BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II Tinjauan Pustaka

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENJADWALAN PEMBANGUNAN RUMAH TIPE 300 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU PADA CV BASUKI RAHMAT PRABUMULIH

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia sudah mulai berkembang

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Operations Management

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II DASAR TEORI. yang diharapkan stakeholder dari proyek tersebut (Project Managemen

Operations Management

Bahan Kuliah. Manajemen Operasi & Produksi. Bab 9 : Manajemen Proyek. (Bagian 3 : Mengorganisasikan Sistem Konversi)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. produk dan jasa dari satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka hanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB II LANDASAN TEORI

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

2.2. Work Breakdown Structure

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN. Optimisasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimal

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan.

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JALUR KRITIS (Critical Path)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Pertemuan 5 Penjadwalan

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN

BAB II LANDASAN TEORI

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN 2008 NANI SUTARNI 2010

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

NETWORK (Analisa Jaringan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA KONSEPTUAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II DASAR TEORI Proyek Pengertian Proyek Menurut D.I. Cleland dan W.R. King definisi proyek sebagai berikut:

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

BAB 2. Landasan Teori

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017

NETWORK PLANNING. Pendahuluan

Sejarah : Henry L. Gantt ( 9 ) menciptakan Bar Chart untuk mengontrol kegiatan dalam proyek, namun tidak menjelaskan urutan kegiatannya Booz, Allen da

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan membutuhkan suatu sistem yang dapat mengelola sumber-sumber daya yang ada, agar dapat menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Manajemen operasi merupakan suatu sistem yang mengelola sumber-sumber daya tersebut. Berikut ini dijelaskan pengertian-pengertian Manajemen Operasi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain: Menurut Jay Heizer and Barry Render (2008) Operations management is the set of activities that creates value in the form of goods and services by transforming inputs into outputs. Yang artinya : Manajemen operasi adalah sekumpulan kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran 7

8 Menurut Chase, Jacobs, Aquilano (2007) Operations management is defined as the design, operation and improvement of the system that create and deliver the firm s primary products and services. Yang artinya: Manajemen Operasi didefinisikan sebagai desain, operasi dan pengembangan dari sistem penciptaan dan penyampaian produk dan jasa utama dari suatu perusahaan Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, manajemen operasi adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan perbaikan dari sistem untuk mengolah sumber daya - sumber daya yang ada secara efisien untuk mencapai tujuan utama. 2.2 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek Aktivitas perusahaan sangatlah bermacam-macam, namun ada aktivitas yang kegiatannya hanya berlangsung sekali dimana dalam aktivitas tersebut memiliki saat awal dan saat akhir. Kegiatan yang seperti itulah yang dinamakan proyek. Pengertian proyek dapat dilihat dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain: Menurut Eddy Herjanto (2003), mendefinisikan bahwa: Proyek meliputi tugas-tugas tertentu yang dirancang secara khusus dengan hasil dan waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu dan dengan keterbatasan sumber daya Sedangkan menurut Lalu Sumayang (2003) Proyek adalah satu rangkaian aktivitas yang dilaksanakan satu kali dalam jadwal waktu yang pasti dan terperinci.

9 Dari pengetian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa proyek merupakan kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumberdaya tertentu dan bertujuan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Kegiatan proyek dalam proses mencapai hasil akhirnya dibatasi oleh waktu dan biaya. Proyek sifatnya dinamis, tidak rutin, multi kegiatan dengan intensitas yang berubah-ubah, serta memiliki siklus yang pendek, aktivitasnya ditentukan dengan jelas kapan dimulai dan kapan berakhir, serta adanya pembatasan dana untuk menjalankan aktivitas proyek tersebut. Dalam suatu proyek agar proyek tersebut dapat berjalan dengan baik dan selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dibutuhkan suatu sistem yang dapat menjaga agar suatu kerjasama yang berjalan dengan baik itulah dibutuhkan suatu sistem yang disebut manajemen proyek. Berikut ini dijelaskan pengertianpengertian Manajemen Proyek yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain; Menurut Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007) Manajemen proyek adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan kegiatan personil serta sumber daya lain untuk menangani dan menyelesaikan pembuatan suatu produk baru, atau suatu bisnis baru sebuah perusahaan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu yang disesuaikan dengan spesifikasi pesanan pelanggan atau manajemen pelanggan.

