BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi, membujuk seseorang dan memberi perintah. Komunikasi juga

BAB I PENDAHULUAN. Di sebuah organisasi, perusahaan, maupun instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Humas memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik pada

BAB I PENDAHULUAN. Public Relation ( PR ) sebagai fungsi manjemen berperan sebagai fasilitator komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern sekarang ini, kita hidup dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra organisasi yaitu Televisi Republik Indonesia ( TVRI).

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

EVALUASI PUBLISITAS UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menangkal persepsi yang salah. Komunikasi yang berujung pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat harus mencari tahu

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi suatu kebutuhan saat ini. Masyarakat tidak bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Januari 2009, pkl wib. Pengaruh Kualitas media..., Lanny, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. di rumah, dalam organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia itu berada.

Teknik Reportase dan Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, peran dan fungsi Public Relations (PR) mulai disadari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang

BAB I PENDAHULUAN. publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. berhubungan dengan aktivitas organisasi lainnya.

Datar Pertanyaan Wawancara. : Santai, pewawancara duduk berhadapan dengan narasumber. 1. Menurut Pak Marlo PR di Pertamina itu seperti apa?

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Produksi Media PR AVI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejak awal kemerdekaan. Pesatnya perkembangan humas terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini media bukan hanya cetak dan elektronik tetapi muncul sebuah

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan media atau sering juga disebut dengan media relations.

PROSES EVALUASI PROGRAM MEDIA RELATIONS PADA AKTIVITAS PRESS CONFERENCE DI PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA (TRANS TV)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Penulisan Media PR Ekternal

BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan.

BAB V PENUTUP. A. Komunikasi dengan masyarakat umum (khalayak) pendidikan melalui seni budaya, diskusi yang melibatkan stakeholder, klinik

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam setiap aspek kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi memiliki banyak arti yang berbeda-berbeda. Laswell yang

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB I PENDAHULUAN. fungsi penting dalam dunia industri saat ini. Sebuah perusahaan yang sukses

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisa data dan penelitian yang dilakukan di Suku Dinas

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. komunikasi eksternal dan komunikasi internal. Komunikasi eksternal dilakukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam kehidupannya. Sosialisasi merupakan interaksi antar manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kampanye politik juga memiliki humas yang berperan di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank

BAB I PENDAHULUAN. publiknya. Hal ini juga berlaku untuk universitas. Disinilah organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hulu Energi ONWJ merupakan perusahaan berskala internasional dengan keberhasilan

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

BAB 5 PENUTUP. kriteria sebagai media yang efektif dalam menjalankan tugasnya untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan adalah untuk memperoleh citra positif dan. menjadi dua, yakni media eksternal dan media internal.

BAB I PENDAHULUAN. PR menurut (British) Institute of Public Relations adalah kesuluruhan upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. media cetak maupun elektronik. Komunikasi merupakan kunci Public Relations

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang bertugas untuk memberikan masukan tentang konsekuensi dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian

Etika Profesi Public Relations

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hubungan masyarakat (Humas) merupakan penunjang tercapainya tujuan

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, maka kebutuhuhan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan situs berbagai perusahaan atau hompage saat ini tengah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I. Pendahuluan. Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pesan adalah inti dari komunikasi yang dijalankan oleh Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dibantu oleh Public Relations dalam memilih media

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang berbeda-beda, karena berpengaruh terhadap tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi telah melahirkan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi

Frietz Calvin Madayanto / Ike Devi Sulistyaningtyas

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi serta komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan manusia.

