BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan sebagai salah satu aspek dalam pariwisata yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata saat ini merupakan industri terbesar di dunia dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. seperti PBB, Bank Dunia, dan World Tourism Organization (WTO) telah mengakui

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. besar untuk di manfaatkan, tentu sektor bisnis yang terkait kedatangan wisatawan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa where once. usaha lainnya (http;//pariwisata.jogja.go.id).

BAB I PENDAHULUAN. Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan pariwisata merupakan salah satu sektor tumpuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa saat ini, kebutuhan akan rekreasi dikalangan masyarakat di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. sumber devisa negara. Industri yang mengandalkan potensi pada sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS POTENSI PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEBAGAI PELUANG BISNIS

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014

2015 ANALISIS DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BRAND ATTRACTIVENESS DAN BRAND AWARENESS SERTA DAMPAKNYA PADA BRAND LOYALTY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia dan melebihi perkembangan pariwisata dunia

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Potensi Visual sebagai Dayatarik Wisata di Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN SAUNG ANGKLUNG UDJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, untuk sementara waktu dengan tujuan rekreasi dan bukan untuk mencari nafkah. Pariwisata menurut World Tourism Organization (WTO), merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh beberapa orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke 20, kini telah menjadi bagian dari hak asasi manusia, sebagaimana dinyatakan oleh Morisson (2006:20), yakni, bahwa Where once travel wasconsidered a privilege of the moneyed elite, nom it is considered a basic human right. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi juga mulai dirasakan di negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan data dari WTO.COM (World Tourism Organization,2003) tujuan utama wisata di dunia terkonsentrasi di Eropa barat dan Amerika utara, sisanya menyebar di berbagai belahan dunia terutama Asia Timur, Eropa Timur, sedangkan tertinggi diraih oleh Cina, Indonesia berada pada urutan kedelapan dan negara yang paling sedikit di kunjungi oleh para wisatawan asing adalah Jepang. Wisatawan membutuhkan pelayanan transportasi, akomodasi, catering, hiburan, dan pelayanan lainnya. Produk industri pariwisata adalah keseluruhan pelayanan yang diterima oleh wisatawan, mulai meningggalkan tempat tinggalnya (asal wisatawan) sampai pada tujuan (daerah tujuan wisata) dan kembali lagi ke

2 daerah asalnya. Pariwisata dikatakan sebagai industri, karena di dalamnya terdapat berbagai aktivitas, akan tetapi makna industri di sini bukan sebagaimana pengertian industri pada umumnya. Berikut ini konsep industri pariwisata yang dikemukakan oleh Yoeti (2006: 156): Industri pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveller pada umumnya, selama dalam perjalannnya. Pengertian lain yang sejalan dengan uraian di atas tentang industri pariwisata menurut Undang-undang pariwisata tahun 2009, Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata, baik secara langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan. Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang tepat dalam meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tak dapat dipungkiri bahwa industri pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan sektor ekonomi lainnya. Banyaknya lapangan pekerjaan yang muncul mulai dari kegiatan pengadaan jasa akomodasi, rumah makan, layanan wisata, hingga bisnis cinderamata telah berhasil membantu pemerintah untuk mengurangi tingginya tingkat pengangguran di negeri ini. Sumbangan devisa bagi kas negara yang terus mengalir juga merupakan salah satu dampak positif akibat perkembangan pesat industri pariwisata. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai

3 peran yang penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara di samping sektor migas. Tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia terlihat dengan jelas dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009, khususnya Bab II Pasal 3, yang menyebutkan Kepariwisataan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan, serta meningkatkan pendapatan Negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Salah satu provinsi yang ada di Indonesia yaitu Jawa Barat, merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang memiliki berbagai keunikan seni budaya dan berbagai objek dan daya tarik wisata, yang beranekaragam yang didukung oleh fasilitas sarana dan prasarana yang terus dikembangkan. Sangat memungkinkan mempunyai peluang yang cukup besar menarik kunjungan wisatawan. Berikut ini merupakan pertumbuhan kunjungan wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara ke objek wisata di Jawa Barat. TABEL 1.1 PERTUMBUHAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI JAWA BARAT Jumlah Kunjungan Wisatawan (Jutaan Orang) Wisatawan 2003 2004 2005 2006 2007 1 2 3 4 5 6 Mancanegara 198,474 239,113 207,935 227,068 338,959 Nusantara 23,090,712 16,611,680 16,890,316 23,859,547 23,782,302 Jumlah 23,289,186 16,850,793 17,098,251 24,086,615 24,121,261 Sumber :Disbudpar Kab/Kota di Jawa Barat 2007 Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat pada tahun 2003 banyak wisatawan nusantara yang berkunjung ke Jawa Barat. Pada tahun 2004 dan 2005 terjadi