10 Menurut Chase, Jacobs, Aquilano (2007) Project management can be defined as planning, directing, a controlling resources (people, equipment, material) to meet the technical, cost, and time constrains of the project Yang artinya: Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengarahan, dan pengaturan sumber daya (manusia, peralatan, bahan baku) untuk mempertemukan bagian teknik, biaya, dan waktu suatu proyek. Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengkoordinasikan serta mengawasi kegiatan dalam proses sedemikian rupa hingga sesuai dengan jadwal, waktu dan anggaran yang telah ditetapkan. 2.3 Penjadwalan Proyek Menurut Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007), mengatakan bahwa: Penjadwalan proyek disusun untuk menjadi acuan dalam penyelenggaraan proyek, sekaligus sebagai landasan pengawasan pelaksanaan proyek yang bersangkutan. Penjadwalan menetapkan waktu dan urutan dari bermacammacam tahapan, keterkaitan satu aktivitas dengan aktivitas lain. Menurut Manahan P. Tampubolon (2004), menjelaskan bahwa: Penjadwalan proyek merupakan sesuatu yang lebih spesifik dan menjadi bagian dari perencanaan proyek. Penjadwalan proyek dicantumkan tentang penetapan waktu, tahapan pelaksanaan kegiatan-kegiatan seperti yang telah direncanakan semula.

11 Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penjadwalan adalah menetapkan waktu dan urutan dari bermacam-macam tahapan, keterkaitan satu aktivitas dengan aktivitas lain, jadwal dimulai dengan menggambarkan kerangka jaringan dengan daftar perincian aktivitas yang biasa disebut dengan rincian pekerjaan, disamping itu jadwal juga dilengkapi dengan daftar personel pelaksana dan daftar aktivitas. Menurut Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007), secara umum ada dua metode penjadwalan proyek yaitu: 1. Metode Gantt Chart Metode Gantt chart, merupakan metode yang relatif sederhana, mudah dimengerti, mudah pembuatannya, dan mudah untuk digunakan dalam memantau perkembangan proyek. Namun, metode Gantt chart memiliki beberapa kelemahan, antara lain tidak dapat menunjukan kegiatan apa saja yang merupakan kegiatan kritis dan tidak secara langsung dapat menunjukan hubungan antar kegiatan, sehingga apabila suatu kegiatan mengalami penundaan maka akan sulit untuk mengetahui kegiatan berikut apa yang akan terpengaruh, dan bagaimana dampaknya terhadap waktu selesainya proyek. 2. Metode Network Planning Metode network planning, merupakan salah satu teknik manajemen yang dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian proyek. Terdapat dua teknik dasar yang biasa digunakan dalam network planning, yaitu metode lintasan kritis/critical Path Method (CPM) dan teknik menilai dan meninjau kembali program/program Evaluation Review and Technique (PERT). CPM (Critical Path Method) adalah metode

12 yang berorientasi pada waktu yang mengarah pada penentuan jadwal dan estimasi waktunya bersifat diterministik/pasti. Sedangkan PERT (Program Evaluation Review and Technique) adalah metode yang berorientasi pada waktu yang mengarah pada penentuan jadwal dan waktunya bersifat probabilistik/kemungkinan. 2.4 Pengertian Efisiensi Waktu Menurut Abdurahmat (2001), menjelaskan bahwa: Efisiensi waktu adalah pemanfaatan sumber daya, sarana prasarana dalam jumlah tertentu yang ditetapkan sebelumnya dalam waktu yang tepat. Sedangkan menurut Mulyadi (2000), menjelaskan bahwa: Efisiensi waktu adalah tingkat kehematan dalam hal waktu saat pelaksanaan hingga proyek itu selesai. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa efisiensi waktu adalah pemanfaatan waktu secara optimal dalam menjalankan kegiatan dimulai dari waktu saat pelaksanaan hingga proyek selesai. 2.5 Pengertian Network Planning Untuk menyelesaikan suatu proyek, perusahaan harus mempunyai perencanaan serta penjadwalan yang tepat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul pada saat proses penyelesaian. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghindari atau mengatasi permasalahn keterlambatan tersebut adalah dengan menggunakan network planning.

13 Menurut Eddy Harjanto (2003), menjelaskan bahwa: Perencanaan jaringan kerja (network planning) adalah salah satu model yang banyak digunakan dalam menyelenggarakan proyek, yang produknya berupa informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada didalam diagram jaringan kerja yang bersangkutan. Sedangkan menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006), mengatakan bahwa: Network planning merupakan gambaran rencana yang memperlibatkan seluruh aktivitas yang terdapat didalam proyek serta logika ketergantungan antara satu dengan lain. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa network planning merupakan suatu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang digambarkan dalam sebuah jaringan (network). Dalam jaringan tersebut dapat dilihat ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Setiap metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahanpermasalahan khususnya yang terdapat di manajemen operasi, tentunya mempunyai manfaat yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Sama halnya dengan network planning yang dapat membantu di dalam perencanaan dan penjadwalan. Menurut T. Hani Handoko (2000), manfaat network planning bagi suatu proyek antara lain :

