TEMA DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Maret 2016 PENOKOHAN PADA NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RANCANGAN PEMBELAJARAN SMA.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

I. PENDAHULUAN. lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk

PENOKOHAN PADA NOVEL SYAHADAT DARI NEGERI SUTRA KARYA FITRI NURHATI DAN PEMBELAJARANNYA

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2015

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Maret 2015 PENOKOHAN PADA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis karakterisasi dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN NOVEL BUNDA LISA KARYA JOMBANG SANTANI KHAIREN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA

d. bersifat otonom e. luapan emosi yang bersifat tidak spontan

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP

I. PENDAHULUAN. Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang di antaranya adalah novel.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS IX SMA

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

I. PENDAHULUAN. Karya sastra yang berbentuk prosa telah dikenal di dalam dunia kesastraan. Karya

ANALISIS TEMA, AMANAT, PENOKOHAN DAN LATAR NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA NOVEL AIR BASUHAN KAKI IBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM TEKS CERITA FANTASI KARYA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAYAKUMBUH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sebagai medianya. Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan

Transkripsi:

TEMA DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM Oleh Anaria Gunani Karomani Edi Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail : gunani.anaria@yahoo.com Abstract This research discussed about theme and characterizations in the novel Di Bawah Langit Jakarta created by Guntur Alam and the learning in the Senior High School. The purpose of this research were to describe theme, character deciption technique, kind of characters, and the learning in the Senior High School. This research used qualitative descriptive method. Data source of this research was created by Guntur Alam. Based on the data analysis result, it was found two themes, those were major theme and minor theme. In describing the character in the novel, author used analytic technique and dramatic technique. Identifying learning theme and characterizations in the novel Di Bawah Langit Jakarta created by Guntur Alam can use cooperative learning model type STAD. Keywords: characterizations, cooperative learning model, stad. Abstrak Penelitian ini membahas tema dan penokohan dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam dan pembelajarannya di SMA. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tema, teknik pelukisan tokoh, jenis-jenis tokoh, dan pembelajarannya di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah karya Guntur Alam. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan dua tema, yaitu tema mayor dan tema minor. Dalam menggambarkan watak-watak tokoh dalam novel, analitik dan teknik dramatik. Pembelajaran mengidentifikasi tema dan penokohan dalam karya Guntur Alam dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, penokohan, stad. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 1

PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra pada hakikatnya mempunyai beberapa jenis. Menurut genrenya karya sastra dibagi menjadi tiga, yakni prosa (fiksi), puisi, dan drama. ). Prosa (fiksi) merupakan sebuah karya naratif yang mengangkat cerita kehidupan seorang tokoh fiksional dengan lingkungan disekitarnya. Salah satu bentuk prosa fiksi adalah novel. Novel merupakan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak setiap pelaku. Novel dibangun oleh dua unsur pembangun, yaitu unsure intrinsik dan unsurk ekstrinsik. Salah satu unsur yang memengaruhi novel menjadi menarik yaitu tema dan penokohan. Tema merupakan inti dasar sebuah karya sastra dan tema juga menjadi landasan utama pengarang ketika akan membuat cerita. Tokoh yang memiliki karakter sehingga membuat cerita semakin hidup di mata pembaca. Melalui unsur tersebut dapat diketahui bagaimana pengarang menggambarkan tokoh-tokoh dalam ceritanya. Penokohan yang baik ialah penokohan yang berhasil menggambarkan tokoh-tokoh dan mengembangkan watak dari tokohtokoh tersebut yang mewakili tipetipe manusia yang dikehendaki. Perkembangannya haruslah wajar dan dapat diterima berdasarkan hubungan kausalitas (Esten, 2013: 27). Alasan peneliti memilih novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam sebagai subjek penelitian adalah (1) novel Di Bawah Langit Jakarta mengandung nilai edukatif, dengan penuh motivasi, semangat, kerja keras,dan optimisme, untuk maju dan tidak kenal menyerah demi meraih cita-cita, (2) novel ini sangat khas dan memiliki nilai sastra yang memukau, mengangkat perjalanan seorang anak dengan nostalgia yang menyentuh, bahasa yang mudah dipahami, menarik, dan sangat inspiratif, serta kisahnya menggelora semangat untuk mewujudkan impian sekaligus memberikan keyakinan bahwa kesungguhan akan membuahkan keberhasilan, (3) novel ini mengandung pesan moral yang sangat kuat yaitu mengajarkan bahwa pentingnya sebuah usaha untuk selalu berjuang keras dengan kesungguhan, kedisiplinan, sabar, ikhlas, dan selalu berdoa untuk mencapai cita-cita, dan (4) novel ini mengangkat perjalanan hidup seorang tokoh yang mampu memberikan kekuatan atau motivasi bagi pembaca untuk tidak putus asa dalam hidup dan menjadikan diri lebih bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama. Di Bawah Langit Jakarta menceritakan kisah seorang anak yang bernama Sugiharto yang mempunyai mimpi luar biasa untuk melanjutkan belajar di SMA dan bercita-cita menjadi menteri. Sugiharto menjalani kehidupan remajanya dalam keterbatasan dan kemiskinan. Karena faktor ekonomi Sugiharto akhirnya dititipkan orangtuanya kepada Bi Karminah dan Paman Sukir agar Ugi tetap bersekolah dan mencapai citacitanya. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 2

