DAMPAK PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KERJA LABORATORIUM TERHADAP PENGURANGAN MISKONSEPSI PADA MATERI SUHU DAN KALOR

dokumen-dokumen yang mirip
DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI PHET UNTUK MEMINIMALKAN KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN LISTRIK DINAMIS

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI (INQUIRY LEARNING) TERHADAP PENURUNAN MISKONSEPSI PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SMAN 2 JOMBANG

Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI

IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010

REMIDIASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS X SMK NASIONAL MALANG PADA MATERI SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF

PENGARUH PEMBELAJARAN DIAGRAM ROUNDHOUSE DISERTAI MODUL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI MTSN DEWANTARA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI MODEL THINK-PAIR-SHARE BERBANTUAN WORD SQUARE PADA PERPINDAHAN KALOR DI SMP

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA TOPIK SUHU DAN KALOR

IMPLEMENTASI STRATEGI POGIL UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X DI SMAN 1 KANDANGAN

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010)

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

THE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Program Study Pendidikan IPA, PPS Unsyiah, Banda Aceh 2. Program Study Pendidikan IPA, PPS Unsyiah, Banda Aceh

Keywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI).

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY

Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI), 1(2): , Desember 2017 p-issn:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Calon Guru Fisika pada Pokok Bahasan Rangkaian Listrik melalui Certainty of Response Index

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA

PENERAPAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LKS UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR DI SMA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TIPE NHT BERBANTUAN LKS PADA MATERI GLB DI SMP

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN READING INFUSION SQ3R UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA SMK TENTANG GERAK JATUH BEBAS ARTIKEL PENELITIAN OLEH

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together Berbasis Home Experiment Pada Materi Koloid

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PBL DI MAN

REMEDIASI MISKONSEPSI MATERI PEMANTULAN CAHAYA MENGGUNAKAN SIMULASI FLASH PADA SISWA SMP

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

MODEL PPE (PEMBIMBINGAN, PRESENTASI, EVALUASI) UNTUK REMEDI MISKONSEPSI IPA SISWA SMP

REMEDIASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GAS IDEAL MELALUI METODE LEARNING TOGETHER DI SMA

Tes awal identifikasi miskonsepsi siswa. siswa.

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fuji Hernawati Kusumah, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR.

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

UNESA Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 1, pp Januari 2013 ISSN:


Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN TUTOR SEBAYA PADA MATERI CERMIN SMP

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

BAB III METODE PENELITIAN

REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM ARCHIMEDES DENGAN MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN LEMBAR KERJA BERSTRUKTUR ARTIKEL PENELITIAN.

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

PEMBELAJARAN MELALUI MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME DALAM UPAYA MENGATASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK PADA KONSEP SEL DI SMA NEGERI 2 SABANG

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA BAHASAN MASSA JENIS MELALUI WAWANCARA KLINIS MENGGUNAKAN TEKNIK DEMONSTRASI DI SMPIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SRI PUJI HIDAYATI NIM

Abstrak. Kata Kunci: Miskonsepsi, Model Pembelajaran PDEODE Terbimbing, Laju Reaksi. Abstact

ANALYSIS OF STUDENT MISCONCEPTIONS IN PHYSICS LEARNING OF STATIC FLUID MATERIALS USING CERTAIN OF RESPONSE INDEX (CRI) METHOD IN SMAN 7 PEKANBARU

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA. Survei Pemahaman Mahasiswa Fisika Pada Materi Kalor Dan Temperatur

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA FLUIDA STATIS UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP STRUKTUR ATOM BERBASIS GAYA BELAJAR DIMENSI PROSES MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

Konsistensi Konsepsi Siswa Melalui Penerapan Model Interactive Lecture Demonstration pada Materi Gelombang Mekanik

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN MTsN 2 PONTIANAK

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENERAPAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA PELAJARAN FISIKA DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI SMP

1. BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PADA MATERI GETARAN DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA MENGGUNAKAN TEXT TRANSFORMATION BERBENTUK CATATAN TULIS SUSUN DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM SOLVING MATERI SUHU DAN KALOR DI MAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENGEMBANGAN INSTRUMEN THREE TIER DIAGNOSTIC TEST MISKONSEPSI SUHU DAN KALOR

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

REMEDIASI PEMBELAJARAN MELALUI MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE)

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh: Aprilia Dwinta Karlina NIM K

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN MELALUI PROJECT BASED LEARNING

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan Benda Tegar

UNESA Journal of Chemical Education Vol 6, No.2 pp , May 2017

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Nur Fitriyana dan Marfuatun, M. Si. Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Transkripsi:

DAMPAK PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KERJA LABORATORIUM TERHADAP PENGURANGAN MISKONSEPSI PADA MATERI SUHU DAN KALOR Qusthalani 1*, A. Halim 2, dan Ibnu Khaldun 2 1 Mahasiswa Prodi Magister Pendidikan IPA PPS Universitas Syiah Kuala 2 Dosen Prodi Magister Pendidikan IPA PPS Universitas Syiah Kuala * Korespondensi, Hp: 085260234528, email: qus_fs04@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui untuk pengetahuan awal dan profil miskonsepsi pada materi suhu dan panas, serta menguji signifikansi penggunaan metode kerja laboratorium dalam menurunkan miskonsepsi pada materi suhu dan panas kelas X SMAN 1 Paya Bakong Aceh Utara. Penelitian ini menggunakan desain pre-experimental design dengan bentuk one group pretest-posttest design. Sampel yang digunakan adalah kelas X -1 dan kelas X-2 yang berjumlah 50 siswa. Sebelum dan sesudah pelaksanaan metode kerja laboratorium, siswa diberikan 14 soal pretes dan postes yang dilengkapi dengan kolom Certainty of Response Index (CRI) untuk membedakan siswa yang tidak tahu konsep (LC), tahu konsep (KCC), menebak (LG), miskonsepsi (Mis) dan tidak konfiden (NC). Jumlah miskonsepsi tiap siswa pada pretes dan postes dianalisis menggunakan persentase pada Microsoft Excel dan menghasilkan perbedaan siswa yang terjadi miskonsepsi dan tidak tahu konsep. Kesimpulan yang diperoleh adalah metode kerja laboratorium mampu secara signifikan menurunkan miskonsepsi pada materi suhu dan panas. Kata Kunci: miskonsepsi, metode kerja laboratorium, Certainty of Response Index (CRI) Abstract The goals of this research are to describe prior knowledge and profile of misconception in heat and temperature, to test the significance of laboratory work methode in reducing misconception in heat and temperature 10 th grade SMAN 1 Paya Bakong North Aceh. This research uses pre-experimental design with the form of one group pretest-posttest design. The sample used is class X-1 and class X-2 that amounts to 50 students. Before and after implementation of the laboratory work, students are given 14 items of pretest and posttest. The two tests are provided the column of Certainty of Response Index (CRI) that is used to distinguish students who know Lack of Knowledge (LC), Knowledge of Correct Concepts (KCC), Lucky Guess ( LG), Misconception (Mis) and Not Confidence (NC). The number of misconception of each student in pretest and posttest is analyzed by using persentage in Microsoft Excel and results differences in students misconceptions and do not know concept. The conclusion gained is the implementation of laboratory work method is able to reduce misconception in heat and temperature significantly Keywords: misconception, work laboratory method, Certainty of Response 150 Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI)

