BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tersebar di ke 5 Kabupaten Provinsi D.I. Yogyakarta. Puskesmas Bambang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. demografi dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Penelitian cross sectional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. kepatuhan minum obat dengan fungsi sosial pasien skizofrenia. Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum dan Karakteristik Responden Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertanyaan peneliti (Sastroasmoro, 2002).Penelitian ini menggunakan desain

BAB III METODE PENELITIAN. minum obat dan gejala klinis skizofrenia. Penelitian cross sectional mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

BAB 1. PENDAHULUAN. dunia menderita skizofrenia selama hidupnya, biasanya bermula dibawah usia 25 tahun, berlangsung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti (Sutana dan Sudrajat, 2001). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Dulalowo Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangtempel Kec. Semarang Timur, Semarang dan Bidan Praktik Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah komorbiditas pada pasien hemodialisa. Kualitas hidup diukur setelah 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini

11/7/ Survei populasi pada kesehatan mental 2. Pentingnya bukti2 riset yang lalu untuk intervensi

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam.

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB II METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker.

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN GEJALA PASIEN SKIZOFRENIA

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sesuai fungsinya. World Health Organization (WHO) mengartikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, tepatnya jalan Raya Limboto No 10,

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan Rumah Sakit tipe A yang berada di Propinsi Jawa Tengah

Correlation Between Cognitive Function and Quality of Life in Schizophrenia. Hubungan Antara Fungsi Kognitif dengan Kualitas Hidup Pasien Skizofrenia

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

RELATIONSHIP BETWEEN DEMOGRAPHIC FACTORS QUALITY OF LIFE OF PATIENTS WITH SCHIZOPHRENIA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai hal-hal yang menyangkut operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten. Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif karena menjelaskan hubungan antara dua

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasi analitik non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan membahas mengenai metode penelitian karya tulis ilimiah diantaranya adalah sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Tempat penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 60 orang, untuk karyawan divisi keuangan berjumlah 20 orang dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

sedangkan status gizi pada balita sebagai variabel terikat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB 1 PENDAHULUAN. perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial,

Transkripsi:

60 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2016 di 10 Puskesmas yang tersebar di ke 5 Kabupaten Provinsi D.I. Yogyakarta. Puskesmas Bambang Lipuro serta Puskesmas Godean 1 pada 20 Mei 2016, Puskesmas Wates pada 21 Mei 2016, Puskesmas Gedang Sari pada 23 Mei 2016, Puskesmas Gondomanan serta Puskesmas Kraton pada 24 Mei 2016, Puskesmas Srandakan pada 25 Mei 2016, Puskesmas Temon 1 pada 26 mei 2016, Puskesmas Pleyen 2 pada 27 Mei 2016 dan Puskesmas Tempel 1 pada 28 Mei 2016 Populasi awal penelitian adalah sebanyak 106 orang dan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah sebanyak 101 orang. B. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Karakteristik Responden Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara dan mengisi kuesioner data pribadi serta kuesioner kualitas hidup. Karakteristik subjek penelitian yang dipakai dalam kuesioner penelitian ini dijadikan sebagai dasar acuan faktor demografi yang seterusnya akan digunakan dalam analisa penelitian. 60

61 a. Jenis Kelamin Keterangan Tabel 4.1 Jenis Kelamin Subjek Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah 64 37 Presentase 63.36%% 36.63% b. Usia Umur pasien dibagi menjadi 3 kategori yaitu Anak-anak(<14 tahun), Remaja(14-18 tahun) dan Dewasa(>18 tahun) Keterangan Tabel 4.2 Usia Subjek Anak-anak(<14 tahun) Usia Remaja(14-18 tahun) Dewasa(<18 tahun) Jumlah - 2 99 Presentase 0% 2% 98% c. Tingkat pendidikan Tabel 4.3 Tingkat pendidikan Subjek Tingkat pendidikan Jumlah Presentase Tidak Sekolah 1 0,99% Tidak Tamat SD 9 8,91% SD 14 13,86% SMP 34 33,63% SMA 41 40,63% Perguruan Tinggi 2 1,98%

62 d. Status Pekerjaan Tabel 4.4 Status Pekerjaan Subjek Status Pekerjaan Jumlah Presentase Tidak Bekerja 71 70,30% Bekerja 30 29,70% e. Status Pernikahan Tabel 4.5 Status Pernikahan Subjek Status Pernikahan Jumlah Presentase Belum Menikah 59 58,42% Menikah 33 32,67% Cerai 9 8,91% 2. Kualitas Hidup Pasien Skizofrenia Kategori kualitas hidup responden didapat dari hasil hitung jumlah skor yang diperoleh dari masing-masing responden. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Skor Kualitas Hidup Subjek Kualitas Hidup Jumlah Presentase Rendah(skor 0-14) 5 4,95% Sedang(skor 15-29) 81 80,20% Tinggi(skor 31-34) 15 14,85% C. Pembahasan Pada penelitian ini, subjek yang diteliti berjumlah 106 orang dan 101 diantaranya memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor demografi apa saja yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Uji analisa yang digunakan adalah uji statistik Spearman. Uji analisis spearman digunakan