Novel Di Bawah Langit Jakarta ini ditulis oleh Guntur Alam. Guntur Alam gemar menulis cerita pendek dan cerita-ceritanya sudah dimuat di beberapa media massa seperti Kompas, Tempo, Jawa Pos, Femina, Nova, dan lain-lain. Guntur Alam sudah menerbitkan beberapa novel, salah satunya JURAI-Kisah Anak- Anak Emak di Setapak Impian yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada 2013. Berkaitan dengan pembelajaran sastra di SMA, salah satu karya yang diajarkan di SMA adalah novel. Karya sastra yang akan digunakan sebagai bahan ajar aspek-aspek intrinsik harus melalui proses pemilihan. Hal itu disebabkan semakin meningkatnya perkembangan karya sastra yakni semakin banyak karya sastra dengan kisah atau cerita yang beragam. Karya sastra yang akan digunakan sebagai bahan ajar aspek-aspek intrinsik harus memiliki manfaat bagi peserta didik, seperti membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 2005: 16). Dalam membelajarkan sastra juga khususnya mengenai tema dan penokohan, seorang pendidik juga harus memperhatikan aktivitas belajar siswa di kelas karena aktivitas belajar akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Namun, ternyata kebanyakan aktivitas belajar siswa di kelas masih tergolong kurang aktif. Hal ini dapat disebabkan metode pembelajaran guru yang masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Biasanya seorang guru hanya menjelaskan materi dengan cara-cara yang sederhana. Hal ini membuat siswa merasa bosan dan kurang aktif. Untuk menyelesaikan masalah tersebut pendidik dapat menggunakan model pembelajaran yang lain seperti model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (2005: 8) dalam pembelajaran kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah memberikan peserta didik pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan sehingga peserta didik dapat menjadi masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi (Slavin, 2005: 33). Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah model pembelajaran kooperatif yang membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang berjumlah 4-5 orang yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda yaitu kemampuan, ras, jenis kelamin dan lain-lain. Kajian yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMA. Adapun Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kelas X pada Silabus oleh peneliti yaitu Kompetensi Inti 3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 3

