BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbedaan yang mendukung penelitian ini. Berfokus pada pengaruh citra merek,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan trend yang sedang berkembang. Contohnya saja produk fashion

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Contohnya saja produk 3F (food, fashion, dan fun) ketiga produk tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Produk palsu atau produk tiruan ataupun yang sering dikenal dengan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Landasan Teori diperlukan agar penelitian ini dapat

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen dan Minat Pembelian Produk Handbag Merek Tiruan (Studi pada Konsumen Wanita di Kota Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan ini menjelaskan mengenai penelitian sebelumnya oleh

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berinvestasi dalam membangun merek yang luxury atau mewah, maka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Pemasaran merupakan sebuah aktivitas bisnis yang berhubungan dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah

BAB I PENDAHULUAN. yang paling disukai adalah kegiatan berbelanja produk fashion. Produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti menganggap bahwa penjelasan dari penelitian terdahulu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia (Kotler dan Keller, 2008).

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (APRINDO), mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis retail di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk

BAB II LANDASAN TEORI DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis. Dengan dasar hal inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif dengan menggunakan survey. Tujuan penggunaan survey yaitu: 1. Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pembelian merupakan kesimpulan terbaik konsumen untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. seperti sistem perdagangan dan sistem pemasaran. Dahulu jika kita ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,

BAB II URAIAN TEORITIS. Lingkungan Dalam Toko terhadap Niat Pembelian Ulang pada Konsumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE NOKIA ABSTRAK. Anik Solimah Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kredibilitas Merek dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengambilan keputusan pembelian tanpa rencana atau impulsive buying.

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan seadanya melainkan mulai bergeser menjadi kebutuhan fashion,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KESEDIAAN KONSUMEN MEMBAYAR HARGA PREMIUM Margareta Wijaya Setiawan J. Ellyawati

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan obyek dari penelitian ini adalah produk Eiger. Data yang digunakann dalam penelitian ini adalah data primer,

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi sekarang ini, sekat-sekat yang membatasi wilayah

BAB I PENDAHULUAN. macam transportasi terus dikembangkan akhir-akhir ini dengan berbagai macam

Diajukan Oleh: ILZA AJRIN ADZANIA B

KUESIONER. 1. Nama :.. ( jika tidak keberatan ) 4. Berapa uang saku atau penghasilan anda setiap bulan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Pemasaran sering disebut sebagai ujung tombak perusahaan dan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemalsuan produk adalah proses produksi sebuah merek dagang. yang dilakukan oleh individu atau organisasi dengan maksud meniru

ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL,CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang, dunia pemasaran sudah semakin ketat,

PENGUKURAN PERILAKU Retnaningsih Departemen IKK, Fema, IPB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang

BAB I PENDAHULUAN. Niat beli merupakan hal paling penting yang harus diperhatikan oleh

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei Pada Konsumen KFC Kawi Malang)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang teknologi, informasi, dan telekomunikasi telah

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya. Dalam dunia bisnis, setiap pengusaha memiliki pilihan masingmasing

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN LAYANAN JASA PERBANKAN (Studi pada nasabah BRI dan Bank Jateng di Purworejo)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut perangkat komunikasi yaitu ponsel (handphone) bukan lagi menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK DONATELLO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB I PENDAHULUAN. Counterfeiting atau pemalsuan adalah tindakan pelanggaran atau penyalahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan hijau seperti didefinisikan oleh Banerjee et. al. dalam Tariq (2014)

PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN NOTEBOOK TOSHIBA. Gesit Sukma Arif Wibowo

OLEH: GRACIA ABIGAIL SALIM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini peneliti menguraikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis

PENGARUH PRODUCT QUALITY DAN PROMOTION MIX TERHADAP REPURCHASE INTENTION ATAS PRODUK KACA DARK GREY PADA PT. REAL GLAS SEMARANG

