BAB I PENDAHULUAN. yang lugu, bodoh dan pantas untuk dijadikan guyonan. Padahal belum tentu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari beragam etnis dan ras.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat berlangsung melalui media massa. misalnya radio, televisi, film dan media cetak. Pada media massa modern

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

berbicara dan membawa diri harus sesuai dengan tata karma. Selain itu dalam menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, pembawaan diri dan cara

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi

BAB I PENDAHULUAN. secara etimologi berarti keberagaman budaya. Bangsa Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan media komunikasi yang efektif. stasiun-stasiun televisi di Indonesian seperti RCTI, SCTV, ANTV,

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB I PENDAHULUAN. Lebih kuat dari surat kabar, majalah maupun radio karena pesawat televisi. bagaikan melihat sendiri peristiwa yang disiarkan itu.

HUBUNGAN ANTARA TERPAAN BERITA KASUS NARKOBA PESOHOR DENGAN CITRA PESOHOR DI MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

PEMAKNAAN AUDIENCE TERHADAP STAND-UP COMEDY INDONESIA DENGAN MATERI SUKU, AGAMA, RAS & ANTAR GOLONGAN (SARA)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Diiringi dengan semakin besarnya kesadaran manusia tentang betapa pentingnya

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. yang direpresentasikan dalam film PK ditunjukan dengan scene-scene yang. tersebut dan hubungan kelompok dengan penganut agama lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful

BAB 1 PENDAHULUAN. Akronim dan singkatan menjamur dalam bahasa Indonesia saat ini serta

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah belajar bagaimana proses editing pada sebuah program acara televisi (TV)

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. apapun kemasan atau hasil film, apabila tidak memiliki konsep yang kuat tidak akan

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil temuan data dan pembahasan pada penelitian di atas maka etnis

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem komunikasi yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

REPRESENTASI ETNIS PAPUA DALAM KOMEDI SITUASI KELUARGA MINUS DI TRANS TV

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan media yang memiliki kekuatan audio-visual, sisi

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan

BAB IV PENUTUP. menggunakan analisis semiotik John Fiske tentang representasi asimilasi etnis

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. penulis lakukan dengan judul DINAMIKA ISU-ISU MULTIKULTUR DALAM IKLAN TELEVISI COCA-COLA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Televisi merupakan media elektronik yang saat ini masih menjadi kebutuhan dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Memaknai Dominasi Maskulin dalam Komedi Situasi. Tetangga Masa Gitu. Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata I

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. informasi menjadi semakin canggih. Salah satu perkembangan media informasi

menyukai tokoh animasi kartun Spongebob karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya stasiun TV di Indonesia, tidak dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

diciptakan oleh desainer game Barat umumnya mengadopsi dari cerita mitologi yang terdapat di Di dalam sebuah game karakter memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. belakangan ini memberikan dampak signifikan terhadap sikap konsumerisme

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etnis Papua beberapa kali telah diangkat dalam media massa, contohnya dalam tayangan televisi maupun film. Hal ini menunjukkan bahwa stasiun televisi ingin menunjukkan pada masyarakat bahwa orang Timur khususnya Papua pun layak untuk diangkat dalam program televisi. Namun sayangnya dalam beberapa tayangan, Papua juga sering direpresentasikan sebagai orang yang lugu, bodoh dan pantas untuk dijadikan guyonan. Padahal belum tentu pada kenyataannya, masyarakat Papua sama persis seperti pada yang disuguhkan di media. Misalnya saja, Keluarga Minus Trans TV bergenre komedi situasi yang tayang pada tahun 2011. Komedi situasi ini tayang setiap hari dari Senin hingga Jumat, dan satu kali ganti jam tayang yaitu jam 14.30 ke jam 15.30. Program televisi ini menceritakan tentang sebuah keluarga yang tinggal di Jakarta, uniknya mereka berasal dari etnis yang berbeda, yakni Jawa, Papua, Padang dan Sunda.

