BAB I PENDAHULUAN. devisa Indonesia. Dari segi pasar, produksi karet Indonesia ditujukan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya selalu membutuhkan modal, baik itu modal kerja maupun modal tetap. Modal kerja merupakan hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) merupakan BUMN yang

BAB I PENDAHULUAN. dagang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan. modal tersebut mengandung begitu banyak aspek.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan dunia usaha yang tumbuh semakin cepat. menyebabkan meningkatnya persaingan yang kompetitif antar perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva,

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan dalam

BAB V Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Secara umum setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi kepada negara berupa pemasukan pajak dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. sebisa mungkin mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan. cenderung menurun ditunjukkan pada gambar 1.1 (bareska.com).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitiaan. Setiap perusahaan yang didirikan dalam menjalankan kegiatan usahanya

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi global yang telah mengakibatkan para investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Persaingan antar perusahaan di Indonesia semakin terasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Perusahaan yang ingin bertahan dan sukses, haruslah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka dari satu tempat ke tempat yang lain sesuai dengan tujuan masing-masing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan dihadapkan pada fenomena di mana

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap pencapaian tujuan perusahaan. lain likuiditas perusahaan itu sendiri. Menurut Mamduh et al.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai operasional perusahan maupun untuk membiayai investasi jangka UKDW

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. utama untuk mencari keuntungan yang telah diharapkan. Setiap aktifitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. perusahaan. Ada dua pengertian modal kerja, yang pertama gross working

BAB I PENDAHULUAN. laba. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba selama periode tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis moneter yang telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Banyak sekali berbagai macam produk terjual di Indonesia. Salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan jenis perusahaan manufaktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. industri otomotif dan komponen memiliki keterkaitan yang sangat erat.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN. keras dan persyaratan lingkungan yang diterapkan juga semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat digolongkan menjadi: (a) peusahaan jasa; (b) perusahaan. pabrik (manufaktur); dan (c) peusahaan dagang.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan suatu perusahaan adalah untuk mencari keuntungan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

ANALISIS INVESTASI DALAM PIUTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS DI KOPERASI SERBA USAHA MEKAR SURYA DESA BEJEN KECAMATAN KARANGANYAR SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri, jasa dan perdagangan maupun sektor lain. Setiap. kelangsungan hidup perusahaan (going concern).

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan antar perusahaan akan semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat seiring dengan majunya tekhnologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan di Indonesia merupakan objek sekaligus subjek yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan hubungan antar bangsa dihadapkan pada kondisi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dan membuat perusahaan hidup dalam jangka panjang. Dalam era globalisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu negara penghasil karet terbesar, Indonesia memiliki peran yang besar dalam percaturan karet dunia. Karet merupakan komoditas ekspor yang mampu memberikan konstribusi terhadap upaya peningkatan devisa Indonesia. Dari segi pasar, produksi karet Indonesia ditujukan untuk meningkatkan ekspor serta memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tingginya kebutuhan akan komoditas karet menunjukkan bahwa permintaan bahan baku karet baik di pasar lokal maupun internasional memiliki prospek yang sangat baik untuk terus dikembangkan. Menurut International Rubber Study Group (IRSG), konsumsi karet alam dunia selalu mengalami kenaikan setiap tahun sehingga menjadi potensi bagi Indonesia untuk pengembangan budidaya karet di masa yang akan datang (http://binaukm.com). Salah satu produsen karet di kota Bandung adalah PT. Karetindo Industri Karet yang merupakan sebuah perusahaan manufaktur berbentuk PT. (Perseroan Terbatas). PT. Karetindo Industri Karet mengolah bahan karet mentah yang kemudian dicampur dengan bahan kimia sehingga menjadi bahan baku setengah jadi. Jumlah produksi selalu disesuaikan dengan permintaan konsumen, karena perusahaan tidak menyediakan stok yang 1

2 banyak sehingga perusahaan sangat bergantung terhadap jumlah kebutuhan konsumen. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan dituntut untuk konsisten dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Kegiatan operasional perusahaan harus didukung dengan biaya operasional yang terpenuhi sehingga operasional perusahaan dapat berjalan lancar. Aktivitas perusahaan ini diperoleh dari modal kerja perusahaan yang digunakan untuk biaya operasional perusahaan sehari-hari berupa aktiva tetap maupun aktiva lancar. Syamsudin (2009:204) menyatakan bahwa modal kerja ini sering didefinisikan sebagai selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Modal kerja ini dapat diperoleh dari hasil operasional perusahaan, penjualan surat berharga, penjualan aktiva tetap, penjualan saham atau obligasi, pinjaman dari kreditor baik berupa hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Modal kerja ini harus tetap ada dalam perusahaan sehingga biaya operasional akan lebih lancar dan sesuai dengan tujuan akhir perusahaan untuk memperoleh laba. Pengelolaan modal kerja ini sangat penting karena modal kerja yang disediakan didalam perusahaan harus sesuai dengan kebutuhan operasionalnya. Modal kerja yang jumlahnya terlalu besar akan merugikan perusahaan karena dengan adanya kelebihan modal kerja ini dapat mengakibatkan tidak efektifnya kegiatan operasional perusahaan, sedangkan apabila perusahaan mengalami kekurangan modal kerja akan mengganggu jalannya kegiatan perusahaan dan perusahaan tidak dapat menghasilkan laba yang maksimal.

3 Setiap perusahaan termasuk PT. Karetindo Industri Karet membutuhkan modal kerja yang cukup. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu memperhatikan perkembangan modal kerjanya, yang didalamnya terdapat komponen-komponen modal kerja yang harus selalu berputar karena kas yang diinvestasikan kedalam komponen modal kerja nantinya akan digunakan kembali sebagai sumber modal kerja yang akan digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha perusahaan. PT. Karetindo Industri Karet memiliki standar modal kerja yang ditetapkan oleh perusahaan dengan menggunakan konsep kualitatif yaitu jumlah modal kerja bersih adalah 50% dari total aktiva lancar setiap tahunnya. Akan tetapi, kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan belum dapat terpenuhi sesuai dengan standar kebijakan modal kerja perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari belum tercapainya jumlah modal kerja yang diharapkan oleh perusahaan dengan modal kerja yang diperoleh dari aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar. Berikut ini adalah gambaran modal kerja PT. Karetindo Industri Karet Tahun 2004-2011 : Tabel 1.1 Perkembangan Modal Kerja PT. Karetindo Industri Karet Tahun 2008-2011 Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Modal Kerja Bersih Modal Kerja Yang Diharapkan 2008 Rp97.304.541 Rp64.858.640 Rp32.445.901 Rp 48.652.271 2009 Rp97.675.421 Rp67.909.318 Rp29.766.103 Rp 48.837.711 2010 Rp107.181.978 Rp79.394.398 Rp27.787.580 Rp 53.590.989 2011 Rp136.936.463 Rp81.423.292 Rp55.513.171 Rp 68.468.232 Sumber : PT. Karetindo Industri Karet (data diolah kembali)

4 Adapun perkembangan modal kerja PT. Karetindo Industri Karet jika disajikan dalam bentuk grafik akan terlihat pada gambar 1.1 di bawah ini : Rp60.000.000 Modal Kerja Bersih Rp50.000.000 Rp40.000.000 Rp30.000.000 Rp20.000.000 Modal Kerja Bersih Rp10.000.000 Rp0 2008 2009 2010 2011 Gambar 1.1 Perkembangan Modal Kerja Bersih PT. Karetindo Industri Karet Tahun 2008-2011 Berdasarkan tabel 1.1 dan gambar 1.1, dapat dilihat modal kerja bersih PT. Karetindo Industri Karet selama empat tahun terakhir mengalami perubahan secara fluktuatif setiap tahunnya. Perubahan modal kerja ini menggambarkan bahwa perusahaan mengalami naik turunnya aktiva lancar yang dipengaruhi oleh komponen-komponen yang ada didalamnya sehingga dana yang diinvestasikan pada aktiva masih belum memberi keuntungan yang optimal. Pada tahun 2008 sampai 2009 terjadi penurunan sampai 58,4 % dari Rp 32.445.901 menjadi Rp 29.766.103, kemudian pada tahun 2009 hingga

5 2010 masih terjadi penurunan namun tidak sebesar tahun sebelumnya yaitu sebesar 14,9% dari Rp 29.766.103 menjadi Rp 27.787.580. Namun tahun 2010 hingga 2011 persentase modal kerja naik drastis menjadi 99% dari tahun sebelumnya Rp 27.787.580 menjadi Rp 55.513.171. Jika dilihat pada tabel 1.1 maka modal kerja bersih PT. Karetindo Industri Karet tahun 2008-2011 tidak sesuai dengan standar perusahaan yaitu sebesar 50%, di mana angka 50% itu berarti setengah dari aktiva lancar akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Modal kerja yang berada dibawah standar setiap tahun tanpa ada perubahan tentunya akan berdampak bagi perusahaan. Dampak yang akan dirasakan oleh perusahaan adalah : 1. Perusahaan tidak dapat beroperasi secara optimal karena modal yang tersedia terbatas. 2. Perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban tepat waktu. 3. Perusahaan akan mengalami krisis modal kerja karena turunnya nilai aktiva lancar. Oleh karena itu untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, maka perusahaan harus mampu menentukan modal kerja yang sesuai dengan kebutuhan serta perusahaan harus dapat memenuhi faktor-faktor kebutuhan modal kerja lainnya. Dalam menentukan kebutuhan modal kerja ini dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut Jumingan (2006:69) diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Sifat umum atau tipe perusahaan 2. Waktu produksi dan ongkos produksi 3. Syarat pembelian dan penjualan.

6 4. Tingkat perputaran persediaan 5. Tingkat perputaran piutang 6. Pengaruh konjungtor (business cycle) 7. Turunya harga jual aktiva jangka pendek 8. Pengaruh musim 9. Credit rating dari perusahaan Syarat pembelian dan penjualan ini menentukan lama atau tidaknya modal kerja ini kembali menjadi kas karena dengan adanya syarat pembelian dan penjualan akan menimbulkan pembelian atau penjualan secara kredit. Perputaran persediaan juga sangat berpengaruh untuk menentukan kebutuhan modal kerja karena perputaran persediaan yang semakin tinggi dapat mengurangi resiko kerugian yang dialami oleh perusahaan oleh karena itu, persediaan harus dapat berputar. Komponen modal kerja lain yang juga harus dapat berputar adalah piutang, karena piutang ini dianggap komponen modal kerja yang lebih cepat kembali dalam bentuk kas sehingga piutang ini harus dapat berputar lebih cepat. Sejalan dengan pendapat Jumingan, hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Supriadi dan Puspitasari (2008) menunjukkan bahwa penjualan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap modal kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Nida (2008) didapatkan hasil bahwa perputaran persediaan berpengaruh terhadap modal kerja. Menurut Fisabililah (2010) menunjukkan bahwa piutang memiliki pengaruh terhadap modal kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayah (2009) dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja diantaranya adalah

7 faktor penjualan didapatkan hasil bahwa penjualan memiliki pengaruh positif terhadap modal kerja, perputaran persediaan didapatkan hasil bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap modal kerja, perputaran piutang didapatkan hasil bahwa perputaran piutang memiliki hasil yang negatif terhadap perputaran modal kerja karena bertambahnya nilai tingkat perputaran piutang sehingga modal kerja menurun. Berdasarkan penelitian tersebut, perputaran piutang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi modal kerja karena perputaran piutang yang cepat atau lambat akan mempengaruhi cepat atau lambatnya modal kerja itu kembali menjadi kas. Riyanto (2008:91) juga menyatakan makin tinggi turnovernya, berarti makin cepat perputarannya, yang berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang. Jika perputaran modal kerja menurun maka akan berpengaruh terhadap aktivitas operasional perusahaan, selanjutnya akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Kondisi ini penting untuk diteliti, karena setiap perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit khususnya PT. Karetindo Industri Karet tentunya mengharapkan perputaran piutang ini dapat berjalan lancar karena dengan perputaran piutang yang cepat maka modal kerja yang tertanam akan cepat kembali lagi dalam bentuk kas. Piutang memiliki peranan yang sangat penting dalam modal kerja karena piutang merupakan komponen yang paling likuid selain kas dan harus selalu berputar karena piutang ini dianggap memiliki manfaat bagi perusahaan sehingga piutang ini dianggap sebagai aktiva lancar. Piutang ini

8 merupakan klaim terhadap pihak lain baik individu atau perusahaan yang timbul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit. Riyanto (2008:90) menyatakan bahwa piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan berputar. PT. Karetindo Industri Karet menerapkan penjualannya dengan sistem job order, di mana perusahaan akan memproduksi barang sesuai dengan permintaan pelanggan. Perusahaan akan memaksimalkan keuntungan atau laba yang diperoleh dari hasil penjualan, penjualan yang biasa dilakukan bersifat tunai dan kredit. Penjualan secara kredit lebih banyak dilakukan oleh perusahaan, karena untuk menarik minat para pelanggan yang sudah ada maupun pelanggan baru. Penjualan secara kredit ini banyak dilakukan karena perusahaan ingin memperoleh laba yang maksimal. Oleh karena itu, PT. Karetindo Industri Karet lebih banyak melakukan penjualan secara kredit sehingga menimbulkan piutang yang perputarannya akan berpengaruh terhadap modal kerjanya. Seperti yang diungkapkan oleh Soemarso (2004:338) piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. Karetindo Industri Karet dengan judul : Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Modal Kerja Pada PT. Karetindo Industri Karet

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran perputaran piutang pada PT. Karetindo Industri Karet. 2. Bagaimana gambaran modal kerja pada PT. Karetindo Industri Karet. 3. Bagaimana pengaruh perputaran piutang terhadap modal kerja pada PT. Karetindo Industri Karet. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai pengaruh perputaran piutang terhadap modal kerja PT. Karetindo Industri Karet. 1.3.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya yaitu : 1. Mengkaji dan menganalisis perputaran piutang pada PT. Karetindo Industri Karet. 2. Mengkaji dan menganalisis modal kerja pada PT. Karetindo Industri Karet. 3. Mengkaji dan menganalisis pengaruh perputaran piutang terhadap modal kerja pada PT. Karetindo Industri Karet.

10 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau sumbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan terutama mengenai teori modal kerja khususnya yang dipengaruhi oleh perputaran piutang dan juga memberikan sumbangan terhadap teori modal kerja. 1.4.2 Kegunaan Praktis Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan penulis mengenai penggunaan perputaran piutang dan modal kerja dalam dunia usaha yang sebenarnya. b. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan bisa berguna sebagai bahan masukan untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan berkenaan dengan modal kerja. c. Bagi penulis selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penulis selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan modal kerja.