PENDAHULUAN Pembelajaran fisika selama ini tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Para guru masih menganut paradigma lama dalam pembelajaran masa kini, seperti berbagai usaha masih banyak dilakukan oleh guru, mulai dari mencari, mengumpulkan, memecahkan dan menyampaikan informasi kepada siswa. Hal tersebut mengakibatkan fisika itu menjadi pelajaran yang susah dan membosankan, sehingga pada saat ujian masih banyak siswa menebak jawaban, ada juga siswa yang sangat yakin dengan jawabannya padahal yang dipelajari selama ini salah atau biasa disebut miskonsepsi. Miskonsepsi diakibatkan oleh kualitas pengetahuan guru, sehingga tidak jelasnya penyajian pelajaran yang dilakukannya. Miskonsepsi juga diakibatkan oleh bentuk pengalaman sehari-hari yang dibawa siswa ke sekolah, karena cenderung melihat suatu benda dari pandangannya sendiri (Suparno, P, 2013). Sebuah tes pendahuluan untuk menelusuri miskonsepsi suhu dan panas diberikan kepada siswa SMA Negeri 1 Paya Bakong yang telah menerima pelajaran tentang materi ini pada SMA kelas X dan SMP kelas IX, akhirnya masih didapatkan kesalahan-kesalahan pemahaman siswa sebagai berikut. (1) Semakin lama dipanaskan maka suhu air akan semakin tinggi (2) Massa benda mempengaruhi tingkat energi panas yang dibutuhkan benda tersebut, (3) Bila panas diberikan kepada air yang mendidih dengan cepat, maka suhu air yang mendidih itu akan bertambah, (4) Suhu suatu benda bergantung dari ukuran benda tersebut, dan sebagainya. Asriani. H (2008) menyebutkan penggunaan metode kerja laboratorium dengan pendekatan tutor sebaya dapat mereduksi miskonsepsi siswa. Lebih lanjut Maulana, P (2010) menyebutkan keefektifan metode kerja laboratorium dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam mendapatkan informasi selama di laboratorium. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi miskonsepsi tersebut adalah dengan memilih metode pembelajaran yang tepat, dimana siswa dilibatkan langsung dalam pembelajaran. Metode yang dapat digunakan yaitu metode kerja laboratorium, diharapkan metode ini dapat mengurangi miskonsepsi siswa. Berdasarkan uraian di atas, dengan berpijak pada sumber-sumber miskonsepsi yang dialami oleh siswa, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengetahuan awal dan profil miskonsepsi pada suhu dan kalor pada materi suhu dan panas kelas X SMA Negeri 1 Paya Bakong. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain preexperimental design. Bentuk penelitian yang digunakan adalah one-group pretestpostes design. Sebuah sampel kelas diberikan tes awal (pretes t) untuk mendiagnostik pengetahuan awal dan profil miskonsepsi siswa. Setelah mendapatkan data tersebut, guru memberikan perlakuan berupa penyampaian materi suhu dan panas menggunakan metode kerja labortorium. Di akhir pembelajaran siswa diberikan tes akhir (postest) (Sugiyono, 2011). Penelitian berlangsung selama bulan Agustus-Oktober 2014. Sampel yang digunakan adalah kelas X-1 dan X-2 SMAN 1 Paya Bakong yang berjumlah 50 siswa. Pretes dan postes sama-sama berjumlah 14 soal. Berikut ini adalah indikator sumber miskonsepsi soal pretes dan postes. Qusthalani: Dampak Penggunaan Metode Pembelajaran... 151

Tabel 1. Indikator Sumber Miskonsepsi Siswa No Sumber Miskonsepsi No Item Soal 1 Konsep Suhu dan PanasPanas 1, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14 2 Konsep Perpindahan Panas dan Perpindahan Suhu 2, 3, 4, 5 3 Konsep sifat termal Bahan 8, 11 Sumber miskonsepsi sengaja dibuat sama untuk mengetahui konsistensi jawaban siswa. Pada soal pretes dan postes disediakan kolom Certainty of Response Index (CRI) dengan skor 1 sampai 5 yang diisi oleh siswa untuk mengetahui tingkat keyakinan siswa dalam menjawab. Tabel 2. Kriteria dari CRI CRI Kriteria 0 Total Menebak Jawaban 1 Sedikit Menebak 2 Tidak Yakin 3 Yakin 4 Sedikit Pasti 5 Pasti Sumber: Yuyu,R, 2012 Hasil dari jawaban dan CRI siswa dapat membedakan siswa tahu konsep (LK), tahu konsep (KCC), menebak (LG), miskonsepsi (Mis) dan tidak konfiden (NC) masing-masing item soal, dianalisis dengan matrik three-tier test. Tabel 3. Matrik Keputusan CRI Three-Tier Jawaban Alasan Indek CRI Deskripsi Salah Salah < 2,5 Tidak tahu konsep (LK) Salah Benar < 2,5 Tidak tahu konsep (LK) Salah Salah > 2,5 Miskonsepsi (Mis) Salah Benar > 2,5 Miskonsepsi (Mis) Benar Salah < 2,5 Menebak (LG) Benar Benar < 2,5 Tidak konfiden dengan jawaban (NC) Benar Salah > 2,5 Miskonsepsi (Mis) Benar Benar > 2,5 Memiliki konsep yang benar (KCC) Sumber: Hakim,A,dkk, 2012 152 Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI)

HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini adalah Gambar 1 yang menunjukkan perubahan tingkat miskonsepsi pretes dan postes pada tiap soal. Gambar 1. Grafik Kuantitas Penurunan Miskonsepsi Per Item Soal Dari Gambar 1 tersebut dapat ditemukan adanya siswa yang mengalami miskonsepsi baik pada pretes maupun postes. Miskonsepsi pada pretes berasal dari pemahaman yang salah tentang konsep suhu dan panas pada saat SMP kelas X. Apabila mengamati perubahan tingkat miskonsepsi pada tiap soal, soal nomor 5 dengan sumber miskonsepsi pada konsep perpindahan panas dan perpindahan suhu mengalami penurunan miskonsepsi paling signifikkan sebesar 52% setelah pelaksanaan metode pembelajaran kerja laboratorium. Pengurangan miskonsepsi paling sedikit terjadi pada soal nomor 4 dan nomor 9, dengan sumber miskonsepsi pada konsep panas dan konsep perpindahan suhu, dengan masing-masing penurunan miskonsepsi sebesar 4%. Miskonsepsi yang dialami oleh siswa terdapat pada semua konsep dalam konsep suhu dan kalor yang dipelajari. Berikut deskripsi bentuk-bentuk miskonsepsi dan besar persentase miskonsepsi yang dialami. 1. Konsep Panas Soal yang secara khusus membahas tentang konsep panas ada empat item (soal nomor 1, 7, 9 dan 14). Dari keempat soal 153 Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI) tersebut rata-rata 39% siswa yang mengalami miskonsepsi, 23% siswa yang tidak tahu konsep, 11,50% siswa yang sudah tahu konsep. Pada soal nomor 1, ada 32% siswa yang beranggapan bahwa suhu es batu dalam freezer adalah 0 o C. Hasil temuan ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Almadi,A.A (2011). Miskonsepsi lain pada soal nomor 7, 32 % siswa menganggap karton yang panas lebih banyak mengandung energi panas daripada karton yang yang dingin. Soal nomor 9, 46% siswa mengganggap bahwa badan kita dingin ketika berkeringat karena keringat membasahi permukaan kulit kita. Sedangkan nomor 14 defenisi panas, 44% siswa menganggap bahwa panas merupakan energi dalam benda. 2. Konsep Suhu Soal yang secara khusus membahas tentang konsep panas ada empat item (soal nomor 6, 10, 12 dan 13). Dari keempat soal tersebut rata-rata 35% siswa yang mengalami miskonsepsi, 27% siswa yang tidak tahu konsep, 5,50% siswa yang sudah tahu konsep. Pada soal nomor 6, ada 30% siswa yang beranggapan bahwa benda