2 Dalam acara ini memperlihatkan beragam suku dan etnis serta lingkungan yang beragam untuk memperlihatkan nilai pluralis dari bangsa yang majemuk. Sebenarnya ada dua orang yang berperan mewakili etnis Papua yaitu Minus dan Edo, Minus merupakan tokoh utama atau sentral dalam cerita Keluarga Minus dibanding tokoh Edo. Komedi situasi Keluarga Minus ini mengisahkan tokoh Minus adalah keponakan Edo yang datang dari Papua untuk melanjutkan studi di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Minus tinggal bersama Paman (Edo) dan bibinya (Hayati) serta ke dua anak mereka yaitu Sam dan Mika. Edo bekerja sebagai pegawai negeri di salah satu dinas pariwisata dan membangun warung makan bernama Papua Sakato yang dikerjakan oleh isterinya Hayati serta dibantu oleh satu orang pembantu rumah tangga yaitu Yanti yang kemudian diganti oleh Ice. Selain program televisi adapun film yang berjudul Denias, Senandung di Atas Awan yang diproduksi oleh Alenia Pictures dan di bawah arahan sutradara John D Rantau. Film ini bercerita tentang seorang anak pedalaman Papua yang bernama Denias yang memiliki keinginan tinggi untuk bisa bersekolah. Keinginan Denias untuk sekolah ini terwujud dengan adanya sekolah darurat di desanya. Namun, keinginan Denias untuk bisa mendapatkan pendidikan tak hanya sekedar di sekolah daruratnya saja. Ia akhirnya berjuang keras agar bisa bersekolah di kota, yang tentunya memiliki kualitas lebih baik.

3 Dalam film tersebut juga menggambarkan kehidupan orang Papua yang masih tradisional, hal ini jelas digambarkan pada tempat tinggal Denias yang berada di pedalaman Papua. Ketradisionalan ini digambarkan dengan rumah Hanoi yang ditempati Denias, di sana juga digambarkan bagaimana kehidupan orang pedalaman lengkap dengan tradisinya, seperti kubur batu dan lainnya. Denias Senandung di Atas Awan juga memperlihatkan perilaku orang Papua yang identik dengan kekerasan serta emosional, dan direpresentasikan melalui adegan perkelahian antara Denias dengan kawan-kawannya. Bahkan film ini menggambarkan keluguan dan kebodohan orang Papua. Contohnya saja ada adegan Denias salah saat menyusun peta Indonesia, ada lagi scene yang menceritakan saat Denias dan kawannya, Enos sedang berjalanjalan ke kota. Mereka melihat baliho bergambar sapi, namun keduanya malah mengira gambar tersebut berupa anjing dan babi. Hal tersebut membuat gelak tawa penonton, apalagi dengan dialek Papua yang sangat kental. Ini tentunya semakin memperlihatkan bahwa orang Papua adalah sosok yang di dalam media digambarkan sebagai orang yang kasar, bodoh dan pantas untuk dijadikan lelucon. Selain Keluarga Minus dan Denias, program televisi lain yang mengangkat kehidupan orang Papua adalah Nusa Tawa. Etnis dirumuskan

4 sebagai proses pembentukan pada identitas kelompok dan mengidentifikasi diri dengan tanda dan simbol yang membentuk etnisitas. Konsep etnis adalah konsep rasional yang berhubungan dengan kategori identifikasi-diri dan askripsi sosial. Apa yang kita pikir sebagai identitas diri kita tergantung pada apa yang kita pikir bukan bagian dari kita. 1 Etnis dilihat sebagai suatu proses pembentukan sekat yang dikonstruksi dan dipelihara pada kondisi sosial-historis. Hal ini menandakan bahwa etnis bukan mengenai perbedaan kultural dalam ranah produksi media yang dipertontonkan yang ada dalam masyarakat sebelumnya, melainkan suatu proses pembentukan sekat dan pemeliharaan tidak berarti bahwa perbedaan semacam itu tidak dapat dikonstruksi secara sosial disekitar penanda teks visual dan bahasa media yang mengandung makna universalitas dalam pandangan umum. 2 Pada saat yang sama, Indonesia mulai mempresentasikan segala sesuatu yang modern pada orang Papua. Konsekuensinya adalah saat orang 1 Chris Barker, 2008, Cultural Studies. Kreasi Wacana, Yogyakarta, Hal 205 2 Bart dlm Chris Barker, 2008, Cultural Studies. Kreasi Wacana, Yogyakarta, hal 205

5 papua mencoba untuk mengakses modernitas, mereka merujuk ke bagian barat (Jakarta) dan bukanya ke Pasifik. 3 Hal ini membiarkan makna pesan dan teks etnis dibaca dengan merujuk pada budaya tertentu. Penting untuk melihat bahwa produksi media pada konsep etnis dapat menandai budaya apa yang beroperasi dibalik ranah produksi dan untuk siapa dan bagaimana makna teks etnis tersebut mempertontonkan keberagaman budaya melalui etnis-etnis yang ditunjukkan oleh media (televisi). Nusa tawa juga merupakan sebuah program hiburan yang bergenre komedi situasi seperti Keluarga Minus namun bedanya disini program Nusa Tawa diproduksi oleh Trans 7 tayang setiap hari sabtu yang dimulai pada tanggal 9 agustus 2014 Jam 14.15 WIB di Trans 7. Program ini juga menceritakan tentang etnis di Indonesia dari luar Jawa yang tinggal di Jakarta. Acara ini memperlihatkan beragam suku dan etnis serta lingkungan yang beragam untuk memperlihatkan nilai pluralis dari bangsa yang majemuk. Tidak sekedar menghibur namun program Nusa Tawa ini mampu menyisipkan unsur kedaerahan ditengah deraan budaya Pop yang sedemikian 3 I Ngurah Suryawan, Jiwa yang patah 2013,Kepel Press & Universitas Negeri Papua, Manokwari, hal 30