63 untuk uji statistik yang ditujukan untuk mengetahui hubungan atara dua atau lebih variavel berskala Ordinal. Asumsi lain untuk untuk uji spearman adalah: data tidak berdistribusi normal dan data diukur dalam skala Ordinal. Faktor demografi yang diuji pada penelitan ini adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan status pernikahan. Analisa sampel dilakukan dengan menggunakan SPSS melalui uji Non parametric Correlation Spearman. Berdasarkan analisa penelitian ini, terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kualitas hidup pasien skizofrenia (p=0,045) dengan korelasi kuat positif(0,200), lalu terdapat korelasi yang signifikan antara status pekerjaan dengan kualitas hidup pasien skizofrenia(p=0,000) dengan korelasi kuat positif(0,405), lalu terdapat korelasi yang signifikan antara status pernikahan dengan kualitas hidup pasien skizofrenia(p=0,024) dengan korelasi kuat positif(0,225), namun tidak terdapat korelasi antara jenis kelamin dengan kualitas hidup pasien skizofrenia(p=0,754) juga tidak terdapat korelasi antara umur dengan kualitas hidup pasien skizofrenia(p=0,727) Berdasarkan tabel karakteristik sampel 4.3 tentang tingkat pendidikan sampel, terdapat latar belakang pendidikan yang bervariasi pada sampel. Sebagian besar pasien berlatar pendidikan SMA(40,63%) dan SMP(33,4%) dan hanya sangat sedikit yang berhasil menempuh pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi(2,10%). Dari tabel juga didapatkan data bahwa sekitar 24,4% sampel berlatar pendidikan SD, dan bahkan tidak tamat SD dan SMP. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Tsuang, 2001 bahwa pasien

64 dengan skizofrenia akan mengalami kesulitan memusatkan perhatian, mempelajari hal-hal yang baru dan mengalami kelainan neurologis yang mayor. (Tsuang, 2001). Selain sebagai suatu sarana sosial, pendidikan juga merupakan salah satu dasar dari penentu kualitas hidup seseorang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Eurostat(badan statistik resmi Uni Eropa) individu dengan kemampuan yang terbatas/edukasi yang rendah serta kompetensi yang kurang akan tersisih dari kompetisi pekerjaan dan memiliki prospek ekonomi yang buruk. Berdasarkan penelitian, orang-orang yang keluar dari sekolah sejak dini akan menghadapi resiko normatif dari masarakat disekitarnya seperti dikucilkan karena kemampuannya yang berkurang, juga menghadapi resiko kemiskinan yang lebih tinggi (Union, 2013). Berdasarkan tabel karakteristik sampel 4.4 tentang Status Pekerjaan, didapatkan sebagian besar pasien skizofrenia adalah pengangguran (70,30%), sedangkan yang bekerja adalah sebanyak 29,70%-nya, fakta ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Penelitian Mallett et al tahun 2002 yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara status pekerjaan dengan timbulnya skizofrenia. (Mallet R, 2002). Menurutnya orang yang tidak bekerja mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengalami skizofrenia dibandingkan orang yang bekerja. Orang yang tidak bekerja akan lebih mudah menjadi stress, hal ini berhubungan dengan tingginya kadar hormon stress (kadar cathecholamine) dan mengakibatkan ketidakberdayaan. Orang yang bekerja memiliki rasa optimis terhadap masa depan dan lebih memiliki

