Achmad Samsudin, M.Pd. JurusanPendidikanFisikaFPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
TEORI BELAJAR. Proses perubahan perilaku BELAJAR. Diperoleh dari PENGALAMAN. Physics

MODEL PEMBELAJARAN IPA. Ida Kaniawati FPMIPA UPI

Pengelompokkan model 1. Pengolahan Informasi 2. Interaksi Sosial atau Social Models 3. Personal atau Personal Models 4. Sistem Prilaku atau

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

MODEL PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI. Nuryani Y. Rusataman: FPMIPA UPI

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran aktif. Kardi (2003: 3) Inkuiri merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar

BAB II KAJIAN TEORITIK

MODELS OF TEACHING AND LEARNING (Model-model Pengajaran)

MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan fisika sebagai bagian dari pendidikan formal dan merupakan

METODE INKUIRI DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) Oleh : Legiman, S.Pd., M.Pd. Widyaiswara Muda LPMP DIY

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

Dasar-dasar Pembelajaran Fisika

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

II. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang kondusif bagi lahirnya pribadi yang kompetitif. (Tilaar, 2004)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hands Pendidikan kejuruan merupakan latihan sederhana untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Arus kemajuan zaman yang ditandai dengan semakin pesatnya ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan-keterampilan tertentu yang disebut keterampilan proses. Keterampilan Proses menurut Rustaman dalam Nisa (2011: 13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut:

1. PENDAHULUAN. Diantara banyak siswa menganggap mata pelajaran fisika adalah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan

INKUIRI DAN INVESTIGASI IPA

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB II. Kajian Teoretis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog: Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya terutama fisiologi hewan (Mulyani, 2009). Berdasarkan hasil

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci: Metode Pictorial Riddle; Metode Demonstrasi; Hasil Belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang fenomena-fenomena alam. Fenomena-fenomena alam dikemas berupa

b. Siswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah, c. Penekanan pada eksplorasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Siklus belajar 5E (The 5E Learning Cycle Model) (Science Curriculum Improvement Study), suatu program pengembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh sehingga anak lebih dewasa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS STRATEGI UNTUK PEMBELAJARAN PAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB I PENDAHULUAN. rasa ingin tahu (curiosity) siswa, proses uji coba (trial and error), analisa konsep

BAB I PENDAHULUAN. mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan; merancang dan merakit

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan. Kegiatan pendidikan berfungsi membantu

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Novi Sri Rahayu, dkk (2013) menyimpulkan bahwa s iswa dengan

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran siswa pada masalah yang nyata sehingga siswa dapat menyusun

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang interaktif dan inovatif. dan kreatifitas melalui kegiatan belajar.

Transkripsi:

Achmad Samsudin, M.Pd. JurusanPendidikanFisikaFPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia

KategoriModel Pembelajaran (Joyce, Weil, & Calhoun, 2000) Families Models The Social Family 1. Partners in learning 1.1.Positive interdependen ce 1.2. Structural inquiry 2. Group Investigation 3. Role Playing 4. Jurisprudenti al Inquiry The Information Processing Family 1. Inductive thinking (classification oriented) 2. Concept attainment 3. Mnemonics (memory assists) 4. Advance organizers 5. Scientific inquiry 6. Inquiry training 7. Synectics The Personal Family 1. Non directive teaching 2. Enhancin g self esteem The Behavioral Systems Family 1. Mastery learning 2. Direct instruction 3. Simulation 4. Social learning 5. Programmed schedule (task performance reinforcement)

KelompokModel PengolahanInformasi (InformationsProcessing Model) a. Berpikir Induktif (Inductive Thinking) b. Pencapaian Konsep(Concept Attainment) c. Memorisasi(Mnemonics) d. Advance Organizers e. Saintifik Inkuiri (Scientifics Inquiry) f. Inquiry training g. Synectics

KelompokModel Pengolahan Informasi Model pembelajaranyang menitikberatkanpadaaktivitas yang terkaitdengankegiatan prosesataupengolahaninformasi untukmeningkatkankapabilitas siswamelaluiprosespembelajaran.