4 penurunan, akan tetapi pada tahun 2006 kunjungan wisatawan ke objek wisata di Jawa Barat kembali naik, bahkan pada tahun 2007 kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara, banyak yang mengunjungi objek wisata wisata di Jawa Barat. Hal ini dikarenakan keragaman budaya dan pesona alam yang memikat dari tiap kota dan kabupatennya, yang menarik untuk dikunjungi wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Kota Bandung sebagai ibukota provinsi di Jawa Barat juga berperan langsung terhadap perkembangan sektor pariwisata Jawa Barat. Keanekaragam atraksi wisata kota di Bandung baik buatan manusia maupun alam, budaya serta sejarahnya cukup kompetitif dan atraktif, sehingga sekarang ini kota Bandung banyak dikunjungi para wisatawan. Kemacetan sering terjadi di Kota Bandung. Berikut ini merupakan salah satu lokasi wisata yang ada di Bandung, diantaranya : TABEL 1. 2 LOKASI OBJEK WISATA (ALAM, BUDAYA DAN BUATAN) DI BANDUNG Objek dan Daya Tarik Wisata No Lokasi Alam Budaya Buatan 1 Jln. Dipenogoro No 57 - Museum Geologi - 2 Jln. Lembong - Museum Siliwangi - 3 Jln. BKR No. 185 - Museum Sri Baduga - 4 Jln. Asia Afrika - Museum Asia Afrika - 5 Jln. Cilaki No 73 - Museum Pos Indonesia - 6 Jln. Geusan Ulun - Museum Yayasan - 7 Dago atas THR.Ir.H. Juanda - 8 Jln. Taman Sari Balubur - - Kebun Binatang Bandung 9 Jln. Belitung - - Taman Lalu Lintas 10 Jln. Sukajadi - - Karang setra 11 Jln. Cihampelas - - Wisata Belanja 12 Jln. Cibaduyut - - Wisata Belanja Sumber :Disbudpar Kab/Kota di Jawa Barat 2007 Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat bahwa objek wisata di Kota Bandung sangat beragam dan menarik untuk dikunjungi salah satunya adalah Kebun Binatang

5 Bandung yang berlokasi di Jln. Taman Sari Balubur yang merupakan salah satu dari 14 Kebun Binatang yang ada di Indonesia. Kebun Binatang Bandung mempunyai arti penting bagi kehidupan masyarakat kota Bandung, serta udaranya sejuk dengan rimbunnya pepohonan, yang merupakan ciri khas Kota Bandung. Kebun Binatang Bandung merupakan sarana rekreasi keluarga yang tidak boleh dilewatkan karena menghibur juga mendidik, di samping itu Kebun Binatang Bandung ikut berperan serta menjaga kelestarian hidup berbagai jenis satwa dari kepunahan dan menjaga kelestarian sumber daya alam lainnya. Pada saat ini Kebun Binatang Bandung memiliki ± 218 jenis satwa dengan jumlah 1,135 ekor. Salah satu jenis binatangnya antara lain komodo dan harimau. Selain itu masih ada pula hiburan-hiburan lainnya yang dapat dinikmati para pengunjung Kebun Binatang Bandung. Salah satu diantaranya adalah museum zoology yang didalamnya terdapat berbagai jenis binatang yang diawetkan, dan ikan-ikan hias dari berbagai dunia, ada juga permainan anak-anak, perahu dayung, pada waktu weekend ada hiburan kesenian tradisional sunda seperti ketuk tilu, wayang golek, calung. Objek dan daya tarik wisata Kebun Binatang Bandung pada umumnya banyak dikunjungi para wisatawan dari luar Kota Bandung (sub urban tourist). Pada akhir minggu dan pada hari-hari libur Kebun Binatang sangat ramai dikunjungi para wisatawan. Sehingga Kebun Binatang Bandung menampilkan beberapa atraksi diantaranya, Pertunjukan kesenian tradisional sunda, pertunjukan ular dan monyet, agar pengunjung merasa senang berada di Kebun Binatang Bandung, selain tempat untuk rekreasi Kebun Binatang menjadi tempat sarana pendidikan untuk

6 anak-anak, agar mereka dapat mengetahui berbagai jenis satwa dan berbagai macam tumbuhan.berikut ini jumlah pengunjung Kebun Binatang Bandung, Sumber ; Kebun Binatang Bandung 2008 GAMBAR 1.1 JUMLAH PENGUNJUNG KEBUN BINATANG BANDUNG Berdasarkan Gambar 1.1 terlihat jumlah pengunjung Kebun Binatang Bandung pada tahun 2003 dan 2004 banyak dikunjungi para wisatawan, akan tetapi pada tahun 2005 terjadi penurunan yang cukup besar. Pada tahun 2006 penurunannya sangat besar, dibandingkan pada tahun 2005, akan tetapi pada tahun 2007 jumlah wisatawan kembali naik. Namun pada tahun 2008 jumlah wisatawan yang berkunjung menurun. Perubahan situasi kondisi ekonomi yang berpengaruh pada harga jual, serta daya beli masyarakat yang semakin berkurang. Perubahan tersebut sangat mempengaruhi perilaku pengunjung. Maka pihak Kebun Binatang Bandung melakukan beberapa penambahan diantaranya, memperluas tempat parkir, memindahkan satwa dari kandangnya yang sudah rusak (tidak layak lagi), meningkatkan kebersihan, dan menambah sarana permainan, agar pengunjung tidak merasa bosan. Selain itu Kebun Binatang Bandung melakukan program

