1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan kemajemukan.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

ANALISIS SIKAP ORGANISASI ISLAM HIZBUT TAHRIR INDONESIA TERHADAP PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat. Taqiyyudin An Nabhani, seorang ulama asal palestina.

PANCASILA DISEBUT SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER HUKUM

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA STMIK AMIKOM Yogyakarta

PANCASILA & AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Tugas akhir kuliah Pendidikan Pancasila. Reza Oktavianto Nim : Kelas : 11-S1SI-07

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

PANCASILA DAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama : Oni Yuwantoro N I M : Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Kalis Purwanto, MM

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

Makalah Pendidikan Pancasila

I. PENDAHULUAN. hidup sebagai makhluk sosial, melakukan relasi dengan manusia lain karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

"Pemilu bukan lagi menjadi variabel yang menentukan asing semakin mencengkeram Indonesia atau tidak, katanya.

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Saleem Achia, Aktivis Hizbut Tahrir Inggris

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

Perjuangan menegakkan khilafah di Indonesia beresonansi ke seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan tersebut penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Tatkala negara Khilafah Islam runtuh pada tanggal 3 maret 1924M,

I. PENDAHULUAN. dan ingin meraih kekuasaan yang ada. Pertama penulis terlebih dahulu akan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

Kontroversi Agama dan Pancasila

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

III. METEDELOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR PANCASILA BUKAN AGAMA

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKNA BHINNEKA TUNGGAL IKA

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

KATA PENGANTAR. Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PROFIL HIZBUT TAHRIR INDONESIA (HTI) DAN BULETTIN AL-ISLAM. Hizbut Tahrir adalah sebuah oganisasi politik yang berideologi Islam.

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA. Dosen Pembimbing: Mohammad Idris. P, Drs, MM

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

Pancasila dan Implementasinya

I. PENDAHULUAN. satu usaha pembangunan watak bangsa. Pendidikan ialah suatu usaha dari setiap diri

Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bangsa Indonesia

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

HAK ASASI MANUSIA DAN HUBUNGANNYA DALAM PANCASILA di INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM

BAB I PENDAHULUAN. dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

NOVIYANTI NINGSIH F

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Disusun oleh : Passadewa NIM : Kelompok : Hak Asasi Program Studi : S1 Jurusan : Sistem Informasi Nama Dosen

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

BAB 1 KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN. a. Keharusan saling mengenal, b. Keberagamaan keyakinan, c. Keberagamaan etnis.

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK


Mempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah.

Angket Motivasi Belajar. 1) Isilah identitas nama anda dengan lengkap dan benar. 2) Bacalah dengan seksama butir pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

Golongan yang sedikit bisa mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah.

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVII /MPR/1998

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fety Novianty, 2013

Transkripsi:

1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan kemajemukan. Kemajemukan ini dapat dibuktikan dengan adanya keanekaragaman yang ada di dalam Negara Indonesia. Mulai dari berbagai macam suku, ras, agama, warna kulit, dan masih banyak lagi keanekaragaman yang dapat ditemukan di negara Indonesia. Keanekaragaman seperti ini sepatutnya menjadi kebanggaan bagi setiap warga negara Indonesia, karena jarang sekali negara-negara di dunia ini yang memiliki keanekaragaman selayaknya Indonesia. Contohnya negara-negara di Eropa dan Amerika, mereka tidak memiliki bahasa sebanyak yang kita dapatkan di Indonesia. Begitu juga dengan kebudayaannya, Negara Indonesia memiliki berbagai macam kebudayaan, sampai-sampai negara tetanggapun mengklaim beberapa kebudayaan Indonesia sebagai kebudayaan milik mereka. Hal ini menunjukkan betapa majemuknya Bangsa Indonesia. Kemajemukan-kemajemukan yang ada di dalam Negara Indonesia merupakan sesuatu yang lumrah adanya. Karena pada hakekatnya kemajemukan dapat dengan mudah dijumpai dalam segala bidang kehidupan dan diberbagai tempat. Hal ini juga yang dikenal dengan sebutan hukum alam atau sunnatullah. Karena hukum alam inilah kemajemukan tidak dapat dihindari, artinya kemajemukan adalah sesuatu yang mutlak ada dalam kehidupan