panas mengalami pendinginan secara alami. Miskonsepsi lain pada soal nomor 10, 36 % siswa menganggap bahwa kita memakai jaket untuk melindungi kita dari suhu yang dingin. Soal nomor 12, 32% siswa mengganggap bahwa panas merupakan nilai panas. Sedangkan nomor 13, 42% siswa menganggap bahwa volume air berpengaruh terhadap suhu air tersebut. Hasil temuan ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rosana,D (2013), terjadi miskonsepsi siswa pada konsep suhu sebesar 67%. 2. Konsep Perpindahan Panas dan Perpindahan Suhu Soal yang secara khusus membahas tentang konsep panas ada empat item (soal nomor 2, 3, 4 dan 5). Dari keempat soal tersebut rata-rata 40% siswa yang mengalami miskonsepsi, 17,50% siswa yang tidak tahu konsep, 13,50% siswa yang sudah tahu konsep. Pada soal nomor 2, ada 28% siswa yang beranggapan bahwa suhu es yang tergenang di dalam air bersuhu 5 o C. Miskonsepsi lain pada soal nomor 3, 40% siswa menganggap bahwa air mendidih suhunya 110 o C. Soal nomor 4, 24% siswa mengganggap bahwa suhu air di dalam kaleng berbeda dengan suhu kaleng tersebut. Soal nomor 5. - Beberapa menit kemudian, Ned mengangkat cola kaleng tersebut dan kemudian mengatakan pada setiap orang bahwa meja di bawah kaleng itu terasa lebih dingin daripada bagian meja yang lain. a. Nur berkata: Rasa dingin telah ditransfer dari cola ke meja. b. Anoer berkata: Disana tidak ada energi yang tersisa pada bagian meja di bawah kaleng tersebut. c. Sergo berkata: Sebagian panas telah ditransfer dari meja ke Cola tersebut. d. Hany mengatakan: dapat disebabkan panas di bawah kaleng tersebut berpindah melalui meja. Pada soal tersebut 68% siswa menganggap bahwa rasa dingin telah ditransfer dari cola ke meja. Hasil temuan ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maulana, P (2010), siswa cenderung menganggap energi panas berpindah dari energi panas yang rendah ke energi panas yang rendah. 3. Konsep Sifat Termal Bahan Soal yang secara khusus membahas tentang konsep panas ada dua item (soal nomor 8 dan 11). Dari kedua soal tersebut rata-rata 43% siswa yang mengalami miskonsepsi, 26% siswa yang tidak tahu konsep, 6% siswa yang sudah tahu konsep. Soal nomor 8. - Pat percaya ayahnya memasak kue di rak paling atas di dalam oven listrik karena rak bagian atas lebih panas dari pada bagian bawahnya a. Pam mengatakan bahwa bagian atas lebih cepat panas dikarenakan energi termalnya lebih tinggi. b. Sam mengatakan bahwa bagian atas lebih cepat panas karena rak-rak logam tersebut terkosentrasi energi termalnya. c. Ray mengatakan bahwa bagian atas lebih panas karena kurangnya kepadatan udara di rak tersebut. d. Tim tidak setuju dengan mereka semua dan mengatakan bahwa bagian atas tidak akan mungkin akan lebih panas. Pada soal tersebut, ada 52% siswa yang beranggapan bahwa bagian atas microwave lebih cepat panas karena rakrak logam tersebut terkosentrasi energi termalnya. Temuan ini didukung oleh Almadi,A.A (2011), yaitu antara 40% - 100% siswa mengalami miskonsepsi dengan menganggap panas mengalir lebih lambat melalui konduktor sehingga lebih panas daripada isolator dan bahan wol memiliki kemampuan untuk menghangatkan. 154 Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI)

Konsep ini seharusnya sudah sangat dipahami oleh siswa karena materi tersebut sudah mereka dapatkan sewaktu masih di SMP. Sehingga miskonsepsi yang terjadi pada konsep ini diakibatkan oleh prakonsep siswa yang dibawa sebelumnya. Berikut adalah grafik yang menunjukkan pengurangan kuantitas miskonsepsi siswa setelah pembelajaran dengan metode kerja laboratorium untuk setiap sub konsep. Gambar 2. Grafik Kuantitas Penurunan Miskonsepsi Per Sub Pokok Berdasarkan pembahasan di atas didapatkan bahwa miskonsepsi pada konsep suhu dan panas disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : - Miskonsepsi bersifat stabil dan tahan terhadap perubahan. - Status pengetahuan yang digunakan untuk mengubah miskonsepsi lebih rendah dari status miskonsepsi siswa. - Beberapa siswa mengabaikan pengetahuan baru dengan tetap mendukung keyakinan mereka. - Kemampuan guru dalam bertanya dan melakukan interaksi belum optimal dalam mengarahkan siswa untuk berfikir. - Beberapa siswa masih kebingungan saat melakukan eksperimen. Mereka tidak mengerti tentang apa yang harus mereka lakukan karena mereka tidak terbiasa dengan kegiatan eksperimen. - Beberapa siswa mengobrol dan tidak ikut serta melakukan eksperimen padahal fase ini sangat penting dalam mengubah miskonsepsi siswa. - Penggunaan metode diskusi pada saat proses pembelajaran berlangsung merupakan salah sarana yang tetap untuk mentransfer miskonsepsi siswa kepada siswa yang lain pada saat diskusi kelompok berlangsung. - Kemampuan siswa dalam mengoperasikan komputer masih sangat terbatas sehingga dapat menghambat proses pembelajaran, dan - Kemampuan siswa dalam memecahkan persoalan fisika sangat rendah, sehingga dalam menyelesaikan masalah tersebut sering menggunakan intuisi siswa masingmasing. Dengan demikian, guru perlu meninjau konsepsi awal siswa terlebih dahulu sebelum melanjutkan pelajaran tentang topik lebih tinggi sehingga dapat mengembangkannya sesuai dengan konsepsi ilmiah. Qusthalani: Dampak Penggunaan Metode Pembelajaran... 155

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kerja laboratorium mampu menurunkan miskonsepsi pada konsep suhu dan kalor. Rekomendasi Setelah melakasanakan tahaptahap penelitian, ada beberapa saran yang bisa dipertimbangkan oleh peneliti sejenis untuk penelitian selanjutnya. 1. Perlu dijelaskan kepada siswa bahwa CRI tidak harus naik setelah pembelajaran Pengisian CRI berdasarkan pada keyakinan pribadi siswa sebagai efek dari pembelajaran yang dilakukan. 2. Merangkai KIT suhu dan kalor harus dipertimbangkan sisi negatifnya. Pemilihan alat dan bahan juga harus tepat agar hasil praktikum tidak menyimpang jauh dari teori. 3. Bila terpaksa menggunakan simulasi komputer untuk suhu dan panas, disarankan menggunakan software yang asli, misalnya: Phet. 4. Metode pembelajaran suhu dan panas dapat digunakan untuk meremidiasi miskonsepsi. Tetapi perlu dipertimbangkan metode lain agar miskonsepsi bisa turun lebih efektif. UCAPAN TERIMAKASIH 1. Drs. Ridwan, Kepala SMA Negeri 1 Paya Bakong Aceh Utara yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Sri Mutia, S.Pd, selaku Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Paya Bakong Aceh Utara yang telah meluangkan waktu dan membantu jalan penelitian hingga dapat terselesaikannya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Almadi, A.A. 2011. Misconception of Heat and Temperature Among Physics Students. International Journal of Procedia Social and Behavioral Science. 12: 600 614. Asriani, H. 2008. Remediasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Metode Eksperimen Berbantuan Tutor Sebaya Pada Materi Cermin SMP. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAN. Hakim, A, Liliasari, Kadorohman, A. 2012. Student Concept Understanding of Natural Products Chemistry in Primary and Secondary Metabolites Using the Data Collecting Technique of Modified CRI. International Online Journal of Educational Sciences. 4(3): 544-553. Maulana, P. 2010. Usaha Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi Fisika Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Konflik Kognitif. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 6: 98-103. Rosana, D. 2013. Pengembangan Instrumen Three-Tier Test Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Pada Materi Fisika Suhu Dan Kalor Pada Siswa SMA Kelas X. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta 2(2):4 Suparno, P., 2013. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Yogyakarta: PT. Gramedia Widia Sarana. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. 156 Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI)

Yuyu R. 2005. Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Universitas Pendidikan Indonesia. 3: 1-9. Qusthalani: Dampak Penggunaan Metode Pembelajaran... 157