BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III SULTAN MUHAMMAD KAHARUDDIN JL. GARUDA No. 43 SUMBAWA BESAR NTB Kode Pos 84312TELP : 0371 21859, 24134 FAX : (0371) 626144 Email : stamet_sbw@yahoo.co.id, stamet.sumbawabesar@bmkg.go.id ANALISIS CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI WILAYAH KAB. SUMBAWA TANGGAL 11 FEBRUARI 2017 I. INFORMASI KEJADIAN LOKASI Kec. Labuhan Badas, Empang, Terano, Sumbawa, Moyo Hilir, dan Plampang TANGGAL 11 Februari 2017, Pukul 19.00 Wita DAMPAK TEMPO.CO, Jakarta Banjir menggenangi tujuh kecamatan di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 11 Februari 2017. Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan banjir tersebut disebabkan oleh luapan sungai. "Selama lima hari terakhir, hujan deras berlangsung," ucapnya melalui keterangan tertulisnya, Sabtu, 11 Februari 2017 Tujuh kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Labuan Badas, Empang, Terano, Sumbawa, Unter Iwes, Moyo Utara, dan Moyo Hilir. Akibatnya, 40.219 jiwa terdampak banjir dengan ketinggian hingga 70 sentimeter ini. Untuk sementara, korban mengungsi di masjid dan kantor pemerintah daerah."pengungsi sering bolak-balik ke rumah dan tempat pengungsian," ujarnya.
II. DATA CURAH HUJAN Data Hujan 11 Februari 2017 Keterangan Stamet Sumbawa 13 mm Hujan Intensitas Ringan Pos Hujan Plampang 179 mm Hujan Intensitas Sangat Lebat Pos Hujan Lape 110 mm Hujan Intensitas Sangat Lebat Pos Hujan Tarano 69 mm Hujan Intensitas Lebat Pos Hujan Buer 64 mm Hujan Intensitas Lebat Sumber Data : Pengamat Pos Hujan Kab. Sumbawa ANALISA METEOROLOGI Anomali SST - Anomali Suhu Muka Laut (SST) menunjukkan kondisi perairan SST yang cukup hangat yang bernilai positif (+0.5 C s/d +1.5 C). -Suhu Muka Laut (SST) di wilayah Sumbawa berkisar 28 C - 31 C. OLR Hal ini menunjukkan adanya potensi penambahan uap air yang sangat mendukung dalam pembentukan awan-awan hujan di wilayah tersebut. - OLR menunjukkan nilainya negatif untuk wilayah Nusa Tenggara Barat. Hal ini menunjukkan bahwa nilai OLR rendah atau radiasi gelombang panjang yang dipancarkan bumi rendah akibat tertutup awan. Nilai OLR yang negatif menunjukkan adanya pembentukan awan yang signifikan. Pola Tekanan Pola Angin (Streamline) Kelembaban Relatif (RH) Berdasarkan gambar Isobar tanggal 11 Februari 2017, terdapat Pusat Tekanan Rendah (Low Pressure Area) di sebelah Barat Perairan Australia atau di sebelah Selatan P. Jawa hingga Bali (1002 Hpa), di bagian Utara Australia (1005 Hpa) serta di bagian Timur Perairan Australia (1005 Hpa). Hal ini menandakan bahwa kondisi tersebut mendukung aktifnya pergerakan massa udara yang berada di bagian Utara Pulau Sumbawa berkumpul menuju wilayah Nusa Tenggara Barat bagian Selatan dan menyebabkan massa udara bergerak dari BBU (Belahan Bumi Utara) menuju BBS (Belahan Bumi Selatan). Berdasarkan dari gambar pola angin (streamline) tanggal 11 Februari 2017, terlihat adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dan uap air dari Samudera Hindia dan membentuk pola arus angin masuk ( konvergensi) yang berada di selatan Pulau Jawa hingga melewati Pulau Sumbawa. Kondisi tersebut berperan dalam pembentukan awan-awan konvektif. Kelembaban Relatif (RH) pada tanggal 11 Februari 2017 terlihat tinggi di lapisan 850 Hpa dan 700 Hpa pukul 06.00 UTC (14.00 Wita) dan 12.00 UTC (20.00 Wita) yang bernilai 80-95%. Sementara di lapisan 500 Hpa nilainya berkisar antara 60-80%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi udara mengandung massa uap air yang menunjukkan adanya potensi pertumbuhan awan-awan hujan (awan konvektif) yang cukup besar di wilayah Sumbawa. Citra Satelit Berdasarkan gambar dari Citra Satelit Himawari pada tanggal 11 Februari 2017 terlihat adanya pertumbuhan awan-awan konvektif yang terlihat di wilayah Sumbawa bagian Timur dan Selatan mulai pukul 16.00 Wita, kemudian semakin berkembang hingga menutupi bagian Selatan Kab. Sumbawa pada pukul 17.00 Wita. Awan konvektif mulai meluas ke hampir seluruh bagian Kab. Sumbawa pada pukul 19.00 Wita hingga pukul 22.00 Wita. Dari klasifikasi jenis awan, diketahui awan yang terbentuk adalah Cumulonimbus (Cb) yang dapat menyebabkan potensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang pada waktu tertentu. Suhu puncak awan juga terlihat sangat signifikan mulai sore hingga malam hari pada tanggal 11 Februari 2017 dengan suhunya mencapai -60 C hingga mendekati -70 C.
III. KESIMPULAN I. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa hujan yang terjadi di Kab. Sumbawa diakibatkan karena kondisi SST yang hangat dan adanya Pusat Tekanan Rendah ( Low Pressure Area) di perairan bagian Barat Australia serta adanya konvergensi di sekitar Pulau Sumbawa. Hal ini mengakibatkan terjadinya penumpukan massa udara di Pulau Sumbawa, sehingga menyebabkan pembentukan awan-awan konvektif yang cukup besar di hampir seluruh bagian wilayah NTB. Nilai kelembaban relatif yang cukup tinggi pada lapisan 850 mb hingga 500 mb di wilayah Sumbawa. IV. PROSPEK KEDEPAN I. Wilayah Kab. Sumbawa masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat untuk 2-3 hari ke depan. V. INFORMASI PERINGATAN DINI Waspadai tinggi gelombang di perairan Selatan Sumbawa yang mencapai ketinggian lebih dari 2 meter.
LAMPIRAN Gambar 1. SST Analysis, SST Anomaly, dan OLR
Gambar 2. Kelembaban Relatif 850 Hpa, 700 Hpa, dan 500 Hpa Tanggal 11 Februari 2017 Pukul 06.00 dan 12.00 UTC Gambar 2. Isobar (kiri) dan Pola Arus Angin ( Streamline) Tanggal 11 Februari 2017
Gambar 5. Citra Satelit Tanggal 11 Februari 2017 Pukul 16.00-17.00 Wita dan Pukul 19.00 21.30 Wita