14 1. Perencanaan suatu proyek yang kompleks. 2. Schedulling pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien. 3. Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia. 4. Schedulling ulang untuk mengatasi hambatan-hambatan dan keterlambatanketerlambatan. 5. Menentukan trade-off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya. 6. Menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu. Sedangkan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005), network planning sangat penting karena dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Berapa keseluruhan umur proyek. 2. Kegiatan-kegiatan mana saja yang bila terlambat dalam penyelesaiannya akan mengakibatkan penundaan pada keseluruhan proyek. 3. Kegiatan-kegiatan mana saja yang tidak kritis, yang dapat dilakukan penundaan pada pengerjaannya tanpa membuat penundaan pada keseluruhan proyek. 4. Berapa besar probabilitas proyek dapat diselesaikan pada waktu tertentu. 5. Apa yang harus dilakukan untuk mempersingkat penyelesaian proyek dengan biaya yang seminimal mungkin. Meskipun network planning merupakan metode yang banyak digunakan didalam penjadwalan serta perencanaan, tetapi metode ini masih mempunyai beberapa kekurangan. Menurut Jay Heizer dan Berry Render (2005), kelebihan dan kekurangan dari metode network planning antara lain:

15 a. Kelebihan 1. Sangat berguna terutama saat menjadwalkan dan mengendalikan proyek besar 2. Konsep yang lugas atau secara langsung (straight forward) dan tidak memerlukan perhitungan yang matematis dan rumit 3. Jaringan grafis membantu melihat hubungan antar kegiatan proyek secara cepat. 4. Analisis jalur kritis dan waktu slack membantu menunjukan kegiatan yang perlu diperhatikan lebih dekat. 5. Dokumentasi proyek dan gambar menunjukan siapa yang bertanggung jawab untuk kegiatan yang beragam 6. Dapat diterapkan untuk proyek yang bervariasi 7. Berguna dalam mengawasi jadwal dan biaya. b. Kekurangan 1. Kegiatan-kegiatan proyek harus ditentukan secara jelas dan hubungannya harus bebas dan stabil 2. Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan bersama-sama 3. Perkiraan waktu cenderung subyektif dan bergantung pada kejujuran para manajer yang takut akan bahaya terlalu optimis atau tidak cukup pesimis 4. Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan pada jalur terpanjang atau kritis. 2.6 Pengertian Aktivitas, Peristiwa dan Lintasan Kritis (Critical Path) Jaringan kerja atau network planning merupakan suatu rangkaian aktivitas yang berkaitan dalam menghasilkan barang atau jasa, yang terarah pada usaha

16 pencapaian tujuan. Terdapat dua hal penting yang perlu diperhatikan didalam network planning, yaitu aktivitas dan peristiwa. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005) Aktivitas adalah salah satu unsur dari suatu proyek yang biasanya digambarkan sebagai anak panah dalam suatu network Menurut Pangestu Subagyo, Marwan Asri, dan T. Hani Handoko (2000) Events atau peristiwa adalah permulaan atau akhir dari suatu kegiatan Selain aktivitas dan peristiwa, hal lain yang perlu diperhatikan adalah lintasan kritis. Lintasan ini lebih mengarahkan perhatian manajemen pada situasi yang penting, memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang dapat mempercepat penyelesaian seluruh rangkaian kegiatan. Menurut Eddy Herjanto (2003) Lintasan kritis merupakan lintasan dengan jumlah waktu yang paling lama dibandingkan dengan semua lintasan lain yang mungkin. Jumlah waktu pada lintasan kritis sama dengan umur proyek. Dalam network planning, apabila terjadi penundaan pada lintasan atau kegiatan kritis maka akan menyebabkan terjadinya penundaan penyelesaian pada seluruh rangkaian proyek atau produksi. Sehingga dengan adanya lintasan kritis, akan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan memfokuskan pengerjaan pada kegiatan-kegiatan yang memerlukan perhatian khusus. 2.7 Simbol dan Ketentuan dalam Network Planning Network diagram merupakan visualisasi proyek atau produksi berdasarkan network planning. Network diagram berupa jaringan kerja yang berisi lintasan-