Bentuk-bentukModel Pengolahan Informasi 1. Berpikir Induktif Model pembelajaran ini beranggapan bahwa kemampuan berpikir seseorang tidak dengan sendirinya dapat berkembang dengan baik jika proses pembelajaran dikembangkan tanpa memperhatikan kesesuaiannya dengan kebutuhan berpikir seseorang.

BeberapaStrategiBerpikirInduktif (Joyce, Weil, dancalhoun, 2000) 1. Strategi pertama: pembentukan konsep; meliputi perhitungan dan pendaftaran. 2. Strategi kedua: Interpretasi data yang meliputi tahapmengidentifikasihubunganantaradata atau nasalah, tahap menemukan hubungan dan tahap membuat inferensi. 3. Strategi ketiga: aplikasi prinsip yang meliputi tahap memprediksi koknsekuensi, menjelaskan fenomena-fenomenadanmenguji hipotesis.

b. PencapaianKonsep Model pencapaiankonsepadalah model pembelajaranyang dirancang untukmenataatau menyusundata sehinggakonsepkonseppentingdapatdipelajari secaratepatdanefisien.

TigaTahapPokok: 1. TahapI: Presentasidata danidentifikasi konsep, meliputi: 1. Guru mempresentasikan contoh-contoh nama 2. Siswa membandingkan ciri positif dan negatif dari contoh yang dikemukakan 3. Siswa menyimpulkan dan menguji hipotesis 4. Siswa memberikan arti sesuai dengan ciri-ciri essensial

TahapII: Mengujipencapaiankonsep yang meliputibeberapakegiatan: 1. Siswamengidentifikasi tambahan contohyang tidak memiliki nama 2. Guru mengkorfimasikan hipotesis, konsepnamadan definisisesuaidenganciri-ciri esensial

TahapIII: Menganalisis kemampuanberpikirstrategis 1. Siswamendeskripsikan pemikiran-pemikiran mereka 2. Siswamendiskusikan hipotesis danatribut-atribut 3. Siswamendiskusikan bentukdan jumlahhipotesis

c. Memorisasi Model inidiarahkanuntuk mengembangkankemampuansiswa menyerapdanmengintegrasikan informasisehinggasiswa-siswadapat mengingatinformasiyang telah diterimadandapatme-recall kembali padasaatditentukan.

Tahapanpembelajaran memorisasi: 1. Mencermati materi 2. Mengembangkanhubungan 3. Mengembangkansensori image 4. Melatihme-recall dengan memperhatikantahapansebelumnya danhal ini harusdipelajarisecara terusmenerus

d. Advance Organizers Model ini dikembangkan berdasarkan pemikiran Ausubel tentang materi pembelajaran, struktur kognitif. Ada3 tahapad. Or.: 1. Menjelaskan panduan pembelajaran 2. Menjelaskan materi dan tugas-tugas pembelajaran 3. Memperkokohpengirganisasiankognitif.

Tahapan-tahapandalam pembelajaranadvance Organizers: 1. Tahap I: Menjelaskan panduan pembelajaran. Kegiatanpokokguru: 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran, 2. Mempresentasikan panduan pembelajaran 3. Menumbuhkan kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa yang relevan

2. TahapII: menjelaskanmateridan tugas-tugaspembelajaran, meliputi: 1. Menjelaskan materi pembelajaran 2. Membangkitkan perhatian siswa 3. Mengatur secara eksplisit tugas-tugas 4. Menyusun susunan logis materi pembelajaran

TahapIII: memperkokoh pengorganisasiankognitif; 1. Menggunakanprinsip-prinsipsecara terintegrasi 2. Meningkatkan keaktifanaktivitas pembelajaran 3. Mengembangkanpendekatanpendekatankritisgunamemperjelas materipembelajaran

e. SaintifikInkuiri(Scientifics Inquiry) Esensidari model iniadalahuntuk mengembangkan kemampuan siswa di dalam menyelesaikan masalah melalui suatu kegiatan ilmiah(saintifik) dengan membandingkan masalah dengan kondisi nyata pada areal ilmiah, membantu siswa mengidentifikasi konsep atau metode pemecahan masalah dan mendesain cara mengatasi masalah

Beberapatahappembelajaran: 1. Menyajikan area ilmiah kepada siswa 2. Siswa merumuskan masalah 3. Siswa mengidentifikasi masalah di dalam kegiatan ilmiah 4. Siswa menemukan cara-cara untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi (Model ini dalam proses pembelajaran menuntut terciptanya iklim kelas yang kooperatif)

f. Inquiry training Model inidiarahkanuntuk mengajarkansiswasuatuproses dalamrangkamengkajidan menjelaskansuatufenomena khusus.