7 pemasaran untuk mengantisipasi berkurangnya pengunjung. Salah satu cara mempertahankan konsumen agar berkunjung adalah memahami apa yang mereka butuhkan ketika berkunjung ke Kebun Binatang Bandung. Penurunannya yang terjadi di Kebun Binatang Bandung dikarenakan, berkurangnya minat pengunjung untuk berkunjung ke Kebun Binatang Bandung, yang dikarenakan pesatnya persaingan. Semakin hari semakin banyak bermunculan pesaing-pesaing. Menurut Harian Kompas (2007), trend yang sedang berkembang saat ini adalah lebih kepada wisata belanja dan kuliner. Keputusan pengunjung untuk datang ke Kebun Binatang Bandung yang terus mengalami penurunan jika dibiarkan berlarut-larut akan mengancam eksistensi Kebun Binatang Bandung, dan juga secara tidak langsung berpengaruh pada pendapatan Kebun Binatang Bandung. Strategi penetapan harga yang dilakukan, menurut kepala bagian Kebun Binatang Bandung H. Dadang, mengatakan bahwa penetapan harga flat-rate pricing yang dilakukan dikarenakan Kebun Binatang Bandung ramai dikunjungi para wisatawan pada waktu weekend, dan pengunjung yang datang kebanyakan adalah dari luar kota Bandung (sub urban tourist), sedangkan pada waktu weekdays pengunjung Kebun Binatang Bandung adalah anak-anak sekolah. Menurut Kasmir (2007:196), hukum permintaan dalam ilmu ekonomi menjelaskan kaitan antara permintaan suatu barang dengan harganya. Hukum ini menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang, maka akan semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut dan sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Salah

8 satu dari strategi penetapan harga adalah flat rate pricing. Strategi flat rate pricing adalah suatu strategi penetapan harga yang muncul dari salah satu 7 bauran pemasaran, yaitu price yang memegang peranan penting. Flat rate pricing adalah suatu strategi penetapan harga dimana penyedia jasa melakukan kesepakatan atas harga dengan konsumen diawal transaksi dengan harga tetap (flat), (Fandy Tjiptono, 2007:200). Berikut ini harga karcis masuk Kebun Binatang Bandung. TABEL 1.3 HARGA KARCIS MASUK KEBUN BINATANG BANDUNG No Jenis Rp 1 Perorangan Rp 11.000,00 2 Rombongan umum (minimal 30 Orang) Rp 8.800,00 3 Rombongan Pelajar (minimal 30 Orang) Rp 6.600,00 4 Sewa Gedung Rp 250.000,00 5 Naik perahu dan Sepeda air Rp 4000,00 6 Naik gajah dan Unta tunggang Rp 4000,00 7 Arena permainan anak Rp 2000,00 (Harga di atas, berlaku pada hari Senin sampai dengan Minggu) Sumber :Kebun Binatang Bandung 2008 Berdasarkan Tabel 1.3, maka dapat diketahui bahwa harga masuk Kebun Binatang Bandung periode 2007-2008 sebesar Rp 11.000,00, harga tersebut berlaku pada hari Senin sampai dengan Minggu maupun hari libur. Kebun Binatang Bandung perlu meningkatkan strategi flat rate pricing karsena, strategi flat rate pricing merupakan daya tarik tersendiri yaitu, harga karcis masuk tetap atau stabil untuk menarik pengunjung agar berkunjung ke Kebun Binatang Bandung, dan yang menjadi pembeda dengan pesaing atau objek dan daya tarik wisata lainnya. Kebun Binatang Bandung melaksanakan strategi flat rate pricing sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan keputusan berkunjung, menurut Fandy

9 Tjiptono, (2007:151) Strategi flat rate pricing merupakan salah satu faktor penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diadakan suatu penelitian tentang. Pengaruh Strategi Flat Rate Pricing Terhadap Keputusan Berkunjung Di Kebun Binatang Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah persepsi pengunjung tentang strategi flat rate pricing di Kebun Binatang Bandung 2. Bagaimanakah keputusan berkunjung di Kebun Binatang Bandung 3. Sejauh mana strategi flat rate pricing berpengaruh terhadap keputusan berkunjung di Kebun Binatang Bandung 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil temuan mengenai : 1. Persepsi pengunjung tentang strategi flat rate pricing di Kebun Binatang Bandung 2. Keputusan Berkunjung di Kebun Binatang 3. Strategi flat rate pricing berpengaruh terhadap keputusan berkunjung di Kebun Binatang Bandung

10 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun secara praktis yaitu sebagai berikut : a. Secara Teoritis /Akademik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu manajemen pemasaran pariwisata melalui pendekatan atau metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru dalam strategi pemasaran yang berhubungan dengan strategi flat rate pricing tehadap keputusan berkunjung, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam mengembangkan teori pemasaran khususnya dalam indistri pariwisata b. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan khususnya pegelola Kebun Binatang Bandung dalam mengembangkan strategi flat rate pricing terhadap keputusan berkunjung.