17 lintasan kegiatan dan urutan-urutan peristiwa yang ada selama penyelenggaraan proyek atau penyelesaian produksi. Untuk dapat membaca dengan baik suatu diagram jaringan kerja perlu dijelaskan pengertian dasar hubungan antarsimbol yang ada. Menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006), adapun simbol-simbol yang digunakan dalam network planning adalah sebagai berikut: 1. `Anak Panah (Arrow) Menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas. Kegiatan disini didefinisikan sebagai hal yang memerlukan duration (jangka waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah reseources (sumber tenaga, peralatan, material, biaya). Baik panjang maupun kemiringan anak panah ini sama sekali tidak mempunyai arti. Jadi, tidak perlu menggunakan skala. Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap kegiatan, yang menunjukan bahwa suatu kegiatan dimulai dari permulaan dan berjalan maju sampai akhir dengan arah dari kiri ke kanan. 2. Lingkaran Kecil (Node / titik) Menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa atau event. Kejadian (event) disini didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan. 3. Anak Panah Putus-Putus Menyatakan kegiatan semu atau dummy. Dummy disini berguna untuk membatasi mulainya kegiatan. Seperti halnya kegiatan biasa, panjang dan kemiringan dummy ini juga tidak berarti apa-apa sehingga tidak perlu berskala. Bedanya dengan kegiatan biasa ialah bahwa dummy tidak

18 mempunyai duration (jangka waktu tertentu) karena tidak memakai atau menghabiskan sejumlah reseources (sumber tenaga, peralatan, material, biaya). Dalam pelaksanaannya, symbol-simbol ini digunakan dengan mengikuti aturan-aturan sebagai berikut: 1. Diantara dua peristiwa yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah. 2. Nama atau aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor peristiwa. 3. Aktivitas harus mengalir dari peristiwa bernomor rendah ke peristiwa bernomor tinggi. 4. Diagram hanya memiliki sebuah initial event dan sebuah terminal event 2.8 Hubungan Antara Simbol Dan Kegiatan Untuk dapat menggambar dan membaca network diagram yang menyatakan saling ketergantungan, perlu diketahui hubungan antar simbol dan kegiatan yang ada dalam sebuah proyek atau penyelesaian produksi tersebut. Hubungan kegiatan satu dengan kegiatan lainnya dapat menunjukan langkah kerja. Sehingga bisa ditentukan kegiatan mana yang harus lebih dulu diselesaikan sebelum kegiatan berikutnya dapat berjalan. Adapun hubungan atau ketergantungan antar simbol dan kegiatan menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006). Dapat dilihat dalam gambar 2.1 Hubungan Antar Kegiatan.

19 Gambar 2.1 Hubungan Antar Kegiatan Keterangan gambar : 1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai. 2. Jika kegiatan C, D dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat di mulai. 3. Jika kegiatan G dan H harus selesai sebelum kegiatan I dan J. 4. Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat dimulai, tetapi N sudah boleh dimulai bila kegiatan L sudah selesai. 5. Jika kegiatan P, Q dan R mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang sama. 6. Karena gambar 5 berarti bahwa kegiatan (31,32) itu adalah kegiatan P atau Q atau R.

20 Untuk membedakan ketiga kegiatan itu maka masing-masing harus menggunakan dummy. Dalam hal ini tidak menjadi persoalan dimana saja diletakannya dummy - dummy tersebut, pada permulaan ataupun pada akhir kegiatan-kegiatan tersebut. 2.9 Penentuan Waktu Dalam Network Planning Setelah network suatu proyek dapat digambarkan, langkah berikutnya adalah mengestimasi waktu yang diperlukan untuk masing-masing aktivitas, dan menganalisis seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing kejadian (event). Untuk memudahkan perhitungan penentuan waktu ini digunakan notasinotasi sebagai berikut: TE = earliest event occurrence time, yaitu saat tercepat terjadinya event TL = latest event occurrence time, yaitu saat paling lambat terjadinya event ES = earliest activity start time, yaitu saat tercepat dimulainya aktivitas EF = earliest activity finish time, yaitu saat tercepat diselesaikannya aktivitas LS = latest activity start time, yaitu saat paling lambat dimulainya aktivitas LF = latest activity finish time, yaitu saat paling lambat diselesaikannya aktivitas t = activity duration time, yaitu waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas (biasa dinyatakan dalam hari) S = total slack/total float SF = free slack/free float Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu ini digunakan tiga buah asumsi dasar, yaitu: 1. Proyek hanya memiliki satu initial event dan satu terminal event. 2. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol.

