BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. penerapan perancangan pada bangunan terkait upaya penghematan energi. 2. Lokasi Tapak : Slipi Jaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.2.1 Konsep Pencapaian Menuju Tapak

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)


BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

Pelabuhan Teluk Bayur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian untuk mayarakat menengah ke bawah yang memiliki fasilitas pusat perdagangan dan mampu mengakomodasi tempat tinggal penjual/ pemilik kiosk maupun dari kalangan luar. Rancangan-rancangan proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini juga harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Rancangan hemat energi atau efisiensi energi dibutuhkan untuk menjelaskan kepedulian energi dalam bidang arsitektural. Mengingat proyek dibangun bukan hanya untuk generasi kita, tetapi untuk generasi anak cucu kita kelak di masa depan yang harus mempertimbangkan keharmonisan dengan lingkungan mulai sekarang. Perancangan hemat energi pada nantinya menghasilkan bangunan yang meminimalkan kebuthan energi yang semakin mahal, berpolusi dan tidak dapat di daur ulang serta tanggap terhadap kelestarian lingkungan sekitar. V.2. Konsep Perencanaan dan Perancangan V.2.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun jenis kegiatan dan sifat kegiatan yang ada di dalam proyek Mixed-use Building ini adalah sebagai berikut: 183

Jenis dan Sifat Kegiatan Rumah Susun Jenis Kegiatan Sifat Kegiatan Keterangan Ruang Utama Private Unit hunian Lapangan olah raga Pengelola Publik Pengelola kegiatan administrasi Rumah Susun Penunjang Semi publik Kantin / foodcourt Retail Service Service Ruang M &E Ruang Keamanan Kebersihan Tabel 5.1 Jenis dan sifat kegiatan rumah susun Jenis dan Kegiatan Pasar Modern Jenis Kegiatan Sifat Kegiatan Keterangan Ruang Utama Kegiatan dagang Unit kiosk Unit lapak Pengelola Publik Pengelola kegiatan administrasi Rumah Susun Penunjang Semi publik Parkir Tempat penitipan anak ATM Service Service Ruang M &E Ruang Keamanan Kebersihan Tabel 5.2 Jenis dan sifat kegiatan pasar V.2.2 Lokasi Konsep Pencapaian Menuju Tapak Pencapaian menuju tapak yang direncanakan meliputi entrance masuk/ keluar kendaraan Rumah Susun, entrance masuk/ keluar kendaraan Pasar, 184

side entrance untuk kendaraan servis dan entrance pedestrian untuk pejalan kaki adalah sebagai berikut: Pintu keluar kendaraan pasar modern Pintu keluar kendaraan pasar modern Pintu keluar kendaraan rumah susun Side entrance kendaraan servis Pedestrian pejalan kaki Pintu masuk kendaraan pasar modern Pintu masuk kendaraan pasar modern Side entrance kendaraan servis Pintu masuk kendaraan rumah susun Gambar 5.14 Konsep pencapaian pada tapak Main entrance kendaraan yang menuju Rumah Susun terletak pada jalan tanjung duren barat 5 dikarenakan untuk menghindari kepadatan dari jalan utama yang memiliki frekuensi intensitas kendaraan yang tinggi, dan dipisah dengan pintu masuk/ keluar pasar agar penghuni rumah susun tidak terkena kepadatan sirkulasi kendaraan pada Pasar. Entrance pintu masuk kendaraan yang menuju Pasar terletak pada jalan utama tanjung duren agar mudah diakses dan disediakan pintu masuk di jalan tanjung duren barat 6 dikarenakan untuk menghindari kepadatan dari jalan utama yang memiliki frekuensi intensitas kendaraan yang tinggi, dan 185

pintu keluar berada di jalan utama tanjung duren dikarenakan agar kendaraan dari Pasar yang hendak keluar langsung menuju jalan utama dan mengurangi kepadatan pada jalan samping, dan terdapat pintu keluar di jalan tanjung duren barat 5 untuk mengurangi tingkat kepadatan apabila hanya terdapat satu pintu keluar / masuk, karena intensitas sirkulasi frekuensi kendaraan pasar cukup tinggi. Pada side entrance ini hanya dikhususkan bagi kendaraan servis. Antara pejalan kaki dan kendaraan bermotor di buat pemisahan area sehingga tidak terjadi crossing, yaitu berupa selasar di sekitar bangunan dan pedestrian di jalan utama yang menjadi titik pertemuan sirkulasi bagi masyarakat sekitar tapak V.2.3 Tapak Konsep Sirkulasi Dalam Tapak Berdasarkan konsep pencapaian, konsep sirkulasi dalam tapak menggunakan pola grid untuk kendaraan dimana kendaraan diarahkan dan jelas menuju bangunan agar memudahkan pengguna kendaraan dan tidak mengganggu aktifitas di dalam tapak. Sementara untuk pejalan kaki menggunakan pola linier dimana mendapatkan akses langsung masuk ke bangunan dari jalan utama dengan melewati ruang publik. 186