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah dan Kompetensi Dasar (Kemampuan Bersastra) 3.7 Mengidentifikasi tema, amanat, tokoh, alur, latar, sudut pandang, amanat, dan tema cerita hikayat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, peneliti menganalisis novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam. Peneliti membatasi analisis tersebut pada tema dan penokohan saja. Tokohtokoh yang ada dalam novel tersebut dapat memberi kesan pada pembaca terhadap cerita tersebut. Hal itu tidak terlepas dari tema dan penokohan yang dilakukan oleh pengarang. Selanjutnya analisis tersebut dikaitkan dengan pembelajaran di SMA. METODE Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan tema dan penokohan dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam dan pembelajarannya di SMA. Sumber data penelitian ini adalah karya Guntur Alam. Data yang dianalisis dalam penelitian ini berupa kata, kalimat, paragraf, atau kutipan teks yang berkaitan dengan tema dan penokohan dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam dan pembelajarannya di SMA. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data, yaitu (1) membaca novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam secara keseluruhan dan cermat, (2) menandai kutipan-kutipan yang merupakan tema dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam, (3) menandai kutipan-kutipan yang merupakan penokohan dalam karya Guntur Alam dengan menggunakan teknik analitik dan teknik dramatik, (4) melakukan analisis terhadap data atau kutipankutipan yang telah dikumpulkan dalam novel Di Bawah Langit (5) menyeleksi dan mengurutkan kutipan-kutipan yang telah dianalisis yang terkait dengan tema dan penokohan dalam novel Di Bawah Langit (6) mendeskripsikan tema dan penokohan yang terdapat dalam karya Guntur Alam, dan (7) mengaitkannya dengan pembelajaran di SMA melalui langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian mencakup deskripsi tema dan penokohan dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam dan pembelajarannya di SMA. Pembahasan Secara keseluruhan akan dibahas tentang tema dan penokohan dalam karya Guntur Alam dan pembelajarannya di SMA. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 4

1. Tema dalam Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam Tema merupakan gagasan inti dari suatu teks yang menggambarkan apa yang ingin dikomunikasikan oleh seorang penulis kepada pembaca melalui tulisannya dalam melihat atau memandang suatu peristiwa. Jenis tema yang akan dibahas oleh peneliti adalah jenis tema menurut tingkat keutamaannya, yaitu tema mayor (tema utama) adalah tema yang mencakup keseluruhan cerita, sedangkan tema minor (tema tambahan) adalah tema yang hanya terdapat di bagian-bagian tertentu saja. a. Tema Mayor Tema mayor yang terdapat dalam karya Guntur Alam yaitu semangat juang untuk tetap sekolah. Tema tersebut jelas tergambar dari perjalanan hidup Sugiharto dengan tekad yang kuat untuk tetap bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak walaupun terbentur faktor ekonomi. Namun, ia tidak pernah putus asa. Berikut kutipan yang menggambarkan perjuangan Sugiharto. Aku bungkam seketika. Itu artinya aku memang tak punya pilihan lain. benar-benar tak punya. Jika memang ingin terus sekolah dan mewujudkan impianku, aku harus tinggal di Priok bersama Paman Sukir, Bi Karminah, dan kedua anaknya. Sudah bisa kubayangkan, aku akan bekerja jauh lebih keras daripada di sini. Selain membantu Paman Sukir di toko kelontongan di pinggir Jalan raya Enim, aku mungkin harus mencuci baju, mengepel, memotong rumput, menyiram kembang, dan banyak lagi. (Di Bawah Langit Jakarta, 2014: 81) Kutipan di atas menunjukkan bagaimana besarnya keinginan Sugi untuk tetap bersekolah dan meraih impiannya. Sugi tidak punya pilihan lain untuk mewujudkan impiannya dan keluarga. Agar tetap bisa sekolah Sugi harus tinggal di rumah Paman Sukir dan Bi Karminah, karena mereka yang akan membiayai sekolah Sugi. Namun, di sana Sugi harus membantu Paman Sukir di toko kelontongan dan membantu Bi Karminah di rumah mulai dari mencuci baju, mengepel, memotong rumput, menyiram kembang, membuat kopi dan teh saat Paman Sukir dan Bi Karminah pulang dari toko, dan pekerjaan lainnya. b. Tema Minor Tema minor dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam adalah kemiskinan dan pengorbanan. 1) Kemiskinan Kesulitan hidup karena faktor ekonomi yang dialami Sugi dan keluarganya, apalagi Bapak adalah seorang penjual bubur kacang hijau membuat Bapak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk menyekolahkan anakanaknya. Akhirnya Bapak meminta bantuan kepada Paman Sukir. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. Orang miskin harus punya impian agar hidupnya yang susah terasa lebih menyenangkan. Apa yang membahagiakan orang tua Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 5