21 3. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah TL = TE untuk event ini. 2.10 Langkah menyusun Network Planning Untuk dapat menggunakan network planning didalam perencanaan, penjadwalan serta pengawasan suatu proyek ataupun produksi, perusahaan perlu mengikuti langkah-langkah penyusunan serta sistematika. Adapun sistematika lengkap dalam penyusunan network planning atau jaringan kerja menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005) adalah : 1. Menginventarisasi kegiatan-kegiatan Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dan pengidentifikasian lingkup proyek, menguraikan dan memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek. 2. Menyusun hubungan antar kegiatan Pada langkah kedua ini adalah menyusun kembali kegiatan menjadi mata rantai, urutan sesuai dengan logika ketergantungan dalam network planning, mata rantai urutan kegiatan yang sesuai dengan logika ketergantungan merupakan dasar pembangunan network planning, sehingga diketahui urutan kegiatan dari awal di mulainya proyek sampai dengan selesainya proyek secara keseluruhan 3. Menyusun network diagram yang menghubungkan semua kegiatan. Pada langkah ini, hubungan kegiatan yang telah disusun pada butir kedua, disusun menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika ketergantungan. 4. Menetapkan waktu untuk setiap kegiatan dan menyusunnya ke dalam network diagram

22 Memberikan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang dihasilkan menyesuaikan lingkup proyek, seperti pada langkah pertama. Setelah penyusunan perkiraan kurun waktu untuk masing-masing kegiatan selesai, maka tahap selanjutnya adalah menggambarkan jaringan yang dapat menghubungkan keseluruhan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hubungan tersebut digambarkan dalam sebuat network diagram. 5. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada network diagram Dari network diagram yang disusun pada langkah ketiga, dilakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur. Dari kedua perhitungan tersebut dihitung float dan diidentifikasi jalur kritisnya 2.11 Metode Dalam Network Planning Fungsi perencanaan, pengoordinasian serta pengendalian mempunyai peran penting bagi setiap usaha, dimana fungsi-fungsi tersebut diperlukan dalam usaha pencapaian tujuan. Metode yang digunakan dalam usaha pencapaian tujuan tersebut berbeda-beda karena disesuaikan dengan keadaan masing-masing tempat usaha/perusahaan. Dalam network planning terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi perusahaan. Teknik yang sangat luas pemakaiannya adalah metode jalur kritis (critical path method/ CPM) dan teknik menilai dan meninjau kembali (program evaluation and review technique / PERT) a. CPM (critical path method) CPM (critical path method) yang dikenal pula sebagai jalur kritis, dikembangkan oleh J.E Kelly dari perusahaan Remington Rand dan M.R Walker dari DuPont dalam rangka mengembangkan suatu sistem kontrol manajemen. Sistem ini

23 dimaksudkan untuk merencanakan dan mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki ketergantungan yang kompleks dalam masalah desain dan konstruksi. Menurut Lalu Sumayang (2003) CPM (critical path method) merupakan suatu keseimbangan antara waktu dan biaya, sehingga CPM merupakan penjadwalan proyek dengan menggunakan fungsi waktu dan biaya Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005) dalam proses identifikasi jalur kritis, terdapat beberapa notasi-notasi yang digunakan dalam CPM yaitu ; 1. Mulai terdahulu (earlies start ES), adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat dimulai, dengan asumsi semua pendahulu sudah selesai. 2. Selesai terdahulu (earliest finish EF) adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat selesai 3. Mulai terakhir (latest start LS) adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek. b. PERT (Program Evaluation and Review Technique) PERT (Program Evaluation and Review Technique) atau lebih dikenal dengan teknik penelitian kembali, pertama kali dikembangkan pada tahun 1958 oleh Booz, Allen dan Hamilton untuk U.S Navy (Angkatan Laut Amerika Serikat), merupakan teknik analisa jaringan (networking) dengan menggunakan waktu aktivitas yang bersifat probabilitas.

24 Menurut Lalu Sumayang (2003) PERT adalah metode jaringan yang mempunyai tiga perkiraan waktu yaitu perkiraan waktu paling optimis, waktu paling tepat dan waktu paling pesimis. perkiraan waktu tersebut menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005), yaitu ; 1. Waktu yang paling optimis (a) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling pendek, jika semua pekerjaan berjalan dengan lancar. 2. Waktu yang paling pesimis (b) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan penundaan. 3. Waktu normal (m) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian sebagaimana mestinya. Waktu yang paling sering terjadi jika suatu aktivitas diulang beberapa kali. Adapun langkah network planning dengan pendekatan PERT ditujukan untuk mengetahui berapa nilai probabilitas kegiatan proyek terutama pada jalur kritis selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang diharapkan. 1. Menentukan perkiraan suatu waktu aktifitas Te a m b = Perkiraan waktu aktifitas = Waktu paling optimis = Waktu normal = Waktu paling pesimis

25 2. Menentukan deviasi standar dari kegiatan proyek Deviasi standar kegiatan : S a b = deviasi standar kegiatan = waktu optimis = waktu pesimis 3. Menentukan variasi kegiatan dari kegiatan proyek Varians kegiatan : V(te) = varians kegiatan S A b = deviasi standar kegiatan = waktu optimis = waktu pesimis 4. Mengetahui probabilitas mencapai target jadwal Untuk mengetahui probabilitas mencapai target jadwal dapat dilakukan dengan menghubungkan antara waktu yang diharapkan (TE) dengan target T(d) yang dinyatakan dengan rumus :

