BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat dari berbagai aspek. meluasnya kesempatan kerja serta terangsangnya iklim ekonomi di wilayah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. setiap daerah di wilayah negaranya. Dalam pembangunan perekonomian di suatu

Data PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 ( Juta Rupiah) dan Laju Pertumbuhan PDRB Karesidenan Kedu Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perkapita, dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan juga

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga dikatakan bahwa pembangunan ekonomi dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berkembang, memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Keywords : Key Region, PDRB, Klassen Typology, Location Quotient, SWOT.

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkannya diperlukan syarat-syarat yang harus terpenuhi, laju pertumbuhan penduduknya. (Todaro, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang saat ini lebih ditekankan pada

I. PENDAHULUAN. pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah tidak lepas dari pembangunan. yang dimiliki oleh daerahnya. Pembangunan nasional dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses yang terintgrasi dan komprehensif

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi yang seluas-luasnya, dalam arti daerah diberikan

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. baru, dengan dilaksanakannya UU No. 5 tahun Pokok- pokok yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

*) Bekerja di BPS Provinsi Kalimantan Tngah

I. PENDAHULUAN. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara. dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan oleh sekian banyak Negara berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

1) Struktur Ekonomi Daerah. terbesar dalam penyusunan PDRB.

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi di daerah adalah pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang meliputi seluruh kehidupan manusia, bangsa dan negara, untuk. Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil makmur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah suatu proses yang berkesinambungan dengan

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun. dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, makmur dan berkeadilan. Akan tetapi kondisi geografis dan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi mengharuskan Indonesia dituntut siap dalam bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi di masa lalu telah mengubah struktur ekonomi secara

I. PENDAHULUAN. dalam mengelola potensi sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas fiskal yaitu pendapatan asli daerah (PAD) (Sidik, 2002)

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat merasakan kesejahteraan dengan cara mengelola potensi-potensi ekonomi

I. PENDAHULUAN. pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. serta kesejahteraan penduduk. Kesenjangan laju pertumbuhan ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan tetapi untuk melengkapi data penelitian ini dibutuhkan suatu

ANALISIS TINGKAT PERTUMBUHAN DAN DISPARITAS ANTAR DAERAH PADA ERA OTONOMI DAERAH. Adrian Sutawijaya Universitas Terbuka.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan, namun pada

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI PROVINSI ACEH PERIODE

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua

I. PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010).

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

PENDAHULUAN Latar Belakang

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Ketimpangan pendapatan adalah sebuah realita yang ada di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 2005, hlm Tulus Tambunan, Pembangunan Ekonomi dan Utang Luar Negeri, Rajawali Pres,

BAB III METODE PENELITIAN. ekonomi yang ada di Pulau Jawa. Selain mengetahui struktur juga untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan sub sistem dari pembangunan nasional, sehingga adanya keterikatan antara pembangunan daerah dan pembangunan nasional yang tidak dapat dipisahkan. Pembangunan daerah merupakan parameter keberhasilan pembangunan nasional, yang dapat dilihat dari banyak tersedianya peluang kerja, serta meningkatnya kesejahteraan rakyat dari berbagai aspek. Menurut Lincolin Arsyad dalam Choliq Sabana (2007) Pembangunan daerah dalam perspektif ekonomi yaitu merupakan sebuah proses dikelolanya sumber daya ekonomi yang berada di suatu daerah oleh pemerintah setempat beserta dengan masyarakat membangun pola kerjasama untuk mencapai tujuan terciptanya lapangan kerja baru, meluasnya kesempatan kerja serta terangsangnya iklim ekonomi di wilayah tersebut. Pemerintah melalui UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 23 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang membahas tentang kebijakan pemerintah pusat dalam melimpahkan wewenang untuk mengatur urusan rumah tangga daerahnya sendiri kepada pemerintah daerah melalui perencanaan dan pengelolaan pembangan daerah yang didasarkan pada 1