6 kuat Chun Funky Papua, Putri Nere, Billy Beatbox, Ronny Lau, Safiq, Dianda, Agus merupakan pemain dari program ini, yang kebanyakan adalah etnis orang Timur dan Papua. Sayangnya Program ini hanya bertahan sampai dengan tahun 2015. Program Nusa Tawa yang tayang di Trans 7 merupakan salah satu program sitkom yang sedikit unik.ini merupakan program sitkom kedua setelah keluarga minus yang menggunakan bintang utamanya adalah orang papua atau orang timur. Dalam program ini dijelaskan bagaimana kehidupan orang papua dari sudut pandang kita (bukan orang timur) yang dimaksutkan program ini menghibur audience yang melihatnya. Kita tahu bahwa kita sebagai orang barat selalu beranggapan orang timur itu lucu dan selalu menjadi bahan lelucon karena buat kita, SDM mereka lebih rendah dari kita dan budaya kita yang lucu. Pada program Nusa Tawa juga diperlihatkan bagaimana kelucuan orang timur dan bagaimana budaya mereka sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi kita juga menghibur. Ada suatu adegan dalam tayangan Nusa Tawa yang dalam adegan tersebut diceritakan salah satu dari pemain yang memakai baju merah yang berdiri memberikan kipas angina untuk orang papua tersebut karena mereka kepanasan. Namun, ketika orang tersebut pergi kedua orang papua itu malah

7 tidak memakai kipas yang dinyalakan menggunakan listrik namun malah dipakai sebagai kipas yang diayun-ayunkan seperti memakai kertas untuk kipasan. Jika kita analisa sedikit dari adegan tersebut bisa kita simpulkan bahwa media menggambarkan orang papua itu mempunyai SDM yang rendah. Beberapa contohnya yakni, mereka tidak mengerti cara memakai kipas angin, sedangkan kita sebagai orang barat berusaha menolong orang timur yang tidak mengerti atau terlambat mengenai kemajuan teknologi di jaman sekarang (primitif). Hal ini menunjukkan bahwa mereka (orang Papua) berada di posisi yang inferior (lemah) dan membutuhkan bantuan orang barat. Dalam kasus ini, Stereotip merupakan sikap yang lebih dahulu terbentuk dalam kepercayaan seseorang dalam memandang sekelompok orang bahwa mereka mempunyai kebiasaan-kebiasaan tertentu untuk dilakukan. Stereotip adalah prasangka subyektif pada seseorang dalam memandang sekelompok akibat dari kekurangan informasi dalam memahami kehidupan sekelompok orang (etnis tertentu). Hal ini akan terlihat pada pembentukan tokoh dan narasi cerita yang dibuat oleh media (produksi media).

8 Penggambaran pada masing-masing tokoh akan memperlihatkan karakteristik, logat dan dialeg yang terjadi ciri khas dari tokoh tersebut, yang memungkinkan terbentuknya representasi penuh stereotip. Tokoh-tokoh yang dibingkai dalam sebuah cerita yang sebenarnya telah menciptakan konstruksi stereotip. Stereotip yang sesungguhnya adalah representasi yang disederhanakan dari penampilan manusia, karakter, dan kepercayaan. Stereotip telah menjadi mapan lewat representasi bertahun-tahun dalam media serta lewat pelbagai asumsi dalam percakapan sehari-hari.stereotip merupakan distorsi dari tipe mula-mula karena stereotip melebih-lebihkan sekaligus menyederhanakan. Stereotip memiliki kualitas dapat dikenali secara cepat, Biasanya lewat berbagai rincian kunci dalam penampilan.kedalam stereotip ditanamkan berbagai pertimbangan implisit tentang karakter tersebut (pesan-pesan tentang nilai secara terselubung). Stereotip sangat mirip dengan ikon karena dapat dikenali dan membawa ide-ide. Stereotip itu sendiri pada dasarnya tidak selalu buruk, karena baik buruknya bergantung pada bagaimana hal tersebut digunakan dan pertimbangan terhadap nilai yang diungkapkanya. 4 Media massa seringkali juga menampilkan banyak etnis di Tanah Air sebagai subyek tayangannya, sebut saja etnis Jawa, Papua, Batak, Padang dan 4 Burton Graeme, 2008, Yang Tersembunyi di Balik Media, Yogyakarta & Bandung: Jalasutra, hal 115