26 z = angka kemungkinan mencapai target T(d) = target jadwal TE S = jumlah waktu lintasan kritis = deviasi standar kegiatan Angka z merupakan angka probabilitas yang persentasenya dapat dicari dengan menggunakan tabel distribusi normal kumulatif z. 2.12 Persamaan dan Perbedaan CPM dan PERT CPM (critical path method) dan PERT (program evaluation review technique) keduanya merupakan teknik yang terdapat didalam network planning. Kedua teknik tersebut dapat digunakan dalam penyelenggaraan proyek ataupun produksi, dimana penggunaannya disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Terdapat persamaan dan perbedaan yang mendasar diantara CPM (critical path method) dan PERT (program evaluation review technique). Menurut Eddy Herjanto (2004), persamaan dan perbedaan kedua teknik tersebut adalah: a. Persamaan CPM dan PERT 1. Sama-sama merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam menentukan perencanaan, pengendalian dan pengawasan proyek. 2. Keduanya menggambarkan kegiatan-kegiatan dari suatu proyek dalam suatu jaringan kerja. 3. Keduanya dapat dilakukan berbagai analisis untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan waktu, biaya, atau penggunaan sumber daya.

27 b. Perbedaan CPM dan PERT 1. CPM menggunakan satu jenis waktu untuk taksiran waktu kegiatan, sedangkan PERT menggunakan tiga jenis waktu yaitu waktu paling optimis, waktu paling tepat dan waktu pesimis. 2. CPM menganggap proyek terdiri dari kegiatan-kegiatan yang membentuk satu atau beberapa lintasan, sedangkan PERT menganggap proyek terdiri dari peristiwa yang susul menyusul. 3. CPM menggunakan pendekatan yang menggunakan anak panah sebagai representasi dari kegiatan, sedangkan PERT menggunakan pendekatan lingkaran atau node sebagai simbol kegiatan. 2.13 Analisa Skala Waktu Optimal Network Planning Salah satu hal penting didalam analisa proyek adalah mengetahui kapan proyek tersebut dapat diselesaikan. Untuk menjawab hal tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan, hubungannya dengan kegiatan lain dan kapan kegiatan tersebut dimulai dan berakhir. Setelah hal-hal tersebut diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan-perhitungan, adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri atas dua cara yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation). Sehingga dengan dilakukannya kedua perhitungan tadi dapat diketahui jalur kritis dan juga kapan proyek atau produksi tersebut dapat diselesaikan.

28 a. Perhitungan Maju (Forward Computation) Perhitungan maju merupakan perhitungan bergerak mulai dari initial event menuju terminal event. Maksudnya ialah menghitung saat yang paling cepat terjadinya event dan saat paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitasaktivitas. Menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006), terdapat tiga langkah yang dilakukan di dalam perhitungan maju, yaitu : 1. Saat tercepat terjadinya initial event ditentukan pada hari ke-nol sehingga untuk initial event berlaku TE = 0. 2. Jika initial event terjadi pada hari yang ke-nol maka Gambar 2.2 Initial event pada hari ke-nol ES(ij) = TE(j) = 0 EF(ij) = ES(Ij) + t(ij) = TE(i) + t(ij) 3. Event yang menggambarkan beberapa aktivitas (merge event) Gambar 2.3 Merge Event

29 Sebuah event hanya dapat terjadi jika aktivitas-aktivitas yang mendahuluinya telah diselesaikan. Maka saat paling cepat terjadi sebuah event sama dengan nilai terbesar dari saat tercepat untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas yang berakhir pada event tersebut. TE(j) = maks(ef(i1j), EF(i2j),...,EF(inj) Rumus: ES(i,j) = TE(j) =0 EF(i,j) = ES(i,j)+ t(i,j) =TE(i) + t(i,j) Dimana : ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas TE = Saat tercepat terjadinya event EF = Saat tercepat diselesaikannya aktivitas t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas b. Perhitungan Mundur (Backward Computation) Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event menuju initial event. Tujuannya adalah untuk menghitung saat paling lambat terjadinya events dan saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitasaktivitas (TL, LS dan LF). Seperti halnya pada perhitungan maju, menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:185-186), terdapat tiga langkah yang dilakukan di dalam perhitungan mundur (backward computation), yaitu : 1. Pada terminal event berlaku TL = TE

30 2. Saat paling lambat untuk memulai suatu aktivitas sama dengan saat paling lambat untuk menyelesaikan aktivitas itu dikurangi dengan durasi atau waktu aktivitas tersebut. Gambar 2.4 Saat paling lambat memulai aktivitas LS = LF t LF(ij) = TL dimana TL = TE Maka : LS(ij) = TL(j) t(ij) 3. Event yang mengeluarkan beberapa aktivitas (burst event) Gambar 2.5 Burst Event Setiap aktivitas hanya dapat dimulai apabila event yang mendahuluinya telah terjadi. Oleh karena itu saat paling lambat terjadinya sebuah event sama dengan nilai terkecil dari saat-saat paling lambat untuk memulai aktivitas-aktivitas yang berpangkal pada event tersebut. TL(i) = min (LS(i,j1),LS(i,j2),...LS(i,jn).