2 manusia. Contohnya adalah suatu keluarga, di dalam sebuah keluarga akan ditemukan berbagai macam perbedaan, bisa dilihat dari kepribadian setiap anggota keluarga, cara berbicara, hobi, hingga selera makan pun akan berbeda. Ini adalah suatu contoh kecil, apalagi kalau sudah berada di dalam lingkungan masyarakat, maka perbedaan-perbedaan itu akan sangat mudah dijumpai. Keanekaragaman yang terdapat di dalam sebuah negara, khususnya Indonesia, tentu memiliki beberapa dampak, baik itu dampak negatif maupun dampak positif. Dan ini merupakan suatu konsekuensi dari adanya keanekaragaman. Artinya, jika adanya suatu kemajemukan maka akan ada juga dampak yang ditimbulkan. Positif atau negatif yang ditimbulkan oleh kemajemukan ini tergantung bagaimana cara melihat dan menanggapinya. Karena jika ditanggapi dengan sesuatu yang positif maka kemajemukan ini akan terasa indah, begitu juga sebaliknya, jika ditanggapi dengan sesuatu yang negatif maka ia akan menimbulkan sesuatu yang negatif juga. Misalkan di dalam suatu negara terdapat berbagai macam suku bangsa, jika berbagai suku bangsa ini saling menghargai dan saling toleran antara satu dengan yang lainnya, maka kehidupan yang nyaman, tenteram, bahkan sejahtera sekalipun akan timbul akibat keberagaman ini. Begitu juga dengan keragaman-keragaman lainnya. Artinya, manusia sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya orang lain ini harus memandang positif segala perbedaan yang ada. Jika berbicara tentang dampak yang timbul akibat adanya keanekaragaman, maka benar bahwa kita harus berbicara tentang dampak secara positif dan dampak negatif. Dampak positif yang timbul akibat adanya

3 keberagaman/keanekaragaman diantaranya, adanya kehidupan sosial yang indah, kehidupan sosial yang damai, sejahtera, kehidupan yang demokratis, dan lain sebagainya. Sedangkan dampak negatif yang akan timbul dengan adanya keberagaman diantaranya, terjadi perselisihan, konflik, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, sekali lagi ditekankan bahwa dampak negatif yang timbul akan teratasi tergantung kemauan dan cara yang ditempuh oleh individu-individu yang ada dalam keberagaman itu sendiri. Salah satu dampak positif yang timbul akibat adanya keberagaman atau kemajemukan adalah adanya kehidupan yang demokratis. Kehidupan yang demokratis dapat ditunjukkan dengan adanya saling haraga-menghargai antar sesama, saling menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, tolong-menolong, kebebasan berpendapat, kebebasan membuat kelompok atau organisasi, dan lain sebagainya. Salah satu dampak yang menarik adalah dimana adanya kebebasan dalam membuat dan ikut andil di dalam suatu kelompok atau organisasi, baik itu ormas, parpol atau organisasi-organisasi lainnya. Kebebasan berkelompok (berserikat), berkumpul ini juga tercantum di dalam konstitusi Negara Indonesia (UUD 1945) yakni terdapat pada pasal 28E Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Tindak lanjut dari adanya Undang-undang Dasar 1945 pasal 28E ini dituangkan dalam undang-undang No. 8 Tahun 1985 tentang organisasi massa (ormas). Sehingga dapat dijelaskan bahwa terbentuknya berbagai macam organisasi baik itu parpol, ormas, dan lain sebagainya ini tidak bertentangan dengan konstitusi