Pintu masuk kendaraan pasar modern Pedestrian pejalan kaki Pintu keluar kendaraan rumah susun Side entrance kendaraan servis Pintu keluar kendaraan pasar modern Gambar 5.15 Konsep sirkulasi tapak Pintu masuk kendaraan rumah susun Side entrance kendaraan servis Side entrance kendaraan servis Pintu kendaraan rumah susun Pintu kendaraan pasar Pedestrian pejalan kaki Pintu kendaraan pasar Pintu kendaraan rumah susun Gambar 5.16 Konsep sirkulasi tapak 1 Gambar 5.17 Konsep sirkulasi tapak 2 Konsep Orientasi Bangunan Berdasarkan hasil analisa dari orientasi massa bangunan yang ditentukan oleh faktor matahari, angin dan kebisingan. Maka orientasi massa bangunan adalah: 187

Sound buffer Gambar 5.18 Konsep orientasi bangunan Massa bangunan Rumah Susun menghadap utara-selatan dengan sisi pendek menghadap timur-barat. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir panas yang berlebihan dari matahari barat. Massa bangunan Pasar menghadap barat, utara, dan selatan. Hal ini dilakukan agar pencapaian yang mudah bagi kendaraan bermotor dari sisi barat dan pencapaian bagi pejalan kaki dari sisi utara dan selatan. Pasar bagian yang menghadap sisi barat dikarenakan agar mudah terlihat dari sisi jalan utama tapak, tetapi hal ini perlu diantisipasi dengan pengolahan fasad dan pendukungnya agar panas dan radiasi sinar matahari barat tidak masuk ke dalam bangunan Pasar. Disekitar bangunan diberikan pepohonan sebagai sound buffer dari bising dan penghijauan lingkungan, selain itu juga berfungsi sebagai elemen pendukung estetika bangunan. Arah bangunan Rumah Susun disesuaikan dengan arah angin dan memiliki celah di dalam bangunan untuk meneruskan 188

arah angin, karena memiliki tingkat ketinggian yang tinggi namun tetap memperhatikan aspek bentuk dinamis selain itu pohon yang tadinya berfungsi sebagai buffer juga dapat untuk membelokan angin ke dalam ruangan. Konsep Gubahan Massa Bentuk massa di buat berbeda-beda namun mempunyai satu kesatuan dalam pengolahan fasade-nya. Massa bangunan dibuat dengan sistem terpusat Tata Ruang Luar Parkir Gambar 5.19 standar parkir Area parkir disesuaikan dengan perhitungan standart dan jalur sirkulasi. Sistem parkir yang dipilih adalah sistem double loaded dan single 189

loaded untuk pengunjung dan pengelola dengan ukuran 3 x 5 m untuk mobil Gambar 5.20 Parkir lurus 90 derajat Sumber data arsitek Neuvert Penyimpanan mobil Parkir di permukaan samping Parkir di permukaan bawah bangunan bangunan Gambar 5.21 penyimpanan mobil - Material penutup lantai parkir adalah paving blok agar tetap dapat menyerap air ( respect for site ) - Gambar 5.22 Material Penutup Lantai 190

Konsep Penzoningan Lantai pasar Lantai atas Gambar 5.23 konsep penzoningan 191

Zona hunian diletakkan di bagian utara dan selatan tapak di atas pasar dan menghadap jalan tanjung duren barat 5 dan 6 agar mendapat privacy dan menghindari kebisingan Zona komersial diletakan menghadap depan dan samping utara-selatan tapak agar mudah diakses oleh masyarakat umum dan terlihat dari luar Zona penunjang diletakkan di bagian tengah tapak antara zona hunian sebagai penghubung antara dua zona hunian dan zona pasar, diatas zona pasar untuk melindungi zona pasar dalam tapak dari panas dan radiasi sinar matahari Zona servis diletakkan di barat yang berada di belakang tapak agar tidak terlihat V.2.4 Bangunan Bentuk Bangunan Agar sinar matahari dapat maksimal menyinari ruang dalam bangunan, maka bentuk bangunan harus pipih (tidak lebar) yang memanjang dari arah timur ke barat, jika bentuk bangunan gemuk, untuk pemecahannya maka dibuat bukaan (void) pada tengah bangunan sehingga sinar matahari tetap bisa masuk kedalam bangunan 192