31 Rumus : LS = LF-t LF(i,j) = TL dimana TL=TE Maka : LS(i,j) = TL(j)-t(i,j) Dimana : LS = Saat paling lambat dimulainya aktivitas LF = Saat paling lambat diselesaikannya aktivitas TL = Saat paling lambat terjadinya event t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas 2.14 Perhitungan Kelonggaran Waktu ( Float atau Slack ) Salah satu manfaat dari metode network planning adalah dapat membantu perusahaan dalam membuat jadwal penyelesaian suatu proyek atau produksi. Untuk dapat membuat jadwal yang sesuai dengan rencana, maka harus diketahui kegiatan kegiatan mana saja yang perlu diselesaikan terlebih dahulu dan kegiatan mana yang dapat dilakukan penundaan pada pengerjaannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan penundaan atau mempunyai kelonggaran waktu dalam proses pengerjaannya, dapat diketahui setelah melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur. Kelonggaran waktu (slack/float) tersebut dapat digunakan pada penjadwalan tanpa menyebabkan keterlambatan pada keseluruhan penyelesaian proyek atau produksi.

32 Menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:186-189) Total Float adalah jumlah waktu dimana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan. Total Float dihitung dengan cara mencari selisih antara saat paling lambat dimulainya aktivitas dengan saat paling cepat dimulainya aktivitas (S = LS ES), atau dapat dihitung dengan mencari selisih antara saat paling lambat diselesaikannya aktivitas dengan saat paling cepat diselesaikannya aktivitas (S = LF EF). Rumus : S = LS ES Dimana : S = Total float LS = Saat paling lambat dimulainya aktivitas ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas Free Float adalah jumlah waktu dimana penyelesaian suatu aktivitas dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain atau saat paling cepat terjadinya event lain pada network. Sedangkan untuk free slack dihitung dengan cara mencari selisih antara saat tercepat terjadinya event diujung aktivitas dengan saat tercepat diselesaikannya aktivitas tersebut (SF = TE ES - t). Rumus: SF = EF ES t

33 Dimana : SF = Free Float EF = Saat tercepat diselesaikannya aktivitas ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas Suatu aktivitas yang tidak mempunyai kelonggaran (Float) disebut aktivitas kritis, dengan kata lain aktivitas kritis mempunyai S = SF = 0. 2.15 Penelitian Pendahulu Penjadwalan merupakan acuan dalam penyelenggaraan proyek, sekaligus sebagai landasan pengawasan pelaksanaan proyek yang bersangkutan, karena penjadwalan menetapkan waktu dan urutan dari bermacam-macam tahapan, keterkaitan antara satu aktivitas dengan aktivitas lain. Setelah melakukan penjadwalan kemudian melakukan perencanaan dan pengawasan proyek, karena perencanaan dan pengawasan merupakan pengaturan aktivitas-aktivitas melalui koordinasi waktu dalam menyelesaikan keseluruhan pekerjaan, pengalokasian sumber daya dan fasilitas pada masing-masing aktivitas, agar keseluruhan pekerjaan dapat diselesaikan dengan waktu yang efisien. Hal ini juga yang diharapkan dengan proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta, perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan yang baik sangat diperlukan, kendala yang sering dihadapi oleh PT.Sayap Mas Utama Jakarta yaitu perusahaan sering mengalami keterlambatan dalam penyelesaian proyek, itu dikarenakan dari sekian banyak kegiatan-kegiatan, perusahaan masih melakukan secara acak kegiatan-kegiatan mana saja yang didahulukan proses pengerjaannya. Dengan adanya masalah tersebut,