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen sebagai disiplin ilmu pemasaran yang terpisah dimulai ketika para pemasar menyadari bahwa para konsumen tidak selalu bertindak atau memberikan reaksi seperti yang dikemukakan oleh teori pemasaran. Bahkan berbagai pasar industri, dimana kebutuhan akan barang dan jasa selalu lebih homogen dari pada pasarpasar konsumen, para pembeli memperlihatkan atau menunjukkan preferensi (kelebihan-kelebihan) yang beragam dan perilaku membeli yang kurang dapat diramalkan (Schiffman dan Kanuk 2008). Perilaku konsumen melibatkan pemikiran dan perasaan yang mereka alami serta tindakan yang mereka lakukan dalam proses konsumsi. Hal itu juga mencakup segala hal pada lingkungan yang mempengaruhi pemikiran, perasaan, dan tindakan tersebut. Perilaku konsumen yang bersifat dinamis dan melibatkan interaksi dan penukaran sangat penting untuk dikenali (Peter dan Olson 2013). 7

8 2. Sikap Konsumen Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) merupakan tidak dapat diamati secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari apa yang dikatakan orang atau apa yang mereka lakukan. Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu. Kata obyek dalam definisi kita mengenai sikap yang berorientasi pada konsumen harus ditafsirkan secara luas meliputi konsep yang berhubungan dengan konsumsi atau pemasaran khusus, seperti produk, golongan produk, merek, jasa, kepemilikan, penggunaan produk, sebab-sebab atau isu, orang, iklan, situs Internet, harga, medium, atau pedagang ritel. Menurut Sutisna (2002) konsumen akan meyakini informasi yang diterimanya dan memilih merek tertentu untuk dibeli, hal itu berkaitan dengan sikap yang dikembangkan. Kenyakinan-kenyakinan dan pilihan konsumen (preference) atas suatu merek adalah merupakan sikap konsumen. sikap positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap merek itu, sebaliknya sikap negatif akan menghalangi konsumen dalam melakukan pembelian.

9 Sikap (attitude) sebagai evaluasi secara menyeluruh yang dilakukan seseorang atas suatu konsep. Evaluasi adalah respon afektif, umumnya dalam intensitas dan kadar rendah (Peter dan Olson 2013). a. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap konsumen (Schiffman dan Wisenblit, 2015) antara lain: 1) Status Konsumsi Merupakan pemahaman sifat-sifat kepribadian seperti, tingkat stimulasi optimum, mencari sensasi, mencari hal-hal baru, sangat mempengaruhi perilaku konsumsi dan pemahaman mereka memungkinkan pemasar untuk mengembangkan strategi persuasif yang efektif (Schiffman dan Wisenblit, 2015). Merupakan status sosial yaitu, dengan membatasi setiap kelas sosial dengan banyaknya status yang dipunyai para anggota dibandingkan dengan yang dipunyai para anggota kelas sosial lainnya. Status sering dianggap sebagai penggolongan relatif para anggota setiap kelas sosial dari segi faktor-faktor status tertentu. Ketika mempertimbangkan perilaku konsumen dan riset pasar, status paling sering ditentukan dari sudut satu variabel demografis atau lebih cocok seperti, penghasilan keluarga, status pekerjaan, dan pencapaian pendidikan (Schiffman dan Kanuk, 2008). 2) Kesadaran Nilai

10 Merupakan kesadaran nilai produk yang dirasakan telah digambarkan sebagai trade-off antara manfaat (atau kualitas) produk yang dirasakan dan pengorbanan yang dirasakan baik yang berkaitan dengan keuangan maupun bukan yang diperlukan untuk memperolehnya. Sejumlah riset mendukung pandangan bahwa para konsumen mengandalkan harga sebagai indikator kualitas produk. Beberapa riset telah menunjukkan bahwa konsumen menghubungkan kualitas yang berbeda pada produk identik yang mempunyai etiket harga yang berbeda. Nilai mencerminkan sejumlah manfaat, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, dan biaya yang dipersepsikan oleh pelanggan. Nilai adalah kombinasi kualitas, pelayanan dan harga yang disebutkan nilai pelanggan. Nilai meningkat seiring meningkatnya kualitas dan pelayanan, dan sebaliknya menurun seiring dengan menurunkan harga, walau faktor-faktor lain juga dapat memainkan peran penting dalam persepsi kita akan nilai (Schiffman dan Kanuk, 2008). Nilai-nilai didefinisikan sebagai sarana untuk jujur, sopan, bertanggung jawab. Pentingnya nilai adalah untuk mereka sebagai prinsip di setiap nilai-nilai, ada dua himpunan bagian beberapa nilai fokus pada pribadi kehidupan yang nyaman atau menarik, kebahagiaan, harmoni dan orang lain