PERENCANAAN MEDIA RELATIONS DI SHERATON MUSTIKA YOGYAKARTA UNTUK MENCIPTAKAN CITRA POSITIF

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan persepsi kepada masyarakat atau publik. Pemahaman dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Bila sakitnya ringan, cukup membeli obat di warung, bisa sembuh kembali. 1

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Press release atau yang dalam bahasa Indonesianya disebut sebagai siaran pers menurut Ronald D. Smith adalah a communication format commonly used by organization to provide information to the news media (Smith, 2003: 123) [siaran pers adalah sebuah format komunikasi yang biasanya digunakan oleh organisasi/perusahaan untuk menyediakan informasi bagi media massa] (terjpeneliti) Berdasarkan definisi tersebut, bisa dijelaskan bahwa salah satu fungsi dari public relations di perusahaan adalah untuk membangun hubungan dengan stakeholder eksternalnya yaitu media massa. Hubungan antara perusahaan dengan media massa diyakini sebagai sesuatu yang penting, karena media dianggap memiliki peran yang besar dalam membantu perusahaan untuk melakukan penyebaran informasi kepada stakeholder dan publik agar mengetahui keberadaan perusahaan maupun produk yang dimiliki hingga memperoleh pengertian dan itikad baik dari publiknya. Oleh karena itu bisa disimpulkan bisa salah satu ukuran dari keberhasilan public relations adalah dengan melihat baik tidaknya nama perusahaan di mata publiknya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Scoot M.Cutlip, Center & Broom (2006: 6) yang mengatakan bahwa public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan 1

2 bermanfaar antara organisasi dengan publik, yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Sebagai pemegang fungsi vital dalam perusahaan, public relations dianggap sebagai pihak yang menentukan kesusksesan dan kegagalan perusahaan dengan memastikan komunikasi yang terjadi antara perusahaan dengan publiknya. Sehingga menurut Institute of Public relations (IPR), public relations dilangsungkan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan khalayaknya (dalam Jefkins, 2002: 17). Hal ini tidak hanya dilakukan pada saat perusahaan sedang mengalami krisis, namun pada setiap kesempatan yang dilakukan perusahaan dan berhubungan dengan publiknya. Untuk menciptakan nama baik dan saling pengertian dengan publiknya, seorang public relations harus mampu menguasai, memperoleh dan menyebarkan informasi (Mardiah, 2008: 92). Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh praktisi public relations untuk mencapai hal tersebut adalah dengan mendapatkan publikasi atau publisitas di media massa. Namun publikasi tersebut merupakan publikasi yang uncontrolled, karena pemberitaan didapatkan dari tulisan media massa. Meskipun didapatkan dengan sukarela dari media massa (tidak berbayar), namun publisitas dengan model seperti ini sebetulnya merupakan salah satu strategi yang dilakukan praktisi public relations untuk mendapatkan pemberitaan media massa (Kriyatono, 2008: 68). Publisitas adalah informasi dari sumber luar yang

3 digunakan oleh media karena informasi ini dianggap memiliki nilai berita (Cutlip,Center &Broom, 2006: 9). Kemampuan media massa dalam mempengaruhi audience-nya menjadi salah satu alasan kuat, mengapa public relations membutuhkan media massa sebagai perpanjangan tangan untuk dapat berkomunikasi dengan stakeholder perusahaan, menyebarkan informasi dengan cara bagaimana media massa biasa melakukan pemberitaan. Karena pemberitaan yang dilakukan media massa sampai saat ini masih dianggap sebagai sesuatu yang objektif, independen, jujur dan tidak memihak. Sehingga banyak pihak yang merasa bahwa media massa mampu menjadi acuan bagi publiknya untuk bergerak dan bertindak atas isu yang ada, termasuk membentuk opini di masyarakat. Pemberitaan yang ada di media massa seringkali merupakan informasi yang berasal dari press release yang ditulis dan dikirimkan oleh public relations ke media massa. Informasi yang dimuat dalam press release sendiri bisa beragam bentuknya, mulai dari membuat pengumuman mengenai produk atau kegiatan yang dibuat, menjawab kritik, mengundang partisipasi publik maupun menginformasikan keberhasilan atau penghargaan serta kemajuankemajuan yang telah dicapai perusahaan (Smith, 2003). Kondisi ini menurut Cutlip, Center dan Broom (2006) membuat seorang public relations harus mampu menyediakan informasi yang mereka anggap penting untuk diberitakan kepada media massa. Karena untuk mendapatkan pemberitaan, perusahaan dalam hal ini tidak bisa melakukan pemaksaan kepada media. Media massa memiliki hak sepenuhnya untuk menentukan

