KORUPSI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Corruption Perception Index 2014

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok

Corruption Perception Index Metode Berubah, Indonesia Masih Tetap di Bawah

Corruption Perception Index Terus perkuat integritas sektor publik. Dorong integritas bisnis sektor swasta.

BAB I PENDAHULUAN. terkait kasus-kasus korupsi yang dilakukan pejabat dan wakil rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengelola anggaran, bahkan legislatif dan yudikatif yang memiliki peran

Corruption Perception Index Perbaiki Penegakan Hukum, Perkuat KPK, Benahi Layanan Publik

BAB I PENDAHULUAN. Padahal perbankan merupakan salah satu tonggak perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang

PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Transparency International korupsi adalah the abuse of public

BAB I PENDAHULUAN. Istilah good corporate governance atau dikenal dengan GCG menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan tugas wajib bagi negera-negara di dunia

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat.oleh karena itu, berbagai kebijakan diambil dalam rangka mencapai. tingkat pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan.

Nama:bayu prasetyo pambudi Nim: Analisis negara maju negara berkembang

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Ringkasan Eksekutif-Global Corruption Barometer 2007

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto, 2003). dalam menjelaskan operasionalnya (Payatma, 2001).

Executive Summary. PKAI Strategi Penanganan Korupsi di Negara-negara Asia Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

Pelayanan Publik Tanpa Pungli Mendorong Kesejahteraan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

Lingkungan Pemasaran Global Ekonomi dan Sosial-Budaya

V. ANALISIS DETERMINAN KORUPSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN INVESTASI

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prasyarat untuk memperoleh peluang partisipasi, adaptasi dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. siapa pun berpotensi untuk melakukan kecurangan. Seperti yang kita ketahui bahwa

BAB IV GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN. 4.1 Gambaran Umum Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. umum pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Friastuti, 2012) adalah contoh

BAB I PENDAHULUAN. masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Kedua, distribusi yang

BAB I PENDAHULUAN. tetap terbuka pada persaingan domestik. Daya saing daerah mencakup aspek yang

SKOR INDONESIA DALAM WORLD GOVERNANCE INDICATORS 2012

Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia

2015 PERAN PKK DALAM PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN BAGI PENINGKATAN KUALITAS KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

PRESS RELEASE. LAPORAN STUDI IMD LM FEB UI Tentang Peringkat Daya Saing Indonesia 2017

Posisi Ombudsman dalam Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dana yang berasal dari dalam negeri, seringkali tidak mampu mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB IV GAMBARAN UMUM

PENGEMBANGAN NEGARA MAJU DAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)

Perbandingan Daya Saing Indonesia Diantara Negara-Negara ASEAN 1

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada indikator sosial maupun ekonomi menuju kearah yang lebih

PENDAHULUAN. hidup yang layak dibutuhkan pendidikan. Pendidikan dan kesehatan secara. dan merupakan jantung dari pembangunan. Negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keamanan masyarakat dengan cara merusak lembaga dan nilai-nilai demokrasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik

Chapter 2 Comparative Economic Development

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk (Todaro, 2012:15). Pada awalnya, pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI KOORDINASI & SUPERVISI (KORSUP) Indraza Marzuki Direktorat Dikyanmas Komisi Pemberantasan Korupsi

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya

Global Corruption Barometer 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dunia. Berdasarkan survei oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010,

BAB I PENDAHULUAN. 183) mendefinisikan prestasi sekolah sebagai hasil atau tingkat keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, pembangunan merupakan syarat mutlak bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi memerlukan waktu yang relatif lama daripada zaman sekarang yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. fluktuasi karena pengaruh dari kondisi perekonomian dunia. Beberapa contoh

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

PERAN HUMAS PEMERINTAH DALAM MENGKAMPAYEKAN GERAKAN ANTIKORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. ADB (Asian Development Bank) dan ILO (International Labour. Organization) dalam laporan publikasi ASEAN Community 2015: Managing

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya berhubungan dengan setiap upaya

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

PP 60, pasal 2 ayat 3

MEMBANGUN TIM EFEKTIF

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. hukum, melaksanakan good governance, tetapi jika moral tidak berubah dan sikap

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN. perdebatan telah disampaikan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti

Transkripsi:

