BAB IV PERANCANGAN SPK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN Tujuan...

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No A Surabaya ini

BAB II LANDASAN TEORI. sistem kontrol persediaan dan produksi, dan MRP tipe 3 berhubungan dengan. sistem perencanaan manufaktur (Tersine, 1984).

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...

SISTEM INFORMASI APOTEK (SIAP)

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Konsumen tidak hanya menginginkan produk yang berkualitas,

III. METODOLOGI. Tahap Investigasi Sistem. Tahap Analisa Sistem. Tahap Perancangan Sistem. Tahap Penerapan Sistem. Tahap Pemeliharaan Sistem

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. penyelesaian produksi dengan menggunakan metode Earliest Due Date (EDD) ini

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

PERANCANGAN APLIKASI INVENTORY BARANG MATERIALS DAN PRODUCT. Gita Ayu Syafarina, S.Kom, M.Kom

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM


BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN Langkah-Langkah Penelitian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dibangun merupakan sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK. sehingga menghambat kegiatan operasional dalam perusahaan.

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. data, selanjutnya melakukan tahapan sebagai berikut: menyajikan suatu rancangan langkah kerja dari sistem yang baru.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk tahap berikutnya. Adapun metode penelitian yang dilakukan untuk

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi. Pada tahap ini dilakukan peninjauan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk kelangsungan produksi perusahaan, lembaga maupun kemajuan

Lampiran 1. Wawancara perancangan sistem penjualan PT. Master Centranusa Cemerlang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sesuai dengan sistem informasi akuntansi yang dibangun.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat lunak ini dibagi menjadi dua, yakni kebutuhan hardware dan kebutuhan

PERTEMUAN 3 DIAGRAM ALIR DATA

BAB 2 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Dalam menciptakan sebuah aplikasi sistem penjualan secara online

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. waterfall. Metode waterfall yang digunakan terdapat dua tahap yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. adalah mengoptimalkan kinerja semua mesin agar tidak ada karyawan yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL...

PERANCANGAN APLIKASI PENGADAAN BARANG PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA (Persero) KANTOR PEMASARAN PUSRI DAERAH LAMPUNG

PERANCANGAN SISTEM APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE DI PT PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA BARAT

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Kunjungan sales digunakkan untuk melihat berapa banyak kunjungan sales

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II LANDASAN TEORI... 7

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan pesanan tepat waktu merupakan salah satu kepentingan utama

AMIK GI MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. dan pencatatan kasus Perselisihan Hubungan Industrial (PHI).

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III KONSEP APLIKASI. Karya Sejati serta mempelajari data-data dan dokumen-dokumen yang ada pada saat ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. praktek, metodelogi penelitian, metode pengumpulan data, lokasi dan

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap

Universitas Bina Nusantara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... VI Saran... VI-1 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A TAMPILAN LAYAR LAMPIRAN B LISTING PROGRAM

BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. informasi monitoring dan evaluasi koperasi pada Dinas Koperasi Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SISTEM PELAYANAN TERPADU PADA PT. SRIKANDI PALEMBANG

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

AMIK GI MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli madya Semester Genap Tahun 2010/2011

Kata kunci : pembangunan sistem pembelian dan penjualan, sistem informasi.

BAB III TAHAPAN ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. aplikasi penjualan perangkat komputer pada CV. Data Baru. Tahap-tahap tersebut

SISTEM INFORMASI RESERVASI RESORT WISATA PANTAI GEDAMBAAN KOTABARU. M. Kamil Saukani

PENERAPAN METODE EARLIEST DUE DATE PADA PENJADWALAN PRODUKSI PAVING PADA CV. EKO JOYO

BAB I PENDAHULUAN. percetakan mulai dari tahap penerimaan file dari customer hingga sampai ke tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sistem Produksi Bak Truck di PT. SANGGAR BAJA UTAMA Sidoarjo dengan Menggunakan Metode Seleksi Berbasis Website SKRIPSI.

