BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

TUGAS AHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

Bisnis Budidaya Ikan Bawal

VII. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

Bisnis Budi Daya Ikan Gurami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menyimpan sumber daya alam yang tinggi, yang dapat dimanfaatkan

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat mendukung untuk pengembangan usaha perikanan baik perikanan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

2. TINJAUAN PUSTAKA. Keterangan : KV = risiko produksi padi σ y. = standar deviasi = rata rata produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ini bisa dilakukan di medan yang tidak memungkinkan untuk II. Budidaya Ikan tele di Kolam Terpal Kolam terpal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR

. II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bisnis Ternak Ikan Lele

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teori. Prodviksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output.

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBESARAN BANDENG DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tomat (Lycopersicon esculentum L.) merupakan tanaman asli dari Amerika

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGIPENELITIAN Metode Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis)

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas pembesaran di kolam

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

IV. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4. METODE PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

III. KERANGKA PEMIKIRAN

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

I PENDAHULUAN Latar Belakang

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Budidaya Perikanan Pengertian budidaya perikanan dalam arti sempit adalah usaha memelihara ikan yang sebelumnya hidup secara liar di alam menjadi ikan peliharaan. Sedangkan dalam arti luas, semua usaha membesarkan dan memperoleh ikan, baik ikan itu masih hidup liar di alam atau yang sudah dibuatkan tempat tersendiri, dengan adanya campur tangan manusia. Jadi, pengertian budidaya tidak hanya memelihara ikan dikolam, tambak, empang, akuarium, sawah, dan sebagainya. Secara luas pengertian ini juga mencakup kegiatan mengusahakan komoditi perikanan di danau, sungai, waduk, ataupun di laut. Kegiatan usaha budidaya perikanan meliputi persiapan tempat usaha budidaya, pemasukan benih, pemberian pakan dan obat-obatan, dan panen (Rahardi, 2000). Salah satu contoh ikan hasil budidaya adalah ikan gurami. Ikan gurami adalah salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dipilih petani untuk dipelihara atau dibudidayakan. Keunggulan gurami bagi petani antara lain ikan ini dapat berkembang biak secara alami, mudah dipelihara karena bersifat pemakan apa saja dan dapat hidup di air tergenang. Selain itu, harganya relatif mahal. Habitat asli gurami adalah rawa dataran rendah yang berair dalam. Ikan ini bersifat sangat peka terhadap suhu rendah dan memiliki organ pernapasan tambahan sehingga dapat mengambil oksigen dari luar air. Atas dasar informasi tersebut maka usaha pemeliharaan ikan gurami akan lebih produktif jika dilakukan di daerah dataran rendah yang beriklim panas (Jangkaru, 1998).

Selain ikan gurami, ikan lele juga dapat dibudidayakan. Ikan lele mempunyai potensi yang cukup baik untuk dibudidayakan karena kecepatan pertumbuhannya cukup tinggi, dapat memanfaatkan berbagai jenis makanan dengan mudah, dan dapat dipelihara dengan kepadatan yang tinggi, tidak terlalu susah dalam pembudidayaannya dan yang penting pula adalah dagingnya mengandung kadar protein yang cukup tinggi serta rasa dagingnya yang cukup gurih dan lezat (Simanjuntak, 1996). Namun dalam usaha pembudidayaan ikan selalu ada masalah yang timbul. Demikian juga dalam usaha pembudidayaan ikan lele. Masalah pengadaan benih secara terus menerus masih merupakan hambatan. Selain itu kebiasaan ikan lele yang suka menggali lubang pada sisi tanah untuk mencari jalan keluar ke alam bebas dan melompat dari kolam ke atas permukaan terutama pada saat hujan turun malam hari sehingga mengakibatkan hilangnya ikan lele tersebut juga menjadi masalah bagi petani lele karena akan menimbulkan kerugian pada usaha budidayan (Simanjuntak, 1996). Ikan nila juga merupakan salah satu jenis ikan yang dapat dibudidayakan di kolam air tawar. Nila dapat dikatakan berprospek yang cerah karena sudah dikenal lama. Sejak diperkenalkan tahun 1970, ikan ini terus berkembang dan semakin popular di masyarakat. Hal ini wajar saja karena ikan nila tergolong ikan yang murah untuk dibudidayakan. Tujuan budidaya perikanan untuk mendapatkan produksi perikanan yang lebih baik atau lebih banyak dibandingkan dengan hasil dari ikan yang hidup di alam