54 IV. KORUPSI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI Selanjutnya pada bab ini akan memberikan uraian secara rinci terkait dengan aspek-aspek korupsi, pembangunan manusia dan investasi di delapan negara kawasan ASEAN tahun 2000-2009, analisis determinasi atau hal-hal yang menjadi penyebab timbulnya tindakan korupsi di sektor publik, dan kemudian akan dilanjutkan dengan analisis dari dampak korupsi terhadap pembangunan manusia dan investasi di delapan Negara kawasan ASEAN. Analisi deskriptif digunakan dalam pembahasan penelitian ini. Metode deskriptif untuk menjawab dinamika korupsi, pembangunan manusia, dan investasi di delapan negara Kawasan ASEAN.. 4.1 Dinamika Korupsi, Pembangunan Manusia dan Investasi di Delapan Negara Kawasan ASEAN. Dewasa ini, tidak ada negara yang aktivitas perekonomiannya bebas dari campur tangan pemerintah sekalipun sistem yang dianut adalah liberal atau kapitalis. Dalam menjalankan Kebijakan publik untuk mendukung pembangunan ekonomi, peran-peran pemerintah tidak selalu berhasil. Secara sistematis sering terjadi kegagalan pemerintah (government failure). Kegagalan pemerintah melahirkan tindakan korupsi di sektor publik. Pemerintah justru menjadi pemburu rente (rent seeker) bahkan menjadi predator untuk pembangunan ekonomi suatu negara. Pemerintah cenderung menyalahgunakan jabatan publik untuk keuntungan pribadi (Transparency International, 2012). Rent Seeking Behavior pemerintah sering kali dikaitkan dengan korupsi. korupsi dalam sektor publik diartikan sebagai penyalahgunaan jabatan publik untuk mencari keuntungan pribadi (Transparency International, 2012). Kepentingan pribadi lebih didahulukan daripada kepentingan nasional sehingga praktik-praktik korupsi banyak terjadi di pemerintahan negara-negara dunia ketiga (Todaro dan Smith, 2006). Beberapa penelitian menyebutkan bahwa korupsi banyak terjadi di negara miskin dan

55 negara sedang berkembang atau terjadi pada gaya kepemimpinan yang otoriter (Sasana, 2004). Tabel 4.1 Sepuluh Negara Paling Korup di Dunia No Negara GDP per kapita Tipologi Sistem CPI Score 2009 konstan 2000 Politik 2010* (US $) ** 2010 *** 1 Equatorial Guinea 1.9 400 Regim Otoriter 2 Burundi 1.9 112 Demokrasi Terbatas 3 Chad 1.8 265 Regim Otoriter 4 Sudan 1.7 536.5 Regim Otoriter 5 Turkmenistan 1.6 1827 Regim Otoriter 6 Uzbekistan 1.6 893 Regim Otoriter 7 Iraq 1.5 743 Demokrasi Terbatas 8 Afghanistan 1.4 n.a Regim Otoriter 9 Myanmar 1.4 n.a Regim Otoriter 10 Somalia 1.1 n.a Regim Otoriter Sumber :*) The 2010 Corruption Perception Index, Transparency International Report 2010 **) World Development Indicator and Global Development Finance, World Bank 2010 ***) Ensiklopedia Bebas, Wikipedia 2010 Hasil survei tahun 2010 yang dilakukan oleh lembaga freedom house dari Amerika Serikat menunjukan bahwa kesepuluh negara seperti Equatorial Guinea, Burundi, Chad, Turkmenistan, Uzbekistan, Iraq, Afghanistan, Myanmar, dan Somalia (Tabel 4.1) sebagian besar bahkan hampir seluruhnya masih menggunakan sistem politik regim otoriter (Autoritharian Regim) dan Demokrasi Terbatas (Restricted Democration) serta termasuk dalam negara berkembang. Skor persepsi korupsi di sepuluh negara tersebut cenderung mendekati angka satu bahkan level korupsi di sektor publik pada negara Somalia dan Myanmar cenderung tidak terdeteksi. Hal ini membuktikan bahwa dominasi peran pemerintah dan gaya kepemimpinan otoriter dan ketidakefektifan pemerintah menyebabkan kegagalan pemerintah seperti terjadinya korupsi.