2 kemampuan ataupun potensi yang ada serta permasalahan yang harus dihadapi di daerah tersebut. Pelimpahan wewenang yang dilakukan oleh pemerintah pusat kepada daerah diharapkan dapat menghilangkan praktik sentralistik dimana pembangunan dan pertumbuhan ekonomi hanya terpusat di Kota besar saja, yang pada satu sisi dirasa kurang menguntungkan daerah dan penduduk lokal. Dalam rangka melakukan pemerataan pembangunan daerah di segala penjuru negeri, era otonomi daerah merupakan hal yang paling penting, karena dirasa dapat meningkatkan motivasi daerah untuk mau mengembangkan diri menjadi daerah yang maju dengan tingkat kesejahteraan yang meningkat dan dapat bersaing dengan daerah lain, pengaktualisasian pribadi daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang dapat diwujudkan dengan pemanfaatan potensi lokal, serta dilakukannya pemanfaatan kekuatan daerah dan peluang yang muncul untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan perekonomian untuk mencapai kemakmuran rakyat dan keadilan sosial. Perumusan kebjakan pembangunan oleh pemerintah harus didasarkan pada perencanaan pembangunan yang strategis dan efektif. Perlu adanya pertimbangan mengenai kedudukan dan keberadaan daerah lain sebagai lawan dalam komoditi yang diproduksi, dan juga sebagai mitra usaha dalam pengembangan komoditi yang menjadi andalan daerah tersebut yang berhubungan dengan pasar internasional ( Gupa dan Choudry, 1997 dalam Choliq Sabana, 2007).

3 Koordinasi dan keseragaman merupakan jalan utama yang harus dilalui oleh pemerintah daerah untuk dapat mencapai keberhasilan pembangunan dan tercapainya target pembangunan. Dengan adanya keseragaman tersebut, maka kesamaan arah pandang dan pemetaan pemikiran pun akan terjadi, yang bersifat komplementer dan tidak akan saling tindihnya pembangunan antar daerah. Terwujudnya kesejahteraan sosial yang adil dan merata, terbukanya lapangan usaha, banyaknya kesempatan kerja yang kemudian dapat menurunkan angka pengangguran dan tingkat kemiskinan merupakan tujuan dari diupayakannya pembangunan daerah. Berlakunya kebijakan pembangunan daerah dengan konsep kawasan andalan oleh pemerintah bertujuan untuk mempersempit jurang disparitas antar daerah yang kemudian disandarkan pada kekuatan lokal yang dimiliki. Kebijakan kawasan andalan diterapkan dengan harapan dapat terwujudnya kesamarataan tingkat pertumbuhan ekonomi serta keseimbangan pendapatan perkapita daerah, sehingga dapat memperkecil bahkan menutupi kesenjangan ekonomi yang ada antara perkembangan pulau jawa maupun luar jawa (Mudrajad Kuncoro, 2002). Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jateng 2003 dalam Choliq Sabana (2007) mendefinisikan Kawasan andalan merupakan kawasan yang ditetapkan dengan tujuan untuk dibudidayakan berdasarkan potensi lokal yang dimiliki yang diyakini dapat merangsang iklim ekonomi

4 yang baik, yang dapat ditinjau dari peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak hanya untuk kawasan itu sendiri namun juga bagi kawasan sekitarnya. Konsep Kawasan Andalan menurut Royat dalam Mudrajad Kuncoro (2002) merupakan kawasan cepat tumbuh dan maju diantara daerah lainnya dalam satu provinsi, kawasan andalan juga diyakini memiliki sektor unggulan yang telah terspesialisasikan, yang dapat berperan sebagai penggerak perekonomian daerah serta memiliki kaitan dengan daerah di sekitarnya. Terjadinya pertumbuhan ekonomi di kawasan andalan diyakini dapat memberi imbas positif tidak hanya untuk daerah tersebut namun juga daerah sekitarnya dengan diberdayakannya sektor serta subsektor unggulan yang dapat menjadi mesin penggerak perekonomian daerah. Penekanan pada pertumbuhan ekonomi sebagai arah kebijakan penetapan kawasan andalan dikarenakan mengingat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan variabel ekonomi yang merupakan indikator inti dalam pembangunan. Kawasan andalan dapat berupa kawasan yang telah berkembang dimana terdapat aglomerasi kota dan aglomerasi kegiatan sektor produksi yang didukung oleh sumber daya manusia, sumber daya alam, kedekatan lokasi dengan pusat pertumbuhan regional, da juga telah memiliki infrastuktur pendukung. Kawasan andalan dapat juga berupa kawasan yang prospektif untuk dikembangkan dengan terdapat sumber daya alam, memiliki akses terhadap pusat pertumbuhan, dekat dengan pusat-pusat permukiman, serta memungkinkan untuk melakukan pengadaan prasarana pendukung.