beranak banyak dengan penghasilan pas-pasan pada zaman sulit seperti ini? Impian agar anak-anaknya kelak hidup lebih baik daripada dirinya. (Di Bawah Langit Jakarta, 2014: 76) Kutipan di atas menunjukkan bagaimana kemiskinan yang dialami Sugi dan keluarganya membuat Bapak harus menitipkan Sugi atau Mas Umar kepada Paman Sukir. Bapak tidak ingin impian anakanaknya pupus, maka satu-satunya jalan agar mereka tetap sekolah dan tidak menunggak SPP dengan cara menitipkan mereka kepada Paman Sukir dan Bi Karminah. Dengan begitu, mereka tetap sekolah setidaknya sampai jenjang SMA. 2) Pengorbanan Dalam meraih impian dan cita-cita tidak semudah dengan apa yang kita harapkan. Kadang kita harus mengorbankan sesuatu untuk mencapainya. Begitu juga dengan impian Sugi dan keluarga, Bapak harus berkorban dengan meninggalkan kehidupan di Medan dan tinggal di Jakarta. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. Setiap impian dan cita-cita harus dikejar dengan segala upaya walaupun selalu menuntut pengorbana. Terkadang pengorbanannya sangat berat. Namun, kita harus menjalaninya bila memang bersungguhsungguh ingin mewujudkan impian. Seperti yang Bapak lakukan, pindah dari Medan ke Jakarta. Aku diam menyimak. Mas Umar pun diam di sebelahku. Begitu juga impian untuk terus sekolah dan mengubah nasib. Kita perlu berkorban banyak, lanjut Bapak. (Di Bawah Langit Jakarta, 2014: 77) Kutipan di atas menunjukkan betapa besarnya pengorbanan yang dilakukan Bapak untuk mencapai dan mewujudkan impiannya dan keluarga. Bapak rela meninggalkan Medan dan pindah ke Jakarta untuk meraih impiannya menjadi menteri dari Kabinet 100 Menteri yang dipimpin oleh Presiden Seokarno. Padahal kehidupan mereka di Medan cukup baik, namun Bapak menginginkan tinggal di Jakarta. Bapak juga mengajarkan Sugi bahwa dalam meraih impian harus ada sesuatu yang kita korbankan agar impian kita tercapai. 2. Penokohan dalam Novel Di Bawah Langit Jakarta Karya Guntur Alam Dalam menganalisis penokohan akan dipaparkan teknik pelukisan tokoh yang menggunakan dua teknik, yaitu teknik analitik dan teknik dramatik. Pada penokohan ini akan dijelaskan juga mengenai jenis-jenis tokohnya. a. Teknik Pelukisan Tokoh dalam Novel Di Bawah Langit Jakarta Karya Guntur Alam Dalam mengungkapkan penokohan dan jenis-jenis tokoh pada novel, pelukisan tokoh secara analitik dan dramatik. Teknik dramatik terdiri atas delapan teknik, yaitu teknik cakapan, teknik tingkah laku, teknik, pikiran dan perasaan, teknik arus kesadaran, teknik reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh lain, teknik pelukisan latar, dan teknik pelukisan fisik. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 6