Langkah-langkahpembelajaran: 1. Mempertentangkan suatu masalah 2. Siswa melakukan pengumpulan data dan melakukan klasifikasi 3. Siswa melakukan pengujian hipotesis 4. Siswamengorganisasikandata memberikan penjelasan 5. Siswa melakukan analisis strategi inkuiri dan mengembangkan secara lebih efektif

g. Synectics Sinektik salah satunya didesain oleh Gordon yang pada dasarnya diarahkan untuk mengembangkan kreativitas. 4 Gagasan pandangan Gordon: 1. Kreativitas penting di dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari 2. Proses kreatif tidak sepenuhnya hal yang misterius 3. Temuan tentang kreatif berlaku sama pada berbagai bidang 4. Penemuan/berpikirkreativitas (creative thinking) individu pada prinsipnya tidak berbeda

PenerapanSinektikdalam pembelajaranterdapat6 langkah: 1. Guru menjelaskan siswa untuk mendiskripsikan situasi yang ada sekarang 2. Siswa mengembangkan berbagai analogi, kemudian memilih salah satu dan mendiskripsikan serta menjelaskan secara mendalam 3. Siswa menjadi bagian dari analogi dari yang dipilihnya pada tahap sebelumnya 4. Siswa mengembangkan pemikiran dalam bentuk deskripsi-deskripsi dari yang dihasilkannya pada tahap dua dan tiga 5. Siswa menyimpulkan dan menentukan analogi-analogi tidak langsung lainnya 6. Guru mengarahkan agas siswa kembali pada tugas dan masalah semula dengan menggunakan analogi-analogi terakhir atau dengan menggunakan seluruh pengalaman sinektik

Model pembelajaran inkuiri dengan Metode Pictorial Riddle Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang telah disampaikan sebelumnya oleh guru melalui gambar, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya. Metode pictorial riddle adalah suatu metode atau teknik yang untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Suatu riddle biasanya berupa gambar dipapan tulis,papan poster atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle tersebut (sudirman dkk, 1998:180) dalam Adela(2003:17). Gambar, peragaaan atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa.

No Tahapan Kegiatan 1. Penyajian Masalah 2. Pengumpulan dan verifikasi data 3. Mengadakan eksperimen dan pengumpulan data Siswa diundang ke dalam suatu permasalahn berupa peristiwa yang menimbulkan teka-teki. Permasalahan yang diberikan ditampilkan dalam bentuk gambar Mengidentifikasi maslaah secara berkelompok dari permasalaahn yang diberikan Melakukan pengamatan berdasarkan pada riddle (gambar) yang mengandung permasalahn

. No. Tahapan Kegiatan 4. Merumuskan penjelasan Siswa melakukan diskusi 5 Mengadakan analisis inkuiri Siswa melakukan tanya jawab

Siklus Belajar (Learning Cycle) Salah satu strategi mengajar untuk menerapkan model konstruktivis adalah penggunaan siklus belajar (Herron,1988) Lawson (1988) mendeskripsikan tiga tipe siklus belajar, yaitu siklus belajar tipe Deskriptif, Siklus belajar tipe Empiris-induktif dan siklus belajar Hipotesis deduktif. Siklus belajar Empiris-induktif diartikan sebagai proses yang sistematis dalam pembelajaran dengan tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengamatan langsung berupa fakta-fakta melalui fase eksplorasi, fase pengenalan konsep, dan fase aplikasi konsep.