5 Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, kawasan andalan perlu dikelola secara terpadu, komprehensif, dan berkesinambungan agar dapat lebih terarah dan teratur. Terdapat beberapa aspek pengembangan yang menjadi tolak ukur kelayakan analisis kawasan andalan, yaitu fisik dan lingkungan, sosial budaya, ekonomi dan kelembagaan. Tujuan dari pengembangan kawasan andalan antara lain mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya yang ada pada kawasan untuk pembangunan ekonomi nasional dan daerah. Pengembangan kawasan andalan ditujukan sebagai alat guna mendorong dan mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi bagi suatu kawasan, sebagai motor penggerak yang dapat menstimulasi pengembangan wilayah nasional sehingga kawasan andalan diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan (growth center). Provinsi Jawa Tengah melalui Perda Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 2029 memutuskan beberapa daerah yang ditetapkan menjadi kawasan andalan wilayah jawa tengah, satu diantaranya adalah Kota Magelang dengan wilayah kerjasama yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung. Adanya kawasan kerjasama ini diharapkan setiap daerah dalam suatu kawasan kerjasama akan saling berusaha dan bersinergi untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi dan pemerataan pembangunan. Kota Magelang dianggap pantas menjadi pusat pertumbuhan di wilayah kerjasamanya dikarenakan Kota Magelang memiliki kriteria

6 daerah cepat maju dan cepat tumbuh yang dapat dilihat dari rata-rata laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan perkapita Kota Magelang lebih tinggi bila dibandingkan dengan laju Pertumbuhan PDRB dan pendapatan perkapita Jawa Tengah. Tingkat Kinerja perekonomian wilayah dapat diperhatikan melalui besaran PDRB dan pertumbuhan PDRBnya, sementara tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah dapat dilihat dari PDRB perkapita. Berikut menunjukkan laju pertumbuhan PDRB dan PDRB perkapita kabupaten/kota di Karesidenan Kedu : Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Karesidenan Kedu Periode 2010 2014 ( dalam %) Ratarata No Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 1 Kabupaten Purworejo 4,84 5,64 4,59 4,94 4,49 4,90 2 Kabupaten Wonosobo 4,29 4,52 5,14 5,25 4,16 4,67 3 Kabupaten Magelang 4,51 5,22 4,88 5,91 4,88 5,08 4 Kabupaten Temanggung 4,31 4,65 5,04 6,14 5,15 5,06 5 Kota Magelang 6,12 6,11 5,37 6,04 4,90 5,71 6 Jawa Tengah 5,84 5,30 5,34 5,11 5,28 5,37 Sumber : BPS Kota Magelang dan Jawa Tengah diolah Untuk dapat memperjelas kondisi pertumbuhan PDRB Kota Magelang pada tahun 2010-2014 dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB Jawa Tengah dijelaskan dalam gambar 1.1 sebagai berikut :