4 Negara Indonesia, sehingga sah-sah saja apabila semua lapisan masyarakat Indonesia ikut andil di dalam suatu atau beberapa organisasi. Dewasa ini banyak dijumpai organisasi-organisasi yang timbul di dalam kehidupan sosial khususnya di Negara Indonesia. Baik itu partai politik, organisasi massa, dan lain-lain. Salah satu bentuk organisasi yang sudah dikenal dan memiliki banyak anggotanya adalah Organisasi-organisasi massa, di Indonesia saat ini terdapat banyak sekali organisasi massa (ormas), baik itu yang berhaluan pada bidang perpolitikan, bergerak dalam bidang kesosialan, maupun yang bergerak dalam bidang keagamaan. Organisasi semisal pemuda pancasila, BKPRMI, FPPI, Front Pembela Islam, Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir Indonesia, dan masih banyak lagi ormas-ormas yang lainnya. Ormasormas ini muncul sebagai konsekuensi dari adanya kehidupan yang demokratis seperti yang telah diuraikan di atas. Munculnya ormas-ormas ini mengindikasikan bahwa kehidupan sosial Indonesia sangat menjunjung tinggi perbedaan. Salah satu organisasi massa (ormas) yang berlatar belakang keagamaan yang sekarang ini sedang berkembang adalah Hizbut Tahrir Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan nama HTI. Ormas ini bergerak dalam bidang keagamaan dan perpolitikan. Kalau ditinjau dari sejarahnya HTI berdiri pada tahun 1953 di Al-Quds (Baitul Maqdis), Palestina. Gerakan yang menitik beratkan perjuangan membangkitkan umat di seluruh dunia untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya kembali Khilafah Islamiyah ini dipelopori oleh Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani, seorang ulama alumni Al-Azhar Mesir,

5 dan pernah menjadi hakim di Mahkamah Syariah di Palestina. HTI masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an dengan merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia. Pada era 1990-an, ide-ide dakwah HTI merambah ke masyarakat, melalui berbagai aktivitas dakwah di masjid, perkantoran, perusahaan, dan perumahan. HTI merupakan sebuah partai politik yang berideologi Islam. Politik merupakan kegiatannya, dan Islam adalah ideologinya. HTI bergerak di tengah-tengah umat, dan bersama-sama berjuang untuk menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya, serta membimbing mereka untuk mendirikan kembali sistem Khilafah dan menegakkan hukum yang diturunkan Allah dalam realitas kehidupan. HTI merupakan organisasi politik, bukan organisasi kerohanian (seperti tarekat), bukan lembaga ilmiah (seperti lembaga studi agama atau badan penelitian), bukan lembaga pendidikan (akademis), dan bukan pula lembaga sosial (yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan). Ide-ide Islam menjadi jiwa, inti, dan sekaligus rahasia kelangsungan kelompoknya. Ormas HTI ini bermaksud membangkitkan kembali umat Islam dari kemerosotan yang amat parah, membebaskan umat dari ide-ide, sistem perundang-undangan, dan hukum-hukum yang dianggap kufur, serta membebaskan mereka dari cengkeraman dominasi dan pengaruh negaranegara kafir. HTI bermaksud juga membangun kembali Daulah Khilafah Islamiyah di muka bumi, sehingga hukum yang diturunkan Allah SWT dapat diberlakukan kembali.

6 Jenis jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi HTI ini adalah sebagai berikut : a. Peningkatan Mutu Kader (edukasi/kajian) b. Membangun pemikiran umat (diskusi, edukasi dan kunjungan ke berbagai instansi/tokoh) c. Kegiatan sosial d. Aksi/demonstrasi tentang kondisi faktual (masalah agama, umat dan pemerintahan) Salah satu kegiatan HTI adalah mengemban dakwah Islam untuk mengubah kondisi masyarakat yang rusak menjadi masyarakat Islam. Hal ini dilakukan dengan mengubah ide-ide yang dianggap rusak yang ada menjadi ide-ide Islam, sehingga ide-ide ini menjadi opini umum di tengah masyarakat serta menjadi persepsi bagi mereka. Selanjutnya persepsi ini akan mendorong mereka untuk merealisasikan dan menerapkannya sesuai dengan tuntutan Islam. Berkaitan dengan posisi HTI di Indonesia, sudah barang tentu kita dapat mencermatinya berdasarkan uraian-uraian di atas. Dimana ormas HTI ini memiliki ideologi yang berlatar belakang agama, sehingga segala macam ideologi selain yang mereka yakini tidak akan mereka jadikan sebagai pandangan hidup mereka, karena menurut mereka agama adalah suatu pandangan hidup yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh umat manusia. Munculnya ormas-ormas seperti HTI ini menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Ada yang menyambut baik akan tetapi ada juga yang kontra terhadap organisasi ini. Masyarakat yang menyambut baik organisasi HTI ini

