BAB 1 PENDAHULUAN. Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk. keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. bermakna (Lutter, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen

POLA BAKTERI PADA URIN PASIEN YANG MENGGUNAKAN KATETER URETRA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan. ureter, kandung kemih dan uretra merupakan organ-organ yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin yang berasal dari ISK atau

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. satunya bakteri. Untuk menanggulangi penyakit infeksi ini maka digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung. rumah sakit yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial

BAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kematian di dunia.salah satu jenis infeksi adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pelayanan kesehatan umum seperti rumah sakit dan panti jompo. Multidrugs

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu bertambah setiap tahunnya. Salah satu jenis infeksi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

PENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

BAB I PENDAHULUAN. infeksi tersebut. Menurut definisi World Health Organization. (WHO, 2009), Healthcare Associated Infections (HAIs)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

PEMBERSIHAN URIN BAG DENGAN KLORIN TERHADAP JUMLAH KUMAN DALAM URIN PADA PASIEN DENGAN KATETER MENETAP DI RUANG B1 SARAF RSUP DR.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya infeksi silang atau infeksi nosokomial. penting di seluruh dunia dan angka kejadiannya terus

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari 12% pasien yang ada di rumah sakit akan terpasang kateter (Rahmawati,

BAB 1 PENDAHULUAN. mikroba yang terbukti atau dicurigai (Putri, 2014). Sepsis neonatorum adalah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pseudomonas aeruginosa adalah kuman patogen oportunistik yang dapat

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. wanita 54,5% lebih banyak dari laki-laki. Namun pada neonatus, ISK lebih

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang

ABSTRAK. Pembimbing II : Triswaty Winata,dr,M.Kes.

: Costy Pandjaitan, CVRN.,SKM.,MARS. Place/DOB : Pematang Siantar, August 15, 1957

BAB 1 PENDAHULUAN. kemih. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita semua umur,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan praktik kedokteran modern. Saat ini penggunaan kateter

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) menurut Global Initiative of

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Ahmad Fadhli Zil Ikram bin Mohd Ezanee. : Jln. Kemuning No 9 Medan. :

BAB I PENDAHULUAN. (Morgan, 2003). Bakteriuria asimtomatik di definisikan sebagai kultur

POLA BAKTERI AEROB PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI RSUP Prof. dr. R. D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan suatu peradangan pada paru (Pneumonia)

BAB 1. Infeksi terkait dengan perawatan kesehatan melalui pemasangan alat-alat medis

Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, penggunaan. lensa kontak sebagai pengganti kacamata semakin meningkat.

(Juniatiningsih, 2008). Sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari - Desember 2010 angka kejadian sepsis neonatorum 5% dengan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. invasif secara umum dikenal sebagai infeksi daerah operasi (IDO). 1. dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang di dapat setelah pasien dirawat di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).

PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN KEMIH AKIBAT KATETER Diane K. Newman, Robyn Strauss

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seseorang selama di rumah sakit (Darmadi, 2008). Infeksi nosokomial merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), HAI s (Healthcare

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Ratusan juta pasien terkena dampak Health care-associated infections di

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke rumah sakit untuk menjalani perawataan dan. pengobatan sangat berharap memperoleh kesembuhan atau perbaikan

POLA BAKTERI PADA PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH DI BLU RSUP PROF. dr. R. D. KANDOU MANADO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Anonim, 2004).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kematian di dunia. Salah satu jenis penyakit infeksi adalah infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang resisten terhadap minimal 3 kelas antibiotik. 1 Dari penelitian yang

I. PENDAHULUAN. penurunan sistem imun (Vahdani, et al., 2012). Infeksi nosokomial dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Enterobacter sp. merupakan bakteri gram negatif. berbentuk batang. Enterobacter sp.

BAB VIII INFEKSI NOSOKOMIAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, walaupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam rangka mencapai tujuan Bangsa Indonesia. yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. di udara, permukaan kulit, jari tangan, rambut, dalam rongga mulut, usus, saluran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).