1) Sugiharto Dalam melukiskan penokohan Sugiharto dalam novel Di Bawah Langit Jakarta, pengarang lebih banyak menggunakan teknik cakapan. Selain itu, teknik lain juga digunakan pengarang dalam melukiskan tokoh Sugiharto seperti teknik tingkah laku, teknik pikiran dan perasaan, teknik arus kesadaran, teknik reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh lain, dan teknik pelukisan latar. analitik untuk menggambarkan penokohan tokoh Sugi yang mudah iba, teliti, disiplin dengan waktu, rajin beribadah, pandai memasak, patuh, minder, pemalu, dan tidak pandai bergaul, menyukai pelajaran Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, mudah gelisah, rajin belajar dan membaca. Pengarang menggunakan teknik dramatik dalam menggambarkan tokoh Sugiharto sebagai seorang yang jujur, tahu berterima kasih, suka menolong, mandiri, rajin belajar dan bekerja, sangat bersemangat, patuh, rajin menabung, mudah gelisah, suka membantu orang tua, imajinatif, gesit mengatur waktu, dan memunyai otak yang brilian. 2) Bapak tokoh Bapak digambarkan sebagai seorang yang rajin bekerja, peduli kepada anak-anaknya, dan tegas. Dalam menggambarkan penokohan tokoh Bapak, pengarang menggunakan teknik analitik dan teknik dramatik melalui teknik cakapan. analitik dalam menggambarkan penokohan tokoh Bapak yang rajin bekerja. tokoh Bapak hanya digambarkan melalui teknik cakapan. Penokohan tokoh Bapak yaitu sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya dan tegas. 3) Ibu tokoh Ibu digambarkan dengan berbagai teknik. Penokohan tokoh Ibu, yaitu pendiam, sangat patuh, pekerja keras, tegar, jujur, dan mudah khawatir. analitik untuk menggambarkan tokoh Ibu yang pendiam, sangat patuh, pekerja keras, dan tegar. untuk menggambarkan tokoh Ibu yang jujur dan mudah khawatir. 4) Mas Umar Pembahasan mengenai penokohan tokoh Mas Umar dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam adalah sebagai berikut. Tokoh Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 7

Mas Umar hanya dihadirkan yaitu bijaksana dan jujur. 5) Pe i tokoh Pe i digambarkan dengan teknik analitik dan teknik dramatik melalui teknik cakapan. Penokohan tokoh Pe i yaitu semangat, tidak putus asa, tahu berterima kasih, dan bijaksana. tokoh Pe i digambarkan dengan teknik analitik sebagai seorang yang semangat. tokoh Pe i digambarkan dengan teknik dramati melalui teknik cakapan. Penokohan tokoh Pe i digambarkan sebagai seorang yang semangat dan tidak putus asa, tahu berterima kasih, dan bijaksana. 6) Pak Said tokoh Pak Said digambarkan dengan menggunakan teknik analitik dan teknik dramatik melalui teknik cakapan. Penokohan tokoh Pak Said yaitu pintar dan rajin, patuh pada ajaran Taman Siswa Ki Hajar Dewantara, dan peduli dengan pendidikan. analitik untuk menggambarkan tokoh Pak Said yang pintar dan rajin dan patuh kepada ajaran Taman Siswa Ki Hajar Dewantara. untuk menggambarkan watak tokoh Pak Said yang peduli dengan pendidikan. 7) Darmanto pengarang hanya menghadirkan Darmanto menggunakan teknik. Darmanto digambarkan sebagai seorang yang pemarah dan memaksa orang lain. 8) Bi Karminah Dalam melukiskan penokohan tokoh Bi Karminah, pengarang lebih banyak menggunakan teknik. Penokohan tokoh Bi Karminah yaitu jujur, baik hati, mudah gelisah, dan memunyai otak yang brilian. analitik dalam menggambarkan tokoh Bi Karminah yang jujur dan baik hati. dalam menggambarkan tokoh Bi Karminah yang mudah gelisah dan memunyai otak yang cemerlang. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 8