7 menganggap bahwa pemerintahan secara Islami memang perlu dibangkitkan kembali. Mereka beralasan bahwa pemerintahan yang selama ini dijalankan tidak mampu memperbaiki segala bidang kehidupan. Baik itu dalam bidang hukum, perpolitikan, ekonomi dan sosial budaya. Dengan pemerintahan yang sekarang ini dianggap tidak dapat memperbaiki perilaku-perilaku masyarakat, bahkan pemerintahnya sendiri tidak dapat menjadi tauladan bagi masyarakat awam. Hal ini dibuktikan dengan maraknya praktek korupsi, pelanggaran hukum, dan lain sebagainya. Dan bagi mereka yang mendukung organisasi semacam HTI ini banyak yang memilih bergabung dengan organisasi tersebut. Disamping adanya masyarakat yang mendukung organisasi semacam HTI ini, ada pula sebagian masyarakat yang menganggap aneh bahkan menyalahkan cara-cara yang dilakukan oleh organisasi HTI tersebut. Bagi kalangan masyarakat yang kontra terhadap organisasi HTI, apa yang menjadi pedoman organisasi ini belum ideal jika diterapkan di Negara Indonesia. Hal ini disebabkan karena Negara Indonesia merupakan sebuah negara yang majemuk, baik dari beragamnya suku bangsa, agama, bahasa dan lain-lain. Sehingga jika pemerintah menerapkan suatu sistem pemerintahan dari agama tertentu, ini dianggap tidak akan menjadi solusi yang tepat. Bahkan jika dipaksakan maka ini akan menimbulkan konflik-konflik, terutama konflik antar umat beragama. Sehingga persatuan dan kesatuan akan sangat sulit untuk dicapai. Sedangkan persatuan dan kesatuan di dalam suatu negara adalah salah satu kunci dari kesejahteraan rakyat.

8 Pandangan yang bisa dikatakan kontra terhadap organisasi Islam HTI ini mutlak tidak dapat dihindari karena memang masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan pandangan hidup yang telah lama ada. Dimana kita ketahui bahwa Bangsa Indonesia memiliki sebuah ideologi atau pandangan hidup, yaitu yang dikenal dengan istilah Pancasila. Masyarakat Indonesia pada umumnya kenal dengan istilah ini, karena memang selama ini yang menjadi pedoman untuk menjadikan Bangsa Indonesia aman, tenteram dan sejahtera adalah harus berdasarkan pada Pancasila. Adapun istilah Pancasila sendiri juga sudah dikenenal sejak dahulu, yang dipergunakan sebagai acuan moral/etika dalam kehidupan sehari-hari Bangsa Indonesia, seperti yang terungkap dalam karya-karya pujangga besar Indonesia semasa berdirinya kerajaan Majapahit, dan dilukiskan dalam tulisan Empu Prapanca tentang negara kertagama, dan Empu Tantular dalam bukunya Sutasoma. Dalam buku sutasoma ini terdapat istilah Pancasila Krama yang mempunya arti lima dasar tingkah laku atau perintah kesusilaan yang lima, yaitu; tidak boleh melakukan kekerasan (ahimsa), tidak boleh mencuri (asteya), tidak boleh berjiwa dengki (indriya nigraha), tidak boleh berbohong (amrswada), dan tidak boleh mabuk minum-minuman keras (dama). Pancasila merupakan filsafat Bangsa Indonesia yang sesungguhnya berhimpit dengan jiwa dan pikiran bangsa. Hal ini dapat diartikan bahwa Pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang dalam usaha keilmuan dapat terbangun dalam sistem filsafat yang kredibel. Bahan materianya adalah berbagai butir dan ajaran kebijaksanaan dalam budaya etnik maupun agama.