65 semangat hidup yang besar dibandingkan dengan orang yang tidak bekerja (Kessler RC, 2006). Penelitian yang dilakukan (Hadzi-Angelkovska, et al., 2010) menemukan orang dengan skizofrenia yang bekerja memiliki fungsi sosial dan kualitas hidup yang lebih baik. Berdasarkan tabel karakteristik 4.5 tentang status pernikahan didapatkan hasil bahwa 32.67% sampel sudah menikah, 8,91% sampel sudah cerai dan mayoritas 58,42% sampel belum menikah. Hal ini juga didukung oleh beberapa penelitian yang sudah dilakukan. Status lajang pada pasien skizofrenia banyak dihubungkan dengan gejala-gejala klinis seperti rawat inap (Sanguinetti, et al., 1996), bunuh diri (Harkavy Friedman, et al., 1999), rendahnya kualitas hidup (Cardoso, et al., 2005), depresi dan profil simtom yang tidak stabil (Thara & Srinivasan, 1997), serta kegagalan fungsi sosial (Ganev, 2000). (Nyer, et al., 2010) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa orang dengan skizofrenia yang telah menikah atau telah hidup bersama memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi (rerata skor, 72,28 vs 53,87) Namun dalam poin demografi umur dan jenis kelamin tidak terdapat korelasi yang berarti dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Berdasarkan umur, mayoritas pasien berada pada umur dewasa(98%), diikuti dengan remaja yang hanya 2%. Hal ini sesuai dengan (Sadock, et al., 2015) yang menyebutkan bahwa pasien yang mengalami pengobatan skizofrenia hampir 90% berusia diantara 15-55 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar sampel adalah laki-laki(63.36%) sedangkan sisanya adalah perempuan(36,63%). Hal ini konsisten dengan penelitian (Siegrist, et al., 2015) yang melibatkan 1208 pasien skizofrenia yang menunjukkan bahwa mayoritas

66 pasien skizofrenia (61,8%) adalah laki-laki. Penelitian lain yang dilakukan oleh (Cardoso, et al., 2005) menemukan bahwa laki-laki lebih berisko 2,48% menderita skizofrenia dibandingkan wanita, hal ini karena wanita lebih mampu menerima situasi kehidupan ketimbang laki-laki. Kesimpulan diatas juga diperkuat oleh sebuah systematic review yang menunjukkan bahwa insidensi pada pria memang lebih besar dibandingkan wanita dengan rata-rata rasio pria dibandingkan wanita 1.4:1 (McGrath, et al., 2008). (Cardoso, 2005) menjelaskan beberapa faktor atau variabel yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien skizofrenia yaitu : 1. Variabel Sosio-Demografi, antara lain jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat penghasilan. 2. Variabel Klinis, antara lain penggunaan poli farmasi psikoaktif, efek samping obat yang dikonsumsi, terlambatnya mendapat pengobatan, dan agitasi selama wawancara. Penelitian (Souza & Coutinho, 2006) juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup penderita skizofrenia, yaitu : 1. Faktor Demografi Faktor demografi yang mempengaruhi kualitas hidup pasien skizofrenia yaitu : jenis kelamin, onset usia, pekerjaan, penghasilan, status perkawinan, dan tingkat pendidikan 2. Faktor Klinis Faktor klinis yang mempengaruhi kualitas hidup adalah jenis dan dosis obat yang digunakan. Penderita Skizofrenia yang tinggal disuatu komunitas, dilihat dari gangguan fungsi sosial, biasanya memiliki kualitas hidup yang buruk, dibandingkan dengan orang yang sehat.

67 Kualitas hidup telah diakui di dunia psikologi bersama dengan pendekatan tradisional dalam mengobati penyakit mental kronis. Penelitian terakhir telah menunjukkan bahwa tingkat kualitas hidup telah menjadi faktor independen dalam hasil akhir dari penyakit-penyakit kronis. (Boyer, 2013). Pendekatan dengan mengukur kualitas hidup pasien dapat menjadi faktor penentu dalam menentukan strategi treatment pasien. Instrumen kuesioner yang digunakan adalah Wawancara Kualitas Hidup Lehman Lehman Quality of Life Interview (QOLI) atau Wawancara Kualitas Hidup Lehman merupakan laporan diri terstruktur buatan Lehman yang diberikan lewat seorang interviewer terlatih. QOLI menilai kualitas hidup seseorang dengan gangguan mental berat dari sudut pandang pengalaman personal dari apa yang mereka lakukan serta alami (kualitas hidup objektif) dan rasakan (kualitas hidup subjektif). Skala QOLI terdiri dari banyak domain termasuk diantaranya Situasi hidup, hubungan keluarga, hubungan sosial, kegiatan di waktu luang, keuangan, keamanan dan hukum, pekerjaan dan sekolah, kesehatan, agama, dan lingkungan. Terdapat juga QOLI versi singkat yang hanya terdiri dari 74 item sehingga waktu pengerjaan yang lebih cepat tanpa kehilangan realibilitas atau validitasnya (Sajatovic & Ramirez, 2012). Instrumen ini memiliki nilai validitas dan reliabilitas yang signifikan, baik yang divalidasikan di luar negeri maupun yang telah divalidasi di RSJ Magelang. Nilai validasi yang didapatkan adalah (r hitung = 0.372 0.789) dan reliabel (Eniarti, 2008)