BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Mutagen (mutagene) adalah bahan yang dapat menginduksi. deoxyribonucleic acid (DNA) menjadi mutasi. Adapun yang dimaksud dengan

UJI ANTIMUTAGENIK EKSTRAK ETANOL BUNGA JANTAN PEPAYA (Carica papaya L.) PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI DENGAN SIKLOFOSFAMID

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih lezat. Masyarakat Indonesia rata-rata mengkonsumsi MSG sekitar

BAB I PENDAHULUAN. supaya tidak terserang oleh penyakit (Baratawidjaja, 2000). keganasan terutama yang melibatkan sistem limfatik (Widianto, 1987).

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. bijinya untuk asma, bronkitis, kusta, tuberkulosis, luka, sakit perut, diare, disentri,

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

BAB I PENDAHULUAN. dari segi jumlah tanaman obat yang sebagian besar belum dapat dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN. (Cyclea barbata Meer), cincau hitam (Mesona palustris), cincau minyak

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, trombosit dan faktor pembekuan darah (Dewoto, 2007). dengan demikian dapat menghentikan perdarahan (Tan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, namun demikian pada

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

BAB I PENDAHULUAN. Diuretik adalah zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih, bekerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) adalah salah satu jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia telah menggunakan tumbuhan obat atau bahan

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

BAB I PENDAHULUAN. isolasi dari Streptomycespeucetius var. caesius. Doksorubisin telah digunakan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan program pelayanan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang seperti Indonesia banyak sekali faktor-faktor

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sehingga mampu menghadapi serangan zat asing seperti

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii PENDAHULUAN... 1

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran pola konsumsi pangan. Seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. keempat tertinggi setelah Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat (Siahaan,

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman nenek moyang sampai sekarang, masyarakat banyak

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistematik tumbuhan, kandungan kimia, dan khasiat tumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Lampiran 1. Ethical Clearanc

BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati (mega-biodiversity) yang dimiliki perairan

BAB I PENDAHULUAN. Teripang atau timun laut (Sea Cucumber) termasuk dalam filum

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL BUAH TANAMAN SAWO (Achras zapota L.) TERHADAP MENCIT JANTAN SKRIPSI

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tumbuhan pepaya adalah sebagai berikut (Herbarium. : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

ISOLASI, KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN PACAR CINA (Aglaia odorata) SKRIPSI SARJANA KIMIA

DAFTAR ISI II METODOLOGI PENELITIAN III Alat dan bahan Alat Bahan Bakteri uji... 36

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. Daun Afrika (Vernonia amygdalina Delile), umumnya dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit periodontitis (Asmawati, 2011). Ciri khas dari keadaan periodontitis yaitu gingiva kehilangan

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. disembuhkan, bahkan tidak jarang menyebabkan kematian (Saputra, dkk.,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang tanaman obat. di Indonesia berawal dari pengetahuan tentang adanya

PEMANFAATAN JENIS POHON. (Avicennia spp.) SEBAGAI BAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutasi merupakan perubahan yang terjadi pada gen atau pada kromosom yang berkaitan dengan timbulnya beragam kelainan, termasuk penyakit kanker. Selain dapat terjadi secara spontan, mutasi juga dapat diinduksi oleh berbagai faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor penginduksi mutasi dikenal sebagai mutagen (Purwadiwarsa, dkk., 2000). Uji mikronukleus dikembangkan oleh Schamid (1975) dan Heddle (1973) merupakan suatu metode pemeriksaan yang secara luas digunakan untuk mendeteksi efek genotoksik dalam waktu singkat secara in vivo dan in vitro (Saleh, 2010). Mikronukleus yaitu badan-badan kromatin halus yang terbentuk di sitoplasma karena terjadinya kondensasi pada fragmen kromosom asentrik atau seluruh kromosom (Shahrim, et al., 2006). Mikronukleus memiliki ukuran sekitar 1 / 20-1 / 6 diameter sel itu sendiri, dan dapat jelas terlihat di bawah pemeriksaan mikroskop, adanya mikronukleus ini menjadi salah satu indikator terjadinya mutasi (Sofyan, et al., 2005; Schmid, 1975). Salah satu bagian tumbuhan yang sudah biasa digunakan oleh masyarakat adalah daun pepaya. Daun ini digunakan sebagai pencegah malaria, dan membantu memperbaiki fungsi pencernaan. Selain itu, getah pepaya juga mengandung papain, dan ini sudah dimanfaatkan secara tradisional untuk menghilangkan kutil dan gangguan kulit. Papain memiliki kemampuan dalam memecah protein dan mematikan sel (Anonim b, 2011).