BAB I Pendahuluan UKDW. penyebab keempat dari disabilitas pada usia muda (Gofir, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama penyakit infeksi (Noer, 2012). dokter, paramedis yaitu perawat, bidan dan petugas lainnya (Noer, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit paru obstruktif kronik atau yang biasa disebut PPOK merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

I. PENDAHULUAN. atas yang terjadi pada populasi, dengan rata-rata 9.3% pada wanita di atas 65

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. ke pasien, operator ke lingkungan dan lingkungan ke pasien (Infection Control

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. adalah infeksi. Sekitar lima puluh tiga juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat pada pasien selama berada

BAB I PENDAHULUAN. paru. Bila fungsi paru untuk melakukan pembebasan CO 2 atau pengambilan O 2 dari atmosfir

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk tindakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu mengeluarkan urin dan sebagai bahan pemeriksaan laboratorium (Purnomo, 2012). Kateter uretra biasanya digunakan untuk pasien yang akan menjalani operasi dalam waktu lama, untuk menilai jumlah urin yang keluar, pasien yang memiliki gangguan pada sistem berkemih disebabkan karena gangguan saraf maupun sumbatan saluran kemih dan pasienpasien rawat inap yang tidak dapat bergerak (Geng et al., 2012). Penggunaan kateter uretra ini dapat menimbulkan kontaminasi urin sehingga menyebabkan infeksi saluran kemih. (Danchaivijitr, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan jenis infeksi yang paling sering terjadi di rumah sakit, sekitar 40% dari keseluruhan infeksi nosokomial.(cdc, 2009). Menurut WHO (2002) 80% infeksi saluran kemih nosokomial terutama disebabkan oleh penggunaan kateter uretra, atau disebut dengan Catheterassociated urinary tract infection (CAUTI). Infectious disease sociaty of America (ISDA) menjelaskan penggunaan kateter uretra ini menyebabkan terganggunya mekanisme pertahanan lokal dan memudahkan akses uropatogen untuk masuk ke kandung kemih. Kateter uretra membawa masuk bakteri (baik bakteri fekal atau kulit pasien sendiri) saat proses memasukkan kateter ini ke dalam kandung kemih, memfasilitasi masuknya uropatogen dari meatus (muara saluran kemih) ke 1 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

