IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Mathla ul Anwar Bandar

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Mathla ul Anwar Bandar Lampung di kelas

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh penggunaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2011 di SMP Negeri 1

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil di SMA Negeri 7 Bandar

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lampung diperoleh hasil penelitian yang telah diolah menggunakan sofware

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di MA Al-Hikmah Bandar Lampung pada 5-

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Tegineneng pada bulan Februari. semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru,

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada materi pokok Jamur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November semester Ganjil di SMP

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Pada model ini siswa dikelompokkan dalam tim belajar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April di SMP Negeri 20 Bandar. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015

I. PENDAHULUAN. sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya (Margono, 2005:27)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2012 tahun pelajaran

I. PENDAHULUAN. perkembangan dan potensi kemampuan anak agar bermanfaat bagi. yang sesuai. Dalam hal ini ditujukan untuk membantu anak dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari yaitu pada semester genap. Tahun pelajaran 2012/2013 di SMP Negeri I Sekincau.

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung pada bulan. Oktober Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian adalah SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun pelajaran

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swadhipa Natar pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Seorang pendidik memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 di

I. METODE PENELITIAN. di SMPN 3 Tulang Bawang Tengah pada bulan Mei Bawang Tengah yang terdiri dari lima kelas. Sedangkan sampel dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 13 Bandar Lampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan juli 2013 tahun pelajaran. 2013/2014 di SMP Negeri 22 Bandar Lampung.

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian, analisis data, dan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED, PENGUASAAN KONSEP KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN, DAN SIKAP ILMIAH SISWA...

I. PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa pendidikan dalam pembangunan nasional berupa. seutuhnya. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA sebanyak 5 kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan Oktober tahun. pelajaran 2012/2013, di SMP Negeri 8 Bandar Lampung.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment yang dilakukan di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 tahun pelajaran

DAFTAR ISI. Lembaran Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

I. PENDAHULUAN. yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perkembangan bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah

PENGGUNAAN TEKNIK PEMETAAN KONSEP TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN. (Artikel) Oleh: Dian Yustie Anggraeni

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai september 2010 semester ganjil

yang ditetapkan di sekolah yaitu 100% siswa memperoleh nilai 65.

III. METODE PENELITIAN. bulan November 2010 di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

I. PENDAHULUAN. waktu. Model-model pembelajaran konvensional kini mulai ditinggalkan

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap TP yaitu bulan. Mei 2010 di SMA Negeri 5 Bandar Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap pada bulan April tahun. pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 2 Jati Agung

I. PENDAHULUAN. dan berganti dengan model pembelajaran yang lebih modern. Model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di SMP Negeri 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pagelaran Kabupaten

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Swadhipa Tahun

METODE PENELITIAN. 2013/2014, di SMP Negeri 1 Seputih Banyak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap

HASIL DAN PEMBAHASAN. pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB

BAB V PEMBAHASAN A. Pendekatan Lingkungan Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Transkripsi:

34 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Mathla ul Anwar Bandar Lampung mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan materi sistem peredaran darah pada manusia oleh siswa, diperoleh data hasil belajar siswa dari hasil pretes dan postes serta N-gain. Data hasil belajar kognitif siswa dari pretes dan postes serta N-gain pada materi sistem peredaran darah pada manusia untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3: Tabel 3. Hasil uji normalitas, homogenitas, nilai pretest, postest dan N- gain oleh siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Data hasil belajar kognitif siswa Eksperimen Kontrol Pretes Postes N-gain Pretes Postes N-gain Rata-rata 43,25 68,33 45,19 41,06 56,49 26,06 St. Deviasi 8,99 11,18 15,42 9,18 8,17 9,12 Uji Normalitas L hit(0,128) < Ltab(0,147) L hit(0,076) < Ltab(0,162) Uji Homogenitas χ 2 hit(9.10) < χ 2 tab(89,39) Berdasarkan tabel 3 diatas hasil analisis statistik N-gain menggunakan uji normalitas diperoleh pada kelas eksperimen sebesar L hit(0,128) < Ltab(0,147) dan kelas kontrol L hitung < Ltabel sehingga Ho diterima. Berarti bahwa N-gain pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal. Sedangkan uji homogenitas N-gain diperoleh χ 2 hitung < χ 2 tabel sehingga Ho diterima, oleh

35 karena hasil uji homogenitas menyatakan bahwa Ho diterima berarti kedua data N-gain tersebut memiliki varians yang sama (homogen). Hasil uji t selengkapnya di sajikan dalam tabel 4. Tabel 4. Hasil uji t N-gain penguasaan materi biologi oleh siswa N_Gain X ± Sd Uji t 1 Uji t 2 Eksperimen 45.19 ± 15.42 t hitung (6,384) > t tabel (1,66724) t hitung (18,973) > t tabel (1,66724) Kontrol 26.06 ± 9.13 Keterangan : Uji t 1 = Uji t kesamaan dua rat-rata, Uji t 2 = Uji t perbedaan dua rata-rata. Berdasarkan tabel 4. Diketahui hasil uji t 1 (kesamaan dua rata-rata) untuk N- gain yaitu t hitung > t tabel sehingga Ho ditolak, artinya rata-rata N-gain penguasaan materi oleh siswa kelas eksperimen berbeda secara signifikan dengan N-gain penguasaan materi oleh siswa kelas kontrol. Sedangkan uji t 2 (uji perbedaan dua rata-rata) menunjukkan bahwa t hitung > t tabel sehingga Ho ditolak, artinya rata-rata N-gain penguasaan materi oleh siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. B. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata N-gain penguasaan materi siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Sehingga dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan materi pokok sistem peredaran darah pada manusia oleh siswa (Gambar 3).