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. mempelajari serta memberikan solusi bagi masalah yang timbul. Permasalahan yang ada pada PT Istana Keramik Indah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN DESAIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan perencana dan pelaku aktif dari setiap

TUGAS KELAS PTIK 03 REKAYASA PERANGKAT LUNAK SRS SISTEM KOPERASI SIMPAN PINJAM RAHMATANG PTIK 03 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

SISTEM INFORMASI ORDER ALAT MUSIK DAN ORDER REKAMAN BERBASIS WEB DI STUDIO RECORD ORANGE MADIUN SKRIPSI

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. perangkat keras, perangkat lunak, dan pengguna. Analisis ini diperlukan sebagai

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Komponen - komponen yang diperlukan untuk menganalisis

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

IV. PEMODELAN SISTEM. 5. Mesin yang digunakan adalah dua buah mesin.

Transkripsi:

17 BAB IV PERANCANGAN SPK Proses perancangan SPK ini dilakukan dengan berdasarkan pada hasil wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dengan proses perancangan jadwal produksi, serta pihakpihak yang memanfaatkan informasi hasil rancangan jadwal produksi tersebut. Untuk membantu proses perancangan SPK, digunakan pendekatan ROMC dalam aspek-aspek perancangan yang dilakukan. 4.1 Deskripsi Sistem Dalam deskrips sistem ini akan dipaparkan kondisi sistem yang menjadi obyek amatan, yaitu sistem penjadwalan produksi pada PT Nyoto Plastik. PT. Nyoto Plastik adalah salah satu perusahaan yang bergerak sebagai supplier komponen-komponen plastik bagi perusahaan lain. Komponen-komponen plastik tersebut pada umumnya diproduksi oleh PT Nyoto Plastik menggunakan mesinmesin berteknologi cetak tekan yang dimilikinya. Karena proses pengerjaan produk yang terjadi dalam sistem produksi PT Nyoto Plastik pada umumnya hanya melibatkan satu proses dan satu mesin untuk setiap produknya, maka tipe produksi yang dijalankan oleh PT Nyoto Plastik dapat digolongkan sebagai perusahaan dengan tipe produksi single process. Selain itu, kegiatan penjadwalan yang dilakukan PT Nyoto Plastik dapat digolongkan sebagai kegiatan penjadwalan pada problem m job 1 mesin karena untuk setiap jenis produk yang diproduksinya, PT Nyoto Plastik akan mendefinisikan tipe mesin tertentu sebagai satu-satunya tipe mesin yang akan digunakan untuk memproses jenis produk tersebut. Sebagai perusahaan yang berbasis job order, PT Nyoto Plastik dituntut untuk dapat menyelesaikan order yang diberikan customer pada waktu yang telah ditentukan serta dengan spesifikasi yang diinginkan customer. Untuk itu selain diperlukan

18 sistem produksi yang mampu menghasilkan produk-produk yang diinginkan customer, juga diperlukan sistem jadwal yang baik. Dalam kegiatan penjadwalan produksi, untuk order-order yang menggunakan mould (cetakan) yang telah dimiliki perusahaan ataupun disediakan oleh pihak customer, manager produksi PT Nyoto Plastik sebagai pihak pembuat keputusan melakukan penjadwalan berdasarkan data-data kapasitas produksi perusahaan serta data order terbaru yang diberikan oleh bagian pemasaran. Sedangkan bila mould untuk order tersebut belum tersedia serta perusahaan tidak dapat membuatnya, selain berdasarkan data internal perusahaan serta data order dari bagian pemasaran, kegiatan penjadwalan juga akan melibatkan data mengenai proses pembuatan mould yang berasal dari pihak luar. Setelah kegiatan penjadwalan selesai, bila diperlukan jadwal yang dihasilkan kemudian diberikan pada bagian pemasaran untuk melakukan negosiasi ulang dengan customer mengenai jadwal penyerahan order yang dapat dipenuhi perusahaan. Bila jadwal yang dihasilkan telah memuaskan, kemudian jadwal tersebut diserahkan pada operator lantai produksi untuk dilaksanakan. Dalam sistem penjadwalan produksi yang terjadi pada PT Nyoto Plastik, terdapat beberapa entity yang berkaitan erat dengan proses perancangan keputusan. Diantaranya : Manager Produksi, sebagai pihak yang berwenang untuk menentukan jadwal produksi yang akan digunakan perusahaan. Manager produksi akan melakukan kegiatan penjadwalan terhadap data-data order cusomer yang diterima dari bagian pemasaran berdasarkan data-data kemampuan produksi perusahaan. Manajer Pemasaran, dalam sistem penjadwalan produksi berperan sebagai pihak yang melakukan negosiasi dengan customer mengenai detil order yang diberikan customer, serta menyerahkan data order tersebut pada manajer produksi agar dapat dilakukan kegiatan penjadwalan produksi terhadap order tersebut.