4 apakah press release layak untuk mendapatkan pemberitaan atau tidak berdasarkan penilaian yang mereka buat. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bila press release harus mampu mengemas informasi yang ada sehingga mampu menarik perhatian media massa dan dianggap sebagai informasi penting yang harus mereka terbitkan sebagai pemberitaan. Dalam prakteknya, seorang editor media massa hanya membutuhkan 20-30 detik untuk mengambil keputusan untuk mempublikasikan sebuah release atau tidak (Iriantara, 2006: 80). Untuk mendapatkan pemberitaan seperti itu, maka perusahaan harus mampu membangun hubungan baik dengan media massa dengan harapan mampu menghasilkan pemberitaan yang positif mengenai perusahaan serta menjaga agar jangan sampai muncul pemberitaan negatif mengenai perusahaan. Karena buruknya pemberitaan mengenai perusahaan akan berdampak buruk bagi citra dan reputasi perusahaan yang sudah dibangun selama ini. Saat public relations mampu menciptakan atau mendapatkan pemberitaan positif maka kerja public relations akan dianggap berhasil, sedangkan apabila pemberitaan yang muncul negatif, maka public relations dianggap gagal. Sehingga indikator dari keberhasilan public relations adalah seberapa jauh keberhasilannya dalam mencegah munculnya informasi negatif mengenai perusahaan (Kriyantono, 2008: 68-72). Dewasa ini, perkembangan sistem teknologi dan informasi yang disebut dengan internet menjadi salah satu bagian yang tidak bisa dipisahkan dari

5 kehidupan manusia. Demikian pula dengan aktivitas public relations termasuk dalam rangka melakukan publikasi atau publisitas. Kalau dulu seorang public relations mendistribusikan press release melalui fax, namun kini pengirimannya bisa dilakukan melalui surat elektronik (e-mail) yang dirasa lebih cepat dan praktis. Praktisi public relations saat ini tidak bisa menutup mata bahwa dengan adanya new media, perusahaan memiliki kemampuan untuk menginformasikan atau mempublikasikan pesannya kepada publiknya tanpa melalui kehadiran media massa tetapi melalui website perusahaan. Keadaaan inilah yang disadari PT Pertamina sebagai koordinator pelaksanaan konversi minyak tanah ke gas elpiji 3Kg. Meskipun kebijakan ini merupakan hasil keputusan pemerintah yang melibatkan sejumlah instansi pemerintah yang lain, namun posisi Pertamina sebagai koordatinator dianggap banyak pihak seperti media dan masyarakat untuk bertanggung jawab atas semua kegagalan yang terjadi. Perusahaan yang secara resmi berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957, yang kemudian berganti nama menjadi PT Pertamina (Persero) pada tahun 2003 pada awal kebijakan ini seharusnya hanya bertugas melakukan penyediaan tabung elpiji 3Kg. Program konversi minyak tanah ke gas elpiji 3Kg sendiri, merupakan salah satu langkah yang diambil Pemerintah sebagai upaya untuk menyelamatkan APBN yang saat itu tersedot untuk mensubsidi minyak tanah karena harga minyak dunia yang terus melonjak. Program sosialisasi ini dimulai dengan melakukan pembagian paket LPG 3Kg beserta isi, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada masyarakat yang memiliki kriteria

6 yang sudah ditentukan. Kecaman dan kritik negatif semakin besar dikarenakan program yang ditujukkan untuk masyarakat menengah ke bawah ini, mulai memunculkan sejumlah masalah seperti menghilangnya minyak tanah di lapangan yang membuat banyak masyarakat terpaksa harus antri untuk mendapatkannya padahal mereka belum mendapatkan jatah konversi, susahnya mendapatkan tabung elpiji 3Kg, ketidaktahuan masyarakat awam tentang cara penggunaan elpiji yang benar sehingga sejumlah kasus ledakan muncul serta menyebabkan adanya ketakutan bagi masyarakat untuk menggunakannya, hingga isu paket konversi yang tidak layak pakai. Salah satu strategi public relations yang digunakan oleh PT Pertamina dalam masalah ini terhubung dengan adanya kehadiran new media atau internet adalah dengan meletakkan press release atau informasi resmi pada halaman muka website perusahaan. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka penelitian ini terdorong untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang ada tersebut dengan judul Analisa Efektivitas Press release di Website PT Pertamina (Studi Kasus Sosialisasi Konversi Minyak Tanah ke Gas Elpiji 3Kg). 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan penjelasan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana efektivitas press release yang dikeluarkan oleh public relations PT Pertamina (Persero) di website perusahaan dalam rangka kegiatan sosialisasi konversi minyak tanah ke gas elpiji 3Kg?