9) Paman Sukir Pengarang menghadirkan Paman Sukir hanya menggunakan teknik yaitu Paman Sukir sebagai seorang yang baik hati. 10) Lilik Pengarang menghadirkan Lilik hanya menggunakan teknik untuk menggambarkan watak tokoh. Lilik digambarkan sebagai seorang yang acuh tak acuh. 11) Mas Sugeng Penokohan tokoh Mas Sugeng dihadirkan pengarang melalui teknik analitik saja. Mas Sugeng seorang yang sangat menghormati orang tua. 12) Bang Abdul penokohan Bang Abdul hanya digambarkan menggunakan teknik. Bang Abdul digambarkan sebagai seorang yang baik hati. 13) Tuti Pembahasan mengenai penokohan tokoh Tuti dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam adalah sebagai berikut. Pengarang menghadirkan Tuti hanya menggunakan teknik dramatik melalui teknik cakapan. Tuti digambarkan sebagai seorang yang patuh kepada ibunya. 14) Kernet Bus Arion Pembahasan mengenai penokohan tokoh Bu Budiyati dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam hanya dihadirkan pengarang melalui teknik dramatik melalui teknik cakapan. Bu Budiyati sangat peduli dengan Sugi. 15) Kernet Bus Arion Dalam melukiskan penokohan tokoh kernet bus Arion, pengarang menggunakan teknik analitik dan teknik dramatik melalui teknik cakapan. Melalui teknik analitik, penokohan tokoh kernet Bus Arion sebagai seorang perokok dan pemabuk. Penokohan tokoh kernet Bus Arion digambarkan melalui teknik saja. Kernet bus Arion seorang pemarah dan tidak punya hati. 16) Penumpang Bus Arion Penokohan tokoh penumpang bus Arion dihadirkan pengarang ke hadapan pembaca hanya menggunakan teknik dramatik melalui teknik cakapan. Penumpang bus Arion seorang yang baik hati. b. Jenis-Jenis Tokoh Dalam Novel Di Bawah Langit Jakarta Karya Guntur Alam Tokoh-tokoh dalam novel terbagi menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan, tokoh protagonis dan tokoh antagonis, tokoh sederhana dan tokoh kompleks, tokoh statis dan tokoh dinamis, tokoh netral dan tokoh tipikal. Berikut penjelasannya. 1) Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan a) Tokoh Utama Tokoh utama dalam novel Di Bawah Langit Jakarta adalah Sugiharto, Sugi, demikian nama panggilannya, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 9

adalah tokoh yang diutamakan dalam novel ini. Hal ini terbukti dari peristiwa-peristiwa yang dialami Sugi selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, sehingga tampak lebih mudah mengidentifikasinya. b) Tokoh Tambahan Tokoh tambahan dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam adalah sebagai berikut. 1) Bapak Bapak merupakan tokoh tambahan dalam novel ini, karena tokoh Bapak hanya dimunculkan beberapa kali dalam novel dengna menceritaan yang relatif pendek. Bapak adalah orang yang sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya, Bapak juga adalah seorang yang tegas. 2) Ibu Ibu merupakan tokoh tambahan dalam novel ini karena hanya ditampilkan beberapa kali saja. Ibu seorang yang pendiam dan rajin bekerja. 3) Mas Umar Mas Umar merupakan tokoh tambahan karena hanya ditampilkan beberapa kali dengan penceritaan yang relatif pendek. Mas Umar adalah seorang yang bijaksana dalam berbicara. 4) Pe i Pe i merupakan tokoh tambahan dalam novel Di Bawah Langit karena hanya ditampilkan beberapa kali dengan penceritaan yang relatif pendek. Pe i seorang yang selalu semangat. 5) Pak Said Pak said merupakan tokoh tambahan karena hanya dimunculkan beberapa kali saja dalam novel ini. Pak Said seorang yang berpedoman kepada ajaran Taman Siswa Ki Hajar Dewantara. 6) Bi Karminah Bi Karminah merupakan tokoh tambahan dalam novel ini. Bi Karminah adalah orang yang jujur, ia tidak pernah suka dengan kebohongan. 2) Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis a) Tokoh Protagonis Tokoh protagonis dalam novel Di Bawah Langit Jakarta adalah Sugiharto. Sugi adalah tokoh yang dikagumi dan disenangi keberadaannya secara populer oleh pembaca. Hal ini terbukti, karena Sugi senantiasa menolong dan berbuat kebaikan kepada orang tuanya dan kepada orang lain. b) Tokoh Antagonis 1) Darmanto Darmanto merupakan tokoh antagonis dalam novel ini, karena sifatnya yang pemarah dan memaksa orang lain. Darmanto marah dan memaksa Sugi karena tidak memberinya contekan pada saat ujian. 2) Kernet Bus Arion Kernet bus Arion merupakan tokoh antagonis karena ia tidak punya hati dan memarahi Sugi. Padahal Sugi sudah berkata jujur kalau ia lupa membawa uang. Namun, kernet tersebut tidak peduli dengan ucapan Sugi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 10