34 menyebabkan kerugian yang tidak sedikit baik bagi perusahaan. Hal ini juga akan berdampak buruk bagi departement engineering sebagai pelaksana, diantaranya memperburuk image departement engineering yang terkesan tidak mampu menyelesaikan proyek sesuai tenggat waktu yang yang telah disepakati bersama manajemen. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan yang matang dan baik, sehingga proyek dapat dilaksanakan dengan waktu yang efisien. Metode Network Planning merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk membantu memutuskan berbagai masalah, khususnya perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan proyek. Terdapat dua teknik dasar yang biasa digunakan dalam network planning, yaitu metode lintasan kritis/critical Path Method (CPM) dan teknik menilai dan meninjau kembali program/program Evaluation Review and Technique (PERT). CPM (Critical Path Method) adalah metode yang berorientasi pada waktu yang mengarah pada penentuan jadwal dan estimasi waktunya bersifat diterministik/pasti. Sedangkan PERT (Program Evaluation Review and Technique) adalah metode yang berorientasi pada waktu yang mengarah pada penentuan jadwal dan waktunya bersifat probabilistik/kemungkinan. Metode ini memberikan informasi tentang komponen-komponen mana saja yang perlu didahulukan proses pengerjaannya agar tidak terjadi penundaan ataupun pemborosan waktu. Mangacu pada penelitian sebelumnya dilakukan oleh Arianti (2002) dengan judul Penerapan Diagram Network dengan CPM Dalam Efiensi Waktu Studi Kasus di Perusahaan Garmen Collection Malang, menyatakan bahwa adanya hubungan yang sangat kuat antara efisiensi waktu terhadap penjadwalan,

35 serta dapat diketahui adanya perbedaan waktu sebelum dan sesudah penerapan Diagram Network dengan CPM. Hasil analisis adalah sebagai berikut: dengan menggunakan metode jalur kritis, penyelesaian produksi yang biasanya memerlukan waktu selama 2520 menit, dapat dipercepat berdasarkan analisis Network dengan waktu selama 2160 menit, Jadi ada penghematan waktu 360 menit. Penelitian yang lain dilakukan oleh Ghofar (2005) dengan judul Analisis Network Planning Dengan CPM Untuk Meningkatkan Efisiensi Waktu dan Biaya Pada Pembangunan Jembatan di CV. Putra Dewata dapat diketahui adanya perbedaan waktu sebelum dan sesudah penerapan Diagram Network dengan CPM. Hasil analisis yang diperoleh adalah waktu sebelum percepatan atau waktu normal yang dibutuhkan dalam penyelesaian proyek adalah 60,2. Sedangkan berdasarkan waktu yang dipercepat setelah diterapkan Diagram Network dengan CPM selama 57,2 hari. Jadi ada penghematan waktu 3 hari. Penelitian yang dilakukan oleh Sakdiyah (2004) dengan judul Network Planning Dengan CPM Dalam Usaha Meningkatkan Efisiensi Waktu Pada Proyek Pembangunan Perkantoran di PT. Nilano Malang. Hasil analisis adalah sebagai berikut, dengan menggunakan metode CPM dalam mengadakan perencanaan dan pengendalian proyek, maka proyek dapat dipersingkat waktu penyelesaiannya. Penyelesaian proyek yang biasanya memerlukan waktu selama 225 hari, dapat dipercepat berdasarkan analisis Network dengan waktu selama 217 hari. Jadi ada penghematan waktu 8 hari. Berdasarkan teori yang menghubungkan pada kedua variabel, memiliki hasil yang sama yaitu adanya pengaruh positif antara variabel bebas terhadap

36 variabel terikat, serta konsep teori juga memiliki kesamaan sehingga penulis mengikuti paradigma penelitian sebelumnya, untuk mengetahui dan membuktikan kembali bahwa metode CPM & PERT dapat meningkatkan efektifitas kegiatan proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta sehingga penggunaan durasi waktu pelaksanaan proyek lebih optimal. Berikut adalah tabel perbandingan antara penelitian terdahulu dangan penelitian yang dilakukan oleh penulis : Tabel 2.1 Perbandingan dengan penelitian terdahulu Nama (tahun) Arianti (2002) Ghofar (2005) Sakdiyah (2004) Nanda (2014) Variabel keputusan Metode Fungsi tujuan Waktu total penyelesaian produksi waktu total penyelesaian proyek waktu total penyelesaian proyek waktu total penyelesaian proyek Diagram Network dengan CPM Network Planning Dengan CPM Network Planning Dengan CPM Network planning metode CPM & PERT Mengetahui perbedaan waktu sebelum dan sesudah penerapan Diagram Network dengan CPM Meningkatkan Efisiensi Waktu dan Biaya Meningkatkan Efisiensi Waktu Pada Proyek Menganalisa efisiensi durasi waktu proyek Berdasarkan teori-teori diatas dan penelitian terdahulu sebelum penelitian ini, maka penulis menyimpulkan bahwa penerapan metode CPM & PERT dari uraian diatas, dapat digambarkan hubungan sebagai berikut: Manajemen Proyek Metode CPM & PERT Efisiensi Waktu Gambar 2.6 Hubungan penerapan metode PERT & CPM