9 Sunda. Beberapa etnis ini direpresentasikan melalui bahasa, dialek, ekspresi dan karakteristik yang ada pada masing-masing tokoh. Melalui tayangantayangan inilah yang bisa menimbulkan persepsi stereotip dan pembentukan identitas pada suatu etnis tertentu. Seperti yang dikatakan Hall dalam Barker yang mengungkapkan bahwa ras adalah suatu konstruksi sosial dan bukan suatu kategori universal atau kategori esensial biologis atau cultural. 5 Hal tersebut menimbulkan sebuah konstruksi dan perspektif pada suatu etnis tertentu, sehingga masyarakat memiliki sudut pandang tertentu atau stereotip terhadap etnis tertentu. Misalnya saja dalam komedi situasi Kejar Tayang memperlihatkan etnis dan ras Jawa diperankan oleh Desy Bauman (Nicolle) sebagai orang Jawa yang lugu, bodoh dan tidak paham dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan kepadanya. Menariknya etnis Jawa, yang diperankan oleh Nicolle berwajah bule yang identik dengan orang Eropa. Dari beberapa tayangan tersebut contohnya etnis papua yang diangkat ke layar kaca namun terdapat juga tokoh lainnya dari etnis yang berbeda, sebenarnya kita dapat menyimpulkan bahwa Indonesia adalah negara 5 Chris Barker, 2008, Cultural Studie, Kreasi Wacana, Yogyakarta, hal 203

10 kepulauan yang memiliki beragam ras dan etnis. Tiap etnis mempunyai ciri dan identitas yang berbeda. Etnis adalah konsep cultural yang terpusat pada kesamaan norma, nilai, agama, simbol, dan praktik cultural. Sedangkan ras merujuk pada garis karakteristik biologsis dan diyakini yang paling menonjol adalah pigmentasi kulit. 6 Misalnya kulit putih, rambut hitam, rambut lurus, rambut keriting dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti ingin melihat lebih jauh mengenai bagaimana Stereotip etnis papua dalam tayangan Nusa Tawa di Trans 7, karena kita tahu bahwa budaya kita selalu menganggap bahwa orang timur itu lucu dan mempunyai SDM rendah sehingga itu membuat orang timur dipakai sebagai bahan lelucon dan candaan di masyarakat pada umumnya. Budaya yang kita tahu di orang papua juga cukup unik missal saat orang papua memakai koteka itu adalah lucu bagi kita namun bagi orang papua itu sendiri itu adalah hal biasa karena budaya mereka. Sampai saat ini tidak banyak tayangan televisi yang mengangkat atau menayangkan etnis orang papua, menurut peneliti ini menjadi angin segar bagi pertelevisian khususnya etnis papua. Sebab stasiun televisi itu bermaksud untuk 6 Chris Barker, 2008, Cultural Studis, Kreasi Wacana, Yogyakarta, hal 203

11 menampilkan warna yang berbeda dengan menampilkan kehidupan orang papua yang tinggal di Jakarta, mengingat selama ini kebanyakan tayangan televisi mengangkat kehidupan orang banyak di Jakarta, tetapi peneliti memiliki pandangan berbeda yaitu tayangan tersebut justru merendahkan dan etnis papua dianggap bodoh dan sebagai bahan lelucon saja. Bila dilihat dari judul tayangan tersebut adalah Nusantara Tertawa, peneliti sudah bisa melihat dari kata Tertawa sendiri sebagai bahan lelucon, sedangkan tayangan tersebut kebanyakan adalah etnis papua, berarti mereka layak untuk dijadikan bahan lelucon. Peneliti disini juga ingin memberikan banyak gambaran stereotip dari etnis papua tersebut pada tayangan Nusa Tawa di Trans 7 kemudian dari penelitian yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan informasi bagi para pembaca tentang bagaimana hasil representasi pada program tersebut. Kenapa memilih tayangan Nusa Tawa karena menurut peneliti dalam tayangan ini digambarkan bagaimana orang papua sebagai seorang yang bodoh, lugu dan pantas untuk dijadikan guyonan, sehingga dari situ dapat kita analisa dan representasikan bagaimana kita sebagai orang barat dalam memandang orang timur khususnya orang papua.

12 1.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat lebih dalam bagaimana stereotip etnis papua dalam Tayangan Program Nusa Tawa di Trans 7? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui stereotip etnis papua dalam tayangan program Nusa Tawa di Trans 7. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis/Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan menjadi referensi dan inspirasi bagi karya-karya ilmiah tentang program televisi khusunya program sitkom. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap studi program tv dan memberikan pemahaman baru tentang etnis papua

13 yang di representasikan sebagai stereotip dalam sebuah tayangan televisi.