secara liar. Untuk memenuhi tujuan itu, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha budidaya ini. Faktor-faktor tersebut antara lain: - Penyediaan benih - Pembuatan tempat pemeliharaan - Kondisi air - Pakan - Pengendalian penyakit 2.1.1. Penyediaan Benih Benih yang baik sangat penting untuk mendapatkan produksi yang sangat tinggi. Benih tersebut harus sudah cukup umur untuk dilepas, ukurannya sudah memenuhi syarat, dan sehat, serta persentase kematiannya rendah, berwarna cerah dan pergerakannya lincah (Soekartawi, 1989). 2.1.2. Pembuatan Tempat Pemeliharaan Bentuk tempat pemeliharaan tidak menjadi soal, bisa kolam, empang, tambak, keramba, tong, atau bahkan drum. Luas tempat yang disediakan untuk membesarkan harus sesuai dengan jumlah populasi yang ditebarkan. Jangan sampai tempat itu terlalu sesak oleh ikan atau tempatnya terlalu besar sehingga menghabiskan biaya. Perencanaan yang matang mengenai pembangunan tempat pemeliharaan sangatlah penting. Tempat pemeliharaan merupakan aset yang berharga untuk berproduksi. Ikan dapat hidup baik di kolam yang dangkal dengan kedalaman antara 30-50 cm. Namun akan lebih baik apabila ikan dipelihara di kolam yang lebih dalam dengan kedalaman antara 75-150 cm, karena ikan akan lebih leluasa dan dapat bertumbuh

menjadi besar. Untuk kolam tanah 1 x 1m dapat menampung 100-150 ekor ikan yang berukuran panjang 3-5 cm atau ikan sebesar dua jari. Apabila ikan mencapai berat 90-100 gram / ekor maka jumlah ikan dalam kolam harus dikurangi sampai kira-kira 50% (Soekartawi, 1989). 2.1.3. Kondisi Air Arus air sangat membantu pertukaran air dalam keramba, membersihkan timbunan sisa-sisa metabolisme ikan, dan membawa oksigen terlarut yang sangat dibutuhkan ikan. Usaha pembesaran ikan dapat dilakukan pada dataran rendah sampai agak tinggi sampai dengan 500 m dari permukaan laut (dpl). Sumber air tersedia sepanjang tahun dengan kualitas air tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kedalaman air minimal 5 meter dari dasar jaring pada saat surut terendah, kekuatan arus 20 40 cm/detik. Persyaratan kualitas air untuk pembesaran ikan adalah ph air antara 6,5 8,6, suhu air berkisar antara 25 30ºC. Oksigen terlarut lebih dari 5 mg/l, kadar garam air 0 28 ppt, dan amoniak (NH3) kurang dari 0,02 ppm (Soekartawi, 1989). 2.1.4. Pakan Peranan pakan sangat penting untuk meningkatkan produksi. Bila pakan yang diberikan hanya seadanya, maka produksi yang dihasilkan tentu sedikit. Kandungan gizi pakan lebih berperan dibanding jumlah pakan yang diberikan. Jenis pakan yang baik berupa pelet yang mengandung 25% protein. Selain itu juga dapat diberikan pakan tambahan berupa dedak halus, ampas tahu atau bahan makanan lain yang mudah diperoleh. Pemberian pakan per hari harus, yaitu sebanyak 3-5% dari berat tubuh ikan (Soekartawi, 1989).