36 80 70 60 50 40 30 20 10 0 68.33 56.49 43.25 41.06 45.19 26.06 Pretes Postes N_gain Eksperimen Kontrol Gambar 3. Diagram rata-rata pretest, postest dan N-gain penguasaan materi biologi oleh siswa Dari grafik di atas terlihat bahwa penguasaan materi biologi oleh siswa pada kedua kelas sama-sama mengalami peningkatan, namun penguasaan materi biologi oleh siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Perbedaan peningkatan penguasaan materi biologi oleh siswa pada kedua kelas tersebut dikarenakan terdapat perbedaan perlakuan pada proses pembelajaran di kelas, yaitu pada kelas eksperimen proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan hasil pretes diketahui bahwa, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menghasilkan rata-rata nilai pretes yang tidak berbeda secara signifikan, sedangkan rata-rata nilai postes kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penguasaan materi pokok sistem peredaran darah pada manusia setelah kedua kelas mendapat perlakuan yang berbeda. Penguasaan materi pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang

37 tidak menggunakan model pembelajaran kooperatip tipe STAD. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sari (2007:48) bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran koperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa diajar dengan metode ceramah STAD. Hal ini didukung oleh pernyataan Slavin (1995:71) dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa belajar dalam kelompok yang heterogen untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dan untuk lebih memantapkan pemahaman terhadap materi yang telah diberikan oleh guru. Selanjutnya merujuk pada hasil uji t 2 (tabel 4) diketahui bahwa rata-rata N-gain penguasaan materi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, artinya bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi biologi oleh siswa pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia. Hal tersebut membuktikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan efektivitas yang baik dalam meningkatkan penguasaan materi oleh siswa. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa harus bekerja sama dengan kelompoknya yang terdiri dari 5-6 anggota dan memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi tersebut. Adanya kerjasama antar siswa ini menyebabkan terciptanya suasana saling membantu antara siswa yang pandai dan yang kurang pandai. Hal ini sudah tentu mendorong pencapaian penguasaan materi oleh siswa. Partisipasi aktif siswa selama pembelajaran mulai dari siswa aktif dalam diskusi kelompok, bekerja sama dalam kelompok, mengajukan pertanyaan, menjawab dan

38 menanggapi pertanyaan yang diajukan. Siswa akan lebih mudah mengerjakan tugas dari guru jika dikerjakan secara berkelompok. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibrahim (200:17) bahwa melalui model pembelajaran kooperatif siswa lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam kelompok daripada siswa yang bekerja secara individual sehingga materi yang dipelajari siswa akan melekat dalam waktu yang lebih lama. Berdasarkan hasil observasi catatan lapangan pada kelas eksperimen menunjukkan pada saat kegiatan kelompok semua anggota kelompok berperan aktif pada saat diskusi membahas LKS. Dampak dari aktifnya seluruh anggota kelompok mengakibatkan peningkatan hasil belajar kognitif siswa dari pretes ke postes. Dibuktikan dengan peningkatan ketuntasan siswa yang mencapai 75% siswa mendapatkan nilai postes 60 (tabel 5). Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (dalam Isjoni, 2010 : 20) belajar kelompok itu efektif bila setiap individu merasa bertanggung jawab terhadap kelompok, anak turut berpartisipasi dan bekerja sama dengan individu lain secara efektif. Pada kelas kontrol dengan metode ceramah peningkatan penguasaan materi siswa lebih rendah, hal ini dikarenakan dengan pembelajaran metode ceramah pengetahuan siswa hanya terbatas pada pembelajaran yang diberikan oleh guru atau berpusat pada guru sehingga siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran. Kesuksesan pembelajaran metode ceramah ini bergantung pada cara mengajar guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan karena siswa hanya

39 memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka maka perhatian siswa terhadap penjelasan guru menjadi teralihkan, dan pembelajaran akan terhambat. Guru-guru sering beranggapan bahwa siswa-siswa yang diam dan mendengarkan penjelasannya sedang belajar. Akibatnya guru tidak mengetahui siswa mana yang belum memahami penjelasannya. Kelemahan yang lain yaitu jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, metode ceramah tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan. Metode ceramah ini dapat dikatakan sukses apabila dalam proses pembelajaran di kelas guru mampu mengajak siswa untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.jika dalam menggunakan metode ceramah guru tidak mampu mengajak siswa untuk banyak melibatkan diri dalam proses pembelajaran, maka siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi dari materi yang telah disampaikan oleh guru, metode ceramah ini juga akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Dan hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab pada diri siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kelemahan-kelemahan metode inilah yang menyebabkan penguasaan materi pada kelas kontrol lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Meskipun penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia selama pembelajaran baik yang menggunakan model

40 kooperatif tipe STAD maupun metode ceramah sama-sama mengalami peningkatan, bukan berarti kedua pembelajaran tersebut memiliki efektivitas yang sama pula. Dibandingkan dengan metode ceramah, pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menyebabkan pembelajaran menjadi lebih bermakna, sehingga siswa dapat memahami materi dengan lebih baik. Terbukti dari lebih tingginya peningkatan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia pada kelompok eksperimen, sehingga kedua kelas memiliki penguasaan materi yang berbeda secara signifikan sesuai dengan hasil analisis statistik yang telah dilakukan. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa dalam penerapan pembelajaran kooperatif, kemampuan guru sebagai mediator dan fasilitator dalam mengelolah pembelajaran merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik dapat membuat pembelajaran berjalan dengan efektif. Sehingga skenario yang telah ditetapkan, baik dalam hal persiapan, belajar dalam kelompok, dan presentasi kelas maupun dalam memacu antusias siswa dalam belajar dapat terlaksana dengan baik.