Jam 15.00 Gambar 5.24 Konsep bentuk bangunan Konsep Sirkulasi di dalam Bangunan Menurut Tata Atur - Edward T. White sirkulasi dalam bangunan memiliki beberapa alternatif seperti : Sirkulasi double loaded menerus Tabel 5.3 Konsep sirkulasi dalam bangunan Untuk hunian rumah susun agar penempatan massa lebih efisien dalam penggunaan lahan, maka jenis sirkulasi yang dipakai di bangunan rumah susun adalah sirkulasi double loaded menerus. 193

V.2.5 Ruang Konsep Kebutuhan Luas Ruang Luas lahan : 9.100 m2 KDB 60% : 5.460 m2 KLB 4 : 36.400 m2 Ruang Pengait Kantor pengelola Rumah susun = 45,6 m2 Pasar = 45,6 m2 Servis Rumah susun = 48 m2 Pasar = 98,61672 m2 Utilitas Rumah susun dan pasar = 633,6 m2 Total luas ruang pengait = 871,41672 m2 Rumah Susun Tipe unit Tipe 24 = 8 unit x 2 tower x 7 lantai = 112 unit 112 unit = 112 x 24m2 = 2688m2 Tipe 30 = 8 unit x 2 tower x 7 lantai = 112 unit 112 unit = 112 x 30m2 = 3360m2 194

Tipe 36 = 3 unit x 2 tower x 7 lantai = 42 unit 42 unit = 42 x 36m2 = 1512m2 Jumlah penghuni rumah susun Tipe 24 = 2 orang x 112 unit = 224 orang Tipe 30 = 4 orang x 112 unit = 448 orang Tipe 36 = 4 orang x 42 unit = 168 orang Total jumlah penghuni rumah susun = 840 orang Memenuhi syarat pemerintah tentang kepadatan penduduk = 500 org/ha ideal 1000 org/ha untuk hunian menengah ke bawah Fasilitas penunjang = 1201,13m2 Total luas rumah susun = 7.560 m2 Luas lantai rumah susun = 7.560 m2 / 7 lantai = 1080 m2 / lantai Total luas bangunan ruang pengait + rumah susun (termasuk sirkulasi 20%) = 9.632,54672 m2 Pasar Modern Luas bangunan yang dimiliki untuk membangun pasar modern = 36.400 m2 9.632,54672 m2 = 26.767,45328 m2 195

Luas lantai dasar pasar modern KDB = 58m x 67m = 3886 m2 Luas lantai atas pasar modern = 62m x 46m = 2852 m2 V.2.6 Struktur dan Utilitas Bangunan Konsep Sistem Struktur Pondasi yang digunakan untuk proyek ini dipertimbangkan dengan penghematan energi adalah pondasi tiang pancang karena faktor pengerjaanya yang cepat sehingga energy yang digunakan tidak banyak. Gambar konsep sistem struktur Untuk membangun proyek ini, sistem beton bertulang yang cocok digunakan karena bangunan memiliki bentang tidak pendek untuk menghemat kolom yang terpakai. 196

V.3. Penekanan Khusus V.3.1 Konsep Hemat Energi pada Bangunan Mix-use Building Rumah Susun dan Pasar Modern Konsep Sistem Pencahayaan Agar dapat tercapai visual comfort dalam ruang maka dalam perencanaan sistem tata pencahayaan atau penerangan perlu memperhatikan faktor : Intensitas cahaya/kuat penerangan Indeks warna Bentuk armatur silau/grade Bentuk pendistribusiaan cahaya Sebagai sumber penerangan ada 2 jenis, yaitu : 1. Penerangan alami 2. Penerangan buatan Penerangan alami : Penerangan dalam ruangan umumnya menggunakan penerangan bubatan, sedangkan penerangan alami pada batas tertentu, yaitu : Penerangan alami selalu berubah antara 0-10.000 lux dan ditetapkan bahwa kekuatan terang lapangan adalah 3000-5000 lux Jarak jangkauan pencahayaan alami ke dalam ruangan yang masih efektif adalah 7 m. Luas lubang cahaya minimum adalah 10 % dari luas lantai yang akan diterangi 197