2.1.5. Pengendalian Penyakit Ikan dapat diserang berbagai macam penyakit. Demikian juga dalam pembudidayaan, bahkan penyakit tersebut dapat menyerang dalam jumlah yang lebih besar dan dapat menyebabkan kematian ikan. Oleh karena itu, pencegahan penyakit dan penanggulangan merupakan aspek budidaya yang penting salah satunya adalah dengan cara pemberian kapur (dolomit) pada kolam dengan dosis 10-25 gr/m 2. Tujuannya adalah untuk membasmi bibit-bibit penyakit yang masih terdapat di dasar kolam dan meningkatkan ph air ( Soekartawi, 1989). Faktor-faktor produksi mempengaruhi besar kecilnya produksi usaha budidaya perikanan. Dalam berbagai pengalaman menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, modal untuk membeli benih, pupuk, dan obat-obatan, upah tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting diantara faktor produksi lainnya (Soekartawi, 1989). Istilah faktor produksi sering juga disebut dengan korbanan produksi, karena faktor produksi tersebut dikorbankan untuk menghasilkan produksi. Dalam Bahasa Inggris, faktor produksi ini disebut dengan input. Macam faktor produksi atau input ini, berikut jumlah dan kuantitasnya perlu diketahui oleh seorang produsen. Oleh karena itu untuk menghasilkan suatu produk, maka diperlukan pengetahuan hubungan antara faktor produksi (input) dan produk (output). Hubungan antara input dan output ini disebut dengan factor relationship (FR). Dalam rumus matematis, FR ini ditulis dengan : Y = f(x 1, X 2, X 3, Xn)

Dimana : Y X = Produk atau variabel yang dipengaruhi oleh faktor produksi X = Faktor produksi atau variabel yang mempengaruhi Y (Soekartawi, 1994) Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis jika faktor produksi yang dipakai menghasilkan hasil maksimum. Dikatakan efisien harga jika nilai dari produk marginal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisien ekonomi jika usaha pertanian tersebut mencapai efisien teknis dan sekaligus mencapai efisiensi harga (Rahardi, 2000). Bagi pengusaha yang terjun dalam dunia perikanan atau para investor yang menginvestasikan modalnya untuk usaha perikanan perlu mengetahui sifat-sifat komoditi ikan. Hal ini penting karena tidak dapat dipungkiri bahwa setiap penjualan pasti mengharapkan untung dalam usahanya. Dengan mengetahui sifat ikan, budidaya dan pasca panennya dengan sebaik-baiknya maka akan dapat dihindari kesulitan dan tidak menderita kerugian. Sifat-sifat komoditi perikanan antara lain : a. Tidak tergantung musim Berbeda dengan budidaya tanaman, misalnya sayuran, dalam budidaya ikan tidak memperlihatkan musim penghujan atau kemarau. Sewaktu-waktu dapat dilakukan pembenihan asal syarat-syarat untuk kehidupan ikan terpenuhi. Demikian juga pada saat panen, dapat dilakukan bila ikan telah mencapai ukuran yang diinginkan.

b. Dipengaruhi jarak lokasi usaha ke konsumen Jauh dekatnya lokasi usaha dengan konsumen sangat mempengaruhi harga komoditi ikan. Semakin jauh jarak tersebut, semakin mahal harga ikan di tangan konsumen karena adanya pengaruh tata niaga. c. Mudah rusak Tubuh semua jenis ikan mengandung protein dan air yang cukup tinggi serta ph tubuh yang mendekati netral, sehingga bisa dijadikan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri pembusuk dan mikroorganisme. d. Resiko tinggi Ikan memiliki sifat mudah rusak, apabila dalam pemasarannya tidak cepat sampai ke tangan konsumen, akan menyebabkan kerugian pada pengusaha ikan. e. Perputaran modal cepat Umumnya waktu yang dibutuhkan dari masa pemijahan sampai ke masa panen tidak terlalu lama. Hal ini tergantung jenis ikan yang dibudidayakan, bahkan bagi orang-orang yang mengusahakan benihnya saja, dalam waktu 1-2 bulan modal bisa kembali. Hal ini tergantung pada kesuburan kolam, ukuran ikan yang diharapkan, teknik pemeliharaan. Biasanya untuk ukuran 500-600 gr/ekor pemanenan dapat dilakukan selama kurang lebih 6 sampai 9 bulan pemeliharaan. Sedangkan untuk ikan lele dapat dipanen pada umur 4 bulan. Sehingga dengan demikian perputaran modalnya cukup cepat yaitu berkisar antara 4-6 bulan. Pemanenan di kolam dapat dilakukan dengan pengeringan air hingga tersisa di kemalir (parit kolam) yang untuk selanjutnya dapat ditangkap dengan diseser (Sri, dkk, 2005).