Bahan berkhasiat sudah ditemukan di alam sejak ribuan tahun yang lalu, dan sejak tahun 1983-1994 telah dilegalisasi 520 obat baru, 39% dari penemuan tersebut merupakan produk alam serta turunannya, dan 60-80% obat antibakteri dan antikanker berasal dari alam. Beberapa tahun terakhir banyak kalangan akademisi serta perusahaan-perusahaan farmasi yang tertarik dengan produk alam karena berpotensi sebagai sumber obat baru.(sarker, et al., 2006). Hasil penapisan golongan senyawa kimia berkhasiat pada bunga pepaya jantan ditemukan adanya flavonoida, tanin, steroida-triterpenoida, dan karbohidrat (Indrawati, dkk., 2002). Lebih dari 4000 senyawa flavonoid yang berbeda telah diisolasi dan diidentifikasi hingga saat ini. Kelompok senyawa ini mendapat perhatian karena memiliki beberapa aktifitas biologis termasuk sifat antimutagenik dan antikanker (Ahmad, 2006). Di Negara-negara Asia beberapa triterpenoida digunakan sebagai agen antiinflamasi dan antikanker (Tobyn, et al., 2011). Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan pengujian efek antimutagenik bunga pepaya jantan pada mencit, karena berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan studi literatur kandungan dalam bunga pepaya jantan tersebut memiliki sifat yang berpotensi sebagai antimutagenik. Penelitian dilakukan secara in vivo pada mencit jantan dengan menggunakan metode uji mikronukleus. Sebagai mutagen digunakan siklofosfamid. Metode ini dilakukan karena prosesnya mudah dan tidak memerlukan alat dan biaya yang terlalu mahal dan metode ini paling umum digunakan oleh peneliti untuk melihat efek genotoksik suatu senyawa tertentu.

1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah karakterisasi simplisia bunga pepaya jantan? 2. Apakah golongan senyawa yang terkandung dalam simplisia dan ekstrak etanol bunga pepaya jantan? 3. Apakah ekstrak etanol bunga papaya jantan (Carica papaya L.) memiliki aktivitas sebagai antimutagenik? 1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis : 1. Karakterisasi simplisia bunga pepaya jantan yang dilakukan sama dengan hasil yang sudah pernah dilakukan mahasiswa pasca sarjana ITB tahun 2002. 2. Golongan senyawa yang terkandung dalam simplisia dan ekstrak etanol bunga pepaya jantan yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, steroidtriterpenoid, dan karbohidrat. 3. Ekstrak etanol bunga pepaya jantan memiliki efek antimutagenik pada mencit yang diinduksi dengan siklofosfamid (sebagai mutagen). 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui karakterisasi simplisia bunga pepaya jantan. 2. Untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam simplisia dan ekstrak etanol bunga pepaya jantan.

3. Untuk mengetahui aktivitas antimutagenik ekstrak etanol bunga pepaya jantan pada mencit jantan yang diinduksi dengan siklofosfamid. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan bunga pepaya jantan menjadi suatu sediaan herbal terstandar yang berfungsi sebagai antimutagenik. 2. Menambah inventaris tanaman obat yang berkhasiat sebagai antimutagenik.

1.6 Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai berikut terdapat gambar 1.1 dibawah ini: Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Simplisia bunga pepaya jantan Ekstrak etanol bunga pepaya jantan ( ) Suspensi CMC 1% Karakteristik simplisia Skrining fitokimia Penurunan jumlah mikronukleus 1. Pemeriksaan makroskopik 2. Pemeriksaan mikroskopik 3. Penetapan kadar air 4. Penetapan kadar abu total 5. Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam 6. Penetapan kadar sari larut dalam air 7. 1. Penetapan Alkaloid kadar sari larut 2. dalam Flavonoida etanol 3. Tanin 4. Saponin 5. Triterpen/steroida 6. Glikosida 7. Antraqinon Jumlah mikronukleus pada 400 sel eritrosit berpolikromatik dari sumsum tulang femur mencit Gambar 1.1 Diagram kerangka pikir penelitian