19 Staff Produksi, merupakan pihak yang memanfaatkan hasil dari sistem penjadwalan produksi secara langsung. Merekalah yang menerapkan dan melaksanakan jadwal produksi yang dihasilkan pada tiap mesin di lantai produksi perusahaan. Selain itu, staff produksi juga berfungsi sebagai pemberi masukan tambahan mengenai kondisi aktual yang terjadi pada kemampuan produksi perusahaan. Customer, adalah pihak yang memberikan order pada perusahaan, sehingga berkepentingan dalam memberikan masukan mengenai spesifikasi order yang diinginkan, baik dalam hal jumlah, jenis produk hingga batas penyelesaian pengerjaan order. 4.2 Kerangka Perancangan Pendahuluan Ciri pembeda sistem pendukung keputusan dengan sistem tradisional adalah bahwa dalam teknik perancangan tradisional tidak terdapat teori perancangan keputusan yang komprehensif dan ketidak mampuan sistem tradisional dalam menghadapi kondisi keputusan yang dinamis. Pendekatan ROMC digunakan dalam SPK untuk mengatasi hal-hal tersebut. Bentuk pendekatan ROMC dalam perancangan SPK penjadwalan ini adalah sebagai berikut : 1. Representation Dalam melakukan proses pengambilan keputusan, dibutuhkan kemudahan dalam mengetahui dan memperoleh data-data terkait dalam bentuk yang mudah dipahami. 2. Operation Proses pengambilan keputusan dilakukan dengan melakukan sejumlah perhitungan terhadap data-data order dan kapasitas produksi yang ada, sehingga dapat ditemukan rancangan jadwal penugasan masingmasing order kepada setiap mesin yang ada.

20 3. Memory Aids Untuk melakukan pengambilan keputusan tersebut, diperlukan pengorganisasian berbagai data yang berhubungan dengan order yang akan dijadwalkan, seperti tipe dan jumlah produk yang diinginkan serta tanggal pengiriman yang diinginkan, selain itu juga diperlukan data mengenai kapasitas yang dimiliki perusahaan, seperti kecepatan proses mesin, jumlah mesin yang dimiliki, hingga kondisi jadwal yang saat ini sedang dilaksanakan (produk apa yang sedang diproduksi, mesin apa yang sedang digunakan dan waktu penyelesaian produk yang sedang dikerjakan) 4. Control Mechanisme Dalam pengolahan informasi-informasi tersebut, pihak pengambil keputusan akan memerlukan sistem kontrol yang memungkinkan pengambil keputusan untuk mengubah variabel-variabel yang terkait dengan keputusan, sehingga ia dapat menilai alternatifaternatif yang tersedia dari berbagai aspek serta menghasilkan keputusan berupa jadwal produksi yang akan digunakan. 4.3 Kerangka Rancangan Sistem Pendukung Keputusan Pendekatan yang diterapkan untuk merancang komponen teknologi yang dibutuhkan dalam membangun SPK yang efektif adalah dengan merancang kapabilitas perangkat keras dan perangkat lunak bagi manajemen dialog, pendekatan alternatif struktur data berdasarkan fungsi manajemen data, serta merancang model-model analisis dalam pengambilan keputusan yang digunakan dalam SPK. Secara umum garis besar rancangan SPK dapat dilihat pada gambar 4.1.