3. Tokoh Sederhana dan Tokoh Kompleks 1) Paman Sukir Paman Sukir merupakan tokoh sedrehana karena hanya memiliki satu kualitas diri, satu sifat tertentu yaitu peduli dengan orang lain. 2) Mas Sugeng Mas Sugeng dalam novel ini hanya memiliki sati kualitas sifat tertentu, yaitu sangat menghormati Bi Karminah dan ia ingin seperti ibunya. 3) Lilik Lilik termasuk tokoh sederhana karena hanya memiliki satu kulitas diri, memiliki sifat tertentu saja, yaitu acuh tak acuh. 4) Bang Abdul Bang Abdul merupakan tokoh sederhana dalam novel ini, karena hanya memiliki satu kulaitas diri, hanya memiliki satu sifat, yaitu baik hati. 5) Bu Budiyati Bu Budiyati merupakan tokoh sederhana dalam novel ini, karena hanya memiliki satu kualitas diri, yaitu peduli terhadap siswanya. 6) Tuti Tuti merupakan tokoh sederhana dalam novel ini, karena Tuti hanya memiliki satu kualitas diri, memunyai satu sifat tertentu, yaitu patuh kepada ibunnya. 7) Penumpang Bus Arion Penumpang bus Arion termasuk tokoh sederhana dalam novel ini, karena ia hanya memiliki satu kualitas diri, yaitu baik hati. Penumpang bus Arion ini mau membantu dan membela Sugi di hadapan kernet bus yang tidak punya hati dan sikap peduli kepada orang lain. 4. Tokoh Statis dan Tokoh Dinamis Dalam novel hanya ditemukan tokoh statis saja. Tokoh statis dalam novel ini adalah Sugiharto, Sugi nama panggilnya. Sugi tidak mengalami perkembangan dariawal sampai akhir cerita. Sugi selalu membantu orang tuanya, baik saat mereka masih bersama-sama ataupun ia sudah tinggal di rumah Bi Karminah. Ia tetap membantu meringankan beban orang tuanya. 3. Pembelajaran Novel Di Bawah Langit Jakarta Karya Guntur Alam di Sekolah Menengah Atas (SMA) Dalam suatu pembelajaran, khususnya Bahasa Indonesia meliputi materi-materi yang beragam. Salah satu materi yang diajarkan pada pembelajaran sastra di SMA yaitu pembelajaran mengenai unsur-unsur intrinsik. Pembelajaran unsur-unsur intrinsik tersebut biasanya membahas tentang tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat. Unsur intrinsik tersebut menjadi acuan terhadap pembahasan sebuah karya sastra. Karya sastra yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebuah novel. Novel dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA seperti bahan pembelajaran materi mengenai unsur-unsur intrinsik yang meliputi tema dan penokohan. Kompetesi Dasar (KD) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 yang berkaitan dengan penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 11