2.2. Nilai Gizi Ikan Ikan merupakan bahan pangan yang mengandung protein tinggi yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena selain mudah dicerna, juga mengandung asam amino dengan pola hampir sama dengan asam amino yang terdapat dalam tubuh manusia. Ikan juga mengandung mineral seperti K,Ca, P, S, Mg, Cl, dan mineral lain yang diperlukan tubuh. Berdasarkan hasil penelitian, daging ikan memiliki komposisi nilai gizi seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi Nilai Gizi Ikan Komposisi Jumlah Kandungan (%) Air 60-80 Protein 18-30 Lemak 0,1-0,2 Karbohidrat 0,0-1,0 Vitamin dan Mineral 5,35 Sumber :Buku Agribisnis Perikanan, 2001 Ikan lebih dianjurkan untuk dikonsumsi dibandingkan dengan daging binatang terutama bagi penderita kolesterol dan gangguan tekanan darah ataupun jantung. Ikan merupakan salah satu sumber protein yang baik bagi kesehatan manusia. Menurut para ahli gizi, bahwa kecukupan protein terutama pada masa pertumbuhan akan mempengaruhi tingkat kecerdasan, sehingga kekurangan protein dapat berakibat terganggunya pertumbuhan otak. Oleh karena itu apapun kondisinya, kecukupan protein khususnya pada anak-anak, harus tetap terjamin (Sri, dkk, 2005).

2.3. Landasan Teori 2.3.1. Fungsi Produksi Cobb-Douglas Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara masukan produksi (input) dan produksi (output). Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan variabel terikat (dependent), dan yang lain disebut variabel bebas (independen). Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi produksi yang memperlihatkan pengaruh input yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Sebelum data dapat diolah dan dianalisis lebih lanjut, data yang diperoleh harus terlebih dulu ditransformasikan ke dalam bentuk Logaritma Natural (Ln). Bentuk persamaaan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut: LnY = ln bo + b 1 ln X 1 + b 2 ln X 2 + b 3 ln X 3 + u ln e (Soekartawi, 1994). Dimana : Y X 1 X 2 X 3 bo b 1 bn u = Produksi ikan = Penggunaan benih (ekor) = Penggunaan Pakan (kg) = Tenaga Kerja (Orang) = Intersep = Koefisien regresi = Faktor pengganggu Dengan menyelesaikan persamaan tersebut maka akan diperoleh besaran parameter penduga. Pada model fungsi produksi Cobb-Douglas nilai parameter

penduga sekaligus menunjukkan besaran elastisitas masing-masing faktor input terhadap output (Soekartawi, 1995). Kelebihan dari fungsi produksi Cobb-Douglas: 1. Bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas bersifat sederhana dan mudah penerapannya. 2. Koefisien-koefisien fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung menggambarkan elastisitas produksi dari setiap input yang digunakan. 3. Koefisien intersep dari fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan indeks efisiensi produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output dari sistem produksi yang dikaji. (Soekarwati,1993). 2.3.2. Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut: TR = Y x Py Dimana : TR Y Py = Total Penerimaan = Hasil Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani = Harga Hasil Produksi Dalam menghitung penerimaan usahatani, beberapa hal perlu diperhatikan : - Hati-hati dalam menghitung produksi pertanian, karena tidak semua produksi pertanian itu dapat dipanen secara serentak