11 pada dunia damai dan keindahan (Schiffman dan Wisenblit, 2015). 3) Perbandingan Kualitas-Harga Merupakan kualitas-harga mengandalkan merek yang lebih terkenal sebagai indikator kualitas, tanpa benar-benar mengandalkan harga itu sendiri secara langsung. Karena harga sering sekali dianggap sebagai indikator kualitas, beberapa iklan produk dengan sengaja menekankan harga yang tinggi untuk menegaskan pernyataan pemasar mengenai kualitas. Para konsumen menggunakan harga sebagai indikator pengganti kualitas jika mereka mempunyai sedikit informasi yang dapat dipegang, atau jika mereka kurang yakin pada kemampuan mereka sendiri untuk melakukan pilihan atas dasar hal-hal lain (Schiffman dan Kanuk, 2008). Mereka percaya sebuah harga dari kualitas produk lebih mahal itu lebih baik. Konsumen memiliki sedikit kepercayaan dalam kemampuan mereka sendiri untuk membuat pilihan produk atau layanan dengan alasan lain. Ketika konsumen akrab dengan nama merek, atau memiliki pengalaman dengan produk (atau jasa), atau toko dimana itu dibeli, penurunan harga sebagai faktor penentu dalam evaluasi produk dan pembelian (Schiffman dan Wisenblit, 2015). 4) Pengaruh Sosial

12 Merupakan konsep kelas sosial secara tidak langsung menyatakan hierarki dimana orang-orang dalam kelas yang sama biasanya mempunyai tingkat status yang sama, sedangkan para anggota kelas lain mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Kelas sosial menunjukkan adanya kelompok-kelompok yang secara umum mempunyai perbedaan dalam hal pendapatan, gaya hidup, dan kecenderungan konsumsi. Kelas sosial bisa ditunjukkan oleh perbedaan pendapatan yang terjadi pada populasi penduduk (Schiffman dan Kanuk, 2008). Individu membandingkan harta benda mereka sendiri dengan yang dimiliki oleh orang lain dalam rangka untuk menentukan status sosial relatif mereka. Ini jelas dalam masyarakat yang matrelialistis, dimana status sering berasrosiasi dengan daya beli konsumen. Dengan demikian, orang dengan daya beli lebih (lebih harta) memiliki status yang lebih dan mereka yang kurang uang memiliki status yang kurang. Harga yang lebih mahal dan eksklusif seseorang, semakain status seseorang memiliki di samping itu ada dua demografi lain yang menentukan status sosial yang status pekerjaan dan pencapaian pendidikan (Schiffman dan Wisenblit, 2015). Menurut Griffin (2007) pengaruh sosial meliputi keluarga, pendapat pemimpin (orang yang pendapatnya diterima oleh orang

13 lain), dan kelompok referensi lainnya seperti teman, rekan sekerja, dan rekan seprofesi. b. Keterkaitan antara sikap konsumen dan minat pembelian Menurut Kinnear dan Taylor (2007) minat membeli adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen (Kotler, 2005) yaitu : 1) Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. 2) Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak. 3. Minat Pembelian Menurut Kotler dan Keller (2003) minat beli merupakan konsumen adalah sebuah perilaku dari konsumen, dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih produk,

14 berdasarkan pengalaman dalam memilih menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Seorang konsumen yang ingin mencari suatu kepuasan tentang suatu produk akan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk tersebut. Jika dorongan kebutuhan konsumen kuat dan obyek yang dicari dapat memenuhi kebutuhan, maka konsumen akan membeli produk tersebut. Minat diartikan sebagai suatu sikap yang membuat orang senang akan obyek, situasi dan ide tertentu. Hal ini akan diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari dan mendapatkan obyek yang diinginkan. Dalam memenuhi kebutuhannya seseorang tidak dapat menghasilkan obyek pemenuhannya sendiri. Sebagian obyek itu dihasilkan atau dibuat oleh pihak lain. Proses pemenuhan kebutuhan yang melibatkan pihak lain akan memulai kegiatan jual beli. Aspek-aspek yang terdapat dalam minat beli antara lain: a. Perhatian, adanya perhatian dari konsumen terhadap suatu produk. b. Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik dalam diri konsumen. c. Keinginan, berlanjut pada perasaan untuk memiliki produk tersebut. d. Keyakinan, kemudian timbul keyakinan pada diri individu terhadap produk tersebut sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk memperolehnya dengan tindakkan membeli. e. Keputusan membeli.

15 B. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dkk (2014) tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen dan Minat Pembelian Produk Handbag Merek Tiruan yang dilakukan kepada wanita di kota Malang, dalam penelitian ini digunakan metode sampel Nonprobability Sampling dengan jumlah sampel 120 responden, menggunakan teknik sampling purposive sampling dan menggunakan alat analisis yaitu path analisis. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Status konsumsi berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen, Kesadaran nilai berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen, Perbandingan kualitas-harga berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen, Pengaruh sosial berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen dan Sikap konsumen berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan. Penelitian yang dilakukan Budiman (2012) tentang Analysis of Consumer Attitudes to Purchase Intentions of Counterfeiting Bag Product in Indonesia yang dilakukan kepada masyarakat di Yogyakarta, dalam penelitian ini digunakan jumlah sampel 200 responden dan menggunakan alat analisis teknik survei sampel dengan kuesioner. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa, konsumen dengan status konsumsi

16 rendah akan cenderung positif membeli produk palsu. Konsumen memiliki pandangan yang kuat terhadap kesadaran nilai produk akan sikap negatif terhadap pemalsuan produk tersebut. Konsumen dengan pandangan yang kuat terhadap perbandingan kualitas-harga produk akan sikap positif terhadap produk palsu tersebut. Konsumen dengan pengaruh sosial tinggi sikap akan memiliki kecenderungan negatif pada niat untuk membeli produk palsu tas. Menyatakan bahwa konsumen dengan sikap positif terhadap produk palsu yang lebih berniat untuk membeli produk palsu. Penelitian yang dilakukan Phau dkk (2009) tentang Targeting buyers of counterfeits ofluxury brands: A study on attitudes of Singaporean consumers yang dilakukan kepada Mahasiswa Universitas besar di Singapura, dalam penelitian ini digunakan jumlah sampel 300 responden dan menggunakan alat analisis yaitu SPSS software version 14. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Pengaruh sosial memiliki efek positif terhadap sikap pemalsuan merek mewah. Konsumen yang lebih kekhawatiran tentang harga atas kualitas memiliki sikap yang lebih negatif terhadap pemalsuan merek mewah. Penelitian yang dilakukan Phau dan Teah (2009) tentang Devil wears (counterfeit) Prada: a study of antecedents and outcomes of attitudes towards counterfeits of luxury brands yang dilakukan kepada konsumen China di Shanghai, dalam penelitian ini digunakan jumlah sampel 270 responden dan menggunakan alat analisis yaitu SPSS versi

17 14. Hasil ini menyatakan bahwa Status konsumsi memiliki pengaruh negatif pada sikap konsumen terhadap pemalsuan merek mewah. Penelitian yang dilakukan Riquelme dkk (2012) tentang Intention to Purchase Fake Products in an Islamic Country yang dilakukan kepada Muslim Arab di Timur Tengah, dalam penelitian ini digunakan jumlah sampel 401 responden dan menggunakan alat analisis yaitu LISREL 8.8 dan PRELIS. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kesadaran nilai memiliki pengaruh positif pada sikap terhadap produk palsu. Ada hubungan positif antara sikap terhadap pemalsuan produk dan niat untuk membelinya. Penelitian yang dilakukan oleh Turk (2015) tentang Perceived Quality Of Counterfeit Perfume And Original Perfume yang dilakukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado, dalam penelitian ini digunakan metode sampel Independent Sample T-test dengan jumlah sampel 100 responden, dan menggunakan program SPSS untuk analisis data. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada perbedaan yang positif dari kualitas konsumen yang dirasakan antara parfum palsu dan parfum asli. C. Penurunan Hipotesis 1. Pengaruh status konsumsi terhadap minat pembelian produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan Status konsumsi merupakan status sosial yaitu, dengan membatasi setiap kelas sosial dengan banyaknya status yang dipunyai para