21 Gambar 4.1 Kerangka Rancangan SPK 4.3.1 Pendekatan sub sistem basis data Dalam subsistem ini, dirancang bentuk basis data yang sesuai untuk proses pengambilan keputusan dalam perusahaan, sehingga dapat memudahkan proses pemeliharaan dan kontrol data, serta menyederhanakan proses-proses ekstraksi data dalam SPK yang berhubungan dengan basis data tersebut. Proses-proses ekstraksi data tersebut adalah teknik untuk menghubungkan berbagai basis data sumber dengan basis data SPK. Hal ini meliputi penggabungan dan pemisahan dari basis data sumber untuk membentuk suatu data terekstraksi, untuk digunakan oleh komponen dialog dan pemodelan. Terdapat 4 macam operasi ekstraksi data, yaitu : 1. Deskripsi data 2. Pemilahan (subsetting) 3. Agregasi 4. Presentasi

22 Gambar 4.2 Kerangka Rancangan Sub Sistem Basis Data Pendekatan ROMC yang digunakan sebagai dasar dalam rancangan sub sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Representation Basis data diciptakan dalam bentuk tabel untuk memudahkan pemahaman terhadap data yang ditampilkan. 2. Operation Data-data yang ada diproses sesuai dengan model yang digunakan dalam sub sistem model sehingga menjadi informasi yang berguna bagi user dalam proses perancangan keputusan. 3. Memory Aids Dilakukan penyimpanan data agar data-data tersebut dapat dengan mudah diperoleh pada saat dibutuhkan.

23 4. Control Mechanisme Untuk memudahkan penggunaan ataupun untuk menampilkan data yang diinginkan dapat digunakan media masukan komputer (mouse dan keyboard). Berdasarkan pendekatan ROMC tersebut, untuk memudahkan pemahaman dan proses ekstraksi data, maka datadata yang digunakan dalam SPK penjadwalan produksi ini dapat bagi dalam beberapa tabel, yaitu : 1. Tabel Data Order Berisikan data yang berhubungan dengan order yang sedang atau akan dikerjakan, seperti nomor order, tipe produk, due date, kode mesin yang ditugaskan, jadwal pengerjaan. Masukan untuk tabel ini diperoleh dari data spesifikasi order yang diberikan customer pada bagian pemasaran perusahaan, serta data hasil perhitungan dalam kegiatan penjadwalan. 2. Tabel Data Produk Berisikan data spesifikasi mould dan pengerjaan produk, seperti kode dan nama produk, jenis dan warna material yang dibutuhkan, tipe mesin yang dibutuhkan serta waktu pengerjaan yang dibutuhkan bila mesin dijalankan dengan tingkat efisiensi 100%. 3. Tabel Data Mesin Berisikan data spesifikasi mesin yang dimiliki, seperti kode mesin, tipe mesin, waktu ketersediaan mesin, serta tingkat efisiensi mesin tersebut. 4. Tabel Data Customer Berisi data customer yang memberikan order pada perusahaan, seperti data nama dan alamat. 5. Tabel Data Order Sementara Berisikan data order, seperti noorder, jadwal pengerjaan, duedate serta tipe mesin yang digunakan, yang dihasilkan sebagai alternatif jadwal dalam proses penjadwalan kembali. Tabel ini digunakan untuk mempermudah proses penjadwalan dalam SPK

24 6. Tabel Data Mesin Sementara Berisikan data ketersediaan mesin sebagai hasil alternatif jadwal yang dihasilkan Tabel ini digunakan untuk mempermudah proses penjadwalan dalam SPK. Sedangkan mengenai bentuk hubungan antar data pada sistem basis data yang digunakan, dapat digambarkan dalam gambar 4.3 berikut : Gambar 4.3 Hubungan Antar Data 4.2.2 Pendekatan sub sistem model Sub sistem model adalah sub sistem yang memberikan kemampuan pengambil keputusan bagi SPK. Dengan sub sistem model ini SPK dapat melakukan aktivitas-aktivitas pengambilan keputusan dengan berdasarkan data yang ada pada basis data SPK, sehingga dapat memberikan kemampuan analitis pada SPK. Aktivitas-aktivitas tersebut misalnya : 1. Proyeksi 2. Analisis

25 3. Penetapan alternatif 4. Otimasi, dan lainnya. Gambar 4.4 Kerangka Rancangan SubSistem Basis Model Pendekatan ROMC yang digunakan sebagai dasar dalam rancangan sub sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Representation Model ditampilkan dalam bentuk grafis atau bentuk lain yang mudah dipahami 2. Operation Model digunakan untuk mengolah data-data yang dimiliki pada basis data sehingga dapat membantu user dalam perancangan keputusan.