9 Sama halnya dengan organisasi HTI yang mendapatkan beberapa sambutan dari masyarakat, Pancasila juga demikian. Walaupun Pancasila adalah pedoman hidup yang selama ini dijunjung tinggi oleh Bangsa Indonesia, namun tidak menutup kemungkinan bahwa Pancasila mendapat reaksi yang berlawanan. Jika banyak yang mendukung akan keberadaannya, akan tetapi banyak juga yang tidak mendukung keberadaan Pancasila. Sebut saja organisasi-organisasi seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), organisasi ekstrim seperti GAM, OPM dan RMS, organisasi-organisasi ini tidak menyetujui keberadaan Pancasila yang dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Misalkan organisasi-organisasi ekstrim seperti GAM, OPM dan RMS, mereka sama sekali tidak mendukung keberadaan pancasila, hal ini dibuktikan dengan adanya gerakan yang mereka lakukan untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Begitu juga dengan organisasi HTI, mereka menganggap bahwa Pancasila tidak boleh dijadikan pandangan hidup, karena yang berhak dijadikan pandangan hidup adalah Al-Qur an dan Sunah Rosul. Atau dengan kata lain organisasi ini menganggap Islam adalah pandangan hidup yang paling pas untuk menjadikan negara yang aman, tentram dan sejahera. Sebagaimana yang dikemukakan oleh bapak Akhiril (humas DPD 1 HTI Lampung). Ia mengatakan bahwa sikap dari semua anggota HTI terhadap ideologi Pancasila itu adalah sama, yakni mereka tidak sependapat jika Pancasila dijadikan pedoman bagi Bangsa Indonesia untuk dijadikan sebagai pandangan hidup, dijadikan pedoman untuk membuat aturan dan hukum, karena hukum itu tidak boleh manusia yang membuat, akan tetapi hukum itu adalah hak dari Allah SWT, sehingga jika tetap manusia yang

10 membuat maka hasilnya adalah seperti keadaan sekarang ini. Banyak pelanggaran terhadap hukum, baik itu korupsi, ketidakadilan terhadap pemberlakuan hukum, dan lain sebagainya. Berbagai macam persepsi ini adalah buah dari kehidupan yang majemuk, dan hal ini tidak dapat dihindari kapanpun waktunya dan di manapun keberadaannya. Penanggulangan dan pencegahan maraknya pandangan-pandangan yang bertentangan dengan ideologi Pancasila merupakan tanggung jawab dari berbagai pihak. Pihak-pihak yang bertanggung jawab tersebut diantaranya adalah, keluarga, sekolah, masyarakat dan juga pemerintah. Yang paling bertanggung jawab disini adalah sekolah. Sekolah harus memberikan pengetahuan khusus kepada para siswa tentang keberadaan dan kegunaan Pancasila. Sekolah mendapat porsi yang paling besar untuk mencegah terjadinya krisis kepercayaan terhadap ideologi bangsa, yaitu Pancasila. Karena pada usia-usaia sekolah ini lah siswa akan mudah menyerap dan mengerti akan pentingnya menjunjung tinggi ideologi bangsa. Akan tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Sekolah hanya mengandalkan mata pelajaran PKn untuk memberikan pemahaman dan kepercayaan siswa terhadap Pancasila itu sendiri. Dan ini masih dirasa belum cukup, karena pada kenyataannya banyak sekali pemuda yang mudah terpengaruh akan adanya ideologi-ideologi yang berdatangan selama ini. Dan jika dibiarkan terus menerus maka bukan tidak mungkin ideologi ini akan pudar dan ditentang oleh masyarakat Indonesia.