ini.kompetesi Dasar (KD) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Kompetensi Dasar (KD) aspek kemampuan bersastra 3.7 Mengidentifikasi tema, amanat, tokoh, alur, latar, sudut pandang, amanat, dan tema cerita hikayat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman. Berdasarkan Kompetensi Dasar aspek kemampuan bersastra tersebut, hasil penelitian ini dapat dibelajarkan pada pembelajaran sastra di Sekolah khususnya mengenai tema dan penokohan dalam novel. Adapun salah satu tujuan pembelajaran sastra adalah untuk menggali dan memahami nilai-nilai yang tersirat maupun yang tersurat dalam sebuah karya sastra. Dengan tercapainya tujuantersebut dapat dijadikan sebagai tolok ukur tujuan pendidikan nasionalyang berhasil. Salah satu aspek penting dalam menunjang aktivitas belajar siswa yaitu model pembelajaran. Ketepatan dalam penggunaan model pembelajaran oleh guru diharapkan akan mengarahkan siswa untuk menjadi lebih aktif. Oleh karena itu, ketika akan membelajarkan unsurunsur intrinsik novel khususnya tentang tema dan penokohan, seorang guru harus mengetahui berbagai model pembelajaran dan memilih yang terbaik untuk diterapkan di dalam kelas. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam menganalisis tema dan penokohan adalah model pembelajaraan koooperatif. Pembelajaran kooperatif menekankan kepada kegiatan siswa secara berkelompok. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD yaitu siswa dibagi-bagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa yang berbeda-beda ras, jenis kelamin, tingkat kemampuan, dan latar belakang sosial. Dalam pembagian kelompok ini diharapkan peserta dapat termotivasi untuk saling membantu,memecahkan masalah bersama-sama, berdiskusi untuk mencari solusi.salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division. Dengan pengunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar mengenai tema dan penokohan yang ada di dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam melalui sikap yang ditunjukkan siswa saat memperhatikan guru yang sedang memberikan penjelasan materi sebelum memberikan tugas kelompok karena siswa bertanggung jawab satu sama lain untuk mencapai keberhasilan bersama. Pada saat berdiskusi memecahkan tugas kelompok mengenai tema dan penokohan dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam yang diberikan guru, siswa diharapkan dapat aktif dan saling bertukar pikiran dengan teman atau guru. Dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan aktivitas belajar siswa dapat meningkat. Selain model pembelajaran, hal penting lain yang harus diperhatikan seorang guru ketika akan melakukan kegiatan belajar mengajar adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 12

(RPP). Hal ini dilakukan agar kegiatan belajar mengajar dapat terarah dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap karya Guntur Alam, peneliti menyimpulkan sebagai berikut. 1. Tema yang terdapat dalam novel Di Bawah Langit Jakarta adalah tema mayor dan tema minor. Tema mayor dalam novel Di Bawah Langit Jakarta adalah semangat juang untuk tetap sekolah, sedangkan tema minor adalah kemiskinan dan pengorbanan. 2. Penokohan yang terdapat dalam karya Guntur Alam lebih banyak menggunakan teknik dramatik daripada teknik analitik. Penokohan secara dramatik dapat dilakukan dengan cara teknik cakapan, teknik tingkah laku, teknik pikiran dan perasaan, teknik arus kesadaran, teknik reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh lain, teknik pelukisan latar, dan teknik pelukisan fisik. 3. Pembelajaran mengidentifikasi tema dan penokohan dalam novel Di Bawah Langit Jakarta karya Guntur Alam di SMA dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Saran Berdasarkan hasil analisis terhadap karya Guntur Alam, peneliti menyarankan sebagai berikut. 1. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai tema dan penokohan dapat menggunakan karya Guntur Alam karena novel ini menarik dan mengandung nilai edukatif serta memiliki nilai sastra yang memukau. 2. Novel Di Bawah Langit Jakarta dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran sastra untuk meningkatkan kepekaan siswa dalam menganalisis dan mengapresiasi karya sastra. 3. Guru bidang studi mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat menggunakan novel Di Bawah Langit Jakarta sebagai contoh dalam pembelajaran sastra mengenai tema dan penokohan. DAFTAR PUSTAKA Esten, M. 2013. Sastra Indonesia dan Tradisional Subkultural. Bandung: Angkasa Hamalik, O. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nurgiyantoro, B. 1994. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. (Alih Bahasa Narulita Yusron) Bandung: Nusa Media. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 13