- Hati-hati dalam menghitung penerimaan karena produksi mungkin dijual beberapa kali, sehingga diperlukan data frekuensi penjualan dan produksi mungkin dijual beberapa kali pada harga jual yang berbeda-beda. Jadi disamping frekuensi penjualan yang perlu diketahui juga harga jual pada masing-masing penjualan tersebut. - Bila penelitian usahatani ini menggunakan responden petani, maka diperlukan teknik wawancara yang baik untuk membantu petani mengingat kembali produksi dan hasil penjualan yang diperolehnya selama setahun terakhir. Pemilihan waktu setahun terakhir ini biasanya sering dipakai oleh para peneliti untuk memudahkan perhitungan (Soekartawi, 1995). 2.3.3. Biaya Usahatani Biaya produksi merupakan modal yang harus dikeluarkan untuk membudidayakan ikan, dari persiapan sampai panen. Biaya produksi ini bisa dibedakan antara biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya tetap merupakan biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang habis dalam satu kali produksi. Besarnya biaya tetap dapat dihitung dengan rumus berikut: FC = Σ X x Px Dimana : FC X Px = Biaya tetap = Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap = Harga input Biaya variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

VC = Σ X x Px Dimana : VC X Px = Biaya variabel = Jumlah fisik dari input yang membentuk biaya variabel = Harga input Karena total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya tidak tetap (VC), maka dapat dituliskan sebagai berikut : TC = FC + VC 2.3.4. Optimalisasi Prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi yaitu bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut secara seefisien mungkin. Dalam terminologi ilmu ekonomi maka pengertian efisien dapat digolongkan menjadi 3 macam yaitu : a. Efisiensi teknis yaitu jika faktor produksi yang digunakan menghasilkan produksi maksimum. b. Efisiensi harga/alokatif yaitu jika nilai dari produk margin sama dengan harga faktor produksi. c. Efisiensi ekonomi yaitu jika usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis dan efisiensi harga (soekartawi, 1993). (Soekartawi, 1993). Pengertian efisiensi sangat relatif. Dalam tulisan disajikan disini, efisiensi diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Situasi yang demikian dapat terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal (NPM)

untuk suatu input sama dengan harga input (P) tersebut, atau dapat dituliskan dengan : NPM = Px Dimana : NPM : Nilai Produk Marginal Px : Harga Input (Soekartawi, 1993) 2.4. Kerangka Pemikiran Sistem usaha budidaya perikanan yang dilaksanakan di daerah penelitian merupakan sistem usaha budidaya dengan menggunakan media kolam. Setiap petani ikan dalam menyelenggarakan usaha budidayanya berusaha agar hasil produksi (panen) dari usaha budidayanya tinggi. Besarnya produksi yang akan dihasilkan dipengaruhi oleh input produksi yang terdiri dari pakan, benih, dan tenaga kerja. Untuk menghasilkan produksi (panen) dari suatu usaha budidaya, petani ikan mengeluarkan biaya produksi. Biaya produksi mutlak dikeluarkan oleh seorang petani ikan dalam suatu proses produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani ikan dalam proses produksi yang besarnya biaya tersebut bergantung kepada komponen biaya yang dikeluarkan berdasarkan jumlah benih, pakan, dan tenaga kerja serta sarana produksi yang lainnya. Setelah penyediaan faktor-faktor input produksi terpenuhi, maka proses budidaya perikanan dapat dilakukan oleh petani ikan. Para petani ikan berusaha membuat usaha budidayanya seefisien mungkin agar memperoleh keuntungan maksimal.

Dengan menggunakan konsep optimalisasi dalam penggunaan input produksi, petani ikan diharapkan dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Optimalisasi input produksi disini artinya adalah bagaimana petani dapat menemukan kombinasi input produksi yang baik sehingga diperoleh produksi yang maksimal sesuai dengan ketersediaan inputnya tersebut. Dari hasil produksi ikan yang diperoleh dapat dilihat apakah penggunaaan input produksi sudah optimal. Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1. Input Produksi Budidaya Perikanan Harga input Biaya Input Produksi Optimalisasi Budidaya Hasil Produksi Bididaya Perikanan Keterangan : = Menyatakan mempengaruhi Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Optimalisasi Penggunaan Input Pada Usaha Budidaya Perikanan

2.5. Hipotesis Penelitian 1. Faktor produksi yang digunakan dalam usaha budidaya perikanan di daerah penelitian berpengaruh nyata terhadap produksi. 2. Penggunaan input produksi pada daerah penelitian belum optimal. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat optimalisasi di daerah penelitian adalah biaya benih, biaya pakan, dan biaya tenaga kerja serta penggunaan benih, pakan, dan tenaga kerja.