26 3. Memory Aids Dilakukan penyimpanan model agar proses pengolahan data dapat dilakukan kembali dengan cepat. 4. Control Mechanisme Untuk memudahkan penggunaan model yang diinginkan dapat digunakan media masukan pada komputer (mouse dan keyboard). Dalam rancangan SPK penjadwalan produksi ini digunakan model perancangan jadwal yang berdasarkan pada model penjadwalan untuk permasalahan bertipe m produk untuk 1 tipe mesin dengan sistem prioritas Earliest Due Date (EDD). Pemilihan sistem prioritas penjadwalan ini didasarkan pada tujuan awal perancangan SPK, yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menangani order baru yang bersifat mendesak (order dengan rentang due date singkat), tanpa mengorbankan order yang sudah diterima perusahaan. Karena itu diperlukan sistem penjadwalan yang mampu meminimasi jumlah order yang terlambat. Hal ini dapat diperoleh dengan melakukan kegiatan penjadwalan dengan sistem prioritas EDD. Tahapan yang terjadi dalam kegiatan penjadwalan produksi dalam model yang digunakan untuk perancangan jadwal produksi pada rancangan SPK ini dapat dilihat pada gambar 4.5. Sedangkan untuk lebih detailnya, kegiatan penjadwalan produksi yang dilakukan dalam SPK penjadwalan produksi ini adalah sebagai berikut : 1. Seleksi dari data type produk apakah perusahaan memiliki mould untuk tipe produk yang dimaksud dalam spesifikasi order. Proses ini dilakukan untuk mengetahui apakah untuk dapat mengerjakan order tersebut perusahaan harus memperhatikan waktu pembuatan mould (umumnya untuk tipe produk baru). Bila mould tidak tersedia inputkan waktu yang diperlukan untuk membuat mould, kemudian berikan

batasan waktu tersebut dalam penentuan waktu mulai proses order. 2. Seleksi tipe mesin yang dibutuhkan untuk mengerjakan order tersebut. 3. Seleksi mesin yang akan digunakan untuk mengerjakan order berdasarkan data waktu ketersediaan mesin. 4. Hitung waktu proses order sebagai hasil penjumlahan waktu setup mesin dan waktu yang dibutuhkan untuk memproses produk sejumlah spesifikasi order. 5. Jadwalkan order pada mesin hasil seleksi dengan waktu mulai produksi adalah waktu ketersediaan mesin serta waktu selesai produksi dari hasil perhitungan waktu proses order. 6. Seleksi apakah jadwal dapat diterima dan memenuhi spesifikasi order dalam hal waktu penyelesaian order, dengan membandingkan waktu penyelesaian order dengan due date yang disyaratkan. 7. Bila selisih due date dengan waktu penyelesaian order benilai positif, simpan jadwal sebagai bagian dari data jadwal produksi. 8. Bila selisih due date dengan waktu penyelesaian order benilai negatif, tolak order atau lakukan penjadwalan ulang. Sedangkan langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penjadwalan ulang dalam SPK penjadwalan ini dapat dilihat pada gambar 4.6, dengan detil tahapannya sebagai berikut : 1. Masukan batas waktu yang ditentukan sebagai batas seleksi order yang akan dijadwalkan ulang, dan lakukan seleksi terhadap data oder. 2. Urutkan data hasil seleksi berdasarkan due date dari order tersebut. 3. Lakukan langkah satu dari proses penjadwalan untuk data pertama hasil pengurutan data. Bila diperlukan 27

28 pembuatan mould perhatikan batasan waktu awal yang sudah ditentukan. 4. Lakukan langkah dua hingga enam dari proses penjadwalan untuk order tersebut. 5. Ulangi langkah tiga dan empat untuk setiap hasil seleksi pada langkah dua. Gambar 4.5 Flowchart Model Penjadwalan dalam SPK