56 Tabel 4.2 Sepuluh Negara Paling Tidak Korup di Dunia GDP per kapita Tipologi CPI Score No Negara 2009 konstan 2000 Sistem Politik 2010* (US $) ** 2010 *** 1 Denmark 9.3 30548 Demokrasi 2 New Zealand 9.3 14712 Demokrasi 3 Singapore 9.3 28765 Demokrasi Terbatas 4 Finland 9.2 26496 Demokrasi 5 Sweden 9.2 30899 Demokrasi 6 Canada 8.9 25099 Demokrasi 7 Netherlands 8.8 26094 Demokrasi 8 Australia 8.7 25056 Demokrasi 9 Switzerland 8.7 37032 Demokrasi 10 Norway 8.6 40936 Demokrasi Sumber : *) The 2010 Corruption Perception Index, Transparency International Report 2010 **) World Development Indicator and Global Development Finance, World Bank 2010 ***) Ensiklopedia Bebas, Wikipedia 2010 Tabel 4.2. menunjukkan bahwa negara maju seperti Denmark, New Zealand, Singapura, Finlandia, Swedia, Kanada, Belanda, Australia, Switzerland, dan Norway mempunyai tingkat korupsi yang paling rendah. Rata-rata skor persepsi korupsi di sepuluh negara tersebut mendekati angka 100 yakni cenderung bebas dari kejahatan korupsi di sektor publik. GDP perkapita di sepuluh negara tersebut cenderung lebih tinggi. Sebagian besar tipologi sistem politik menganut sistem demokrasi secara penuh dan telah matang kecuali negara Singapura yang masih menganut sistem demokrasi terbatas karena Singapura masih terikat dengan sistem negara persemakmuran Inggris. Peran pemerintah dalam perekonomiannya hanya sebatas pembuat kebijakan dan peraturan namun tetap mengawasi secara sungguh-sungguh jalannya pelaksanaan dan peraturan dengan harapan peran swasta dapat berjalan secara optimal serta menjaga agar kesejahteraan publik tetap tinggi. Kaufmann (2000) Negara dengan tingkat korupsi yang tinggi cenderung memiliki indikator control of corruption yang rendah dan sebaliknya.

57 Sumber : Transparency International, 2012 Gambar 4.1 Klasifikasi Skor Persepsi Korupsi di Dunia Berdasarkan Tingkatan Warna tahun 2007 Gambar 4.1 menunjukkan sebagian besar negara-negara di benua Asia, Afrika, dan Amerika mempunyai tingkat persepsi korupsi yang cukup tinggi (ditandai dengan warna merah). Jika skor persepsi korupsi di bawah angka 3 atau 30 (dalam skala 0-100), maka tingkat korupsi di negara tersebut cukup tinggi. Apabila skor korupsi di atas angka 5 atau 50 (dalam skala 0-100), maka tingkat korupsi di negara tersebut cenderung rendah. Sebagian besar negara-negara di kawasan ASEAN bertanda merah sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat persepsi korupsi di sektor publik masih cenderung tinggi.

58 Indeks Persepsi Korupsi 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Kamboja Indonesia Laos Malaysia Singapura Thailand Filipina Vietnam Sumber : The Haritage Foundation, 2012, diolah Gambar 4.2 Dinamika Freedom from Corruption Index di delapan Negara Kawasan ASEAN Tahun 2000-2009. Tingkat korupsi di sektor publik pada sebagian besar negara kawasan ASEAN cenderung stagnan atau tidak terlalu banyak berfluktuasi kecuali Kamboja dan Laos antara tahun 2006 dan 2007 (lihat gambar 4.2). Tingkat korupsi di Singapura dari tahun 2000-2009 lebih kecil dan memiliki prestasi yang baik di sektor publik. Hal ini dapat dihubungkan oleh sumberdaya manusia pada sektor publik dan kualitas pemerintahan negara Singapura memiliki kualitas yang baik dibandingkan negaranegara ASEAN lainnya serta adanya beberapa pilar strategi pemberantasan korupsi di Singapura. Salah satu pilar tersebut adalah perangkat perundangan anti korupsi yang selalu dikembangkan dan disesuaikan dengan dinamika lingkungan internal dan eksternal 3. Sebagian besar skor persepsi korupsi di negara-negara ASEAN kurang dari 40 dari skala tertinggi 100 (skala 0 paling korup dan skala 100 paling tidak korup).skor tersebut masih dianggap terlalu tinggi tingkat korupsinya. Keterbatasan data korupsi 3 Laporan Kajian Lembaga Administrasi Negara tahun 2007 tentang Stategi penanganan korupsi di Negara-Negara Asia Pasifik.