18 anggota dibandingkan dengan yang dipunyai para anggota kelas sosial lainnya. Status sering dianggap sebagai penggolongan relatif para anggota setiap kelas sosial dari segi faktor-faktor status tertentu (Schiffman dan Kanuk 2008). Konsumen yang mempunyai kepuasaan terhadap produk tiruan yang ingin diperlihatkan status nilainya kepada lingkungan sekitar dengan mencerminkan dari diri mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dkk (2014) menyatakan bahwa status konsumsi berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen. Penelitian yang dillakukan oleh Budiman (2012) menyatakan bahwa konsumen dengan status konsumsi rendah akan cenderung positif membeli produk palsu. Penelitian yang dilakukan oleh Phau dan Teah (2009) menyatakan bahwa status konsumsi memiliki pengaruh negatif pada sikap konsumen terhadap pemalsuan merek mewah. Berdasarkan dukungan riset tersebut maka diturunkan hipotesis dalam penelitian ini, sebagai berikut : H 1 : Status konsumsi berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk fashion merek tiruan 2. Pengaruh kesadaran nilai terhadap minat pembelian produk merek fahion tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan Kesadaran nilai merupakan produk yang dirasakan telah digambarkan sebagai trade-off antara manfaat (atau kualitas) produk

19 yang dirasakan dan pengorbanan yang dirasakan baik yang berkaitan dengan keuangan maupun bukan yang diperlukan untuk memperolehnya. Sejumlah riset mendukung pandangan bahwa para konsumen mengandalkan harga sebagai indikator kualitas produk. Beberapa riset telah menunjukkan bahwa konsumen menghubungkan kualitas yang berbeda pada produk identik yang mempunyai etiket harga yang berbeda (Schiffman dan Kanuk 2008). Suatu produk yang sadar untuk menilai kualitas dari produk tersebut sehingga saat konsumen membeli produk fashion tiruan, harga dan kualitas yang diberikan sesuai dengan kualitas yang diberikan atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dkk (2014) menyatakan bahwa kesadaran nilai berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen. Penelitian yang dillakukan oleh Riquelme dkk (2012) menyatakan bahwa kesadaran nilai memiliki pengaruh positif pada sikap terhadap produk palsu. Penelitian yang dillakukan oleh Budiman (2012) menyatakan bahwa konsumen memiliki pandangan yang kuat terhadap kesadaran nilai produk akan sikap negatif terhadap pemalsuan produk tersebut. Berdasarkan dukungan riset tersebut maka diturunkan hipotesis dalam penelitian ini, sebagai berikut :

20 H 2 : Kesadaran nilai berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk fashion merek tiruan 3. Pengaruh perbandingan kualitas-harga terhadap minat pembelian fashion produk merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan Perbandingan kualitas-harga merupakan mengandalkan merk yang lebih terkenal sebagai indikator kualitas, tanpa benar-benar mengandalkan harga itu sendiri secara langsung. Karena harga sering sekali dianggap sebagai indikator kualitas, beberapa iklan produk dengan sengaja menekankan harga yang tinggi untuk menegaskan pernyataan pemasar mengenai kualitas (Schiffman dan Kanuk 2008). Kualitas dari produk asing sangat menarik sehingga membuat konsumen tertarik tetapi harga yang dimiliki produk asing sangat mahal tidak semua konsumen mampu untuk membeli produk asli dikarena masalah keuangan. Jadi, konsumen lebih memilih produk fashion tiruan dengan kualitas dan harga yang dapat terjangkau. Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dkk (2014) menyatakan bahwa perbandingan kualitas-harga berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Turk dkk (2015) ada perbedaan yang positif dari kualitas konsumen yang dirasakan antara parfum palsu dan parfum asli. Penelitian yang dilakukan oleh