Gambar 4.6 Flowchart Model Penjadwalan Ulang dalam SPK 29

30 Dalam proses pengambilan keputusan untuk menghasilkan jadwal pada PT Nyoto Plastik, dengan objectives function dari kegiatan penjadwalannya adalah untuk meminimalkan jumlah order yang terlambat, terdapat beberapa variabel yang menjadi bahan pertimbangan, diantaranya : Mesin yang akan digunakan untuk mengerjakan order. Waktu pengerjaan order Sedangkan batasan (constrain) yang digunakan dalam sistem penjadwalan produksi ini adalah : Jam kerja, pada PT Nyoto Plastik digunakan nilai 23,5 jam sebagai batas maksimal jam kerja yang dapat digunakan untuk kegiatan produksi. Due date, sebagai batas penyelesaian order yang diinginkan konsumen. Sehingga diharapkan waktu penyelesaian order yang terjadi berada sebelum batas due date yang diberikan. 4.2.3 Pendekatan sub sistem dialog Dalam sub sistem dialog, SPK akan memberikan panduan pada pengguna SPK dalam kegiatan pengoperasian SPK dengan menggunakan komponen dialog berikut : 1. Dialog tanya jawab Dalam dialog tanya jawab, SPK akan memberikan sejumlah panduan dalam bentuk pertanyaan, agar pengguna dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses pengambilan keputusan. 2. Dialog perintah Dialog perintah adalah dialog yang diperlukan pengguna untuk menjalankan fungsi-fungsi SPK 3. Dialog Input Dalam dialog input, pengguna dapat memasukkan perintah dan data yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan.

31 Gambar 4.7 Rancangan SubSistem Basis Dialog Pendekatan ROMC yang digunakan sebagai dasar dalam rancangan sub sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Representation Komponen dialog ditampil dalam bentuk grafis yang mudah dipahami serta menggunakan bahasa dan penamaan yang jelas dan mudah dipahami oleh user. 2. Operation Masukan yang diberikan user melalui mekanisme dialog ini digunakan sebagai dasar pengolahan data oleh model, serta sebagai metode entry data ke dalam basis data yang digunakan serta metode pengubahan data yang diperlukan. 3. Memory Aids Komponen bantuan ingatan dalam sub sistem ini berfungsi untuk menyeragamkan metode penggunaan

32 SPK sehingga setiap user dapat menjalankan SPK dengan panduan yang sama. 4. Control Mechanisme Untuk memudahkan pelaksanaan dialog dapat digunakan media masukan pada komputer (mouse dan keyboard). 4.3 Prosedur SPK Pada tahap ini akan diuraikan proses-proses yang terjadi serta entiti yang terlibat dalam sistem pada setiap tahapan penggunaan SPK. 4.3.1 Konteks diagram Dalam gambar 4.8 berikut ini adalah penggambaran pola hubungan keterkaitan antara rancangan SPK dengan entity-entity yang terkait dalam sistem penjadwalan produksi PT Nyoto Plastik. Gambar 4.8 Konteks Diagram Rancangan SPK Dari penggambaran konteks diagram tersebut, dapat diamati entity-entity yang terlibat dalam SPK serta fungsi dari masing-masing entity tersebut, diantaranya :

33 Manager Produksi : Sebagai pihak pengambil keputusan, manager produksi berfungsi sebagai pihak yang menggunakan SPK untuk melakukan pengolahan data dan analisa alternatif jadwal yang dihasilkan dalam kegiatan penjadwalan produksi, serta menentukan jadwal produksi yang akan diikuti perusahaan. Manager Pemasaran Berfungsi sebagai sumber masukan data order baru yang diterima dari customer. Selain itu manager pemasaran juga memanfaatkan hasil dari SPK untuk melakukan negosiasi ulang dengan customer bila berdasarkan hasil SPK ditemukan bahwa order tersebut tidak dapat dipenuhi sesuai due date yang disyaratkan. Staff Produksi Merupakan pihak yang memanfaatkan jadwal produksi hasil SPK dengan menerapkan jadwal produksi yang dihasilkan dalam kegiatan produksi pada tiap mesinnya. Selain itu staff produksi juga berperan sebagai pemberi masukan mengenai kondisi pelaksanaan jadwal yang telah dilaksanakan perusahaan. Customer Berperan sebagai pihak yang memberikan masukan berupa spesifikasi order yang akan dikerjakan perusahaan. Selain itu, pihak customer juga akan menerima keluaran dari sistem penjadwalan produksi berupa jadwal penyelesaian order yang dapat kerjakan oleh perusahaan. 4.3.2 Diagram berjenjang Diagram berjenjang yang dapat dihasilkan untuk menggambarkan alur dan proses yang terjadi dalam sistem rancangan SPK penjadwalan yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut :

34 Gambar 4.9 Diagram Berjenjang

35 4.3.3 DFD Untuk dapat menggambarkan secara jelas mengenai aliran data yang terjadi dalam rancangan sistem yang dihasilkan untuk SPK penjadwalan produksi PT Nyoto Plastik, digunakan konsep diagram arus data. Diagram arus data yang dihasilkan terdiri dari beberapa level dan bagian diagram. 4.3.3.1 DFD level 0 Berdasarkan diagram arus data yang ditampilkan pada gambar 4.10, dapat dilihat bahwa pada level 0 ini terjadi dua proses utama, yaitu proses Masukan Data dan proses Penjadwalan, dengan beberapa entity yang terkait dengan berjalannya sistem. Proses Masukan Data dilakukan dengan masukan berupa data lampau perusahaan yang berasal dari basis data perusahaan, data spesifikasi order yang diberikan pihak customer, serta data kemampuan produksi perusahaan yang diberikan oleh manager produksi. Hasil dari proses ini kemudian disimpan dalam simpanan data bernama Data Customer, Data Produk, Data Mesin serta Data Order. Selain itu, hasil dari proses Masukan Data juga digunakan sebagai masukan bagi proses selanjutnya, yaitu proses Penjadwalan. Pada proses Penjadwalan, data yang diperoleh dari proses Masukan Data diolah untuk menghasilkan alternatif keputusan jadwal yang akan dinilai oleh manager produksi, yang kemudian akan menetapkan jadwal produksi perusahaan. Selain manager produksi, entity lain yang juga memanfaatkan hasil keluaran proses Penjadwalan adalah Staff Produksi yang akan menjalankan jadwal produksi, serta Customer yang akan menerima jadwal penyelesaian order. Data hasil penjadwalan kemudian juga disimpan untuk melengkapi bagian jadwal produksi dari Data Order, serta bagian waktu ketersediaan mesin dari simpanan data Data Mesin. Pada diagram arus data level 0 ini aliran data yang ditampilkan hanya berupa aliran data secara umum. Untuk lebih

36 jelas mengenai detil proses yang terjadi dalam sistem, dapat diamati pada diagram arus data dengan level yang lebih rendah. Gambar 4.10 DFD Level 0 4.3.3.2 DFD 1 level 1 Diagram arus data 1 level 1 yang ditampilkan pada gambar 4.11, akan menjelaskan proses-proses yang terjadi dalam proses Masukan Data pada diagram arus data level 0 secara lebih mendetil. Dalam proses Masukan Data terdapat 4 proses penyusun, yaitu proses Masukan Data Customer, Masukan Data Produk, Masukan Data Mesin serta proses Masukan Data Order, serta Customer, Manager Produksi serta Basis Data sebagai entity yang terkait. Proses yang terjadi pada tahap ini tidak selalu harus dilakukan secara berurutan. Dengan pengecualian pada Masukan Data Order yang hanya dapat dilakukan berdasarkan data customer, data produk dan data mesin yang sudah tersimpan

37 dalam basis data. Masing-masing proses akan menghasilkan keluaran berupa data yang akan disimpan sesuai dengan penggolongan data masing-masing. Gambar 4.11 DFD 1 level 1 4.3.3.3 DFD 2 level 1 Untuk diagram arus data 2 level 1 yang digambarkan dalam gambar 4.12, dapat diketahui bahwa proses Penjadwalan terbagi dalam 2 proses utama, yaitu proses Jadwalkan Order dan proses Jadwalkan Ulang. Sedangkan entity yang terlibat adalah Customer sebagai penerima keluaran berupa jadwal penyelesaian order dari proses Jadwalkan Order dan proses Jadwalkan Ulang,