Indikator Guru Siswa Eksplorasi Mengidentifikasi konsep yang akan diajarkan.guru berposisi sebagai katalis atau faislitator Memulai mengenal materi baru atau fenomena baru dengan bimbingan minimal dimana fenomena yang disajikan menantang struktur mental siswa Tahapan Siklus Belajar Pengenalan Konsep Membantu siswa mengembangkan konsep dengan cara menghubungkan konsep yang diperoleh melalui eksplorasi membimbing siswa pada pemahaman konsep baru yang bermakna. Cara yang dapat dilakukan yakni dengan mengembangkan strategi bertanya Mencoba memahami konsep baru dan berdiskusi dalam hal yang berkaitan dengan fenomena pada tahap eksplorasi Aplikasi Mendukung siswa untuk menguji kemampuannya dalam menerapkan konsep pada situasi yang baru. Guru berposisi sebagai mentor Memperoleh penguatan pada perkembangan struktur mental yang baru

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction) Problem Based Instruction dapat diartikan sebagai model pembelajaran berdasarkan masalah. Ibrahim, M (2000;14) menyatakan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran yang menyajikan masalah kemudian digunakan untuk merangsang berfikir tingkat tinggi yang berorientasi pada masalah dan didalamnya terdapat bagaimana belajar.

Fase ke- Indikator Peran Guru 1. Orientasi siswa pada masalah 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan peralatan yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. 3. Membimbing Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan penyelidikan individual maupun kelompok. informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka, dan proses yang mereka gunakan.

Model Pembelajaran TANDUR Model pembelajaran TANDUR merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Dimana sintaks model pembelajaran TANDUR meliputi langkah-langkah: 1. Penumbuhan minat atau motivasi, 2. Usaha pelibatan siswa secara aktif, 3. Penamaan atau penyajian konsep, dan 4. Penguatan atau reward.

Langkah-langkah Model Pembelajaran TANDUR Langkah Model Kegiatan Guru Kegiatan Siswa T = Tumbuhkan a. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang jelas. b.memberitahukan manfaat materi bagi pembelajar. c. Mengaitkan dengan pelajaran lain. d. Mengadakan kompetisi yang sehat. e. Menggunakan alat peraga. f. Mengajukan berbagai pertanyaan dan masalah. g. Menciptakan lingkungan fisik emosional dan sosial yang positif. a. Memperhatikan penjelasan guru. b. Menanggapi dan menjawab pertanyaan. c. Mengingat keterangan dan peragaan. d. Mencatat hal-hal penting. e. Saling berkompetisi secara sehat.

Langkah Model Kegiatan Guru Kegiatan Siswa A = Alami a. Mengajak pembelajar terlibat secara penuh. b.menciptakan keterlibatan pikiran, fisik dan mental pembelajar secara aktif. a. Praktikum di laboratorium. b.pengamatan pada fenomena dunia nyata. c. Diskusi kelompok. d. Berlatih soal secara individu ataupun kelompok. e. Menjawab pertanyaan. f. Membuat kesimpulan. g. Analisis studi kasus. h. Membuat/ menganalisis gambar dan grafik.

Langkah Model Kegiatan Guru Kegiatan Siswa N = Namai D = Demonstrasi kan Penyajian konsep dengan berbagai teknik dan metode, didukung oleh grafik, gambar, warna, analogi dan alat peraga. a. Mendemonstrasikan proses kerja dengan baik dan benar. b.mendemonstrasikan penyelesaian masalah/ soal dengan baik. Memperhatikan, bertanya, menjawab pertanyaan guru dan mencatat materi pelajaran. a. Berlatih menyelesaikan soal secara mandiri atau kelompok. b.menampilkan proses kerja alat sampai memperoleh data dan kesimpulan. c. Menampilkan hasil kerja kelompok dalam diskusi. d. Mengungkapkan berbagai saran dan pendapat.

Langkah Model Kegiatan Guru Kegiatan Siswa U = Ulangi Mengulang kembali konsep dan persamaan utama dari pembelajaran dengan penguatan dan umpan balik. a.mengungkapkan pendapat berdasarkan pengamatan dan pengalaman. b.mencoba menyimpulkan dengan kata-kata sendiri. R = Rayakan a.memberi dukungan dan pengakuan untuk setiap usaha siswa. b.memberikan pujian untuk setiap kesuksesan siswa. c.memberikan hadiah kejutan untuk setiap prestasi. d.mengakhiri sebuah keberhasilan dengan keceriaan bersama. e.menutup pelajaran dengan seremonial tertentu.

TERIMA KASIH.