kandung kemih melalui permukaan luar kateter, dapat pula melalui permukaan dalam kateter jika kantong pengumpul urin mengalami kontaminasi, mengganggu pengosongan kandungk ih secara sempurna,dan memudahkan patogen masuk dari tangan petugas. Menurut Saskatchewan (2013) adanya kateter uretra menetap pada pasien meningkatkan kecenderungan adanya bakteri pada urin 40 kali lipat. Selanjutnya menurut Hooton et al (2009) penggunaan kateter uretra dalam sehari memiliki resiko 3%-8% untuk menimbulkan kontaminasi urin, sehingga semakin lama menggunakan kateter maka pasien akan semakin berisiko untuk mengalami infeksi saluran kemih. Selain dari lamanya penggunaan kateter terdapat faktor risiko lain untuk timbulnya kontaminasi diantaranya adalah wanita, kolonisasi mikroba pada kantong penampung urin, pemasangan dan perawatan yang tidak baik, usia lanjut, diabetes mellitus, dan tingginya kadar kreatinin saat penggunaan kateter. Menurut penelitian NHSN (National Healthcare Safety Network) antara tahun 2006-2007 di rumah sakit Amerika Serikat bakteri penyebab kotaminasi akibat penggunaan kateter yang sering ditemukan adalah Escherichia coli (21,4%), Enterococcus spp (14.9%), Pseudomonas aeruginosa (10.0%), Klebsiella pneumoniae (7.7%), dan Enterobacter spp (4.1%). Sebagian kecil lagi disebabkan oleh bakteri Gram negatif lainnya dan Staphylococcus spp (CDC, 2009). Penelitian Titsworth (2012) Escherichia coli (33%) merupakan bakteri utama penyebab kontaminasi. Kemudian diikuti Klebsiella (12%), Candida (11%), Pseudomonas (11%), Enterococcus (10%), Proteus (6%), Enterobacter (5%), Citrobacter (2%), dan Serratia (2%). 2 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Penelitian di laboratorium klinik Mikrobiologi Universitas Indonesia pada tahun 2002 jenis bakteri yang terbanyak ialah Escherichia coli (19%) dan yang kedua ialah Klebsiella pneumoniae (13%). Hasil penelitian Sudarmin pada tahun 2002 sampai 2003 didapatkan kuman yang terbanyak Escherichia coli sebanyak 14%, dan Acinetobacter calcoaceticus 8% (Samirah, 2006). Penelitian Djunaedi (2006) di Malang, terdiri dari P. aerogenosa (44,5%), E. coli (22,2%), A. anithratus (22,2%), dan E. aerogenes (11,1%). Penelitian di bagian mikrobiologi FK UNRI ditemukan jenis kuman terbanyak ialah Escherichia coli 28%, Klebsiella sp. 26%, Pseudomonas sp. 18%. Sebagian kecil dari golongan Gram positif (Endriani 2009). Dari penelitian Chandra (2014) di Manado didapatkan bakteri Staphylococcus sp (45%)., Diploccous (15%), Proteus (15%). Gangguan sistem saluran kemih bagian bawah umumnya banyak terjadi pada pasien gangguan saraf. Pasien dengan gangguan ini mengalami kesulitan dalam mengontrol dalam penyimpanan dan pembuangan urin, sehingga beresiko mengalami infeksi saluran kemih yang berulang (Vodusek, 2014). Pada pasien bangsal saraf, infeksi saluran kemih merupakan infeksi terbanyak (36,6%), diikuti oleh pneumonia dan infeksi vena cenral line (Titsworth, 2012). Meskipun telah terjadi kemajuan pengobatan di bidang neurologi namun penggunaan kateter urin masih menjadi tindakan utama dalam pengontrolan pembuangan urin. Di lain sisi penggunaan kateter urin yang lama merupakan faktor resiko untuk terjadinya infeksi saluran kemih (Fowler, 2003). 3 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Berdasarkan uraian di atas peneliti telah melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pola bakteri pada urin kateter pada pasien yang menggunakan kateter uretra di Bangsal Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan maslah penelitian sebagai berikut : 1.2.1 Bagaimanakah pola bakteri pada urin pasien yang menggunakan kateter uretra di bangsal saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. 1.2.2 Bagaimanakah perbandingan jenis kelamin pasien yang mengalami infeksi saluran kemih akibat menggunakan kateter uretra di Bangsal Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. 1.2.3 Bagaimanakah usia pasien yang mengalami infeksi saluran kemih akibat menggunakan kateter uretra di Bangsal Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. 1.2.4 Bagaimanakah indikasi penggunakan kateter uretra pada pasien di Bangsal Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui adanya bakteri pada urin pasien yang menggunakan kateter urin di Bangsal Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang 4 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui pola bakteri pada uretra pasien yang menggunakan kateter uretra di Bangsal Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. b. Mengetahui perbandingan jenis kelamin pasien yang mengalami infeksi saluran kemih akibat menggunakan kateter uretra di Bangsal Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. c. Mengetahui usia pasien yang mengalami infeksi saluran kemih akibat menggunakan kateter uretra di Bangsal Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. d. Mengetahui indikasi penggunakan kateter uretra pada pasien di Bangsal Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Ilmiah Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan mengenai bakteri penyebab infeksi saluran kemih pada pasien pengguna kateter urin di Bangsal Saraf RSUP M. Djamil. 1.4.2 Manfaat Praktisi a. Diharapkan dapat sebagai alternative kepustakaan bagi peneliti selanjutnya. b. Hasil penelitian diharapkan dapat diaplikasikan dalam pencegahan infeksi saluran kemih akibat penggunaan kateter uretra. 5 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

1.4.3 Manfaat Rumah Sakit a. Memberikan informasi jenis bakteri pasien penyebab infeksi saluran kemih pada pasien pengguna kateter uretra di Bangsal Saraf RSUP M. Djamil sebagai pertimbangan dalam pencegahan infeksi nosokomial. b. Memberikan informasi indikasi, jenis kelamin, dan usia pengguna kateter uretra bagi pihak RSUP M. Djamil sebagai penambah wawasan guna pencehagan infeksi nosokomial. 6 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas