I PENDAHULUAN. Kimia yang merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, sangat erat kaitannya

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Kimia yang merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, sangat erat kaitannya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

I. PENDAHULUAN. belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kimia SMA Surya

I. PENDAHULUAN. beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius, lebihlebih. bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik.

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan, fakta, hukum, prinsip, dan teori, juga kimia sebagai proses kerja

I. PENDAHULUAN. siswa kelas XI IPA adalah mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan. larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

BAB I PENDAHULUAN. mengajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan mata pelajaran fisika pada jenjang Sekolah Menengah Atas. (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia_Solo_Maret 2010

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, terakhir kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilannya mengantarkan siswa mencapai prestasi yang baik.

I. PENDAHULUAN. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif

II. TINJAUAN PUSTAKA. sains tersebut (Gallagher, 2007). Dengan demikian hasil belajar sains diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan sains memiliki potensi dan peranan strategis dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses (perbuatan) yang bertujuan untuk mengembangkan sesuatu. teruji, pengamatan yang seksama dan percobaan yang terkendali.

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan pembelajaran yakni membentuk peserta didik sebagai pebelajar

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses pembelajaran terjadi karena adanya interaksi antara

DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Hasil Tes Diaknostik Materi Kimia... 3

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik (Amase, dkk, 2014: 2). Pendidikan bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dituntut untuk mempelajari konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu aspek yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. siswa untuk berfikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang

I. PENDAHULUAN. Belajar sains harus sesuai dengan karakteristiknya yaitu belajar yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembaharuan sistem pendidikan nasional telah menetapkan visi, misi dan

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan ke-3 di universitas Lampung, Januari 2010

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi siswa dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

I. PENDAHULUAN. dengan IPA, dimana dalam pembelajarannya tidak hanya menuntut penguasaan

I. PENDAHULUAN. Materi pokok sistem pencernaan termasuk ke dalam mata pelajaran Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. berdasarkan pada fenomena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan. dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi di Sekolah Menengah Atas banyak mengalami

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran reciprocal teaching pertama kali diterapkan oleh Brown

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran sains yang sangat erat kaitannya dengan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) disebut juga sains merupakan ilmu yang berkaitan

Munawaroh,dkk. Kata kunci:.keterampilan generik sains, model pembelajaraninkuiri terbimbing

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa

I. PENDAHULUAN. Biologi merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat yang langsung bermanfaat

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak. Banyak

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

I. PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip sains yang hanya terdapat dalam buku pelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada umumnya identik dengan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak.

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan syarat mutlak untuk

I. PENDAHULUAN. dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan melalui TIMSS (the Trends in

III. METODE PENELITIAN. LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di pendidikan formal mulai dari tingkat

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, yang sangat erat kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan pondasi atau gerbang menuju pendidikan formal yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. baik, namun langkah menuju perbaikan itu tidaklah mudah, banyak hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang modern ditandai dengan semakin majunya teknologi yang

I. PENDAHULUAN. untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Endro Widodo, 2014 Efektivitas pembelajaran berbasis praktikum pada uji zat makanan di kelas XI

I. PENDAHULUAN. dapat belajar. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru diharapkan mengupayakan

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia yang merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu ilmu kimia yang diperoleh siswa seharusnya tidak sekedar untuk memenuhi tuntutan belajar siswa disekolah saja, tetapi juga dapat melatih cara berfikir siswa untuk memecahkan masalah terutama yang berkaitan dengan ilmu kimia secara ilmiah. Ilmu kimia dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti mengobservasi, menyusun hipotesis, melakukan eksperimen, menyusun data dan menarik kesimpulan. Keterampilan-keterampian proses sains tersebut harus di tumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya. Sehingga dalam aplikasinya di kehidupan sehari- hari siswa terlatih untuk lebih berfikir kritis dan bertindak sesuai dengan ilmu yang diperoleh. Selama ini pada proses pembelajaran sains termasuk kimia, kebanyakan siswa dituntut untuk lebih banyak mempelajari konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains secara verbal. Hal seperti itu dapat menyebabkan munculnya kejenuhan siswa belajar sains secara hapalan. Dengan demikian belajar sains hanya diartikan sebagai pengenalan sejumlah konsep-konsep dan peristilahan dalam sains saja. Cara pembelajaran seperti itu menyebabkan siswa pada umumnya hanya mengenal banyak peristilahan sains secara hapalan tanpa makna.

Masalah ini dapat dihadapi melalui pengembangan belajar sains, dengan memberikan sejumlah pengalaman kepada siswa untuk mengerti dan membimbing mereka untuk menggunakan pengetahuan sains tersebut (Gallagher, 2007). Oleh karena itu, modus pembelajaran sains di Indonesia perlu diperbaharui agar dapat membekali setiap siswa dengan keterampilan berpikir, dan menjadikan mereka lebih berpikir sains. Dengan demikian sebagai hasil belajar sains diharapkan siswa memiliki kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya, atau lebih dikenal dengan keterampilan generik sains. Dalam belajar sains keterampilan berpikir dapat dikembangkan melalui penguasaan 9 macam indikator keterampilan generik sains (Brotosiswoyo, 2001) yaitu: (1) pengamatan langsung; (2) pengamatan tak langsung; (3) kesadaran tentang skala besaran; (4) bahasa simbolik; (5) kerangka logika taat asas; (6) inferensi logika; (7) hukum sebab akibat; (8) pemodelan matematik dan (9) membangun konsep. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang dilakukan oleh Ikhsanudin (2007) dan Sudirman (2007) Pembelajaran yang berorientasi pada model pembelajaran berbasis keterampilan generik sains terbukti efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep kimia dan meningkatkan keterampilan generik sains siswa. Pada proses belajar mengajar, selain penggunaan metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan secara selektif karena ketepatan metode akan mempengaruhi bentuk strategi belajar mengajar, media juga termasuk sarana pendidikan yang ikut mempengaruhi hasil belajar. Perkembangan sains dan teknologi yang sangat pesat sekarang ini khususnya teknologi informasi, harus bisa dimanfaatkan sebaik

mungkin untuk upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kreatifitas guru dalam menciptakan media pembelajaran yang menumbuhkan minat belajar siswa, sehingga interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa, guru dan bahan ajar menghasilkan proses belajar optimal. Untuk itu guru diharapkan dapat mengatasi setiap masalah-masalah yang timbul, untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar disekolah, siswa seringkali dihadapkan dengan bermacam-macam masalah. Salah satu masalah yang dihadapi siswa adalah sulitnya memahami materi kimia, khususnya pada materi Kesetimbangan kimia yang mencakup kesetimbangan dinamis, tetapan kesetimbangan, pergeseran kesetimbangan dan kesetimbangan dalam industri. Dari analisis materi kimia kelas XI yang diajarkan, materi kesetimbangan kimia termasuk materi yang sulit diajarkan menurut pendapat guru. Pernyataan ini didukung oleh hasil tes diagnostik materi kimia dalam penelitian yang dilakukan Sunyono dkk (hal 28) dibeberapa sekolah SMA wilayah pada November 2009. Hasil tes diagnostik materi kimia disajikan pada tabel berikut. Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Hasil Tes Diaknostik Materi Kimia Materi Pokok Kategori SMA Yang Diujikan SSN Potensial/Mandiri Rintisan Struktur Atom & Sistem Periodik 58,00 52,67 34,67 Termokimia 46,67 42,67 34,67 Laju Reaksi 42,47 34,67 30,67 Kesetimbangan Kimia 32,50 26,50 29,50 Sumber: Sunyono dkk (2009) Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kimia di beberapa sekolah wilayah, mata pelajaran kimia masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit,

terutama materi pokok kesetimbangan kimia yang masih sulit di ajarkan. Kenyataan ini diperkuat dengan hasil belajar pada materi pokok tersebut pun masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yang ditetapkan sekolah masing- masing. Dari hasil diskusi dengan guru kimia, diperoleh juga informasi bahwa kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran disebabkan media yang digunakan siswa kurang membimbing proses pembelajaran, karena tidak disertai langkah-langkah yang kronologis yang menggiring siswa untuk meningkatkan keterampilan generik sainsnya. Informasi lain yang diperoleh setelah observasi yaitu belum digunakanya media animasi kimia. Sedangkan LKS yang digunakan hanya berisi materi dan soal-soal. Bagi siswa yang kemampuannya tinggi, hal ini tidak menjadi masalah, tetapi untuk siswa yang kemampuan akademisnya kurang atau rendah mereka akan merasa kesulitan. Sedangkan untuk pelaksanaan, pada umumnya dilakukan tanpa LKS yang disertai langkah-langkah kronologis, sehingga guru merasa sulit untuk membangun keterampilan generik sains siswa pada setiap pembelajaran yang dilakukan. Berikut data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada sekolah yang dijadikan sampel penelitian. Tabel 1.2 Data hasil observasi penggunaan media dan Pelaksanaan Pembelajaran di beberapa sekolah No Nama Sekolah Pelaksanaan Media pembelajaran yang digunakan guru Pelaksanaan Pembelajaran