59 di sektor publik yang dikeluarkan oleh Transparency International bersifat persepsi dan berdasarkan hasil survei, sehingga tidak mungkin untuk mengukur secara langsung dan korupsi biasanya selalu bersifat tersembunyi. Pembangunan manusia tidak hanya mengedepankan pertumbuhan ekonomi, akumulasi kapital, dan proses produksi tetapi juga memperluas pilihan-pilihan penduduk. Pilihan tersebut yang dianggap paling penting adalah dimensi usia dan kesehatan, berpendidikan, dan standar hidup yang layak. Alasan pembangunan manusia sangat penting adalah banyak negara berkembang yang mengedepankan pertumbuhan ekonomi dengan mendorong peningkatan GDP namun gagal dalam mengatasi kesenjangan sosial ekonomi dan kemiskinan. Keterangan : Negara-negara terbagi dalam empat kategori berdasarkan IPM-nya: sangat tinggi (kategori baru yang ditambahkan pada laporan untuk tahun 2007), tinggi, menengah dan rendah. Sumber : Human Development Report, 2012 Gambar 4.3. Klasifikasi Indeks Pembangunan Manusia berdasarkan Tingkatan Warna Tahun 2007

60 Pembangunan manusia di benua Asia terutama kawasan ASEAN berada pada kategori tinggi, menengah, dan rendah. Jika dilihat pada gambar 4.3 Pembangunan manusia di negara Malaysia dan Singapura lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya pada kawasan ASEAN. Sedangkan negara-negara lainnya di kawasan ASEAN cenderung pada kategori menengah dan rendah. Walaupun demikian, pembangunan manusia di delapan Negara Kawasan ASEAN mengalami pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Hal ini membuktikan bahwa kondisi tingkat kesejahteraan manusia di delapan Negara kawasan ASEAN semakin lama semakin baik (gambar 4.4). 0.9 Indeks Pembangunan Manusia 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Kamboja Indonesia Laos Malaysia Singapura Thailand Filipina Vietnam Sumber : UNDP, Human Development Report, 2012 Gambar 4.4 Dinamika Indeks Pembangunan Manusia di Delapan Negara Kawasan ASEAN Tahun 2000-2009 Tingginya nilai IPM Singapura dan Malaysia secara tidak langsung ternyata berkaitan dengan kriteria ekonomi yaitu relatif tingginya pendapatan per kapita dibandingkan dengan negara lain. Pendapatan per kapita merupakan salah satu komponen dalam dalam penghitungan indeks pembangunan manusia.

61 Pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari tingkat investasi suatu negara. Investasi dianggap sebagai sumber peningkatan pendapatan nasional yang biasanya besaran proporsi dari GDP kurang lebih sebesar 10 sampai 20 persen. Investasi merupakan kapasitas produktif dan mempunyai efek pengganda untuk meningkatan perekonomian suatu negara. 50 45 Investasi (% GDP) 40 35 30 25 20 15 10 5 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Kamboja Indonesia Laos Malaysia Singapura Thailand Filipina Vietnam Sumber : World Bank, 2012 Gambar 4.5 Dinamika Investasi ( persen dari GDP) di Delapan Negara Kawasan ASEAN Tahun 2000-2009 Tingkat proporsi investasi terhadap GDP di delapan Negara Kawasan yang menjadi studi kasus penelitian cenderung berfluktuatif. Sebagian besar tingkat investasi berdasarkan besaran proporsi terhadap GDP di delapan negara ASEAN tidak lebih dari 50 persen. Investasi di negara Vietnam lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Hal ini bisa dijelaskan oleh tingkat pajak dan tingkat tariff telepon yang dikenakan kepada para pengusaha di Vietnam lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain 4. Selain itu, Pemerintah Vietnam berusaha