Jarak jangkauan pencahayaan alami ke dalam ruangan lebih kurang 1,5 kali tinggi ambang jendela terbatas Gambar 5.26 pengaturan arah sinar matahari Bangunan ini dirancang memakai shaft yang selain dimanfaatkan untuk utilitas juga bisa meneruskan cahaya matahari dari atap bangunan ke lantai bawah dengan memantulkan cahaya matahari dengan cermin cembung agar cahaya dapat ditangkap sesuai arah pergerakan matahari. Arah pantulan cahaya matahari Cermin pemantul cahaya matahari Gambar 5.27 Shaft sistem cahaya alami 198

Arah pantulan cahaya dapat menerangi koridor Gambar 5.28 Shaft sistem cahaya alami 2 Penerangan Buatan Sumber daya untuk penerangan berasal dari : Perusahaan Listrik Negara (PLN) Genset/diesel, dimana didapat apabila aliran listrik normal dari PLN terputus Baterai, dimana dapat digunakan pada saat kebakaran karena aliran listrik digunakan hanya untuk petunjuk arah dalam bangunan, bukan sebagai penerangan Untuk menentukan jenis lampu yang dipakai perlu dipertimbangkan : - Jenis ruangan (aktivitasnya) - Desain ruangan - Barang-barang yang ada dalam ruangan - Jenis pencahayaan yang diinginkan Jenis lampu yang dipakai hanya 2 jenis, yaitu : Lampu TL (fluorecent) 199

Memberikan penerangan yang membaur (difuser), warna yang dipancarkan putih, tidak cepat membuat mata lelah Lampu pijar (indadeceut) Memberi penerangan langsung, warna yang dipancarkan kekuning-kuningan. Pada proyek ini menggunakan sistem pencahayaan buatan untuk ruangan ruangan yang memerlukan cahaya tambahan dan pencahayaan alami untuk siang hari pada ruangan ruangan yang mempunyai bukaan jendela Konsep Sistem Pengudaraan Ada 2 sistem yang bisa dipakai untuk mencapai penghawaan yang nyaman: 1. Penghawaan Alami ( Cross Ventilation ) Berupa pemanfaatan udara luar yang masuk ke dalam bangunan dengan cara aliran silang. Penghawaan alami dapat digunakan untuk ruang-ruang utilitas, service, koridor dan lobby-lobby pada lantai tipikal. Untuk lantai parkir semuanya memakai penghawaan alami. 2. Penghawaan Buatan Penghawaan buatan digunakan untuk ruang-ruang tertutup yang menuntut kondisi udara yang stabil dan nyaman seperti unit kantor, ruang computer, dan unit rental sehingga meningkatkan produktivitas kerja. Penggunaan penghawaan buatan diharapkan tidak boros dalam penggunaan - 200 -nergy melalui pengolahan selubung bangunan. Kerapatan penutup (jendela dan dinding) hendaknya diperhatikan dengan benar sehingga tidak terjadi kebocoran energi dan kontaminasi dengan udara luar yang tercemar. 200

Tetapi di lain pihak, jendela harus ada sebagian yang dapat dibuka untuk tindakan pencegahan keracunan udara. Adapun pertimbangan penggunaan jenis air conditioning yang sesuai dengan criteria sebagai berikut : Kapasitas yang dibutuhkan Letak mesin AC yang tidak mengganggu kenyamanan Efisiensi ruang Meratanya distribusi udara dengan temperature dan kelembaban tertentu Ekonomis biaya operasionalnya Berdasarkan kriteria, kegiatan perkantoran cocok menggunakan AC Split. Konsep Bahan Material Bangunan Bahan bangunan ramah lingkungan Yang dimaksud dengan bahan bangunan atau material ramah lingkungan adalah bahan yang proses produksinya tidak menambah rusak lingkungan, atau minimal menimbulkan dampak yang kecil bagi kerusakan lingkungan. Ada beberapa pendekatan yang dapat kita pilih. 1. Bahan bangunan yang dapat didaur ulang Pecahan, keramik, penutup dinding dan lantai 2. Bahan bangunan yang berkualitas dan tahan lama 3. Bahan dari sumber yang dapat mudah diperbaharui 201

4. Bahan bangunan yang sehat - cat dari bahan alami 5. Bahan bangunan yang efisien sumber daya Kolom dari besi kanal C pengganti kolom beton bertulang Atap dari rangka kayu tanpa kuda-kuda Kusen pintu dari papan kayu Memakai batako sebagai dinding Bahan bangunan lokal 202