21 Budiman (2012) menyatakan bahwa konsumen dengan pandangan yang kuat terhadap perbandingan kualitas-harga produk akan sikap positif terhadap produk palsu tersebut. Penelitian yang dilakukan pleh Phau dkk (2009) menyatakan konsumen yang lebih kekhawatiran tentang harga atas kualitas memiliki sikap yang lebih negatif terhadap pemalsuan merek mewah. Berdasarkan dukungan riset tersebut maka diturunkan hipotesis dalam penelitian ini, sebagai berikut : H 3 : Pebandingan kualitas-harga berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk fashion merek tiruan 4. Pengaruh sosial sesorang terhadap minat pembelian produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan Pengaruh sosial seseorang merupakan mencakup keluarga, pendapat pemimpin (orang yang pendapatnya diterima oleh orang lain), dan kelompok referensi lainnya seperti teman, rekan sekerja, dan rekan seprofesi (Griffin, 2007). Seseorang yang terpengaruh dengan perilaku orang lain sehingga mengikuti tren yang ada saat ini sangat penting karena seseorang tidak mau ketinggalan dengan tren yang ada tetapi tidak mimikirkan ekonomi yang dimiliki sehingga seseorang akan membeli produk fashion tiruan menjadi pilihannya agar tidak ketinggalan tren.

22 Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dkk (2014) menyatakan bahwa pengaruh sosial positif terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Phau dkk (2009) menyatakan bahwa pengaruh sosial memiliki efek positif terhadap sikap pemalsuan merek mewah. Penelitian yang dillakukan oleh Budiman (2012) menyatakan bahwa konsumen dengan pengaruh sosial tinggi sikap akan memiliki kecenderungan negatif pada niat untuk membeli produk palsu tas. Berdasarkan dukungan riset tersebut maka diturunkan hipotesis dalam penelitian ini, sebagai berikut: H 4 : Pengaruh sosial seseorang berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk fashion merek tiruan 5. Pengaruh sikap konsumen terhadap minat pembelian pada produk fashion merek tiruan Sikap konsumen merupakan tidak dapat diamati secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari apa yang dikatakan orang atau apa yang mereka lakukan. Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu (Schiffman dan Kanuk 2008). Konsumen yang memiliki sikap suka dan tidak suka terhadap suatu produk, sebagian konsumen suka dengan produk fashion tiruan

23 tetapi ada juga konsumen yang tidak suka dengan produk fashion tiruan. Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dkk (2014) menyatakan bahwa sikap konsumen berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk handbag merek tiruan melalui sikap konsumen. Penelitian yang dillakukan oleh Riquelme dkk (2012) menyatakan bahwa ada hubungan positif antara sikap terhadap pemalsuan produk dan niat untuk membelinya. Penelitian yang dillakukan oleh Budiman (2012) menyatakan bahwa konsumen dengan sikap positif terhadap produk palsu yang lebih berniat untuk membeli produk palsu. Berdasarkan dukungan riset tersebut maka diturunkan hipotesis dalam penelitian ini, sebagai berikut : H 5 : Sikap konsumen terhadap minat pembelian berpengaruh positif terhadap produk fashion merek tiruan D. Model Penelitian Gambar 1 menunjukkan bahwa model penelitian yang diajukan dalam penelitian ini menjelaskan tentang status konsumsi, kesadaran nilai, perbandingan kualitas-harga, pengaruh sosial melalui sikap konsumen terhadap minat pembelian. Berikut model penelitian mengacu dari model penelitian Aisyah (2014):

24 Variabel Independen Variabel Mediasi Variabel Dependen Status Konsumsi (X1) H1 Kesadaran Nilai (X2) Perbandingan Kualitas- Harga (X3) H2 H3 H3 Sikap H1 Konsumen (Y1) H5 Minat Pembelian (Y2) Pengaruh Sosial (X4) H4 Gambar 2.1 Model Penelitian Model ini mempunyai enam variabel, ada empat variabel independen, satu variabel mediasi dan satu variabel independen.

25 Variabel mediasi sebagai perantara antara variabel independen dan intervening. Penjelasan gambar ini adalah yang pertama yaitu, status konsumsi berpengaruh terhadap minat pembelian melalui sikap konsumen. Kedua, kesadaran nilai berpengaruh terhadap minat pembelian melalui sikap konsumen. Ketiga, perbandingan kualitas-harga berpengaruh terhadap minat pembelian melalui sikap konsumen. Keempat, pengaruh sosial berpengaruh terhadap minat pembelian melalui sikap konsumen. dan kelima, sikap konsumen berpengaruh terhadap minat pembelian.