahun 2010-2014 mengalami peningkatan, untuk disektor angkatan kerja mengalami peningkatan yang cukup signifikan serta di ikuti kenaikan disektor yang bekerja mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan penerimaan dari pungutan pajak daerah, dari aktivitas pengelolaan potensi asli daerah baik dari pungutan pajak daerah, retribusi daerah dan pengelolaan kekayaan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan merupakan pendapatan daerah yang sah (Mardiasmo, 2011). Menurut Mardiasmo penerimaan pemerintah daerah digunakan untuk pembangunan salah satu sumbernya adalah pajak, khususnya dari sektor pajak daerah. Menurut ketentuan umum Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, pajak daerah adalah kontribusi wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa mendapatkan imbalan yang seimbang secara langsung, dan dapat dipaksakan berdasarkan

peraturan perunndang-undangan yang berlaku, untuk digunakan membiayai penyelengaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah berikut ini data Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai berikut : Tabel 1.4. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015 Tahun Target (miliar) Realisasi (miliar) Persen 2010 1.636.876.647.000 1.555.426.285.764 95,20 2011 1.712.570.051.000 1.921.944.863.178 112,23 2012 2.260.466.375.417 2.523.742.354.371 111,65 2013 2.730.453.500.000 2.809.096.138.861 102,88 2014 3.164.139.120.000 3.129.993.380.873 98,92 2015 3.463.600.000.000 3.545.258.447.305 102,36 Sumber :LKP Kalimantan Tengah 2015 Berdasarkan data diatas Pendapatan Asli Daerah dari tahun 2010 sampai 2015 terus mengalami kenaikan baik dilihat dari tingkat persen maupun realisasinya. Belanja modal adalah belanja langsung dalam anggran pemerintah yang menghasilkan output berupa aset tetap. Dalam pemanfaatan aset yang dihasilkan tersebut, ada yang berhubungan langsung dengan pelayanan masyarakat (seperti jalan, jembatan, trotoar, gedung) olah raga, stadion, jogging track, halte dan rambu lalu lintas) begitu juga sebaliknya (seperti gedung kantor pemerintah). Dalam perspektif kebijakan publik, sebagian besar belanja modal berhubungan dengan pelayanan publik namun pada setiap anggaran tahunan jumlahnya semestinya besar.

Namun tidak semua belanja modal berhubungan langsung dengan pelayanan publik. Beberapa proyek fisik menghasilkan output berupa bangunan yang sepenuhnya dinikmati oleh aparatur (birokrasi) atau satuan kerja yang tidak berhubungan langsung dengan fungsi pelayanan publik. Sebagai contoh adalah belanja modal untuk pembangunan Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) atau inspektorat daerah. Oleh karena itu tidak tepat jika dikatakan bahwa belanja modal adalah belanja publik, atau sebaliknya belanja publik adalah belanja modal. Pengkategorian belanja modal kebelanja aparatur mengandung bias dari aspek penggunaan fungsi makna belanja (outcome). Pada prinsipnya alokasi dana modal dibuat untuk menghasilkan aset tetap milik pemerintah daerah yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah daerah dan masyarakat didaerah bersangkutan. Dalam persepektif penganggaran partisipatif keterlibatan masyarakat diharapkan dapat memberikan masukan penting dalam memilih aset tetap yang akan diperoleh dari pelaksanaan anggaran belanja modal. Penyediaan fasilitas publik yang sesuai dengan kebutuhan publik merupakan keniscayaan, bukan suatu pilihan. Dari latar belakang dan gambaran tersebut, maka penelitian mencoba menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi PDRB, melalui penelitian Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Tengah Tahun 2012-2015.

B. Batasan Masalah Penelitian Dalam penelitian ini, permasalahan yang akan diteliti yaitu factorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah Kalimantan Tengah perkabupaten/kota Tahun 2012-2015 dengan beberapa variabel antara lain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha tiap kabupaten/kota di Kalimantan Tengah, Investasi per Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah, Tenaga Kerja per Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah, Pendapatan Asli Daerah per Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah, Belanja Modal per Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan tulisan latar belakang diatas maka didalam penelitian ini akan diajukan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Mengetahui seberapa besar pengaruh Investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah per kabupaten/kota. 2. Mengetahui seberapa besar pengaruh adanya Tenaga Kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah per kabupaten/kota. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah per kabupaten/kota. 4. Mengetahui seberapa besar pengaruh Belanja Modal terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah per Kabupaten/Kota.

D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan yang akan dicapai untuk penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh Investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah per kabupaten/kota. 2. Untuk menganalisis pengaruh Tenaga Kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah per kabupaten/kota. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan asli daerah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah per kabupaten/kota. 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Belanja Modal terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah per kabupaten/kota. E. Manfaat Penelitian Dalam penelitian yang akan dilakukan sekiranya dapat memberikan kegunaan atau manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat secara praktik, yaitu dapat memberikan informasi terhadap pemerintah daerah baik kabupaten maupun kota dalam pengambilan keputusan terutama mengenai pengaruh investasi dalam negeri dan luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi. 2. Secara teoritis, yaitu diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama berkaitan dengan investasi dalam negeri dan luar negeri, khususnya dalam hal pengukuran dan pengidentifikasian karakteristik mengenai pengaruh investasi dalam negeri dan luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat.