BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. lakukan pada bayi yang digunakan untuk pemeriksaan darah. Bayi kurang bulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi bayi untuk menggambarkan pengalaman nyerinya, namun

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuian fisiologi agar diluar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2. penyebab mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

PENURUNAN RESPON NYERI AKUT PADA BAYI PREMATUR YANG DILAKUKAN PROSEDUR INVASIF MELALUI DEVELOPMENTAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Afrika 11,9%, terendah di Eropa 6,2% dan Asia Tenggara 11,1% (Beck, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. The International Association for the Study of Pain (IASP) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. setelah pulang dari perawatan saat lahir oleh American Academy of Pediatrics

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang

PEMBERIAN SUKROSA DAN NON-NUTRITIVE SUCKING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum

BAB I PENDAHULUAN. bulan, 80% anak meninggal terjadi saat umur 1-11 bulan. 1 Menurut profil

BAB IV METODE PENELITIAN

Larutan Glukosa Oral Sebagai Analgesik pada Pengambilan Darah Tumit Bayi Baru Lahir: Uji Klinis Acak Tersamar Ganda

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. 45% dari kematian anak dibawah 5 tahun di seluruh dunia (WHO, 2016). Dari

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan/atau emosional, individu bergantung pada keluarga untuk menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

PEMBERIAN AIR SUSU IBU PADA NEONATUS UNTUK MENGURANGI NYERI AKIBAT PENGAMBILAN SAMPEL DARAH

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

HUBUNGAN ANTARA INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA INDUKSI

Clinical Science Session Pain

BAB I PENDAHULUAN. US Preventive Service Task Force melaporkan bahwa prevalensi gangguan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan. Upaya

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang. (PBRT), Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dan ruang rekam medik RSUP

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN ASI DAN NON-NUTRITIVE SUCKING UNTUK MENGURANGI RASA NYERI SAAT PROSEDUR INVASIF MINOR PADA BAYI BARU LAHIR TESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Berat lahir rendah dapat terjadi karena kurang bulan, IUGR (intrauterine growth

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

Mekanisme anatomi, fisiologi dan. Pengaruh Menyusui, Glukosa 40% dan Memeluk Bayi terhadap Respon Nyeri pada Bayi Cukup Bulan (Suatu Uji Klinis)

Hubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung. rumah sakit yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial

Pengaruh penerapan Developmental care terhadap stres fisiologis pada BBLR di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta. Abstrak

parameter kriteria nilai skor Usia < 3 tahun tahun tahun 2 13 tahun 1 Jenis kelamin Laki-laki 2 Perempuan

PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini diketahui secara umum bahwa bayi sehat antara minggu

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

EFEKTIFITAS METODE 5 S (SWADDLING, SIDE/ STOMACH POSITION, SUSHING, SWINGING, SUCKING) TERHADAP RESPON NYERI PADA BAYI SAAT IMUNISASI PENTAVALEN

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh pasien, serta kondisi ekonomi dan finansial dari pasien, yang

Sebagai Penunjang Konsep Perawatan Parents as Partner

BAB VI PEMBAHASAN. Selama penelitian bulan Januari 2010 Desember 2010 terdapat 77 neonatus

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. (Sudarta, 2013). Penyakit Jantung Bawaan penyebab kematian pada bayi dan

(Juniatiningsih, 2008). Sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari - Desember 2010 angka kejadian sepsis neonatorum 5% dengan angka kematian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. selama beberapa tahun terakhir. Penurunan kematian bayi dari tahun 1990 hingga

HUBUNGAN INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA VAKUM EKSTRAKSI

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang

MODUL FOTOTERAPI PADA BAYI NSA419. Materi Fototerapi Pada Bayi. Disusun Oleh Ns. Widia Sari, M. Kep. UNIVERSITAS ESA UNGGUL Tahun 2018

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan. membengkak menjadi 300 juta orang (Suyono, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat

B A B I PENDAHULUAN. negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal ini tanpa melihat mempertimbangkan penggunaan insulin atau adanya gangguan

UKDW. % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I 1PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendengaran adalah salah satu indera yang memegang peran sangat

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN POST OPERASI TONSILEKTOMI DI BANGSAL ANGGREK RSUD SUKOHARJO

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan preterm menurut The American College of. Obstreticians and Gynecologists (ACOG), 2014

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengambilan darah kapiler lewat tumit bayi adalah prosedur yang biasa di lakukan pada bayi yang digunakan untuk pemeriksaan darah. Bayi kurang bulan cenderung mengalami hipoglikemi dan ikterus sehingga hampir semua bayi kurang bulan membutuhkan pemeriksaan darah pada awal kehidupannya (Barker, 1995). Lenclen & Carbajal, 2007 pada suatu jurnal melaporkan bayi yang dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) mengalami prosedur nyeri 115 x dalam waktu 2 minggu (Badr et al.,2010). Sementara Anand (2005) melaporkan dari semua bayi yang dirawat bayi kurang bulan berisiko terpapar dengan prosedur nyeri berulang selama di NICU dengan atau tanpa manajemen pengurang rasa nyeri. Pengambilan darah yang dilakukan di bangsal perinatologi kadang dilakukan dengan pengambilan darah vena atau pengambilan darah lewat tumit. Committee on Fetus and Newborn American Academy of Pediatrics, 2000 menyebutkan bahwa manajemen nyeri paling efektif adalah dengan mencegah, membatasi atau menghindari prosedur nyeri sebisa mungkin. Jika prosedur itu benar-benar dibutuhkan dapat diminimalkan dengan beberapa cara, salah satu yang penting adalah mempertimbangkan pemilihan metode yang paling kecil menimbulkan respon nyeri.

2 Pengalaman rasa nyeri pada awal kehidupan neonatus dipercaya akan menyebabkan rasa nyeri kronik saat dewasa (Shah & Ohlsson, 2008). Serabut syaraf aferen mentransmisi rangsang nyeri ke medulae spinalis dimana modulasi terjadi pada cornu dorsalis (Jain et al., 2006). Pengalaman nyeri berhubungan dengan terapi selama di NICU akan merubah sirkuit nyeri syaraf bayi secara permanen (Hermann et al., 2006) sehingga menyebabkan peningkatan morbiditas, mortalitas dan bertambahnya lama perawatan di NICU (Koeppel, 2002). Efek nyeri yang tidak ditangani dengan baik berakibat pada jangka pendek yaitu gangguan pola tidur, semakin rewel dan peningkatan denyut jantung. Efek jangka panjang dapat berupa respon yang berlebihan terhadap nyeri sewaktu imunisasi rutin, kecemasan, perubahan sensitifitas nyeri, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, gangguan kemampuan sosial dan tingkah laku merusak diri (McVey,1998). Beberapa cara farmakologik maupun non-farmakologik dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri akibat tindakan medis pada bayi (Stevens et al., 2004). Pada beberapa penelitian pada bayi cukup bulan yang pernah dilakukan menyebutkan nyeri akibat prosedur pengambilan darah kapiler dapat dikurangi dengan mempertimbangkan pengambilan darah vena (Shah & Ohlsson, 2008). Namun penelitian tahun 2009 yang dilakukan Sathathasivam et al menunjukkan bahwa skor nyeri pada kelompok vena dan kapiler tidak berbeda bermakna sehingga belum ada kesepakatan tentang tindakan pengambilan darah mana yang lebih dipilih pada bayi cukup bulan. Keuntungan pengambilan darah vena antara lain mengurangi risiko hemolisis sampel, jumlah darah yang diambil lebih banyak

3 dan lebih sedikit menimbulkan respon nyeri (Shah & Ohlsson, 2008). Kerugian pengambilan darah vena yaitu dibutuhkan tenaga yang berpengalaman untuk melakukan pengambilan darah. Di sisi lain keuntungan pengambilan darah kapiler lewat tumit adalah mudah dilakukan walaupun oleh perawat yang kurang berpengalaman. Kerugian pengambilan darah kapiler tumit selain ketidaknyamanan prosedur pada ini, dimungkinkan juga terjadi osteokondritis, ekimosis dan hemolisis sampel (Shah & Ohlsson,2008). Walaupun bayi kurang bulan lebih sering menjalani pengambilan darah (Larsson et al., 1998), penelitian menggunakan subyek bayi kurang bulan masih kurang dibandingkan bayi cukup bulan. Beberapa standar digunakan untuk mendeskripsikan rasa nyeri yang dialami bayi baru lahir (Khurana et al., 2005). Untuk penelitian ini digunakan standar penilaian nyeri berdasarkan Premature Infant Pain Profile (PIPP) (Stevens et al., 1996; Stevens et al., 2000) yang dikatakan cukup valid dan reliabel untuk mengukur nyeri pada bayi kurang bulan (Johnsdottir et al., 2005). B. Rumusan Masalah Dari uraian diatas maka masalah yang diajukan adalah : 1. Tindakan pengambilan darah vena dan kapiler yang sering dilakukan pada bayi kurang bulan menimbulkan respon nyeri. 2. Belum dapat diketahui prosedur pengambilan darah yang menimbulkan nyeri paling ringan pada bayi kurang bulan.

4 C. Pertanyaan penelitian Apakah pengambilan darah kapiler tumit bayi kurang bulan lebih nyeri dibandingkan dengan pengambilan darah vena? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Membandingkan respon nyeri bayi kurang bulan pada pengambilan sampel darah kapiler tumit dan vena. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui respon nyeri akibat tindakan pengambilan sampel darah kapiler tumit bayi kurang bulan. b. Mengetahui respon nyeri akibat tindakan pengambilan sampel darah vena bayi kurang bulan. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini bagi ilmu pengetahuan adalah dapat mengetahui perbedaan rasa nyeri yang ditimbulkan oleh tindakan medis pengambilan darah vena atau kapiler bayi, khususnya bayi kurang bulan, sehingga bisa menjadi acuan pemilihan dalam melakukan pengambilan darah sesuai indikasi dan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya. Bagi praktis klinis hasil penelitian dapat ditetapkan prosedur tindakan yang sesuai antara kebutuhan darah yang diambil dengan tingkat rasa nyeri yang ditimbulkan kedua tindakan pengambilan darah yang berbeda (vena dan kapiler), sehingga prosedur pengambilan darah tidak atau hanya sedikit meninggalkan trauma rasa nyeri pada bayi.

5 Bagi pasien dan orangtua pasien penelitian ini berguna untuk menghindari paparan rangsang nyeri yang seharusnya tidak dialami terutama di awal kehidupannya, sehingga tidak mengakibatkan hipersensitifitas nyeri saat dewasa. F. Keaslian Penelitian No Peneliti/ Tahun 1 Shah et al., (1997) Canada 2 Larsson et al. (1998) Swedia 3 Eriksson et al., (1999) Swedia 4 Ogawa et al., (2005) Jepang Desain Randomised Controlled Trial (RCT) RCT Partisipan/ Perlakuan Bayi cukup bulan dibagi 2 kelompok, Kelompok kapiler = 14, kelompok vena = 13 Pengambilan darah untuk pemeriksaan glukosa atau bilirubin Bayi cukup bulan dibagi menjadi 3 kelompok, Kelompok vena = 50, Kelompok lancet kecil = 50, kelompok lancet besar = 50 Pengambilan darah untuk pemeriksaan phenylketonuria Hasil dan Kesimpulan Mean skor Neonatal Infant Pain Scale (NIPS) selama pengambilan darah pada kelompok kapiler lebih tinggi secara signifikan p<0,001 Pengambilan darah kapiler lebih nyeri dibanding vena Durasi tangis kelompok vena lebih pendek (82 vs 270 detik). p<0,001 Median skor Neonatal Facial Coding Scale (NFCS) kelompok vena lebih kecil secara bermakna dibanding kelompok kapiler lancet kecil (p<0,02). Median skor NFCS kelompok vena lebih kecil secara bermakna dibanding kelompok kapiler lancet besar (p<0,0005) Pengambilan darah kapiler lebih nyeri dibanding vena. RCT Bayi cukup bulan dibagi 4 Antara kelompok yang diberi glukosa kelompok, kelompok oral : Median durasi tangis antara pungsi vena = 30 dengan kedua kelompok tidak berbeda glukosa oral 30% dan 30 bermakna (12,9 vs 11,6 detik); skor subyek tanpa glukosa oral, PIPP antara kedua kelompok tidak kelompok kapiler = 30 berbeda bermakna (3,9 vs 3,3). dengan glukosa oral 30% Antara kelompok yang tidak diberi dan 30 subyek tanpa glukosa oral : Median durasi tangis glukosa oral. Pengambilan darah untuk pemeriksaan darah rutin lebih besar pada kelompok kapiler (57,3 vs 26,8 detik) p=0,0041; mean skor PIPP secara bermakna lebih tinggi pada kelompok kapiler (8,4 vs 6,0) p=0,0458 Pengambilan darah kapiler tumit lebih nyeri dibanding vena pada kelompok yang tidak diberi glukosa oral. RCT Pemberian sukrosa oral pada bayi cukup bulan yang akan dilakukan pemeriksaan darah rutin Kelompok vena tanpa sukrosa oral = 25, dengan sukrosa oral = 25, kelompok kapiler dengan sukrosa oral = 25, tanpa sukrosa oral = 25 Antara kelompok yang diberi sukrosa, skor NFCS lebih tinggi pada kelompok kapiler dibanding vena (median 58 vs 23) p<0,001 Sukrosa oral menurunkan skor NFCS antara kelompok kapiler (median 58 vs 47) p<0,01 dan cenderung menurunkan skor nyeri antara kelompok vena (median 23 vs 2) p < 0,1 Skor NFCS kelompok vena tanpa sukrosa lebih rendah secara bermakna

6 5 Sathathasivam et al., (2009) Malaysia RCT Bayi cukup bulan dibagi 2 kelompok, Kelompok vena= 30 Kelompok kapiler = 30 Pengambilan darah untuk pemeriksaan glukosa dibanding kelompok kapiler dengan sukrosa (median 47 vs 23) p<0,01 Pengambilan darah kapiler lebih nyeri dibanding vena. Median skor NFCS kedua kelompok tidak berbeda bermakna p=0,882 Mean durasi tangis kelompok vena lebih panjang (27,5 vs 7 detik) p<0,001 Respon nyeri pengambilan darah kapiler dan vena tidak berbeda bermakna sehingga untuk pemeriksaan glukosa darah lebih dipilih pengambilan darah kapiler. Penelitian untuk mengukur respon nyeri dengan skor PIPP untuk pemeriksaan biokimiawi pada bayi kurang bulan belum pernah dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu peneliti ingin membandingkan respon nyeri antara tindakan pengambilan darah vena dan kapiler tumit pada bayi kurang bulan.