7 1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas press release yang dikeluarkan oleh public relations PT Pertamina (Persero) di website perusahaan dalam rangka kegiatan sosialisasi konversi minyak tanah ke gas elpiji 3Kg. 1.4 MANFAAT/SIGNIFIKANSI PENELITIAN 1.4.1 MANFAAT TEORITIS/AKADEMIS Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada studi ilmu komunikasi khususnya pada peminatan public relations terutama dalam memberikan masukan mengenai strategi penggunaan tools/ alat-alat public relations dalam bentuk tertulis yang efektif dan maksimal, yaitu press release. 1.4.2 MANFAAT PRAKTIS Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi bagi public relations, khususnya public relations PT Pertamina (Persero) dalam memanfaatkan salah satu alat PR yaitu press release dalam aktivitasnya. Termasuk upaya memberikan masukan mengenai kehadiran new media dalam mendukung kegiatan public relations di masa mendatang.

8 1.5 BATASAN MASALAH Sebagai upaya memfokuskan dan memperdalam penelitian ini, maka sejumlah batasan dipergunakan dalam penelitian ini yaitu : 1.5.1 Penelitian ini dibatasi pada press release yang memuat informasi mengenai kegiatan sosialisasi yang dilakukan PT Pertamina (Persero) dalam kegiatan konversi minyak tanah ke gas elpiji 3Kg. 1.5.2 Penelitian ini dibatasi hanya pada press release yang dikeluarkan oleh PT Pertamina (Persero) dan diletakkan di website resmi perusahaan dengan judul news release (www.pertamina.com) mulai bulan Mei sampai Desember 2007 dengan total sebanyak 13 release. 1.5.3 Media massa yang dijadikan sebagai perbandingan dalam efektivitas press release PT Pertamina dalam penelitian ini adalah surat kabar Kompas dan pemberitaan media online Detik.com 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang di dalamnya terbagi-bagi kembali menjadi sejumlah sub-sub bab. Masing-maisng sub bab nantinya akan disusun secara runtut, sistematis dan saling berkesinambungan untuk mendukung isi dari bab-bab yang ada secara keseluruhan. Adapaun sistematika penulisan skrispi ini yaitu: Bab I Pendahuluan Bab ini menjabarkan latar belakang permasalahan yang berisikan alasan-alasan penulis memilih topik penelitian, rumusan masalah,

9 tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini, teori-teori penunjang yang menjadi dasar pemikiran dalam penulisan skripsi ini akan dijabarkan secara lebih rinci. Adapun teori-teori yang akan dibahas adalah efektivitas komunikasi, efektivitas public relations, pembahasan mendetail mengenai press release dan cyber PR. Bab III Metodologi Penelitian Bab ini memuat informasi mendasar mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian. Bab ini akan memuat tentang paradigma, pendekatan, tipe serta metode penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan, teknik analisis data dan uji validitas penelitian. Bab IV Penelitian dan Pembahasan Bab ini memuat gambaran umum mengenai kegiatan sosialisasi konversi minyak tanah ke gas elpiji yang dilakukan oleh Pertamina, penggunaan website Pertamina dalam menjalankan kegiatan public relations, proses pembuatan press release Pertamina dan penerimaannya di media massa, serta mengenai efektivitas press release terhadap pemberitaan media massa.

10 Bab V Simpulan dan Saran Bab ini memuat hasil penelitian dalam bentuk kesimpulan dan beberapa saran yang diharapkan bisa menjadi masukan baik bagi objek penelitian maupun bagi ilmu public relations.