1 2 3 4 5 SMA N 2 SMA N 16 SMA Budaya SMA Surya Dharma SMA N 1 - - Buku cetak, slide powerpoint, LKS soal-soal. Buku cetak, LKS soal-soal Buku cetak, LKS soal-soal Buku cetak, LKS soal-soal Buku cetak, slide powerpoint, LKS soal-soal. -Bingung -siswa cinderung -Bingung -siswa cinderung -jarang melaksanakan -Bingung -Siswa cinderung -Tidak pernah melaksanakan -Bingung -Siswa cinderung -Tidak pernah melaksanakan Bingung -siswa cinderung -jarang melaksanakan Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dikembangkan bahan ajar yang baru sehingga pemahaman konsep siswa pada materi tersebut dapat ditingkatkan. Satu hal yang dapat dilakukan guru untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa adalah dengan melakukan penyempurnaan dalam mengembangkan bahan

ajar. Salah satunya melalui pengembangan media animasi kimia dan LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis generik sains sebagai bahan ajar. Media semacam ini sangat dibutuhkan untuk membangun keterampilan generik sains siswa melalui kegiatan, ataupun pembelajaran materi bersifat abstrak dan sulit untuk dikan karena prosesnya yang terjadi secara mikroskopis seperti materi kesetimbangan dinamis. Penggunaan media komputasi sebenarnya sudah dilakukan di beberapa sekolah di, namun program yang digunakan masih sebatas power point dan belum membimbing siswa untuk meningkatkan keterampilan generik sainsnya. Salah satu alternatif harapan yang dapat membantu penyelenggaraan pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung adalah dengan menyediakan sumber belajar berupa media animasi kimia dan LKS berbasis keterampilan generik sains. Berdasarkan latar belakang dan uraian Pengembangan Media Animasi Kimia dan LKS Praktikum Berbasis Keterampilan Generik Sains Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Siswa Kelas XI IPA Berdasarkan karakteristik konsep pada materi kesetimbangan kimia ada 6 indikator yang dapat dikembangkan dalam LKS berbasis keterampilan generik sains ini, yaitu: (1) pengamatan langsung, (2) bahasa simbolik, (3) pengamatan tak langsung (4) hukum sebab akibat), (5) pemodelan matematika, dan (6) membangun konsep. Keberadaan media ini nantinya dapat memberikan alternatif pemecahan masalah pembelajaran dan tersedianya sumber pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan generik sains siswa.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat keterbacaan dan keterlaksanaan media animasi kimia dan LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok kesetimbangan kimia? 2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan generik sains siswa setelah penggunaan media animasi kimia dan LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok kesetimbangan kimia? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu media berbasis keterampilan generik sains serta mengetahui: 1. Tingkat keterbacaan dan keterlaksanaan LKS dan media animasi kimia berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok kesetimbangan kimia. 2. Peningkatan keterampilan generik sains siswa setelah penggunaan LKS dan media animasi kimia berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok kesetimbangan kimia. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat menghasilkan sebuah LKS dan media animasi kimia yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa berdasarkan keterampilan generik sains yang bermanfaat bagi:

1. Siswa Mendapat pengalaman belajar secara langsung dan mempermudah dalam mengkonstruksi konsep pada materi pokok kesetimbangan kimia, sehingga dapat meningkatkan keterampilan generik sains siswa. 2. Guru Penggunaan LKS dan media animasi kimia berbasis keterampilan generik sains diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran kimia di sekolah, dapat melaksanakan pembelajaran efektif, efisien dan mempermudah guru dalam pelaksanaan pembelajaran, serta menambah penyediaan sumber pembelajaran di sekolah. 3. Sekolah Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk lebih memahami gambaran penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan terhadap istilah-istilah untuk membatasi rumusan masalah yang akan diteliti. Istilah-istilah yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut 1. Pengembangan adalah suatu proses atau perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan sesuatu. 2. Keterampilan generik sains merupakan suatu kemampuan dimana seseorang dapat memiliki kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan kemampuan sains yang dimilikinya. 3. Menurut Brotosiswoyo (2001) indikator keterampilan generik sains ada sembilan. Dalam penelitian ini ada 6 indikator yang digunakan yaitu: (1)

pengamatan langsung, (2) bahasa simbolik, (3) pengamatan tak langsung (4) hukum sebab akibat), (5) pemodelan matematika, dan (6) membangun konsep. 04. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan dalam penelitian ini merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan keterampilan generik sains siswa. LKS ini berisi prosedur dan pertanyaanpertanyaan yang mengandung berbagai indikator keterampilan generik sains yang dapat mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi dan meningkatkan keterampilan generik sainsnya berdasarkan temuan pada kegiatan dan media animasi. 5. Materi pokok pada penelitian ini adalah kesetimbangan kimia yang meliputi: Konsep Kesetimbangan Dinamis, Pergeseran Kesetimbangan, Ketetapan Kesetimbangan, dan Kesetimbangan dalam Industri. 6. Animasi yang dikembangkan ini berbasis keterampilan generik sains dan memuat analogi-analogi materi yang bersifat abstrak dan sulit untuk di kan untuk membantu siswa mengisi LKS sub materi Konsep Kesetimbangan Dinamis, Pergeseran Kesetimbangan, dan Kesetimbangan dalam Industri.