62 menciptakan dasar hukum dan kondisi investasi yang nyaman bagi perusahaan domestik dan perusahaan asing. 4.2 Gambaran Umum Kasus Korupsi di Indonesia Permasalahan korupsi merupakan permasalahan klasik yang dihadapi oleh banyak negara berkembang termasuk negara Indonesia. Bagi Beberapa penelitian di beberapa negara berkembang membuktikan bahwa korupsi cenderung memengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui saluran investasi serta menghambat pembangunan manusia. Beberapa lembaga internasional seperti Transparency International dan World Bank telah mencoba untuk mengkuantitatifkan korupsi kedalam bentuk indeks persepsi korupsi melalui metode survei. Posisi korupsi Indonesia di Dunia dalam Survei yang dilakukan oleh Political & Economic Risk Consultancy yang berbasis di Hongkong menjelaskan bahwa Indonesia menjadi negara paling korup dari 16 negara di kawasan Asia Pasifik menurut survei persepsi korupsi tahun 2011 terhadap pelaku bisnis 5. Sedangkan Survey Bribe Payer Index (BPI) 2011 Transparency International, yang dilakukan terhadap 28 negara, menunjukan hasil bahwa Indonesia menduduki negara ke empat terkorup 6. Berdasarkan hasil Indeks Persepsi Korupsi Tahun 2011 yang dilakukan oleh Transarency Internasional (TI) atau induk TII, dari 183 negara yang disurvei, Indonesia menduduki peringkat 100 dengan skor 3 bersama dengan Argentina, Benin, 4 Markus Duan Allo,2012, dalam artikel Investasi di Vietnam bertambah baik [http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0309/30/ln/590517.htm] 5 Agustinus Handoko,2012, dalam artikel Survei PERC Indonesia Terkorup di Asia Pasifik [http://nasional.kompas.com/read/2012/02/22/15413395/survei.perc.indonesia.terkorup.di.asia.pasi fik] 6 Nurmulia Rekso Purnomo, 2011, dalam artikel Indonesia Negara Terkorup ke Empat di Dunia [http://www.tribunnews.com/2011/11/04/indonesia-negara-terkorup-ke-empat-di-dunia]

63 Burkina Faso, Madagaskar, Djibouti, Malawi, Meksiko, Sao Tome and Principe, Suriname, Tanzania 7. Posisi Indonesia saat ini menunjukkan trend positif karena ada peningkatan dibanding tahun lalu yang berada di peringkat 100 dengan skor 2.8. Menurut perhitungan TI, negara dengan skor 0 dianggap sebagai yang terkorup, sedangkan angka 10 adalah yang paling bersih. Tabel 4.3 Lima Kota Teratas Paling Bebas Korupsi dan Lima Kota Terbawah Paling Korupsi di Indonesia Tahun 2010 No Kota Skor CPI No Kota Skor CPI 1 Denpasar 6,71 46 Jambi 4,13 2 Tegal 6,26 47 Makassar 3,97 3 Surakarta 6,00 48 Surabaya 3,94 4 Yogyakarta 5,81 49 Cirebon 3,61 5 Manokwari 5,81 50 Pekanbaru 3,61 Keterangan : Rentang indeks 0-10; 0= dipersepsikan sangat korup, 10= sangat bersih) Sumber : Transparency International Indonesia, 2012 Secara regional, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Transparency International di Indonesia tahun 2010 dengan total sampel sebanyak 9237 responden dan jumlah kota di Indonesia yang disurvei sebanyak 50 kota menunjukkan hasil bahwa kota Denpasar cenderung memiliki skor CPI yang tinggi dan tingkat korupsi yang rendah. Semakin tinggi skor Indek Persepsi korupsi (mendekati angka 10) maka kecenderungkan tingkat korupsi di sektor publik untuk tingkat regional semakin rendah. Menurut Manajer Tata Kelola Ekonomi TII, Hasil ini mengindikasikan bahwa para pelaku bisnis di sana menilai korupsi kurang ditemui. Pemerintah dan penegak hukum setempat juga dianggap telah serius mencegah dan menindak korupsi. 7 M Hafil, 2011, dalam artikel Indonesia masih Jadi Negara Terkorup Bappenas Mengaku Tak Puas [http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/11/12/01/lvilpq-indonesia-masih-jadi-negaraterkorup-bappenas-mengaku-tak-puas]