7 Laju Pertumbuhan PDRB Kota Magelang dan Jawa Tengah 8 6 4 2 Kota Magelang Jawa Tengah 0 2010 2011 2012 2013 2014 Kota Magelang 6.12 6.11 5.37 6.04 4.9 Jawa Tengah 5.84 5.3 5.34 5.11 5.28 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah dan Kota Magelang (data diolah) Gambar 1. 1 Pertumbuhan PDRB Kota Magelang dan Provinsi Jawa Tengah ADHK 2010 Periode 2010-2014 Rata rata laju pertumbuhan PDRB Kota Magelang (5,71) lebih besar dari laju pertumbuhan PDRB Jawa tengah (5,37) antara tahun 2010-2014, walaupun rata-rata laju pertumbuhan PDRB Kota Magelang lebih besar dari jawa tengah namun jika diperhatikan menurut runtut tahun pertumbuhan PDRB Kota Magelang fluktuatif, pertumbuhan ekonomi Kota Magelang mengalami penurunan setelah tahun 2010, namun sampai dengan tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi Kota Magelang lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kota Magelang justru mengalami penurunan yang cukup signifikan sehingga menempatkan pertumbuhan ekonomi Kota Magelang lebih kecil dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah.

8 Berbeda hal nya dengan rata-rata pendapatan perkapita Kota Magelang lebih besar dari pendapatan perkapita Jawa Tengah dalam kurun waktu 2010-2014. Tabel 1. 2 Pendapatan Perkapita Kota Magelang dan Jawa Tengah Pendapatan Perkapita Tahun Kota Magelang Jawa Tengah 2010 3.392.388 1.924.563 2011 3.588.066 2.010.403 2012 3.723.022 2.077.965 2013 3.964.724 2.184.487 2014 4.143.936 2.282.016 Rata-rata 3.762.427 2.095.886 Sumber : BPS Jawa Tengah Diolah Mengingat Kota Magelang merupakan pusat pertumbuhan di wilayah kerjasamanya sehingga dianggap dapat memiliki daya tarik investasi yang baik serta memiliki prospek ekonomi yang berkelanjutan. Dengan aras realita kinerja yang ada sebagaimana uraian latar belakang diatas maka menarik untuk dilakukan penelitian mengenai STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA MAGELANG SEBAGAI KAWASAN ANDALAN DI PROVINSI JAWA TENGAH. B. Batasan Masalah Mengingat ruang lingkup pembangunan ekonomi daerah sangat luas maka penulis membatasi pembahasan masalah pada sektor-sektor ekonomi

9 yang ada di Kota Magelang dan data yang digunakan adalah data tahunan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas serta untuk memperjelas arah penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Termasuk dalam klasifikas tipologi daerah apakah Kota Magelang dengan bantuan analisis Tipologi Klassen? 2. Sektor apakah yang memiliki potensi sebagai sektor basis atau unggulan dengan bantuan alat analisis Location Quotient (LQ)? 3. Bagaimana strategi pengembangan Kota Magelang sebagai kawasan andalan di Provinsi Jawa Tengah dengan bantuan analisis SWOT? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tipologi daerah digunakan untuk memacu pengembangan pembangunan dengan memanfaatkan alat analisis Tipologi Klassen. 2. Untuk mengetahui sektor yang memiliki potensi sebagai sektor basis atau unggulan dengan bantuan alat analisis Location Quotient (LQ).

10 3. Strategi pengembangan Kota Magelang sebagai kawasan andalan di Provinsi Jawa Tengah dengan bantuan analisis SWOT. E. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, maka manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini yaitu antara lain : 1. Bagi Penulis Penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk mengimplementasikan serta menerapkan ilmu dan teori-teori yang telah diberikan dibangku perkuliahan untuk kemudian dipraktikkan di lapangan. 2. Bagi Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan sebagai bahan masukan serta pertimbangan dalam penentuan kebijakan pemerintah terutama terkait bidang perekonomian. 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan data menambah wawasan serta informasi mengenai keadaan perekonomian Kota Magelang. 4. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan sumber referensi mengenai kondisi perekonomian daerah khususnya Kota Magelang, yang kemudian dapat menjadi perbandingan untuk peneliti selanjutnya dengan tema sejenis.