38 serta memberikan masukan berupa perubahan Due date bila sistem produksi perusahaan tidak mampu memenuhi due date yang ditentukan sebelumnya, dan Customer dapat melakukan penyesuaian due date. Dan Manager Produksi sebagai entity yang berperan dalam memberikan masukan berupa data order pada proses Jadwalkan Order serta menerima keluaran berupa alternatif jadwal produksi untuk kemudian melakukan analisa untuk menentukan jadwal produksi yang akan dilaksanakan perusahaan. Data-data dari hasil proses dalam tahap ini kemudian disimpan dalam simpanan data sebagai komponen waktu ketersediaan mesin pada Data Mesin dan serta komponen jadwal pada Data Order. Gambar 4.12 DFD 2 level 1 4.3.3.4 DFD 2.1 level 2 Dalam proses Jadwalkan Order pada tahap DFD 2 level 1 detil proses yang terjadi dapat dilihat pada gambar 4.13. Untuk melaksanakan proses Jadwalkan Order, data order yang akan dijadwalkan diperiksa pada basis data produk untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki mould yang dibutuhkan. Bila

39 dibutuhkan waktu tambahan untuk memperoleh mould, maka catat waktu tersebut dalam simpanan data DataOrder. Tahapan berikutnya dari proses Penjadwalan Order adalah proses Periksa Ketersediaan Mesin untuk menentukan mesin yang akan digunakan untuk memproses order tersebut berdasarkan data waktu ketersediaan mesin dalam basis data. Setelah mesin yang akan digunakan diketahui, dilakukan perhitungan waktu proses pada proses Hitung Waktu Proses Order untuk mengetahui lama pengerjaan order. Dari data-data yang telah diperoleh, kemudian proses Jadwalkan Order Pada Mesin dilakukan. Proses ini akan menghasilkan alternatif jadwal untuk dianalisa oleh Manager Produksi sebelum ia menentukan jadwal produksi yang akan dilaksanakan perusahaan. Data-data jadwal kemudian disimpan dalam simpanan data sebagai bagian dari Data Mesin dan Data Order. Gambar 4.13 DFD 2.1

40 4.3.3.5 DFD 2.2 level 2 Detil aliran data dalam diagram arus data 2.2 dapat dilihat pada gambar 4.14. Dalam tahap ini aliran data dimulai dengan masukan data dari Manager Produksi pada proses Masukan Tanggal Batas untuk menentukan batas seleksi order akan dilakukan.kemudian data order dari basis data diseleksi berdasarkan jadwal waktu mulai dengan persyaratan waktu mulai lebih besar dari tanggal batas yang telah ditentukan. Proses seleksi dilakukan bersamaan dengan mengurutkan data order tersebut berdasarkan due datenya. Gambar 4.14 DFD 2.2

Langkah berikutnya adalah proses Periksa Ketersediaan Mould untuk mengetahui ketersediaan apakah order tersebut mempunyai batasan pelaksanaan waktu mulai produksi untuk mengakomodasi penyediaan mould, dan Seleksi Mesin untuk memilih mesin yang akan digunakan. Dilanjutkan dengan proses Hitung Waktu Proses Order untuk mengetahui lama waktu proses yang dibutuhkan. Langkah akhir dalam tahap ini adalah proses Jadwalkan Ulang Order pada Mesin. Hasil dari proses ini kemudian akan dianalisa oleh Manager Produksi untuk mengetahui kemampuan jadwal dalam memenuhi order-order yang telah diterima perusahaan. Setelah proses analisa selesai data hasil proses ini disimpan dalam simpanan data Data Order dan Data Mesin bila jadwal dikatagorikan mampu memenuhi order-order perusahaan. Bila tidak data-data yang berhubungan dengan proses penjadwalan ini dikembalikan pada keadaan semula, seperti sebelum dilakukan kegiatan penjadwalan ulang, dan order ditolak atau dilakukan negosiasi ulang mengenai due date yang diminta customer. 41

42 (Halaman ini sengaja dikosongkan)