11 Harus disadari apa fungsi dan pentingnya Pancasila bagi kehidupan Bangsa Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai panduan bagi masyarakat dan pemerintah untuk melakukan berbagai aktivitas. Pancasila dianggap sangat penting karena ia merupakan pemersatu bangsa, acuan dari pembuatan hukum, dan pandangan hidup bangsa. Pancasila juga dikenal oleh bangsa Indonesia sebagai sumber dari segala sumber hukum. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Bangsa Indonesia sangat memerlukan adanya pelestarian dan perhatian yang lebih demi terwujudnya Bangsa Indonesia yang aman, tenteram dan sejahtera. Demikian lah Pandangan-pandangan yang ada di dalam masyarakat berkaitan dengan adanya organisasi Hizbut Tahrir Indonesia dan organisasi-organisasi lain yang hadir di tengah masyarakat belakangan ini serta dengan adanya ideologi Bangsa Indonesia (Pancasila). Pandangan-pandangan yang telah diuraikan tadi adalah sesuatu yang lumrah terjadi di dalam masyarakat, apalagi di Negara Indonesia yang majemuk ini. Akan tetapi kembali harus disadari bahwa suatu perbedaan adalah anugerah yang patut disyukuri. Dampak negatif atau positif yang timbul tergantung kita menyikapinya. Dan jika manusia sudah menyadari akan adanya perbedaan, maka segala konsekuensinya harus dihadapi juga. Karena perbedaan adalah suatu keharusan yang terjadi dalam kehidupan, sehingga harus dihadapi dengan bijaksana.

12 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka fokus penelitian ini adalah tentang Sikap Organisasi Islam Hizbut Tahrir Indonesia Terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia. 1.4 Perumusan Masalah Secara umum permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah Sikap Organisasi Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia? Secara khusus semua masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah Sikap HTI Terhadap Pancasila Sebagai Landasan Berpikir Bangsa Indonesia? 2. Bagaimanakah Sikap HTI Terhadap Pancasila Sebagai Landasan Bersikap Dan Berperilaku Bangsa Indonesia? 3. Bagaimanakah Sikap HTI Terhadap Pancasila Sebagai Penjamin Semua Agama Di Indonesia Serta Menjamin Persatuan Dan Kesatuan Antar Para Pemeluknya? 1.5 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Secara umum Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sikap dari organisasi islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Terhadap Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia. Secara khusus tujuan dalam penelitian ini adalah:

13 1. Untuk Menjelaskan Sikap HTI Terhadap Pancasila Sebagai Landasan Berpikir Bangsa Indonesia. 2. Untuk Menjelaskan Sikap HTI Terhadap Pancasila Sebagai Landasan Bersikap Dan Berperilaku Bangsa Indonesia. 3. Untuk Menjelaskan Sikap HTI Terhadap Pancasila Sebagai Penjamin Semua Agama Di Indonesia Serta Menjamin Persatuan Dan Kesatuan Antar Para Pemeluknya. 1.5.2 Kegunaan Penelitian a. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dalam ruang lingkup PKn sebagai pendidikan kewarganegaraan. Karena ideologi pancasila berkaitan erat dengan masalah kewaganegaraan dan berimbas pada jiwa nasionalisme dan patriotisme masyarakat. b. Secara Praktis Secara praktis penelitian ini berguna untuk : 1. Sumber pendidikan dan informasi bagi masyarakat tentang bagaimana semestinya kita menjaga dan mengamalkan ideologi bangsa yakni Pancasila. 2. Memberi tambahan wawasan bagi masyarakat mengenai sikap dari organisasi islam HTI terhadap Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia.

14 3. Sebagai referensi bagi mahasiswa yang akan melakuakan penelitian dalam bidang ideologi Pancasila. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian 1.6.1 Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk dalam ruang ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dalam lingkup PKn sebagai pendidikan kewarganegaraan. 1.6.2 Ruang Lingkup Objek Penelitian Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah analisis tentang sikap dari organisasi islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Terhadap Ideologi Pancasila. 1.6.3 Ruang Lingkup Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Bandar Lampung. 1.6.4 Ruang Lingkup Wilayah Lingkup wilayah penelitian ini adalah DPD 1 Hizbut Tahrir Indonesia Bandar Lampung. 1.6.5 Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan surat izin penelitian pendahuluan yang dikeluarkan oleh pihak dekanat Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.